Laporan TSCP Suspen Rekon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT


SUSPENSI REKONSTITUSI

Tanggal Praktikum : 10 Juni 2016


Tanggal Penyerahan : 17 Juni 2016

Disusun oleh :

1. Adilla Novianda Rany (0661 14 078)


2. Ekas Mara Firdayani (0661 14 083)
3. Vivi Setia Devi (0661 14 086)
4. M. Rizky Nur (0661 14 124)

Kelompok :8

Kelas : C

Dosen Pembimbing :

1. Septia Andini S.Farm., Apt


2. Drs. Muztabadihardja, Apt
3. Siti Sadiah,M.Farm .,Apt

Asisten Dosen :

1. Wanda Seruni
2. Nurul Karima Rahmahuda
3. Riani Krismayantie

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mengetahui cara membuat formula suspensi kering atau rekonstitusi dan mengamati
pengaruh bahan pembantu terhadap formula suspensi kering.

1.2 Dasar Teori


1. Definisi

Suspensi rekonstitusi adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat
akan digunakan (Anonim 1995). Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi
yang homogen maka dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi. Komponen
suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,
penambah rasa atau aroma, buffer dan zat pewarna.

Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil untuk
disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (sebagai contoh obat
obat antibiotik) sehingga lebih sering diberikan sebagai campuran kering untuk dibuat
suspensi pada waktu akan digunakan. Biasanya suspensi kering hanya digunakan untuk
pemakaian selama satu minggu dengan demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan
tidak terlalu lama.

2. Persyaratan sediaan suspensi rekonstitusi

Menurut pharm dosage form vol 2, hal 318 sediaan suspensi rekonstitusi harus :

- Campuran serbuk atau granul haruslah merupakan campuran yang homogen,


sehingga konsentrasi atau dosis tetap untuk setiap pemberian obat.
- Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara tepat dan sempurna
dalam medium pembawa.
- Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan
dituang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat
- Produk akhir haruslah menunjukan penampilan, rasa, aroma yang menarik.
Penting bagi seorang ahli farmasi untuk menambahkan secara tepat jumlah air yang telah
ditetapkan dalam campuran kering sehingga dihasilkan konsentrasi yang tepat per unit
dosis. Penggunaan air murni lebih baik untuk menghindari penambahan kontaminasi yang
dapat merusak dan memberi efek kebalikan dari efek stabilitas sediaan yang dihasilkan.
Ahli farmasi harus memberitahukan kepada pasien mengenai sifat sifat ini dan
mengharuskannya mengocok isinya baik baik sesaat sebelum pemakaian dan obat
disimpan secara tepat.

Suspensi kering dibuat dengan cara granulasi. Granulasi adalah suatu metode yang
memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir. Persyaratan pada sebuah
granulat sebaiknya :

- Dalam bentuk dan warna yang sedapat mungkin teratur


- Memiliki sifat alir yang baik
- Tidak terlalu kering
- Hancur baik dalam air
- Menunjukan kekompakan mekanis yang memuaskan

Keuntungan suspensi kering yang dibuat dengan cara granulasi :

1. Mencegah agregasi campuran serbuk.


2. Mendapat sifat aliran yang baik

Sebagai bahan pengikat kering digunakan PVP. Membuat suspensi kering berlangsung
dalam 4 tahapan, yaitu :

1. Agregasi campuran serbuk dengan penambahan suatu cairan penggranul.


2. Pembagian rasa.
3. Pengeringan granulat.
4. Mengayak bagian yang halus.

3. Uji evaluasi pada suspensi rekonstitusi


1. Sifat sifat mengalir
Sifat sifat mengalir suatu bahan dihasilkan dari banyak gaya. Partikel
partikel padat akan saling tarik menarik dan gaya yang bekerja antara partikel
partikel bila mereka berhubungan terutama gaya permukaan.
2. Pertimbangan rheologis
Karakteristik rheologis dari suatu suspensi farmasi dapat merupakan faktor
penentu yang penting dalam mengoptimisasi stabilitas fisika sistem suspensi
tersebut. Khususnya yang paling diinginkan adalah suspensi yang mempunyai
thiksotropi yang mudah dikembangkan. Suspensi seperti itu bila diformulasi
dengan tepat dapat mencegah sedimentasi, agregasi dan caking.
3. Volume sedimentasi
Karena kemampuan mendispersi kembali merupakan salah satu pertimbangan
utama dalam menaksir penerimaan pasien terhadap suatu suspensi dan karena
endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali dengan
pengocokan sedang agar menghasilkan suatu sistem homogen.
BAB II
DATA PREFORMULASI

