Makalah Infeksi Nosokomial
Makalah Infeksi Nosokomial
Makalah Infeksi Nosokomial
DI SUSUN OLEH:
Dose
n Pembimbing:Venny
Patricia. S.pd.,M.Kes
DII
I KEBIDANAN TK I
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul INFEKSI NOSOKOMIAL sholawat
beriring salam penulis kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A.Latar Belakang.................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah............................................................................................................1
C.Tujuan Makalah................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A.KESIMPULAN..............................................................................................................16
B.SARAN..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugerah yang paling berharga bagi manusia. Klien yang mengaiami
penyakit tertentu pergi berobat ke RS dengan harapan penyakitnya dapat disembuhkan. Perawat sebagai
bagian integral dalam peiayanan kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya
mewujudkan dan nieningkatkan derajat kesehatan niasyarakat yang optimal. Infeksi
nosokomial sangat merugikan masyarakat pengguna fasilites peiayanan kesehatan di RS.
Kejadian Inos juga dapat digunakan sebagai indikator mutu peiayanan kesehatan yang ada di RS. Angka
Infeksi Nosokomial yang rendah secara akurat merupakan bukti konkrit dari kualitas
peiayanan kesehatan dan keperawatan di RS. WHO 1986, melaporkan infeksi nosokomial
sebagai masalah global dan menjangkau paling sedikit sekitar 9 % dari 1,4 juta pasien rawat inap di RS di
seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki dana yang besar untuk
menanggulangi infeksi nosokomial mempunyai angka infeksi nosokomial sekitar 5-10%. Berbagai
RS di Indonesia baik RS pemerintah maupun swasta betum dapat dipastikan angka infeksi
nosokomialnya karena belum adanya sistem .
B.Rumusan Masalah
1
6.Apa Tanda dan gejala dari infeksi?
C.Tujuan Makalah
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Infeksi nosokomial atau yang dalam bahasa inggris disebut health care-associated
infectionsadalah infeksi yang didapat seseorang saat mereka mendapat perawatan untuk
penyakit di luar infeksi tersebut. Infeksi nosokomial dapat diperoleh di manapun, seperti
rawat inap rumah sakit, rawat jalan, fasilitas cuci darah utnuk penderita gagal ginjal, pusat
rehabilitasi, kamar operasi, dan perawatan di rumah.
Infeksi nosokomial merupakan penyakit serius yang banyak terjadi. Sebagian besar kasus
infeksi nosokomial atau sekitar 60% merupakan infeksi peredaran darah yang didapat
lewat kateter pembuluh darah, infeksi saluran kemih melalui kateter urin, dan infeksi
jaringan paru-paru akibat penggunaan ventilator. Diperkirakan sekitar 1 dari 20 pasien
yang di rawat di rumah sakit mendapat infeksi nosokomial. Angka kematian yang
disebabkan oleh infeksi nosokomial cukup besar.
3
4. Infeksi nosokomial disamping berbahaya bagi penderita, jugaberbahaya bagi
lingkungan baik selamadirawat dirumah sakit ataupun diluar rumah sakit setelah
berobat jalan.
6. Dinegara yang sudah maju masalah ini telah diangkat menjadi masalah nasional,
sehingga bila angka infeksi nosokomial disuatu rumah sakit tinggi, maka izin
operasionalnya dipertimbangkan untuk dicabut oleh instansi yang berwenang
1. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan
kondisikondisi lokal)
4
5. Pasien mendapat infeksi niosokomial melalui peralatan yang dipakai dirumah
sakit tersebut.
o Air
o Udara
1. Agen infeksi
karakteristik mikroorganisme,
tingkat virulensi,
5
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat
menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan
oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan
infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal,
yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau
bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini
kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada
manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang
normal, (Ducel, 2001).
2. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang
sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari
datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai
penyebab infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lebih berbahaya dan
menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :
6
Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,
paru, dan peritoneum.
3. Virus
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang
dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama
pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi
dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans,
Cryptosporidium.
5. Faktor alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari
kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari
luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak
diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan
terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis,
fisis dan kimiawi.
7
E.Proses Penularan Infeksi Nosokomial
1. Langsung
2. Tidak langsung
Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan
droplet. Kontak langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung
dengan penjamu, misalnya person to person pada penularan infeksi virus
hepatitis A secara fecal oral.
