Laporan TSCP Suspen Rekon
Laporan TSCP Suspen Rekon
Laporan TSCP Suspen Rekon
Disusun oleh :
Kelompok :8
Kelas : C
Dosen Pembimbing :
Asisten Dosen :
1. Wanda Seruni
2. Nurul Karima Rahmahuda
3. Riani Krismayantie
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mengetahui cara membuat formula suspensi kering atau rekonstitusi dan mengamati
pengaruh bahan pembantu terhadap formula suspensi kering.
Suspensi rekonstitusi adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat
akan digunakan (Anonim 1995). Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi
yang homogen maka dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komponen
suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,
penambah rasa atau aroma, buffer dan zat pewarna.
Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil untuk
disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (sebagai contoh obat
obat antibiotik) sehingga lebih sering diberikan sebagai campuran kering untuk dibuat
suspensi pada waktu akan digunakan. Biasanya suspensi kering hanya digunakan untuk
pemakaian selama satu minggu dengan demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan
tidak terlalu lama.
Menurut pharm dosage form vol 2, hal 318 sediaan suspensi rekonstitusi harus :
Suspensi kering dibuat dengan cara granulasi. Granulasi adalah suatu metode yang
memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir. Persyaratan pada sebuah
granulat sebaiknya :
Sebagai bahan pengikat kering digunakan PVP. Membuat suspensi kering berlangsung
dalam 4 tahapan, yaitu :
Formula 1
Nama Dagang
-Amoxi Trimox Prevpac Abdimox Aclam Amobiotic Amocomb Amosine Amoxil
Amoxillin Amoxan Ancla Arcamox Auspilin Bannoxillin Ballacid Bellamox Biditin
Bimoxyl.
Indikasi
Dosis
Infeksi Saluran Pernapasan
Oral:
45 mg / kg sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam atau 40 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam untuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan, sedang, atau
berat.
Kulit dan Kulit Infeksi Struktur
Oral:
25 mg / kg sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam atau 20 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam untuk infeksi ringan sampai sedang.
Farmakologi
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan
penisilin-protein (PBPs Protein binding penisilins), sehingga menyebabkan
penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel
bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Sebuah antibakteri -laktam diklasifikasikan sebagai aminopenicillin. p-hidroksil analog
ampicillin.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar terkendali.
Kontraindikasi
Dikenal hipersensitivitas terhadap golongan penicillin apapun.
Efek Samping
Efek GI samping (misalnya, mual, muntah, diare), reaksi hipersensitivitas (misalnya,
ruam).
Formula 2
Nama Senyawa : Difhenhidramin
4.1 Formula
Hari ke-
Evaluasi Formula
0 1 2 3 4 5
1 1,195 - - - - 1,190
Bj
2 1,154 - - - - 1,164
Organoleptik
1 +++ +++ ++ ++ ++ ++
Bau
2 +++ +++ ++ ++ ++ ++
1 6 - - - - 6
pH 2 6 - - - - 6
Keterangan :
++ : baik
+ : cukup baik
- : tidak ada
4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi atau
suspensi kering. Untuk membuat sediaan suspensi maka diperlukan penambahan
suspending agent untuk meningkatkan viskositas larutan, memperlambat pengendapan,
mencegah penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.
Pada formulasi ini kami menggunakan CMC Na dalam penggunaan suspending agent.
Dilakukan dua metode pada praktikum kali ini yakni metode granulasi basah pada formula
1 dengan zat aktif Amoxicillin 0,5 gr dan metode granulasi kering pada formula 2 dengan
zat aktif Diphenhidramin 0,2 gr.
