Tinjauan Pustaka Enzim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Enzim

Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu
rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida (Wirahadikusumah 1989). Enzim
berfungsi sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk (Smith, 1997; Grisham et al. 1999).
Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain memiliki spesifitas tinggi, mempercepat
reaksi kimia tanpa pembentukkan produk samping, produktivitas tinggi dan dapat menghasilkan
produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek kerusakan
lingkungan (Chaplin and Bucke 1990).

1. Klasifikasi enzim

Klasifikasi enzim dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerja di dalam sel2.
Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerja di luar sel.

b. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya,


misalnya enzim amilase.

2. Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat,
contohnya enzim -galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan
di dalam medium yang mengandung laktosa (Lehninger, 1982).

2. Sifat katalitik enzim

Sifat-sifat katalitik dari enzim ialah sebagai berikut:


a. Enzim mampu meningkatkan laju reaksi pada kondisi biasa (fisiologik) dari tekanan,
suhu dan pH.

b. Enzim mempunyai selektifitas tinggi terhadap substrat (substansi yang mengalami


perubahan kimia setelah bercampur dengan enzim) dan jenis reaksi yang dikatalisis.

c. Enzim memberikan peningkatan laju reaksi yang tinggi dibanding dengan katalis biasa
(Page, 1989).

3. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas
enzim adalah sebagai berikut:

a. Suhu Enzim dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel hidup. Dalam
batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim. akan meningkat
seiring dengan naiknya suhu. Reaksi yang paling cepat terjadi pada suhu optimum
(Rodwell, 1987). Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan enzim terdenaturasi
(Poedjiadi, 1994). Pada suhu 0 oC, enzim menjadi tidak aktif dan dapat kembali aktif
pada suhu normal (Lay dan Sugyo, 1992). Hubungan antara aktivitas enzim dengan suhu
ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan aktivitas enzim dengan suhu (Rodwell, 1987).

b. pH Enzim pada umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai konstanta
disosiasi pada gugus asam maupun gugus basanya, terutama gugus terminal karboksil
dan gugus terminal amino. Perubahan kereaktifan enzim diperkirakan merupakan akibat
dari perubahan pH lingkungan (Winarno, 1989). Hubungan kecepatan reaksi dengan pH
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan kecepatan reaksi dengan pH (Winarno, 1989)

c. Konsentrasi enzim Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan
meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Namun, hasil hidrolisis substrat akan
konstan dengan naiknya konsentrasi enzim. Hal ini disebabkan penambahan enzim sudah
tidak efektif lagi (Reed, 1975). Hubungan antara laju reaksi enzim dengan konsentrasi
enzim ditunjukkan dalam Gambar 3

Gambar 3. Hubungan laju reaksi dengan konsentrasi enzim (Reed, 1975).

d. Konsentrasi substrat Kecepatan reaksi enzimatis pada umumnya tergantung pada


konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat 9
meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil hingga tercapai suatu
titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi subtrat hanya akan sedikit
meningkatkan kecepatan reaksi (Lehninger, 1982).

e. Aktivator dan inhibitor Beberapa enzim memerlukan aktivator dalam reaksi katalisnya.
Aktivator adalah senyawa atau ion yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis.
Komponen kimia yang membentuk enzim disebut juga kofaktor. Kofaktor tersebut dapat
berupa ion-ion anorganik seperti Zn, Fe, Ca, Mn, Cu, Mg atau dapat pula sebagai molekul
organik kompleks yang disebut koenzim (Martoharsono, 1997). Menurut
Wirahadikusumah (1989), inhibitor merupakan suatu zat kimia tertentu yang dapat
menghambat aktivitas enzim. Pada umumnya cara kerja inhibitor adalah dengan
menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak dapat berikatan dengan substrat
sehingga fungsi katalitiknya terganggu (Winarno, 1989).

Anda mungkin juga menyukai