Makalah Pinok 1
Makalah Pinok 1
Makalah Pinok 1
Disusun Oleh :
Uswatun Khasanah
Violeta Mardlatillah R.N.I
Yosias Gollu Tunna
Zulkarnain
G/KM/V
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah ini yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Selanjutnya mengenai universal precaution infeksi nosokomial di Rumah
Sakit ini penting untuk diketahui dan dipahami oleh mahasiswa, terutama
mahasiswa dengan jurusan Manajemen Rumah Sakit untuk menambah
wawasannya.
Setiap manusia tak luput dari kesalahan, maka kami memohon maaf atas
segala kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan Saran yang
membangun kami harapkan dari pembaca sekalian untuk memperbaikinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universal Precaution adalah kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh
yang tidak membedakan perlakuan terhadap setiap pasien, dan tidak tergantung
pada diagnosis penyakitnya.
Cara agar petugas perawatan kesehatan dapat menghindari infeksi dari
infeksi yang diangkut aliran darah, seperti HIV atau hepatitis B dan C.
Kewaspadaan umum pertama dikembangkan pada 1987 di AS. Pedoman
termasuk penggunaan sarung tangan lateks, masker, dan kacamata pelindung
jika pekerjaan ada kaitannya dengan darah atau cairan tubuh .
Ada berbagai macam infeksi menular yang terdapat dalam darah dan
cairan tubuh lain seseorang, di antaranya hepatitis B dan C dan HIV. Mungkin
juga ada infeksi lain yang belum diketahui, harus diingat bahwa hepatitis C
baru ditemukan pada 1988. Sebagian besar pasien dengan infeksi tersebut
belum tahu dirinya terinfeksi.
Dalam semua sarana kesehatan, termasuk rumah sakit, puskesmas dan
praktek dokter gigi, tindakan yang dapat mengakibatkan luka atau tumpahan
cairan tubuh, atau penggunaan alat medis yang tidak steril, dapat menjadi
sumber infeksi penyakit tersebut pada petugas layanan kesehatan dan pasien
lain. Jadi seharusnya ada pedoman untuk mencegah kemungkinan penularan
terjadi.
Pedoman ini disebut sebagai kewaspadaan universal. Harus ditekankan
bahwa pedoman tersebut dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap
penularan HIV, tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat
berat dan sebetulnya lebih mudah menular.
1
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian universal precaution ?
Bagaiamana Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial ?
Bagaimana Prosedur pencegahan infeksi ?
Bagaimana Pengendalian Infeksi Nosokomial di RS ?
Apa Saja Program Pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang universal precaution infeksi
nosokomial di RS
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pencegahan terjadinya infeksi
nosokomial
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana prosedur pencegahan infeksi
nosokomial
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pengendalian infeksi
nosokomial di RS
Agar mahasiswa mengetahui program pengendalian infeksi nosokomial
di RS
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan.
Sebetulnya rumah sakit memang sumber penyakit! Di negara maju pun, infeksi
yang didapat dalam rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup tinggi.
Misalnya, di AS, ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial. Di
seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi yang
baru selama dirawat 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di Indonesia, penelitian yang
dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004 menunjukkan bahwa 9,8
persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat
Hal-hal yang berhubungan dengan infeksi nosokomial : (Panjaitan, B, 1989)
1. Secara umum infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan
penderita selama dirawat dirumah sakit.
2. Infeksi nosokomial sukar diatasi karena sebagai penyebabnya adalah
mikro organisme / bakteri yang sudah resisten terhadap anti biotika.
3. Bila terjadi infeksi nosokomial, makaakan terjadi penderitaan yang
berpanjangan serta pemborosan waktu serta pengeluaran biaya yang
bertambah tinggi kadangkadang kualitas hidup penderita akan menurun.
4. Infeksi nosokomial disamping berbahaya bagi penderita, jugaberbahaya
bagi lingkungan baik selamadirawat dirumah sakit ataupun diluar rumah
sakit setelah berobat jalan.
5. Dengan pengendalian infeksi nosokomial akan menghembat biaya dan
waktu yang terbuang.
6. Dinegara yang sudah maju masalah ini telah diangkat menjadi masalah
nasional, sehingga bila angka infeksi nosokomial disuatu rumah sakit
tinggi, maka izin operasionalnya dipertimbangkan untuk dicabut oleh
instansi yang berwenang.
4
B. Universal Precaution
1. Pengertian Universal Precaution
Universal Precaution (Kewaspadaan universal) adalah langkah sederhana
pencegahan infeksi yang mengurangi resiko penularan dari patogen yang
ditularkan melalui darah atau cairan tubuh diantara pasien dan pekerja kesehatan.