Formula 1

Nama Senyawa : Amoxicillin

Nama lain : 6-(P-Hydroxy-alpha-


aminophenylacetamido)penicillanic acid
Pemerian : Serbuk hablur ,putih.
Rasa :-
Bau : Tidak berbau
pH : Antara 3,5 dan 6,0

Golongan /Kelas terapi


Aminopenicillins

Nama Dagang
-Amoxi Trimox Prevpac Abdimox Aclam Amobiotic Amocomb Amosine Amoxil
Amoxillin Amoxan Ancla Arcamox Auspilin Bannoxillin Ballacid Bellamox Biditin
Bimoxyl.

Indikasi

Infeksi Saluran Pernapasan


Pengobatan infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh Streptococcus
rentan (- atau -hemolitik strain saja), S. pneumoniae, Staphylococcus, atau H.
influenzae.

Kulit dan Kulit Infeksi Struktur


Pengobatan infeksi kulit dan struktur kulit yang disebabkan oleh Streptococcus rentan
(- atau -hemolitik strain saja), Staphylococcus, atau Escherichia coli.1

Dosis
Infeksi Saluran Pernapasan
Oral:
45 mg / kg sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam atau 40 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam untuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan, sedang, atau
berat.
Kulit dan Kulit Infeksi Struktur

Oral:
25 mg / kg sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam atau 20 mg / kg sehari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam untuk infeksi ringan sampai sedang.

Farmakologi
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan
penisilin-protein (PBPs Protein binding penisilins), sehingga menyebabkan
penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel
bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat, dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Sebuah antibakteri -laktam diklasifikasikan sebagai aminopenicillin. p-hidroksil analog
ampicillin.

Biasanya bersufat bactericidal (membunuh bakteri). Gram-positif aerob: Aktif in vitro


dan infeksi klinis terhadap Staphylococcus (strain -laktamase-negatif saja), Streptococcus
pneumoniae, (strain - dan -hemolitik saja) Streptococcus lainnya, dan Enterococcus
faecalis.
Gram-negatif aerob: Actif in vitro dan infeksi klinis terhadap H. influenzae, N.
gonorrhoeae, E. coli, Corynebacterium diphtheriae, Listeria monocytogenes, Proteus
mirabilis, Salmonella, dan Shigella.

Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar terkendali.

Kontraindikasi
Dikenal hipersensitivitas terhadap golongan penicillin apapun.

Efek Samping
Efek GI samping (misalnya, mual, muntah, diare), reaksi hipersensitivitas (misalnya,
ruam).

Formula 2
Nama Senyawa : Difhenhidramin

Nama Lain : 2-(Difenilmetoksi)-N,N-dimetiletilamina hidroklorida


Pemerian : Serbuk Hablur, Putih
Rasa : Rasa pahit disertai rasa kebal.
Bau : Tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dan dalam kloroform
P, sangat sukar larut dalam eter P, Agak sukar larut dalam aseton P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Titik Leleh : 167C dan 172C
pH stabilitas : 4-6 5% larytan difenhidramin HCl dalam air memiliki pH 4-6
Inkompatibilitas : Difenhidramin HCl tidak kompatibel dengan Amfopterisin B,
Natrium Sefmetazol, Natrium Sefalotin, Hidrokortison natrium suksinat,beberapa
barbiturate yang larut air, larutan basa atau asam kuat.
Susut Pengeringan : Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105
selama 3 jam.
Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,1%
BM : 291,82
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Beker glass
c. Cawan uap
d. Gelas ukur
e. Kaca arloji
f. Mortir
g. Pemanas air
h. Pipet tetes
i. Spatel
j. Stamfer
k. Timbangan
2. Bahan
a. Alkohol
b. Amoksisilin
c. Diphenhidramin
d. Amprotab
e. Aquadest
f. Avhicel
g. CMC Na
h. Gula
i. Natrium benzoat
j. Pewarna + Pengaroma
3.2 Cara Kerja
1. Metode Granulasi Basah
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dikalibrasi botol yang ingin digunakan
c. Dilarutkan amprotab dengan alkohol, pewarna dan essens ( massa1 )
d. Digerus ad halus gula, ditambahkan bahan aktif dan bahan lainnya gerus ad
halus homogen
e. Ditambahkan massa 1 sedikit demi sedikit ad terbentuk massa yang
diinginkan
f. Diayak dengan ayakan dengan mesh 16, dioven ad granul kering
g. Ditambahkan CMC Na kocok ad homogen
h. Dimasukkan dalam botol, ditambahkan aquadest ad batas kalibrasi
2. Metode Granulasi Kering
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditara botol yang akan digunakan
c. Digerus gula ad halus, ditambahkan Na benzoat, bahan aktif dan CMc Na,
gerus ad halus dan homogen ( massa 1 )
d. Dilarutkan amprotab dengan alkohol, ditambah pewarna dan essens,
ditambahkan pada massa 1 sedikit demi sedikit ad terbentuk massa yang
diinginkan.
e. Diayak dengan ayakan mesh 16, dimasukkan dalam botol dan ditambahkan
aquadest ad tanda kalibrasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formula

