Makalah Fisiologi Tumbuhan
Makalah Fisiologi Tumbuhan
Makalah Fisiologi Tumbuhan
Disusun Oleh :
MANADO
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga boleh menyelesaikan
makalah fisiologi tumbuhan yang berjudul Transpirasi dan Stomata. Kami mengucapkan
trimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi Tugas untuk membuat makalah
walaupun jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya lebih baik dan trima kasih.
Transpirasi adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan, dan optimum terjadi pada organ
daun. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju transpirasi, seperti kelembaban
udara, paparan radiasi sinar matahari, suhu, luas permukaan daun, iklim (angin), serta
ketersediaan air. Pada siang hari, tumbuhan tentu bertranspirasi optimum di bandingkan
dengan malam hari, dikarenakan paparan sinar radiasi yang besar mampu meningkatkan
tekanan turgo sel-sel daun tumbuhan, hingga tekanan turgor sel punutp pada stomata,
sehingga stomata cenderung terbuka di siang hari.
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi
stomata adalah lubang lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
epidermis khusus yang disebut sel penjaga (Guard Cell). Sel penjaga tersebut adalah sel sel
epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya
lubang lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1998). Stomata pada umumnya terdapat
pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun daun
tanaman.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam
perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan
pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu
adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun
tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang
secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada
sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan
aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena
difusi air dari stomata ke atmosfer.
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar,
sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan
terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun,
yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan
seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel
tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka
akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih
rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya
disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air
didalam daun dan terbukanya stomata.
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa
pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih
ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di
dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju
transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar
permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh,
maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara
yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena
lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar
permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus
ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama
adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah
tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun.
Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh
lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin
sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk
meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk
mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara
keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi
5. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu
tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari
akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika
kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah
ke dalam akar menjadi lebih lambat.
Daun akan menyerap sejumlah besar energi radiasi yang nantinya akan dilepaskan
kembali ke lingkungannya. Energi tersebut akan di ubah menjadi energi panas dan akan
menaikkan suhu daun. Suatu gambaran yang menunjukkan betapa pentingnya transpirasi
dalam sistem panas tubuh tumbuhan. Perhitungan kalkulasi energi telah dilakukan, 1 cm2
luas daun, di tengah hari pada musim panas (summer) akan menyerap energi cahaya sebesar
1,3 g.kal per menit. Apabila diambil rata-rata untuk setiap daun pada tumbuhan tersebut akan
menyerap energi cahaya 50% saja dan apabila masa 1 cm2 luas daun sama dengan 0,020 g
serta panas jenisnya (specific heat) sebesar 0,879 g.kal, maka kenaikan suhu daun per menit
akan mencapai 0,65 x 0,20 x 0,879 = 370.
Pada umumnya tumbuhan akan mati apabila suhu tubuhnya mencapai 50 600C.
Dengan kenaikan suhu sebesar 370C, dalam waktu beberapa menit saja suhu daun dapat naik
sampai pada tingkat yang mematikan. Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa daun
jarang mencapai suhu yang mematikan. Suhu daun biasanya hanya beberapa derajat melebihi
suhu udara.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan
palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah
dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga
antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang
banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel
belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan
mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air
dari batang dan batang menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar
sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang
keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar
transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila
stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan
atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup
saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis
pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan
berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan
ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba dalam literaturnya menyebutkan terbukanya
stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon
dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana.
Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.
Membuka dan menutupnya stomata pada daun terjadi akibat adanya peristiwa turgor
pada guard cell. Bergeraknya air dari epidermal cell ke dalam guard cell, mengakibatkan
turgor meningkat di dalm guard cell dan meimbulkan elastic straccking pada dinding guard
cell. Dengan berkembangnya kedua guard cell ini, hal tersebut mengakibatkan menutupnya
stomata. Namun apabila tekanan turgor itu rendah, maka stomata tersebut akan membuka
lagi. Hal ini berarti membuka dan menutupnya stomata ditentukan oleh turgor yang terjadi
pada guard cel.
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel
menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula
menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka
Membuka dan menutupnya stomata pada daun terjadi akibat adanya peristiwa turgor
pada guard cell. Bergeraknya air dari epidermal cell ke dalam guard cell, mengakibatkan
turgor meningkat di dalm guard cell dan meimbulkan elastic straccking pada dinding guard
cell. Dengan berkembangnya kedua guard cell ini, hal tersebut mengakibatkan menutupnya
stomata. Namun apabila tekanan turgor itu rendah, maka stomata tersebut akan membuka
lagi. Hal ini berarti membuka dan menutupnya stomata ditentukan oleh turgor yang terjadi
pada guard cel.
2.4 Pengaturan membuka dan menutupnya stomata :
Hubungannya dengan fotosintesis
Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga dapat melangsungkan proses
fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut
dalam air sehingga air dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sel penjaga
yangmengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stoma akan membuka.
Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun menunjukkan bahwa cahaya
mempengaruhi pembukaan stomata. Pada saat redup atau tidak ada cahaya umumnya stoma
tumbuhan menutup. Ketika intensitas cahaya meningkat stoma membuka hingga mencapai
nilai maksimum. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga.
Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat. Bagaimana
konsentrasi solut tersebut meningkat? Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga
diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membran plasma sel penjaga
diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari
asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion
malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma. Ion K+
mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respon terhadap perbedaan
muatan, sedangkan ion Clberasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui
saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H+. Akumulasi ion malat, K+,
dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang
mengaktifkan enzim yang membentuk malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam
membran plasma mencakup cahaya merah dan cahaya biru.
Menutupnya stoma akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga
akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stoma
bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan
pembentukan gula melalui fotosintesis.
Namun pada Tanaman CAM membuka stomatanya malam hari, pada malam hari terjadi
respirasi tidak sempurna dan KH diubah menjadi asam malat, dari respirasi tersebut CO2
tidak dilepaskan, tetap diikat, pH tetap tinggi (7), pati dalam sel penjaga dihidrolisis menjadi
gula, s nya menurun, terjadi endoosmosis, p sel penjaga naik, turgor, dinding sel penjaga
tertekan ke arah luar, stomata membuka.
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu.
Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel
yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat
cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata
tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel
penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup.
Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel
penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.
Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi
submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding
luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik
oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan stomata membuka.
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion
kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion
kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan
kembali keluar sel penjaga.
Ketika ion kalium masuk ke dalam sel penjaga, sejumlah yang sama ion hydrogen keluar,
dimana ion hidrogen tersebut berasal dari asam-asam organic yang disintesis ke dalam sel
penjaga sebagai suatu kemungkinan faktor penyebab terbukanya stomata. Asam organic yang
disintesis umumnya adalah asam malat dimana ion-ion hydrogen terkandung didalamnya.
Asam malat adalah hasil yang paling umum didapati pada keadaan normal. Karena ion
hydrogen diperoleh dari asam organic, pH di sel penjaga akan turun (akan menjadi semakin
asam), jika H+ tidak ditukar dengan K+ yang masuk.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa turgor sel penjaga berkaitan dengan metabolisme
penyerapan ion, terutama K+. Meningkatnya konsentrasi K+ pada sel penjaga, stomata
membuka lebih lebar sebaliknya ketika menutup tidak terjadi akumulasi K+. Mekanisme
membuka menutupnya stomata terutama tergantung pada akumulasi K+ pada sel stomata dan
bukan semata-mata oleh adanya hidrolisa amilum menjadi gula sebagaimana dipercaya
selama ini, hidrolisa amilum ini hanya faktor sekunder.
Untuk akumulasi K+ ini disediakan sebagian oleh vakuola sel lateral dan sebagian lagi
oleh sel epidermis. Akumulasi K+ ini akan berbalik bila stomata menutup, yaitu K+
berakumulasi di sel epidermis. Tidak ada perbedaan electro potential yang menyolok antara
setiap sel epidermis dan bagaimanapun keadaan stomata, K+ ditransport secara aktif dan
ketika stomata membuka atau menutup memerlukan energi.
1. Karbondioksida (CO2) : Pembentukan stomata berkurang jika kadar CO2 di ruang antar sel
bertambah. Jika hasil fotosintesis bersih berkurang kadar CO2 di ruang antar sel meningkat
dan tahanan stomata akan meningkat. Sebaiknya kalau fotosintesis bersih meningkat, ruang
antar sel akan menyebabkan terbukanya ruang antar sel akan menyebabkan terbukanya
stomata.
3. suhu : Jika faktor lain dalam keadaan konstan, biasanya stomata akan membuka lebih
4. Potensial Air Daun : Pembukaan celah stomata biasanya berkurang jika potensial air daun
menurun. Perubahan pembukaan air biasanya dianggap disebabkan oleh kenaikan kadar
absisat yang dihasilkan dalam mesofil dengan lajuyang tinggi atau oleh keduanya pada
potensial daun berkurang
6. Angin : Pada kebanyakan tanaman menaikkan kecepatan angin yang besar dapat
dengan demikian menahan air serta meningkat potensial air melalui pengurangan respirasi.
Kesimpulan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya
transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata. Faktor yang
mempengaruhi transpirasi :
1. Faktor dalam meliputi ; Penutupan stomata, Jumlah dan ukuran stomata, Jumlah
daun, Penggulungan atau pelipatan,Kedalaman dan proliferasi akar.
2. Faktor luar meliputi ; . Sinar matahari, Temperatur, Kebasahan udara
(Kelembaban udara), Angin, Keadaan air dalam tanah.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan palisade
dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah dengan
stomata. Pengaturan membuka dan menutupnya stomata ; Hubungannya dengan fotosintesis,
Perubahan pati menjadi gula, Pemompaan ion K+. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata antara lain ; Karbondioksida (CO2),
Campbell, N.A, Jane B.R, Lawrence, G.M, 2003. Biologi, Edisi Kelima-jilid 2. Penerbit Erlangga
Jakarta.
Hopkins. W.G. & N.P.A. Huner. 2009. Introduction of Plant Physiology. 4th ed. London: John
Wiley & Sons Inc.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Masdar. 2003. Pengaruh Lama Beratnya defisiensi Kalium Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Durian (Durio Zibethinus). Jurnal Akta Agrosia Vol.6 No. 2. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu.
Salisbury.F.B. and Ross, C. (1998) Fisiologi Tumbuhan (terjemahan) Penerbit Erlangga. Jakarta.