Universal precautions (Kewaspadaan Universal) merujuk pada praktek, dalam
kedokteran, menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien, dengan cara
pemakaian barang seperti sarung tangan medis, kacamata, dan perisai wajah.
Praktek ini diperkenalkan pada 1985-88. [1] [2] Pada tahun 1987, praktek
Universal precautions telah disesuaikan dengan seperangkat aturan yang dikenal
sebagai isolasi zat tubuh. Pada tahun 1996, kedua praktik tersebut diganti dengan
pendekatan terbaru yang dikenal sebagai kewaspadaan standar (perawatan
kesehatan). Saat ini dan di isolasi, praktek Universal precautions memiliki makna
sejarah.
Universal precautions yang biasanya dilakukan dalam lingkungan di mana para
pekerja terkena cairan tubuh, seperti:
a. Darah
b. Semen
c. Sekresi vagina
d. synovial cairan
e. cairan ketuban
f. Cerebrospinal cairan
g. cairan pleura
h. peritoneal cairan
i. perikardial cairan
5
e. Keringat
f. Dahak
g. Air liur
Peralatan
Pakaian pelindung seperti:
a. Gaun
b. Sarung tangan
c. Eyewear (kacamata)
d. Perisai wajah
6
sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan
pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri.
Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat
menggunakan panas matahari.
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien
diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus
selalu bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan akan membunuh kuman dan
mencegah penularan antar pasien. Disinfeksi yang dipakai adalah:
Mempunyai efek sebagai detergen
Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan
protein.
Tidak sulit digunakan
Tidak mudah menguap
Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas
maupun pasien
Efektif
Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
7
Selain itu Pencegahan Infeksi nosokomial juga dengan menggunakan Standar
kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
a. Cuci Tangan
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan
terkontaminasi.
Segera setelah melepas sarung tangan.
Di antara sentuhan dengan pasien.
b. Sarung Tangan
Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang
terkontaminasi.
Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
d. Baju Pelindung
Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak
langsung dengan darah atau cairan tubuh
e. Kain
Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lender
Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan
pasien
8
f. Peralatan Perawatan Pasien
Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak
langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi
pada pakaian dan lingkungan
Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
g. Pembersihan Lingkungan
Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
h. Instrumen Tajam
Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum
bekas dengan tangan
Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus
tusukan
i. Resusitasi Pasien
Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain
untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
j. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang
pribadi / isolasi
9
3. Prosedur pencegahan infeksi :
a. Cuci tangan
Cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi yang penting. Cuci tangan
harus dilakukan dengan benar , sebelum melakukan tindakan.
Sarana untuk cuci tangan :
Air mengalir
Sabun dan detergan
Larutan anti septic
10
e. Pengelolaan limbah
Limbah rumah sakit atau di pelayanan kesehatan adalah limbah yang
dihasilkan oleh seluruh kegiatan rumah sakit dan limbah yang terbanyak
adalah limbah infeksium yang memerlukan penerangan khusus.
Tujuan : membuang kotoran dan organisme yang menempel di tangan dan untuk
mengurangi mikroba total pada saat itu.
11
5. Program Pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS
Dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit, ada tiga hal yang
perlu ada dalam program pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit, antara
lain:
12
Program pendidikan hendaknya tidak hanya ditekankan pada aspek perawatan
yang baik saja, tetapi kiranya juga aspek epidemiologi dari infeksi nosokomial ini.
Jadi jelaslah bahwa dalam seluruh lini program pengendalian infeksi nosokomial,
perawat mempunyai peran yang sangat menentukan. Sekali lagi ditekankan bahwa
pengendalian infeksi nosokomial bukanlah ditentukan oleh peralatan yang
canggih (dengan harga yang mahal) ataupun dengan pemakaian antibiotika yang
berlebihan (mahal dan bahaya resistensi), melainkan ditentukan oleh
kesempurnaan setiap petugas dalam melaksanakan perawatan yang benar untuk
penderitanya.
13
BAB III
KASUS
Kasus yang terjadi pada 2009 itu membuat rumah sakit menutup ruang
operasi selama dua minggu. Investigasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit menemukan kontaminasi bakteri di sebuah alat pencukur arthroscopic.
Entah bagaimana bakteri itu bisa lolos proses sterilisasi.
Peristiwa itu memunculkan kritik di dunia medis. Penelitian lebih luas pun
dilakukan di rumah sakit lain. Hasilnya mengejutkan. Sejumlah rumah sakit
terbukti menggunakan perangkat bedah tak steril yang memicu wabah infeksi.
