Peran Lipid Sehari Hari

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang peran lemak dan minyak dalam kehidupan sehari
hari.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Manado. 20 Oktober 2017

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... . 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... ............ 3

BAB II PEMBAHASAN

II. 1 Lipid .... ........................................................................................................ 4

II. 2 Trigliserida .................................................................................................. 10

II. 3 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruh Kadar Trigliserida............. 5

II. 4 Pola Makan............................................................................. ..................... 5

II. 5 Metode Pemeriksaan Trigliserida.................................................. ........... 5

BAB III KESIMPULAN................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 14

REFERENSI..................................................................................................... ... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai lemak baik dalam bentuk padat,
maupun minyak yang merupakan bentuk cair dari lemak. Minyak dan lemak meskipun
berbeda wujudnya pada suhu ruang, keduanya memiliki struktur yang sama (Hart, 1990).
Minyak nabati (dalam bahasa Inggris plant oil atau vegetable oil) adalah minyak yang
dihasilkan dari tumbuhan (Schmidt dan Weidema, 2008). Produsen utama dari minyak nabati
yang digunakan dalam kehidupan manusia adalah kelapa sawit (palm oil), kacang kedelai
(soy oil), rapa (rapeseed oil), dan bunga matahari (sun oil) (Schmidt dan Weidema, 2008).
Kebanyakan hewan, termasuk manusia bergantung pada minyak ini sebagai sumber utama
penghasil kalori dan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial. Sebagai organisme
ekaryotik, tumbuhan sendiri juga membutuhkan lemak tersebut dengan fungsi yang sama
bagi organisme lainnya yaitu untuk biosintesis membran, molekul penanda pengenalan sel,
dan bentuk penyimpanan karbon serta energi (Vance dan Vance, 2002). Saat ini minyak
nabati banyak diperoleh dari berbagai tumbuhan lain seperti zaitun, jagung, canola dan
berbagai tumbuhan lainnya.

Setiap minyak memiliki komposisi asam lemak yang berbeda sehingga fungsi dan
keunggulannya berbeda pula. Misalnya, olive oil atau minyak zaitun yang harganya tergolong
mahal, melebihi minyak kelapa, memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih
banyak dari minyak nabati lainnya sehingga disebut juga minyak sehat. Banyak diet yang
diterapkan menggunakan minyak kaya akan asam lemak tak jenuh seperti olive oil (OO),
peanut oil (PO), dan peanuts and peanut butter (PPB), terbukti dapat menurunkan kadar total
kolesterol darah hingga 10% dan spesifik kolesterol Low-Density Lipid hingga 14% (Kris-
Etherton dkk., 1999). Hal ini dapat berujung pada semakin berkurangnya resiko seseorang
terkena cardio-vascular disease (CVD) sampai 18% (Kris-Etherton dkk., 1999).

3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Lipid

Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organik (Widman, 1989).

Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Madja, 2007).

II. 1. 1 Fungsi Lipid

Lemak dan minyak merupakan zat-zat makanan yang penting untuk mnjaga kesehatan
tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4kkal/gram.

Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam asam lemak seperti
asam linoleat, lenolenat, dan arakhidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh
darrah akibat penumpukan kolesterol.

Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin vitamin A,
D, E dan K.

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke
bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak
berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega
putih), lemak (gajih), mentega dan margarin. Disamping itu, penambahan lemak
dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan
pangan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue dan
lain lain.

Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan
membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging,
ikan, telur, susu, alpukat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau
minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal
sebagai lemak tersembunyi (invisble fat). Sedang lemak atau minyak yang telah diekstraksi
dari ternak atau bahan nabati dan dimurnika dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak
kasat mata (visible fat).

Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedaangkan lemak
nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya

4
berasal dari lemak hewan darat seperti lemak susu, lemak babi, lemak sapi. Lemak hewan
laut seperti minyak ikan paus, minyak ikan cod, minyak ikan herring berbentuk cair dan
disebut minyak. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu
(a) drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara, misalnya minyak
yang dapat digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak jagung,
minyak biji kapas, dan minyak bunga matahari; dan (c) non drying oil, misalnya minyak
kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat
dan bagian stearin dari minyak kelapa sawit (F.G Winarno, 2004)

Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi (1 gram lemak mengandung 9kkal),
pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin
larut lemak, penghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, memberi aroma dan
rasa gurih, sebagai campuran kosmetik, sebagai pelumas, sebagai media menggoreng,
memelihara suhu tubuh dan biodiessel.

II. 1. 2 Pembentukan Lemak Secara Alami

Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan
yang berasal dari hewan. Lemak dalam jaringan hewan terdapat pada jaringan adiposa.
Dalam tanaman, lemak disintesis dari suatu molekul glisrol dengan tiga molekul asam lemak
yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi. Proses
pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan
gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan
gliserol membentuk lemak.

II. 1. 2. 1 Sintesis Gliserol

Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia; pada reaksi ini fruktosa difosfat
diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi -
gliserofosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi sehingga akan terbentuk
molekul gliserol.

II. 1. 2. 2 Sintesis Asam Lemak

Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti
asam asetat, asetaldehida dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman.Sintesis asam
lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri.

II. 1. 2. 3 Kondensasi Asam lemak Dengan Gliserol

Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol asam
lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase.

Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni
dan bercampur dengan komponen-komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida
terdiri dari minyak/lemak (edible fat/oil), malam (wax), fosfolipida, sterol, hidrokarbon, dan
pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum eter, etil

5
eter, benzena dan kloroform komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak
kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter.Untuk membedakan komponen-komponen
fraksi lipida digunakan NaOH minyak/lemak makan, malam, dan fosfolipida dapat
disabunkan dengan NaOH; sedangkan sterol, hidrokarbon, dan pigmen adalah fraksi yang
tidak tersabunkan.

Lemak dan minyak, lilin serta ester sterol digolongkan sebagai lipida tunggal, sedang
fosfolipida dan glikol lipida digolongkan sebagai lipida majemuk.

II. 1. 3 Fraksi Non Minyak

II. 1. 3. 1 Malam dan Fosfolipida

Malam adalah ester asam lemak dengan alkohol yang mempunyai berat molekul
tinggi. Asam lemaknya adalah pamitat, stearat, dan oleat. Malam hanya terdapat dalam lemak
kasar.
Fosfolipida merupakan ester asam lemak dan gliserol yang mengandung ion fosfat.
Minyak dari golongan biji-bijian banyak mengandung fosfolipida, misalnya sefalin yang
banyak terdapat pada minyak kedelai.
Lesitin mempunyai bagian yang larut dalam minyak dan bagian yang mengandung
PO (polar) yang larut dalam air. Karena itu lesitin dapat digunakan sebagai emulsifier.

II. 1. 3. 2 Pigmen

Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam
pigmennya.
Adanya karotenoid menyebabkam warna kuning kemerahan. Karotenoid sangat larut
dalam minyak dan merupakan hidrokarbon dengan banyak ikatan tidak jenuh. Bila minyak
dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogenasi karotenoid dan warna merah akan berkurang.
Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen, karena karotenoid
tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah teroksidasi sehingga minyak akan mudah
tengik. Cara menghillangkan pigmen biasanya dilakukan dengan adsorben seperti arang aktif
dan bleaching earth. Pada minyak kelapa sawit, kandungan karatenoid jarang dihilangkan
sepenuhnya karena merupakan provitamin A.
Klorofil terdapat dalam dinding sel tanaman dan memberikan warna kehijauan yang
sering terdapat pada minyak dan tumbuhan hijau. Klorofil banyak terdapat pada minyak
kelapa dan minyak kacang.
Tokoferol yang merupakan sumber vitamin E sangat aktif terhadap oksidasi, sehingga
dapat digunakan sebagai antioksidan. Tokoferol yang teroksidasi akan menimbulkan warna
coklat pada minyak. Warna coklat bisa juga disebabkan reaksi browning nonenzimatik, yaitu
karbohidrat akan bereaksi dengan protein billa ada panas.

