Proposal Tugas Akhir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERMODELAN TINGKAT KEBISINGAN MENGGUNAKAN


TRAFFIC NOISE MODEL AKIBAT VALUME LALU LINTAS
(Studi Kasus SDN 1 Komet Banjarbaru)

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyusun Tugas Akhir


pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat

Dibuat :

Muhammad Yasir Arafat

NIM. H1E113058

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................ 2
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1. Landasan Teori ........................................................................... 4
2.2. Studi Pustaka .............................................................................. 9
2.3. Hipotesis ................................................................................... 11
III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 12
3.1. Rancangan Penelitian ............................................................... 12
3.1.1. Kerangka Penelitian ....................................................... 13
3.1.2. Variabel Penelitian .......................................................... 13
3.2. Bahan dan Peralatan Penelitian ................................................ 14
3.3. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................. 14
3.3.1. Prosedur Penelitian ........................................................ 14
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 17
3.4. Analisis Data ............................................................................. 18
3.5. Jadwal Penelitian ...................................................................... 20
3.6. Rancangan Anggaran Biaya ..................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Baku Mutu Tingkat Kebisingan .................................................. 4


Tabel 2.2 Tipe Kebisingan ......................................................................... 5
Tabel 2.3 Jurnal Acuan .............................................................................. 8
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ....................................................................... 19
Tabel 3.2 Anggaran Biaya Penelitian ....................................................... 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ............................................................. 12


Gambar 3.2 Lokasi Titik Pengamatan Lalu Lintas.................................... 14
Gambar 3.3 Posisi Suveyor Pencatat Data Volume Lalu Lintas .............. 14
Gambar 3.4 Titik Pengukuran Kebisingan ............................................... 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Meningkatnya jumlah penduduk di pekotaan berbanding lurus dengan


peningkatan keperluan mobilitas. Peningkatan pendapatan per kapita
membuat masyarakat mampu membeli kendaraan seperti sepada motor
maupun mobil sebagai saran trasnportasi pribadi. Selain itu peningkatan
perekonomian daerah menyebabkan kebutuhan akan transportasi lainnya
seperti bus dan truk juga ikut meningkat. Akibatnya, keramaian lalu lintas
semakin menigkat. Tingginya intensitas kendaraan yang lewat
menimbulkan dampak lingkungan.
Penggunaan kendaraan-kendaraan tersebut menimbulkan suara yang
tidak diinginkan seperti suara mesin dari kendaraaan, knalpot serta
klakson maupun suara-suara lainnya yang timbul dari aktivitas mesin
kendaraan. Ramli dkk (2014) dalam instensitas tertentu suara-suara
tersebut masih dapat ditoleransi apabila tidak menggangu kenyamanan
manusia, akan tetapi pada intensitas yang lebih tinggi sudah dapat
dikatakan sebagai suatu gangguan kebisingan. Kebisngan adalah bunyi
yang tidak diinginkan dari kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan ingkungan
(Anonim1, 2007)
Zikri dkk (2014) menyatakan bahwa kondisi bisng mempengaruhi nilai
serta pestasi siswa. Kebisingan dari lalu lintas di depan sekolah
mempengaruhi komunikasi dan konsentrasi siswa dalam proses belajar
mengajar di MTsN 1 Pontianak. Studi lain dari Eartman (2004), menyakan
bahwa kebisingan suatu kelas pasti menggangu proses belajar mengajar.
Belajar dalam lingkungan bising akan lebih sulit bagi siswa yang pada
dasarnya sudah sulit untuk fokus dalam belajar. Kebisingan moderat pada
suatu kelas juga dapat menggangu pembelajaran dan meningkatkan
ketegangan dalam nada bicara guru.

