Mekanika Fluida - Modul Ke-6
Mekanika Fluida - Modul Ke-6
Mekanika Fluida - Modul Ke-6
Mekanika Fluida
dan Hidrolika
Kinematika Fluida
06
Teknik Teknik Sipil 11017 Gneis Setia Graha, ST., MT.
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa mampu menjelaskan
kinematika fluida, jenis aliran property prinsip-prinsip kinematika secara umum
fluida, dan persamaan kontinuitas. dan kinematika pada fluida serta
perilaku muka air terhadap gaya
hidrostatik.
Klasifikasi aliran di atas didasarkan pada nilai bilangan Reynold, yang ditentukan oleh.
=
Dimana:
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan (m/s)
D = diameter pipa (m)
= viskositas aliran
Nilai kritis bilangan Reynold adalah Recritical = 2300, jika aliran memiliki:
Re > Recritical, maka disebut aliran turbulen, sedangkan
Re < Recritical, maka disebut aliran laminar.
Pada saluran terbuka, terdapat tiga kondisi aliran, yaitu aliran subkritis, kritis, dan superkritis.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kecepatan aliran (v) dan kecepatan rambat gelombang
(c).
= =
Dimana:
Fr = bilangan froude
v = kecepatan aliran
c = kecepatan rambat gelombang
h = kedalaman aliran
Bilangan Froude merupakan bilangan non-dimensional untuk menunjukkan kondisi aliran
yang terjadi. Bilangan Froude tidak berlaku untuk saluran bertekanan.
2.3 Aliran Langgeng (Steady Flow) dan Aliran Tidak Langgeng (Unsteady
Flow)
Sistem pembagian aliran pada saluran terbuka didasarkan pada perubahan kedalaman
aliran sesuai dengan ruang dan waktu, = (, ).
1. Aliran langgeng (steady flow) terjadi pada saat kondisi aliran konstan, variabel
debit (Q), terhadap waktu.
=0
Pada kondisi steady flow, kedalaman aliran tidak berubah atau dapat dianggap
konstan selama jangka waktu tertentu.
a. Aliran seragam (steady uniform flow)
Pada kondisi ini, kedalaman aliran sama pada setiap penampang sepanjang
saluran.
= 0 =0
2. Aliran tidak langgeng (unsteady flow) adalah kondisi aliran yang berubah
terhadap waktu.
0
Pada kondisi ini, kedalaman aliran berubah sesuai dengan perubahan waktu.
a. Aliran seragam tidak langgeng (unsteady uniform flow)
Kedalaman aliran berubah sesuai dengan waktu akan tetapi permukaan air
tetap sejajar dengan dasar saluran.
Gambar 8 Aliran seragam tidak langgeng (unsteady uniform flow) (Yudianto, 2005)
Gambar 9 Aliran berubah tidak langgeng (unsteady varied flow) (Yudianto, 2005)
Debit aliran adalah jumlah zat cair yang melalui tampang lintang aliran tiap satu satuan
waktu dan berupa notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan
waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik/ detik (m3/d) atau satuan yang lain (liter /
detik, liter/menit, dan sebagainya) (Triatmodjo, 1996).
Apabila tampang aliran tegak lurus pada arah aliran adalah A, maka debit aliran diberikan
bentuk berikut :
= (2 / = 3 /)
Untuk cairan ideal, dimana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran (v) adalah sama setiap
titik pada tampang lintang. Diagram kecepatan dapat dilihat pada hambar berikut.
Untuk zat cair riil, kecepatan pada dinding batas adalah nol, dan bertambah dengan jarak
dari dinding batas.
Aliran melalui pipa, kecepatan maksimum terjadi di sumbu pipa.
Percepatan Partikel zat cair didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan. Laju
perubahan tersebut bisa disebabkan oleh perubahan geometri medan aliran atau karena
perubahan waktu. Dan perubahan kecepatan karena adanya perubahan tampang aliran
disebut percepatan konveksi. Apabila tinggi muka air berubah (bertambah atau berkurang)
maka kecepatan aliran di suatu titik dalam curat akan berubah dengan waktu, yang berarti
aliran disuatu titik mengalami percepatan. Maka perubahan yang terjadi karena adanya
perubahan aliran menurut waktu disebut perubahan lokal.
Selama Gerak tersebut kecepatan partikel tidak konstan, tetapi berubah dengan waktu dan
ruang. Dapat di rumuskan sebagai berikut :
= (, )
Percepatan partikel selama gerak tersebut adalah:
=
(1)
v1 v2
Berdasarkan persamaan kontunuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama
dengan debit yang meninggalkan titik tersebut.