II. 1. 3. 3Asam Lemak

Asam asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan asam asam
monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon
genap. Asam asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu

6
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam asam lemak tidak jenuh berbeda dalam
jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk
molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena
itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh
dalam bentuk trans.
Asam asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C2 sampai C30 dan dalam
bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan
dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15-50% dari seluruh asam asam lemak yang
ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan
dalam lemak cadangan beberapa hewan darat, yaitu 25% dari asam asam lemak yang ada.
Adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh menimbulkan kemungkinan
terjadinya isomer yang terjadi pada posisi ikatan rangkap. Baik pada molekul yang
mempunyai susunan konjugasi maupun nonkonjugasi dapat terjadi isomer cis atau trans pada
posisi ikatam rangkap.
Asam lemak dapat digolongkan berdasarkan berat molekul dan derajat
ketidakjenuhan. Keduanya akan mempengaruhi sifat-sifat kelarutannya dalam air,
kemampuan asam lemak untuk menguap, dan kelarutan garam-garamnya dalam alkohol dan
air.
Asam lemak dengan atom C lebih dari duabelas tdak larut dalam air dingin maupun
air panas. Asam lemak dari C4, C6, C8 dan C10 dapat menguap dan asam lemak C12 dan C14
sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah dan
tak jenuh lebih mudah larut dalam alkohol daripada garam-garam dari asam lemak yang
mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh.
Asam asam lemak dengan jumlah atom C genap mempunyai nama umum sebagai
berikut;
C4 =asam butirat (asam butanoat)
C6 =asam kaproat (asam heksanoat)
C8 =asam kaprilat (asam oktanoat)
C10 =asam kaprat (asam dekanoat)
C12 =asam laurat (asam dodekanoat)
C14 =asam miristat (asam tetradekanoat)
C16 =asam palmitat (asam heksadekanoat)
C18 =asam stearat
C24 =asam lignoserat
C18:1 =asam oleat (asam 9-oktadekanoat)
C18:2 =asam linoleat (asam 9,12-oktadekadienoat)
C18:3 =asam linolenat (asam 9,12,15-oktadekatrienoat)
C18:4 =asam arakhidonat (asam 5,8,11,14-eiokosatetraenoat).
Penggolongan asam lemak lebih jauh lagi dapat dilakukan dengan esterifikasi yang
menghasilkan ester metil atau ester etil, kemudian diikuti dengan fraksinasi. Fraksinasi bisa
dilakukan dengan cara kromatografi gas, kromatografi lapisan tipis, atau menggunakan
spektrofotometer dengan sinar infra merah. Cara yang terakhir ini dapat digunakan untuk
menentukan jumlah dan identifikasi asam lemak. Dari penelitian dengan sinar inframerah ini
diperoleh bahwa cis lebih sering terdapat pada ikatan rangkap dalam asam lemak daripada

7
ikatan trans. Isomer trans dapat terbentuk dalam keadaan panas hidrogenasi, atau karena
katalis lain.