1
Lokasi penelitian berada di SDN 1 Komet Banjarbaru, sekolah tersebut
terletak di pinggir Jalan Panglima Batur Banjarbaru. Bagian depan sekolah
berhadapan secara langsung dengan lalu lintas. Bagian depan sekolah
hanya memakai pagar besi terbuka dan hanya beberapa pohon tumbuh di
balik pagar. Jarak dari sumber kebisingan lalu lintas yang sangat dekat
dan tidak adanya pagar tembok tertutup mengakibatkan tingkat kebisingan
yang terjadi tidak akan terreduksi dengan baik. Hal ini sudah pasti
mengganggu aktivitas guru dan siswa-siswi di sekolah.
Dengan adanya uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis
mengganggap perlu diadakannya penelitian mengenai tingkat kebisingan
yang disebabkan oleh volume lalu lintas yang melewati lokasi tersebut.
Hasil dari penelitian diharapkan dapat meminimalisasi permasalahan
tersebut, sekaligus agar didapatkan alternatif solusinya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini ialah sebagai


berikut:
1. Bagaiaman jumlah volume lalu lintas di Jl. Panglima Batur Banjarbaru
dan tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru ?
2. Apakah tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru sesuai dengan
baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur
Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007 ?
3. Bagaimana pemodelan tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
serta penanganannya dengan menggunakan Traffic Noise Model ?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini ialah sebagai


berikut:

2
1. Penelitian ini hanya membahas suara bising yang ditimbulkan akibat
volume lalu lintas di Jl. Panglima Batur Batur Banjarbaru pada saat
kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Komet Banjarbaru.
2. Pengukuran langsung tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
menggunakan alat Sound Level Meter.
3. Permodelan tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
menggunakan Traffic Noise Model.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini ialah sebagai berikut:


1. Mengidentifikasi volume lalu lintas di Jl. Panglima Batur Banjarbaru dan
tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru.
2. Membandingkan tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
berdasarkan baku mutu tingkat kebisingan Peraturan Gubernur
Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007.
3. Memodelkan prediksi tingkat kebisingan dan penanganan yang sesuai
dengan permasalahan tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
menggunakan software Traffic Noise Model.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini ialah sebagai berikut:


1. Dapat diketahui volume lalu lintas di Jl. Panglima Batur Banjarbaru
serta tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru.
2. Dapat diketahui data tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
serta perbandingannya dengan baku mutu menurut Peraturan
Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah untuk
penanganan kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi yang
mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan
sehari-hari (Djante, 2010). Apabila kebisingan tersebut berlangsung dalam
kurun waktu yang cukup lama dan terus menerus, dapat mengakibatkan
gangguan fisiologis diantaranya adalah bergesernya ambang
pendengaran dan dapat mempengaruhi kerja organ-organ tubuh
sedangkan gangguan psikologis diantaranya adalah sifat lekas marah,
sulit tidur dan berkurangnya produktivitas kerja (Wardika dkk, 2012).
Selain itu dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
48 Tahun 1996 menyatakan kebisingan sebagai suara yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-
48/MENLH/11/1996 menetapkan baku tingkat kebisingan untuk kawasan
tertentu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Tingkat Kebisingan dB(A)
Kesehatan
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah dan fasilitas umum 60
7. Rekreasi
70
8. Khusus
Bandar udara -
Stasiun kereta api -
Pelabuhan laut 70
Cagar budaya 60
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55

4
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Tingkat Kebisingan dB(A)
Kesehatan
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No. 48 Tahun 1996

Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun


1996 juga tertuang tipe-tipe kebisingan yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tipe Kebisingan
Definisi Uraian
Jumlah kebisingan Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dalam suatu
waktu tertentu pula.
Kebisingan spesifik Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat
dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik.
Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan.
Kebisingan residual Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan
seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di
suatu tempat tertentu dalam suatu waktu tertentu.
Kebisingan latar belakang Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan
perhatian pada suatu kebisingan tertentu.
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No. 48 Tahun 1996