Komposisi Formula 1 Formula 2


Amoxicillin (F1)
0,5 g 0,5 g
Diphenhidramin (F2)
Gula pasir 30 g 30 g
CMC Na 0,4 g 0,4 g
Avicel 0,8 g 0,8 g
Na benzoat 0,1 g 0,1 g
Pewarna Orange Merah Muda
Essense Jeruk Strawberry
Amprotab 1g 1g
Aquadest ad 100 ml ad 100 ml

4.2 Data Pengamatan

Hari ke-
Evaluasi Formula
0 1 2 3 4 5

1 6,5 cm 6,2 cm 6,2 cm 6,2 cm 6,1 cm 6,1 cm


Ho
2 6,4 cm 6,4 cm 6,4 cm 6,4 cm 6,3 cm 6,3 cm

1 0,4 cm 0,1 cm 0,1 cm 0,1 cm 0,1 cm 0,1 cm


Hv
2 0,6 cm 0,3 cm 0,3 cm 0,3 cm 0,3 cm 0,3 cm

1 1,195 - - - - 1,190
Bj
2 1,154 - - - - 1,164
Organoleptik

1 +++ +++ +++ +++ ++ ++


Warna
2 +++ +++ +++ +++ ++ ++

1 +++ +++ ++ ++ ++ ++
Bau
2 +++ +++ ++ ++ ++ ++

1 6 - - - - 6

pH 2 6 - - - - 6

Keterangan :

+++ : sangat baik

++ : baik

+ : cukup baik

- : tidak ada

4.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi atau
suspensi kering. Untuk membuat sediaan suspensi maka diperlukan penambahan
suspending agent untuk meningkatkan viskositas larutan, memperlambat pengendapan,
mencegah penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.
Pada formulasi ini kami menggunakan CMC Na dalam penggunaan suspending agent.
Dilakukan dua metode pada praktikum kali ini yakni metode granulasi basah pada formula
1 dengan zat aktif Amoxicillin 0,5 gr dan metode granulasi kering pada formula 2 dengan
zat aktif Diphenhidramin 0,2 gr.

Pada formula 1 dan 2 yang membedakan hanyalah zat aktif dan metode yang
digunakan dan adapula bahan tambahan yang digunakan adalah gula sebagai pemanis juga
sebagai pembuat granul, CMC Na yang berfungsi sebagai suspending agent dimana bahan
pensuspensi digunakan untuk mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat, avicel sebagai
bahan pengikat dan biasanya digunakan untuk bahan pengisi pada pembuatan tablet
granulasi basah dan kempa langsung, Na benzoat digunakan sebagai pengawet yakni
natrium benzoate digunakan karena bersifat mudah larut dalam air juga bersifat basa yang
mampu menetralkan sediaan suspensi pada formula 1, pewarna dan essence sebagai
pemberi aroma dan warna juga penambah estetika pada sediaan suspense kering ini,
amprotab digunakan sebagai penghancur baik pada sediaan suspense kering maupun
biasanya pada pembuatan tablet dengan granulasi dan pelarut yang digunakan adalah
aquadestilata (air suling).