Mayoritas terkontaminasi darah dan kotoran lain dari operasi sebelumnya.
14
Tindakan bedah yang seharusnya mengembalikan kualitas hidupnya justru
memicu tujuh operasi lain yang berujung cacat seumur hidup. "Kesalahan ini
mengubah hidup saya," kata pria 63 tahun itu
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisa Kasus
Contoh kasus pada bab III merupakan salah satu bentuk kasus kelalaian
petugas ataupun kurangnya kesadaran petugas RS dalam melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial . Dalam kasus tersebut
terpampang jelas bahwa kejadian yang sangat dominan yaitu terkontaminasinya
alat pencukur arthroscopic yang dimana alat tersebut sangat berperan penting saat
proses operasi dilakukan .
Proses strerilisasi alat yang kurang baik atau tidak sesuai dengan SOP dapat
memicu atau menimbulkan suatu masalah yang sangat fatal dan sangat merugikan
bagi pasien yang terserang infeksi akibat alat yang tidak steril . Apabila alat yang
digunakan kurang steril, bakteri-bakteri yang resisten akan tetap dapat hidup di
alat tersebut, sehingga akan menunda kesembuhan pasien, bahkan dapat
menimbulkan kematian .
Proses menstrerilisasikan alat tidaklah semudah yang kita bayangkan,
diperlukan ketelitian, kesabaran, kecermatan serta diharuskan dikerjakan oleh
orang-orang yang sudah ahli dan profesional agar tidak menimbulkan kesalahan
yang mengakibatkan munculnya sebuah penyakit baru yang disebabkan oleh
infeksi nosokomial dan pekerjaan ini (mensterilisasikan alat) tidak dapat
diserahkan kepada robot yang tidak memiliki pemikiran kritis untuk mengatakan
alat ini masih kotor atau sudah bersih.
16
BAB V
PENYELESAIAN MASALAH
Sterilisasi adalah proses pengolahan suatu alat atau bahan dengan tujuan
mematikan semua mikroorganisme termasuk endospora pada suatu alat / bahan.
Proses sterilisasi di rumah sakit sangat penting sekali dalam rangka pengawasan
pencegahan infeksi nosokomial.
17
b. Macam-macam sterilisasi
a. Pemanasan
b. Penyinaran dengan UV
18
c. Tehnik Sterilisasi
19
d. Pemilihan tehnik sterilisasi berdasarkan pertimbangan
Tehnik yang murah, cepat dan sederhana.
Hasil yang diperoleh benar benar steril.
Bahan yang disterilkan tidak boleh mengalami perubahan.
e. Pengawasan
f. Pengujian
Ada tiga pilihan yang dapat digunakan sebagai tehnik dalam pengujian
sterilisasi :
Pemanasan sample langsung pada media pembenihan.
Pembilasan penyaring, hasil pembilasan diinkubasikan setelah
ditanam dalam media pembenihan.
Penambahan media pembenihan paket ke dalam larutan yang akan
diuji kemudian diinkubasi.
20
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Universal Precaution adalah kewaspadaan terhadap darah dan cairan
tubuh yang tidak membedakan perlakuan terhadap setiap pasien, dan tidak
tergantung pada diagnosis penyakitnya.
Dalam semua sarana kesehatan, termasuk rumah sakit, puskesmas dan
praktek dokter gigi, tindakan yang dapat mengakibatkan luka atau tumpahan
cairan tubuh, atau penggunaan alat medis yang tidak steril, dapat menjadi
sumber infeksi penyakit tersebut pada petugas layanan kesehatan dan pasien
lain. Jadi seharusnya ada pedoman untuk mencegah kemungkinan penularan
terjadi.
B. Saran
1. Pemahaman dan bekerja dengan kehati-hatian, kecermatan,
menghindarkan bekerja dengan ceroboh adalah cara terbaik dalam
melakukan praktek keperawatan sehingga dapat terhindar dari
kelalaian/malpraktek.
2. Tidak menggunakan alat yang tidak steril
3. Memiliki pedoman dan SOP yang jelas mengenai tata cara sterilisasi alat
medis.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://curhatnisa.blogspot.com/2011/05/universal-precaution.html
http://fannyfirdawati.wordpress.com/semester-4/universal-precaution/
http://keperawatanku.blogspot.com/2010/08/kewaspadaan-universal-
universal.html
http://life.viva.co.id/news/read/290712-peralatan-tak-steril-hantui-ruang-operasi
22