Groothoff (1996), mengelompokkan kebisingan menjadi 5 macam


yaitu:
1. Kebisingan yang tetap (Steady State Noise) yaitu kebisingan dengan
fluktuasi sedikit ( 8 dBA atau dBC).
2. Kebisingan intermiten (Intermittent Noise), yaitu kebisingan dengan
fluktuasi lebih dari 8 dBA atau dBC atau kebisingan yang terjadi secara
berulang.
3. Kebisingan impulsif (impulse Noise), yaitu kebisingan yang berasal dari
suara pulse.
4. Kebisingan dengan spektrum luas (Broad Band Noise), yaitu
kebisingan tanpa komponen tonal yang signifikan dan mempunyai
distribusi frekuensi melalui fraksi signifikan dari jangkauan
pendengaran.
5. Kebisingan dengan spektrum frekuensi sempit (Narrow Band Noise),
yaitu kebisingan yang konsentrasi energinya pada porsi kecil atau
porsi pada spektrum yang dapat didengar.
Berdasarkan asal sumbernya kebisingan dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut:

5
1. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara
terusmenerus akan tetapi sepotong-sepotong.
2. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-
menerus dalam waktu yang cukup lama.
3. Kebisingan semi kontinyu (intermittent), yaitu kebisingan kontinyu yang
hanya sekejap, kemudian hilang dan mungkin akan datang lagi
(Wardhana, 2001)
Lalu lintas jalan merupakan sumber utama kebisingan yang
mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Salah satu sumber
bising lalu lintas jalan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, baik
roda dua, tiga maupun roda empat, dengan sumber penyebab bising
antara lain dari bunyi klakson saat kendaraan ingin mendahului atau minta
jalan dan saat lampu lalu lintas tidak berfungsi. Gesekan mekanis antara
ban dengan badan jalan pada saat pengereman mendadak dan
kecepatan tinggi; suara knalpot akibat penekanan pedal gas secara
berlebihan atau knalpot imitasi; tabrakan antara sesama kendaraan;
pengecekan perapian di bengkel pemeliharaan; dan frekuensi mobilitas
kendaraan, baik dalam jumlah maupun kecepatan (Anonim2, 1987).
Kawasan sekolah memerlukan lingkungan yang tenang dan jauh dari
kebisingan. Tetapi pada kenyataanya untuk daerah perkotaan sulit untuk
mendapatkan lokasi yang tenang Lingkungan sekitar sekolah yang terlalu
bising akan menyebabkan siswa cenderung tidak nyaman belajar atau
bahkan penurunan kualitas kecerdasan akibat polusi suara tersebut
(Justin, 2012).
Pengukuran kebisingan yang terdapat dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 maupun Peraturan
Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007 dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1. Cara sederhana. Dengan sebuah Sound Level Meter, biasa diukur
tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran.
Pembacaan dilakukan setiap 5 detik.

6
2. Cara langsung. Dengan sebuah integrating Sound Level Meter yang
mempunyai fasilitas pengukuran LTMS, yaitu Leq dengan waktu ukur
setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 menit.
Ada tiga cara atau metode yang digunakan dalam pengukuran
akibat kebisingan yaitu:
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi batas hanya
pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat
dilakukan untuk dapat mengevaluasi kebisingan yang disebabkan oleh
suatu peralatan sederhana misalnya kompresor/generator. Jarak
pengukuran dari sumber harus dicantumkan missalnya 3 meter dari
ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon
alat ukur yang digunakan.
2. Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dala
mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menetukan gambar
tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini
dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang
sesuai dengan pengukurannya yang dibuat. Biasanya dibuat kode
pewarnaan untuk menggambar keadaan kebisingan dengan intensitas
dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat kebisingan diatas 90dBA,
warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85-90 dBA.
3. Pengukuran dengan gird
Untuk mengukur dengan gird adalah dengan membuat contoh data
kebisingan pada lokasi yang diinginkan. Titik-titik sampling harus
dibuat dengan jarak interfal yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam
pengukuran lokasi dibagi menjadi beberapa kotak yang berukuran dan
jarak yang sama, misalnya: 10 x 10 M. Kotak tersebut ditandai dengan
batis dan kolom untuk memudahkan identitas
Gangguan dari kebisingan atau dari bunyi pada tingkat tertentu
masih dapat diadaptasi oleh fisik manusia namun pada syaraf manusia