II. 1. 3. 4 Gliserida

Reaksi esterifikasi satu molekul asam lemak dengan satu molekul gliserol adalah
sebagai berikut.
Gliserol + Asam lemak Monogliserida + air
Bila satu radikal asam lemak berikatan dengan gliserol, akan terbentuk suatu
monogliserida. Bagian molekul gliserol yang tidak teresterifikasi bersifat dapat larut dalam
air, sedangkan adanya asam lemak membuat monogliserida dapat mengikat lemak.
Trigliserida akan terbentuk bila tiga asam lemak beresterifikasi dengan satu molekul gliserol.
Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat dalam
trigliserida dan memiliki satu ikatan rangkap. Bila asam lemak mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap seperti pada asam linoleat dan asam linolenat, asam lemak tersebut disebut
asam lemak tidak jenuh tinggi (polyunsaturated). Dengan demikian minyak tidak jenuh tinggi
(polyunsaturated fat) adalah minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi dalam
jumlah yang banyak. Sebagai contoh adalah minyak jagung, minyak kedelai, serta minyak
biji bunga matahari.
Apabila ketiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol sama, akan terbentuk
trigliserida sederhana, tetapi hal ini jarang terjadi. Bila ketiga radikal asam lemak berbeda,
atau dua sama dan satu berbeda, disebut trigliserida campuran. Biasanya bila ada dua radikal
asam lemak yang sama, maka yang berbeda melekat pada C tengah ( atau 2), dihasilkan
molekul yang simetrik.
Kadang-kadang radikal asam lemak yang berbeda menduduki atom C- atau (alpha
prime), yaitu C di ujung, akan menghasilkan molekul yang asimetrik.
Pembagian radikal-radikal asam lemak dalam molekul trigliserida mempengaruhi sifat
fisik lemak. Misalnya lemak domba dan lemak coklat yang mempunyai susunan asam asam
lemak yang hampir sama, tetapi sifat fisiknya sangat berbeda, terutama pada waktu mencair.
Lemak coklat bersifat keras dan rapuh serta titik cairnya relatif rendah (30-40oC) cepat
meleleh. Sedangkan lemak domba bersifat plastis dan proses mencairnya lama dengan titik
cair terakhir pada suhu 45-50oC. Hal ini disebabkan adanya perbedaan susunan asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada kedua lemak tersebut. Trigliserida-trigliserida lemak
coklat mempunyai susunan J-T-J, sedangkan lemak domba beraneka ragam, yaitu terdiri dari
J-J-J (28%), T-T-J J-T-J, dan kemungkinan T-J-J (T=asam lemak tidak jenuh; J=asam lemak
jenuh).
Dalam lemak nabati, biasanya asam lemak jenuh (J) terdapat pada tempat nomor 1.
Susunan yang paling sering ditemukan adalah J-T-J dan J-T-T. Pada lemak babi keadaannya
terbalik, yaitu biasamya J-T-T dan T-J-T. Lemak lemak dari hewan hewan darat yang besar
lebih homogen bila ditinjau dari segi pembagian lemak.
Suatu trigliserida dengan radikal asam stearat saja dinamakan (tri)stearin, dengan
radikal palmitat disebut (tri)palmitin, dan dengan radikal oleat (tri)olein. Campura trigliserida
yang banyak terdapta misalnya palmitil diolein, oleil dipalmitin, atau dipalmitin stearin.

8
Ada tiga macam penulisan susunan molekul trigliserida berdasarkan arah radikal-
radikal asam lemaknya yaitu; ketiga radikal asam lemak mempunyai arah yang sama, atau
radikal asam lemak pada atom C- berlawanan arah dengan radikal-radikal asam lemak
diujung (bentuk garputala), dan radikal asam lemak pada C- berlawanan arah dengan radikal
asam lemak yang lain (bentuk kursi). Biasanya hal ini terjadi pada trigliserida jenuh.

II. 1. 4 Pembagian Lipid Dalam Darah

a. Trigliserida

Trigliserida merupakan penyimpan lipid yang utama didalam jaringan adiposa, bentuk
lipid ini akan terlepas setelah terjadi hidrolisis oleh enzim lipase yang sensitif-hormon
menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan terikat pada albumin serum
dan untuk pengangkutannya ke jaringan, tempat asam lemak tersebut dipakai sebagai sumber
bahan bakar yang penting (Peter A. Mayes, 2003).