8
2. Penularan melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan
dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun jenis-jenis
common vehicleadalah darah/produk darah, cairan intra vena, obat-obatan dan
sebagainya.
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil
sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui
saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit
yang terlepas (staphylococcus) dan tuberculosis.
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan
secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari
mikroorganisme yang menempel pada tubuh vector misalnya shigella dan
salmonella oleh lalat.
Penularan secara internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan
dapat terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam nyamuk
atau tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia pestis pada ginjal
(flea).
1. Demam
2. bernapas cepat,
3. kebingungan mental,
9
4. tekanan darah rendah,
6. pasien dengan urinary tract infection mungkin ada rasa sakit ketika kencing dan
darah dalam air seni
9. infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di sekitar
bedah atau luka
10
Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika
tidak menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan
dan infeksi tersebut memang tampak berhubungan dengan operasi dan
melibatkan suatu bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada
tempat insisi yang dibuka atau dimanipulasi pada saat operasi dengan setidaknya
terdapat salah satu tanda :
o Ditemukan abses
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK
dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran
kencing bagian luar (uretra).
Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang
banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan
terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga
bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di
saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat
menimbulkan batu
11
Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat
menyebabkan ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di
uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat
ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami
dan istri.
Gejala
o Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang
keluar)
o Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah
3. Bakterimia
Gejala
12
Bakteremia yang bersifat sementara jarang menyebabkan gejala karena tubuh
biasanya dapat membasmi sejumlah kecil bakteri dengan segera. Jika telah
terjadi sepsis, maka akan timbul gejala-gejala berikut:
o Hiperventilasi
o Menggigil
o Ruam kulit
Keadaan rumah sakit yang tidak baik dapat menimbulkan infeksi saluran napas
atas maupun bawah. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik
dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran
nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik
karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan
faringitis.
13
I. Pengobatan Infeksi Nosokomial
Pengobatan pada infeksi nosokomial terkait erat dengan jenis infeksi yang dialami.
Banyak jenis infeksi yang terjadi bisa ditangani dengan antibiotik. Khususnya untuk
infeksi nosokomial yang disebabkan oleh bakteri gram positif, terdapat banyak jenis
antibiotik untuk mengatasinya. Sedangkan infeksi nosokomial yang disebabkan bakteri
gram negatif memiliki jenis antibiotik yang lebih sedikit untuk mengatasinya
Berikut ini adalah prosedur pengobatan infeksi nosokomial berdasar komplikasi yang
ditimbulkan:
Infeksi luka operasi:Infeksi luka operasi bisa ditangani dengan kombinasi antara
antibiotik dengan perawatan khusus luka pembedahan.
Infeksi aliran darah:Pengobatan antifungal (jamur) atau pengobatan antiviral
(virus) bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian antibiotik.
Cara paling efektif untuk mengurangi infeksi nosokomial adalah petugas rumah sakit
diwajibkan untuk mencuci tangan secara rutin. Selain itu, mereka diharapkan memakai
kain dan sarung tangan pelindung saat bekerja dengan pasien. Pihak rumah sakit juga
diharapkan untuk mengontrol dan mengawasi kualitas udara di dalam rumah sakit.
14
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan infeksi
nosokomial adalah:
Sterilisasi alat medis.Para staf rumah sakit juga harus mensterilkan peralatan
medis dengan cairan kimia, radiasi ion, pengeringan, atau penguapan bertekanan,
untuk membunuh semua mikroorganisme.
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang timbul ketika pasien di rawat di rumah
sakit infeksi ini dapat menular dari satu pasien ke pasien lainya serta petugas medis,selain
itu alat kesehatan yang di gunakan biasanya sebagai media transmisi dalam segi
penularan sebab biasanya kurang sterilnya alat kesehatan tersebut.Infeksi ini disebabkan
dari mikroorganisme yang ada dalam tubuh manusia dan juga bakteri dari lingkungan
rumah sakit.oleh karna itu dengan pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi ini
dengan berbagai cara mulai sterilisasi alat kesehatan,pemusnahan mikroorganisme yang
menjadi penyebabnya serta sanitasi lingkungan.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika.
Hamid, A.Y.S. (1999). Buku ajar riset keperawatan I. Jakarta: Widya Medika
Betty Bea Septiari (2012) Infeksi Nosokomial . penerbit nuha medica . Jakarta.
17
18