7
dapat terganggu kinerjanya, akibatnya dapat menyebabkan gangguan
atau kerusakan yang lebih parah. Kebisingan yang terpapar pada manusia
biasanya memberikan dampak yang menggangu, misalnya saja gangguan
pendengaran (Buchari, 2007). Tingkat kebisingan yang dapat diterima
oleh manusia dari segi kesehatan tergantung pada berapa lama
pendengaran terpapar bising (Djante, 2010).
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48
Tahun 1996, jenis-jenis dari dampak kebisingan ada dua tipe yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Akibat badaniah.
Kehilangan pendengaran: terjadi perubahan ambang batas sementara
akibat kebisingan dan perubahan ambang batas permanen akibat
kebisingan.
Akibat fisiologis: rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, bunyi denging.
2. Akibat-akibat psikologis.
Gangguan emosional: kejengkelan, kebingungan.
Gangguan gaya hidup: gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi
waktu bekerja, membaca dan lain-lain.
Gangguan pendengaran: merintangi kemampuan mendengar bunyi TV,
radio, percakapan, telepon dan sebagainya.
Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kebisingan adalah
digunakannya Federal Highway Administrations Traffic Noise Model
(FHWA TNM) Version 2,5. Federal Highway Administrations Traffic Noise
Model adalah program komputer yang digunakan untuk memprediksi
dampak kebisingan di sekitar jalan raya. Software ini memperbaiki akurasi
dan memudahan pemodelan kebisingan jalan raya, pemodelan desain
yang efektif, serta efisiensi hambatan jalan raya kebisingan. Adapun
komponen dari FHWA TNM ini sendiri adalah:

8
1. Pemodelan lima jenis kendaraan standar, termasuk mobil, truk sedang,
truk-truk besar, bus, dan sepeda motor, serta kendaraan yang
ditetapkan pengguna.
2. Pemodelan arus lalu lintas tetap atau konstan dan arus lalu lintas yang
tidak konstan menggunakan basis data terukur di lapangan tahun
1994/1995.
3. Pemodelan efek dari jenis perkerasan yang berbeda, serta efek dari
jalan raya diukur.
4. Perhitungan tingkat kebisingan.
5. Desain noise barrier sesuai dengan kondisi di lapangan.
6. Reduksi lebih optimal pada deretan bangunan dan vegetasi lebat.
7. Analisis barrier paralel.
8. Analisis kontur, termasuk kontur tingkat kebisingan, reduksi kontur
akibat barrier, dan kontur perbedaan tingkat kebisingan.
Hasil pengukuran dianalisa menggunakan TNM dengan
memasukkan hasil pengukuran seperti koordinat eksisting lengan
simpang, volume kendaraan, kecepatan kendaraan, kebisingan
maksimum, dan ketinggian pohon maupun bangunan yang ada di sekitar.
Dimana hasil output yang dikeluarkan dapat diterangkan secara jelas.

2.2. Studi Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada studi pustaka


sebagai acuan penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jurnal Acuan
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
1 Nurul Hidayati Pengaruh Arus Lalu Lintas Nilai intensitas yang
Terhadap Kebisingan (Studi diperoleh melebihi baku
Kasus Beberpa zona mutu yang diizinkan.
Pendidikan Surakarta) Diberikan barrier vegetasi
dan merencanakan dinding
dengan kombinasi material
antara 1/8 sampai dengan
kaca dan sisanya dengan
bahan yang masif
2 Melawati dkk Evaluaasi Pemenuhan Lokasi sekolah SMPN 23
Standar Tingkat Kebisingan Bandung mengalami