Pada formula 1 dan 2 yang membedakan hanyalah zat aktif dan metode yang
digunakan dan adapula bahan tambahan yang digunakan adalah gula sebagai pemanis juga
sebagai pembuat granul, CMC Na yang berfungsi sebagai suspending agent dimana bahan
pensuspensi digunakan untuk mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat, avicel sebagai
bahan pengikat dan biasanya digunakan untuk bahan pengisi pada pembuatan tablet
granulasi basah dan kempa langsung, Na benzoat digunakan sebagai pengawet yakni
natrium benzoate digunakan karena bersifat mudah larut dalam air juga bersifat basa yang
mampu menetralkan sediaan suspensi pada formula 1, pewarna dan essence sebagai
pemberi aroma dan warna juga penambah estetika pada sediaan suspense kering ini,
amprotab digunakan sebagai penghancur baik pada sediaan suspense kering maupun
biasanya pada pembuatan tablet dengan granulasi dan pelarut yang digunakan adalah
aquadestilata (air suling).
Pada kedua metode diatas menurut kami yang paling adalah metode granulasi
basah, yakni saat penambahan essence dan pewarna. Karena jika terlalu basah akan
menyebabkan granul yang terbentuk lengket dan nantinya akan memperpanjang waktu
pengeringan di oven juga sulit ketika diayak (agar diperoleh massa yang seragam =
granul)
Setelah sediaan formula 1 dan 2 jadi, maka dilakukan evaluasi sediaan suspensi
kering pada suhu oven selama 6 hari. Evaluasi yang dilakukan meliputi tinggi larutan
(Ho), tinggi endapan (Hv), organoleptis, berat jenis dan pH.
Formula 1 merupakan sediaan suspensi yang stabil dilihat dari tinggi endapan yang
dihasilkan dan juga mudahnya pengocokan dan tidak terjadi ketidakstabilan suspensi
seperti cracking. Namun sebetulnya suspending agent yang digunakan pada sediaan
suspensi kering ini tidak cocok karena dengan CMC Na dihasilkan sediaan suspensi yang
lebih kental dan berbusa yang akan meyebabkan sediaan sulit dikocok dan dituang.
Seharusnya suspending agent yang digunakan ialah PGA atau tragakan dikarenakan PGA
ini mampu memberikan hasil sediaan yang lebih baik dari sediaan dengan pensuspensi
CMC Na meskipun kekentalan yang didapatkan kurang. Amoxycillin memiliki rasa yang
pahit sehingga diperlukan penambahan pemanis maka digunakan gula 30 % yang selain
sebagai pemanis dapat pula sebagai pengental. Pada formula 1 ini digunakan warna orange
dan pewangi jeruk. Namun hasil aroma yang didapat selama proses pemanasan 6 hari
kurang terlalu tercium aromanya. Mungkin itu juga yang dapat dijadikan faktor kurang
baiknya sediaan suspense kami baik formula 1 maupun 2.
BAB V
PENUTUP
1. Andini, Septi S.Farm. 2016. Buku penuntun praktikum Teknologi farmasi sediaan
cair dan semi padat. Universitas Pakuan : Bogor
2. Anonim, 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
3. Pharm.dosage forms : disperse system, 1989. Vol 2 hal 318
LAMPIRAN
Perhitungan
Formula 1
0,5
1. Amoxicillin : 100ml 100 = 0,5
30
2. Gula : l00 100 = 30
0,4
3. CMC Na : 100 100 = 0,4
0,8
4. Avicel : 100 ml 100 = 0,8
0,1
5. Na Benzoat : 100 ml 100 = 0,1
1
6. Amprotab : 100 ml 100 = 1
7. Pewarna q.s
8. Perasa q.s
9. Aquadest ad 100 ml
Formula 2
0,2
1. Diphenhidramin : 100 ml 100 = 0,2
30
2. Gula : l00 100 = 30
0,4
3. CMC Na : 100 100 = 0,4
0,8
4. Avicel : 100 ml 100 = 0,8
0,1
5. Na Benzoat : 100 ml 100 = 0,1
1
6. Amprotab : 100 ml 100 = 1
7. Pewarna q.s
8. Perasa q.s
9. Aquadest ad 100 ml
Perhitungan BJ :