Penyusun trigliserida utama minyak nabati dan lemak hewani yang terbentuk dari 3
asam lemak dan gliserol. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim
lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-
komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksidda (CO2), dan
air (H2O) (Madja, 2007).

b. Kolesterol

Kolesterol berasal dari makanan dan biosentesis dengan jumlah yang kurang lebih
sama, sedikit lebih dari jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis dan sisanya berasal dari
makanan sehari hari. Pada hakekatnya semua jaringan yang mengandung sel-sel berintu
mampu menyintesis kolesterol. Retikulum endoplasma dan sitosol sel bertanggung jawab atas
sintesis kolesterol (Peter A. Meyes, 2003)

c. Fosfolipid

Fosfolipid merupakan unsur utama pembentuk membran lipid, selain mengandung


asam lemak dan alkohol, juga mengandung residu asam fosfat, sejumlah kecil fosfolipid
terdapat dalam makanan dan dihidrolisa sebelum absorbsi pada proses sintesa dan degradasi
fosfolipid yang terdapat dalam sel (Peter A. Meyes, 2003).

d. Asam Lemak

Lemak yang terdapat di dalam makanan terdiri dari beberapa jenis asam lemak, yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh cenderung meningkatkan kadar
kolesterol dan trigliserida, yang merupakan komponen-komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh adalah
lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, cream, santan, minyak kelapa, margarin, kue-kue
yang terbuat dari bahan tersebut dan lain-lain. Sebaliknya, lemak tidak jenuh yang terdiri dari

9
lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda dapat mengurangi kadar kolesterol
dan trigliserida darah. Lemak tidak jenuh terdapat banyak dalam minyak kedelai, minyak
zaitun, dan minyak ikan. Saat ini banyak diteliti tentang asam lemak tidak jenuh omega-3
yang banyak terdapat dalam minyak ikan. Manfaat omega-3 antara lain dapat menurunkan
kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida) dan dapat mencegah pembekuan darah yang
disebabkan butir-butir pembekuan darah (trombosit) yang merupakan hal yang penting dalam
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah arteri. Oleh karena itu, tidak semua
lemak berbahaya bagi kesehatan, karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung dan
pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah (Arifianto
Damanhuri, 2007).

II. 2 Trigliserida

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai
organ dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari
gliserol yang mengikat gugus asam lemak (A.P Bangun, 2003).

Trigliserida dalam tubuh digunakan untuk menyediakan energi berbagai proses


metabolisme. Fungsi lipid ii mempunyai peranan yang hampir sama dengan karbohidrat
(Arthur C Guyton, 1991).

Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu
lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.

II. 2. 1 Metabolisme Trigliserida

a. Sintesa Trigliserida

Sebagian besar sintesa trigliserida terjadu dalam hati tetapi ada juga yang disintesa
dalam jaringan adiposa. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh
lipoprotein ke jaringan adiposa, dimana trigliserida juga disimpan untuk energi (Arthur C
Guyton, 1991).

b. Transport Trigliserida

Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol. Pencernaan lemak terjadi di


usus kecil dan isi lemak direaksikan dengan lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid
diubah menjadu globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam empedu (Arthur C Guyton,
1991).

Lipid yang sudah tercerna terutama dalam bentuk larut dalam air, membentuk asam
lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap ke dalam sel mukossa intestinum
(Maria C Lindeer, 1992).

Setelah masuk dalam mukosa intestinum, trigliserida disintesa kembali dan dilapisi
protein. Selanjutnya asam lemak akan berdiskusi masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi
trigliserida (Arthur C Guyton, 1991).

10
II. 3 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruh Kadar Trigliserida

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida adalah merokok, sayur-


sayuran, olahraga, daging, buah-buahan dan lain-lain.

II. 4 Pola Makan

Makan sehat dapat diartikan dengan menghindari makanan yang tinggi lemak, sumber
kolesterol dan hindari konsumsi gula yang berlebihan. Makanlah makanan tinggi serat,
gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid),
suplementasi minyak ikan, vitamin, antioksidan dan pertahankan berat badan ideal.