9
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
Kelas Di SMPN 23 Bandung kebisingan dengan sumber-
sumber kebisingan antara
lain lalu lintas, bsing
pengeras suara, pintu
perlintasan kereta apa, dan
aktifitas lapangan sekolah
3 Hustim dkk Analisis Tingkat Kebisingan Dari 42 titik pengukuran
pada Kawasan Sekolah tingkat kebisingan di
Dasar di Makassar kawasan SD Bawakarang
Makassar, diperoleh nilai
tingkat kebisingan lebih
besar dari 55 dBA, dari 250
kuesioner yang dibagikan
secara acak seluruh
responden menyatakan
terganggu dengan
kebisingan tersebut.
4 Zikri dkk Analisis Dampak Tingkat kebisingan di MTsN
Kebisingan Terhadap 1 pontianak telah melebihi
Komunikasi dan ambang baku mutu,
Konsentrasi Belajar Siswa kebisingan pada jalan
Sekolah pada Jalan Padat alianyang adalah 74,2 dB,
Lalu Lintas sedangkan pada halaman
sekolah sebesar 66,6 dB.
Dari analisa kuesioner 96%
siswa menyatakan bahwa
sekolah tersebut bising
kemudian 62,55 siswa
menyatakan kondisi bising
mempengaruhi nilai serta
prestasi mereka
5 Ikron dkk Pengaruh Kebisingan risiko anak sekolah dasar
Lalulintas Jalan Terhadap yang menerima kebisingan
Gangguan Kesehatan lalulintas jalan >61,8
Psikologis Anak SDN dBALeq berisiko 10,9 kali
Cipinang Muara Jakarta mengalami gangguan
kesehatan psikologis
dibanding dengan anak
sekolah dasar yang
menerima kebisingan
lalulintas jalan >61,8
dBLAeq
6 Pradipta dkk Model Analitik Penghalang Permodelan analitik pada
Bising (Noise Barrier) Lapis penghalang bsing model II
Tunggal pada Indoor dengan tinggi 1,2 m serta
panjang 9,74 m dengan
jarak dan tinggi penerima
1,5 dan 0,8 m memiliki nilai
Insertion Loss yang terbesar
dimana pada frekeunsi
midhand dari 500 Hz 1000
Hz mempunyai nilai sebesar
5.62063 dB 5.44138 dB

10
2.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah


1. Volume lalu lintas mempengaruhi kebisingan di SD Negeri 1 Komet
Banjarbaru.
2. Tingkat kebisngan melebihi baku mutu yang ditentukan.
3. Membuat skenario model pengendalian bising menggunakan software
Traffic Noise Model.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Peneliian ini membahas tentang tingkat kebisngan akibat volume


lalu lintas kemudian memandingkannya dengan baku mutu tingkat
kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53
Tahun 2007. SDN 1 Komet Banjarbaru dipilih sebagai lokasi peneliian
karena berdekatan dengan jalan raya di jalan Panglima Batur banjarbaru.
Pengukuran volume lalu lintas dan pengukuran tingkat kebisingan
dilakukan pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu,selama 8 jam, yaitu pada
pukul 07.00-15.00 WITA.
Perhitungan volume lalu lintas dilakukan dengan mengidentifikasi
tipe kendaraan serta menjumlahkannya dalam satuan mobil penumpang,
sedangkan pengukuran tingkat kebisingan secara langsung dilakukan
dengan menggunakan alat Sound Level Meter, kemudian hasil dari
pengukuran tersebut dibandingkan dengan baku mutu tingkat kebisingan.
Pemodelan prediksi tingkat kebisingan menggunakan software Traffic
Noise Model (TNM) dengan memasukkan hasil pengukuran titik koordinat,
volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, kebisingan maksimum, dan
ketinggian pohon maupun bangunan yang ada disekitar. Selanjutnya
skenario model noise barrier yang tepat dapat diketahui.

12
3.1.1. Kerangka Penelitian

Mulai

Observasi Studi Literatur

Data Primer: Identifikasi Masalah

1.Volume dan Data Sekunder:


kecepatan kendaraan
yang melintas di 1. KEPMEN LH No 48
Jalan Panglima Tahun 1996
Batur. 2. PERGUB KALSEL
Pengumpulan Data
2.Data kuesioner No 53 Tahun 2007.
3.Pengukuran tingkat 3. Denah sekolah dan
kebisingan. data jumlah siswa.
4.Data geometri dan
lingkungan.