Pada kedua metode diatas menurut kami yang paling adalah metode granulasi
basah, yakni saat penambahan essence dan pewarna. Karena jika terlalu basah akan
menyebabkan granul yang terbentuk lengket dan nantinya akan memperpanjang waktu
pengeringan di oven juga sulit ketika diayak (agar diperoleh massa yang seragam =
granul)

Setelah sediaan formula 1 dan 2 jadi, maka dilakukan evaluasi sediaan suspensi
kering pada suhu oven selama 6 hari. Evaluasi yang dilakukan meliputi tinggi larutan
(Ho), tinggi endapan (Hv), organoleptis, berat jenis dan pH.

Formula 1 merupakan sediaan suspensi yang stabil dilihat dari tinggi endapan yang
dihasilkan dan juga mudahnya pengocokan dan tidak terjadi ketidakstabilan suspensi
seperti cracking. Namun sebetulnya suspending agent yang digunakan pada sediaan
suspensi kering ini tidak cocok karena dengan CMC Na dihasilkan sediaan suspensi yang
lebih kental dan berbusa yang akan meyebabkan sediaan sulit dikocok dan dituang.
Seharusnya suspending agent yang digunakan ialah PGA atau tragakan dikarenakan PGA
ini mampu memberikan hasil sediaan yang lebih baik dari sediaan dengan pensuspensi
CMC Na meskipun kekentalan yang didapatkan kurang. Amoxycillin memiliki rasa yang
pahit sehingga diperlukan penambahan pemanis maka digunakan gula 30 % yang selain
sebagai pemanis dapat pula sebagai pengental. Pada formula 1 ini digunakan warna orange
dan pewangi jeruk. Namun hasil aroma yang didapat selama proses pemanasan 6 hari
kurang terlalu tercium aromanya. Mungkin itu juga yang dapat dijadikan faktor kurang
baiknya sediaan suspense kami baik formula 1 maupun 2.
BAB V
PENUTUP

Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpukan bahwa :


1. Suspensi stabil pada suspensi rekonstitusi ialah pada formula 1.
2. Suspensi yang paling stabil dari suspensi 1 (bahan aktif amoxicillin) adalah
digunakan CMC Na sebagai suspending agent.
3. Formula 1 merupakan sediaan suspensi yang stabil dilihat dari tinggi endapan yang
dihasilkan dan juga mudahnya pengocokan dan tidak terjadi ketidakstabilan
suspensi seperti cracking.
DAFTAR PUSTAKA

1. Andini, Septi S.Farm. 2016. Buku penuntun praktikum Teknologi farmasi sediaan
cair dan semi padat. Universitas Pakuan : Bogor
2. Anonim, 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
3. Pharm.dosage forms : disperse system, 1989. Vol 2 hal 318
LAMPIRAN

Perhitungan

Formula 1
0,5
1. Amoxicillin : 100ml 100 = 0,5

30
2. Gula : l00 100 = 30
0,4
3. CMC Na : 100 100 = 0,4
0,8
4. Avicel : 100 ml 100 = 0,8
0,1
5. Na Benzoat : 100 ml 100 = 0,1
1
6. Amprotab : 100 ml 100 = 1
7. Pewarna q.s
8. Perasa q.s
9. Aquadest ad 100 ml

Formula 2
0,2
1. Diphenhidramin : 100 ml 100 = 0,2

30
2. Gula : l00 100 = 30
0,4
3. CMC Na : 100 100 = 0,4
0,8
4. Avicel : 100 ml 100 = 0,8
0,1
5. Na Benzoat : 100 ml 100 = 0,1
1
6. Amprotab : 100 ml 100 = 1
7. Pewarna q.s
8. Perasa q.s
9. Aquadest ad 100 ml

Perhitungan BJ :

1. Pikno Kosong : 13,35


2. Granulasi Basah (F1) : 25,30

Pikno IsiPikno Kosong 25,3013,35


= = 1,195
Volume Pikno 10

3. Granulasi Kering (F2) : 24,89

Pikno IsiPikno Kosong 24,8913,35


Volume Pikno
= 10
= 1,154
Dokumentasi Pengamatan Sediaan

Sediaan Suspensi Hari ke-5

Anda mungkin juga menyukai