Keadaan gizi terutama ditentukan oleh tersedianya zat-zat makanan pada sel-sel tubuh
dalam jumlah yang cukup dan dalam komposisi zat-zat makanan diperlukan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, berkembang dan berfungsi normal. Oleh karena itu, keadaan gizi ditentukan
oleh dua hal, yaitu asupan zat-zat makanan yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran
dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, merokok, mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung kadar lemak yang tinggi dan kurang berolahraga.
Kehiduupan modern yang serba cepat, tersediannya fasilitas pelayanan makanan baik berupa
warung, cafetaria, atau tempat-tempat penjualan makanan yang dapat dihidangkan dan
dimakan secara praktis dan asupan zat-zat makanan ke dalam tubuh juga dipengaruhi oleh
berat ringannya aktivitas atau pekerjaan seseorang. Pada orang dewasa, makanan tidak lagi
berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi semata-mata untuk mempertahankan keadaan gizi
yang telah didapat atau membuat keadaan gizi menjadi lebih baik. Oleh karena itu, agar tubuh
sehat, di dalam memilih jenis makanan terutama makanan yang banyak mengandung lemak
hendaknya mengkonsumsi lemak yang tidak jenuh serta menyesuaikan banyaknya asupa zat-
zat makanan dengan berat ringannya aktivitas atau pekerjaan sehari-hari (Arifianto
Damanhuri, 2007).

II. 5 Metode Pemeriksaan Trigliserida

1. Ultra Sentrifuge
Pemisahan fraksi-fraksi lemak dengan menggunakan ultra sentrifudge.
Biasanya lemak akan bergabung dengan protein dan membentuk lipoprotein.
Pada lipoprotein berat jenis ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya
lemak dan protein. Makin tinggi perbandingan ini makin rendah berat
jenisnya, lemak murni mempunyai berat jenis yang lebih rendah dari air.
2. Elektriforesa
Cara lain untuk memisahkan lipoprotein adalah denga memakai elektroforesa
atau imuno elektroforesa. Dengan cara ini dapat dipisahkan kilomikron,
betaliprotein, prebetaliprotein, dan alfaliprotein.
Disini contoh serum yang diteteskan pada lubang yang dibuat pada lempeng
atau suatu selaput dari selulosa asetat atau pada kertas saring yang diletakka
pada meda listrik (antara katoda dan anoda), kemudian dilakukan pengecatan-
pengecatan kadar dari masing-masing fraksi sesuai dengan intensitas warna
yang diperoleh dan dapat diukur dengan densitometer (Pusdiknakes, 1985).

11
3. Enzimatis Kolorimetri (GPO-PAP)

Sebelumnya dengan metode ini trigliserida akan dihidrolisa dengan enzimatis


menjadi gliserol dan asam bebas. Dengan lipase khusus akan membentuk
kompleks warna yang dapat diukur kadarnya menggunakan spektrofotometer
(reagen human No. 10163).

12
BAB III
KESIMPULAN
Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organik (Widman, 1989). Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang
kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi
(Madja, 2007).

Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi (1 gram lemak mengandung 9kkal),
pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin
larut lemak, penghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, memberi aroma dan
rasa gurih, sebagai campuran kosmetik, sebagai pelumas, sebagai media menggoreng,
memelihara suhu tubuh dan biodiessel.

13
BAB IV
PENUTUP

Dengan demikian, mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan, kami mohon maaf
kepada para pembaca terutama kepada dosen pembimbing dan teman - teman semua,
apabila ada kesalahan penulisan kata dan ketidaksesuaian materi pada makalah yang telah
kami susun. Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat dijadikan suatu pedoman untuk kalangan
umum.

14
REFERENSI

VN Kirana, 2014. Jurnal Bebas Latar Belakang Minyak Dalam Kehidupan Sehari
hari, e-journal.uajy.ac.id/5386/2/1BL01112.pdf
Anonim. Jurnal Bebas Lipid, sasing.unimus.ac.id/download.php?id=1840
F.G Winarno, 2004. Kimia Pangan Dan Gizi

15

Anda mungkin juga menyukai