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

3.1.2. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:


1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah volume lalu lintas di Jl.
Panglima Batur Banjarbaru
2. Variabel Terikat

13
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
pada penelitian ini yaitu tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru

3.2. Bahan dan Peralatan Penelitian

Bahan dan peralatan penelitian yang digunakan adalah sebagai


berikut:
1. Sound Level Meter
2. Hand Counter
3. Stopwatch
4. Meteran
5. Anemometer
6. Klinometer
7. Software Traffic Noise Model
8. Kamera

3.3. Prosedur Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian sebagai berikut:


1. Tahapan persiapan
Tahap ini terdiri dari pengecekan alat yang dipergunakan dan jumlah
surveyor yang diperlukan, yaitu:
a. Dalam pengukuran volume lalu lintas memerlukan 3 surveyor di tiap
titik pengamatan, dengan pembagian tugas untuk mengamati 1
sepeda motor, 1 pengamat kendaraan berat, dan 1 pengamat
kendaraan ringan.
b. Dalam pengukuran data waktu tempuh kendaraan membutuhkan 1
surveyor di tiap titik pengamatan, dengan tugas mencatat waktu
tempuh kendaraan yang dijadikan sampel. Interval waktu yang

14
digunakan sama dengan interval pada pencatatan volume lalu
lintas.
c. Dalam pengukuran tingkat kebisingan memerlukan surveyor 2
orang di tiap titik pengamatan, dengan pembagian tugas, 1
pengamat mencatat respon desibel dan 1 pengamat memegang
stopwatch.
2. Tahapan kerja lapangan
a. Pengukuran volume lalu lintas dilakukan di Jl. Panglima Batur
Banjarbaru pada hari Senin, Kamis, dan Sabtu, yaitu pada pukul
07.00-15.00 WITA. Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan
secara manual menggunakan hand counter pada 3 ruas utama
menuju sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
3.2 dan Gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.2 Lokasi Titik Pengamatan Lalu Lintas

15
MC
Garis pengamatan
LV

HV

Gambar 3.3 Posisi Surveyor Pencatat Data Volume Lalu Lintas


Keterangan:
MC : sepeda motor
LV : kendaraan ringan
HV : kendaraan berat
A : posisi petugas pengamat untuk kelompok sepeda motor
B : posisi petugas pengamat untuk kelompok kendaraan ringan
C : posisi petugas pengamat untuk kelompok kendaraan berat
b. Pengukuran kecepatan rata-rata kendaraan dilakukan dengan
mengambil data waktu tempuh yang diperlukan kendaraan untuk
melewati suatu segmen jalan sepanjang 100 m menggunakan
Stopwatch. Lokasi dan interval waktu pengambilan data waktu
tempuh dilakukan sama seperti pengambilan data volume lalu
lintas. Jumlah sampel kendaraan yang diambil untuk keperluan
analisa kecepatan ini adalah minimal 10% dari jumlah volume lalu
lintas yang melewati segmen jalan.
c. Menentukan Data Tingkat Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan di SDN 1 Komet Banjarbaru
dilakukan selama 8 jam yaitu pada hari Senin dan Kamis yang
mewakili weekday dan hari Sabtu mewakili hari weekend.

16
Pengambilan sampel tingkat kebisingan diambil pada 3 titik. Data
tingkat kebisingan diperoleh dengan mengukur tingkat kebisingan
menggunakan alat Sound Level Meter. Langkah-langkah
pengambilan data ini yaitu diukur tingkat tekanan bunyi sesaat dB
(A) selama 10 menit, atau Leq (10 menit) untuk setiap pengukuran
dan pembacaan hasil dilakukan setiap 5 detik. Sehingga didapat
120 data dalam setiap pengukuran 10 menit. 10 menit ini mewakili
tingkat kebisingan untuk tiap jam nya. Berikut penjelasan periode
pengambilan sampel kebisingan.
1) Sampel 1 diambil pada pukul 07.00 08.00
2) Sampel 2 diambil pada pukul 08.00 09.00
3) Sampel 3 diambil pada pukul 09.00 10.00
4) Sampel 4 diambil pada pukul 10.00 11.00
5) Sampel 5 diambil pada pukul 11.00 12.00
6) Sampel 6 diambil pada pukul 12.00 13.00
7) Sampel 7 diambil pada pukul 13.00 14.00
8) Sampel 8 diambil pada pukul 14.00 15.00

Gambar 3.4 Titik Pengukuran Kebisingan

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data


Pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu data primer dan data sekunder.

17
1. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Data volume lalu lintas
b. Data waktu tempuh
c. Data tingkat kebisingan
2. Data Sekunder diperoleh dari studi literatur diantaranya Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 dan Peraturan
Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007 tentang baku mutu
kebisingan serta jurnal-jurnal penelitian terdahulu, selain itu data juga
diperoleh dari instansi terkait seperti denah sekolah dan jumlah siswa
serta data geometrik jalan.

3.4. Analisis Data

Data-data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:


1. Menghitung tingkat kebisingan
Dengan menggunakan alat pengukur kebisingan Sound Level Meter
akan didapat data-data yang tercatat yang kemudian akan dirata-
ratakan sehingga menghasilkan nilai rata-rata per jamnya.
2. Menghitung volume lalu lintas
Dengan menghitung jumlah total masing-masing kendaraan yang
melintasi titik garis pengamatan penelitian akan diketahui tingkat
kebisingan yang dihasilkan oleh arus lalu lintas berdasarkan volume
kendaraan selama 8 jam pengukuran. Kemudian volume total masing-
masing kendaraan dikonversikan menjadi satuan mobil penumpang
(smp). Data volume lalu lintas total didapat dengan rumus:
Qtotal = QLV + QHV + QMC (1)
Keterangan:
Qtotal = volume total kendaraan (kend/jam)
QLV, QHV, QMC = volume tiap jenis kendaraan (kend/jam)
3. Menghitung kecepatan rata-rata kendaraan

18
Dari data jarak tempuh dan waktu tempuh maka dapat diperoleh
kecepatan rata-rata kendaraan. Perolehan data waktu tempuh
minimalnya adalah 10% dari data volume lalu lintas. Data kecepatan
kendaraan diperoleh dengan rumus:

Vi = .....(2)

( )+( )+( )
V= .(3)
++

dengan:
Vi = kecepatan tiap kendaraan (km/jam)
V = kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam)
S = jarak yang ditempuh para periode waktu tertentu (km)
t = waktu tempuh (jam)
nMC, nLV, nHV = jumlah sampel untuk sepeda motor (MC), kendaraan
ringan (LV) dan kendaraan berat (HV)
4. Menganalisa hubungan antara tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
aktivitas lalu lintas dengan tingkat kebisingan melalui pengukuran
langsung kendaraan dan kecepatan kendaraan dengan tingkat
kebisingan yang terjadi di lokasi yang telah diteliti. Kebisingan akibat
lalu lintas dapat ditentukan secara empiris dengan persamaan:
a. Basic Noise Level (BNL)
L10 = 42,2 + 10 log Q dB(A) .(4)
dengan:
L10 = tingkat kebisingan dasar untuk tiap 1 jam (dB A)
Q = arus lalu lintas (kend/jam)
b. Faktor koreksi BNL
Koreksi kecepatan rata-rata (V) dengan prosentase kendaraan
berat (P) dinyatakan dengan:
500 5
C1 = 33 log ( + 40 + ) + 10 log (1 + ) 68,8 () (5)

Koreksi terhadap gradien jalan (G) dinyatakan dengan:


C2 = 0,3 G dB(A) (6)

19
Koreksi terhadap kondisi antara sumber bunyi dan penerima
dinyatakan dengan:
Kondisi lebih dari 50% diperkeras atau tidak menyerap bunyi

C3 = - 10 log ( ) dB(A) ..(7)
13,5

dengan:
h = ketinggian titik penerima dari sumber bunyi (m)
d = panjang garis pandangan dari sumber bunyi ke penerima (m)
d = jarak sumber bunyi dengan penerima (m)
5. Mengaplikasikan model prediksi tingkat kebisingan dan skenario noise
barrier menggunakan software Traffic Noise Model

3.5. Jadwal Penelitian

Pengukuran valume lalu lintas dan tingkat kebisingan pada


penelitian ini diadwalkan selama 3 hari yaitu pada hari Senin, Kamis, dan
Sabtu dengan waktu pengamatan selama kegitan belajar mengajar.
Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Minggu
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I. Tahap Persiapan
a. Studi Literatur
b. Survei awal
c. Penentuan Titik
Penelitian
d. Persiapan alat
dan bahan
e. Pengumpulan
data sekunder
dan konsultasi
II. Tahap Pelaksanaan
a. Pengambilan
data primer di
lapangan
b. Analisis dan
verifikasi data
III. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan draft
laporan dan
konsultasi
b. Sidang skripsi

20
Minggu
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
c. Perbaikan draft
skripsi dan tim
penguji
d. Penggandaan
skripsi

3.6. Rancangan Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya pada penelitian ini disusun agar dapat


diketaui besar biaya yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini.
Rencana anggaran biaya penelitian tugas akhir ini ditunjukkan pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2.Rencana Anggaran Biaya
Harga Jumlah Total
No Komponen Jumlah
Satuan (Rp) (Rp)
1. Alat dan Bahan
Sound Level Meter (SLM) 2 buah Rp 50.000,- Rp 100.000,-
Surveyor 8 orang Rp 50.000,- Rp 400.000,-
Hand Counter 6 buah Rp 30.000,- Rp 120.000,-
Transportasi Rp 100.000,-
2. Pembuatan Proposal, Laporan Akhir, dan Progress Report
Kertas A4 80 gram 5 rim Rp 35.000,- Rp 175.000,-
Tinta warna dan hitam 6 buah Rp 30.000,- Rp 180.000,-
3. Penjilidan Laporan
Jilid buku soft copy untuk proposal 4 buah Rp 30.000,- Rp 120.000,-
Jilid buku hard cover untuk laporan 5 buah Rp 35.000,- Rp 175.000,-
akhir
Total Rp 1.370.000,-

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.


Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan No 53 Tahun 2007
tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat
Kebisingan.

Anonim2. Departemen Kesehatan RI. 1987. Peraturan Menteri Kesehatan


RI Nomor 718 Tahun 1987 tentang Kebisingan yang Berhubungan
dengan Kesehatan.

Anonim3. Menteri Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Lingkungan


Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

Djalante, S. 2010. Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang


menggunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Apil) (Studi Kasus:
Simpang Ade Swalayan). Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4.

Earthman, Glen I,(2004) Prioritazion of 31 Criteria for School Building


Adequance.

Groothoff B. 1996. Noise and VibrationTheir Effects and Control,


Queensland.

Justin, Alex. 2012. Analisa Pengaruh Kebisingan terhadap Performa


Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas. Skripsi Fakusltas Teknik.
Universitas Indonesia. Jakara

Ramli, M. Isran. Hustim, Muraila. Islawati. 2014. Analisis Tingkat


Kebisingan pada Kawasan Sekolah Menengah Atas di Kota
Makassar. Universitas Hasanudddin. Makassar

Wardika, I K. Suparsa, I G. P., dan Priyantha, D. M. 2012. Analisa


Kebisingan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Arteri (Studi Kasus Jalan
Prof. Dr. Ib. Mantra pada Km 15 S/D Km 16). Jurnal Ilmiah Elektronik
Infrastruktur Teknik Sipil. Universitas Udayana. Denpasar

Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi


Offset. Jakarta

Zikri, M. Riyan. Jati, Dian Rahayu. Kadarini, S. Nurlaily. 2014. Analisis


Dampak Kebisingan Terhadap Komunikasi dan Konsentrasi Belajar
Siswa Sekolah pada Jalan Padat Lalu Lintas. Universitas
Tanjungpura. Pontianak

22

Anda mungkin juga menyukai