Askep Anemia Aplastik
Askep Anemia Aplastik
Askep Anemia Aplastik
1. Pengertian
2. Epidemiologi
3. Etiologi
a. Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
b. Faktor didapat
Bahan kimia : benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb.
Obat : kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piribenzamin (antihistamin), santonin-
kalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan
sebagainya), obat anti tumor (nitrogen mustard), anti microbial.
Radiasi : sinar rontgen, radioaktif.
Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain.
Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan lain lain.
Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik.
(Mansjoer.2005.Hal:494)
4. Manifestasi Klinis
a. Lemah dan mudah lelah
b. Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteri
c. Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit
d. Pucat
e. Pusing
f. Anoreksia
g. Peningkatan tekanan sistolik
h. Takikardia
i. Penurunan pengisian kapiler
j. Sesak
k. Demam
l. Purpura
m. Petekie
n. Hepatosplenomegali
o. Limfadenopati
(Tierney,dkk.2003.Hal:95)
5. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui tiga factor berikut :
Kerusakan sel induk
Kerusakan lingkungan mikro
Mekanisme imunologis
PANSITOPENIA
Kadar HB
Perdarahan dapat
terjadi terus-menerus
Mudah infeksi:
Perdarahan
- kulit
- mukosa
- organ dalam
febris
- ulkus mulut/faring
- sepsis
Gg perfusi jaringan
Risiko Infeksi
PK Perdarahan
BB menurun <
10 %
anoreksia
Kurang
Pengetahuan
Intoleransi aktivitas
6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi organ
c. Gagal jantung
d. Parestesia
e. Kejang
(Nelson.1999.Hal:1724)
7. Pemeriksaan diagnostic
a. Biopsi sumsum tulang : menentukan beratnya penurunan elemen sumsum normal dan
penggantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, precursor granulosit,
eritrosit dan trombosit. Akibatnya terjadi pansitopenia (defisiensi semua elemen sel darah).
(Smeltzer.2001.Hal:939)
b. Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif. (Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:452)
8. Penatalaksanaan
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri dari beberapa terapi sebagai berikut.
Terapi Kausal
Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Hindarkan pemaparan lebih
lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui.
Terapi Suportif
Bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat pansitopenia. Adapun
bentuk terapinya adalah sebagai berikut
1. Untuk mengatasi anemia
Higiene mulut
Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat
Transfusi granulosit konsentrat diberikan pada sepsis berat
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Keletihan, kelemahan otot, malaise umum
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
Takikardia, takipnea, dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
Ataksia, tubuh tidak tegak
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda tanda lain yang menunjukkan
keletihan
b. Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI
Palpitasi (takikardia kompensasi)
Hipotensi postural
Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang
T
Bunyi jantung murmur sistolik
Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan
dasar kuku
Sclera biru atau putih seperti mutiara
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonstriksi kompensasi)
Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
Rambut kering, mudah putus, menipis
c. Integritas Ego
Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah
Depresi
d. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
Flatulen, sindrom malabsorpsi
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
Diare atau konstipasi
Penurunan haluaran urine
Distensi abdomen
e. Makanan / cairan
Penurunan masukan diet
Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
Adanya penurunan berat badan
Membrane mukosa kering, pucat
Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis
Stomatitis
Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
f. Neurosensori
Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
Hemoragis retina
Epistaksis
Gangguan koordinasi, ataksia
g. Nyeri/kenyamanan
Nyeri abdomen samar, sakit kepala
h. Pernapasan
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
Takipnea, ortopnea dan dispnea
i. Keamanan
Riwayat terpajan terhadap bahan kimia mis : benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen
Tidak toleran terhadap dingin dan / atau panas
Transfusi darah sebelumnya
Gangguan penglihatan
Penyembuhan luka buruk, sering infeksi
Demam rendah, menggigil, berkeringat malam
Limfadenopati umum
Petekie dan ekimosis
DS :
- Klien mengatakan badan lemas
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
- Klien mengeluh demam
- Klien mengeluh pusing
DO :
- Klien tampak pucat
- Pengisian kapiler refil klien lambat
- Porsi makan klien tidak habis
- Mukosa bibir klien tampak kering
- Klien tampak mengalami petekie
- Klien tampak mengalami mimisan (epistaksis)
- Kadar Albumin menurun ( 4 5,8 g/dL)
- Hb menurun (11 16 g/dL)
- Ht menurun (31 43 %)
- Trombosit menurun (150.000 400.000 L)
- Eritrosit menurun (3,8 5,5 x 1012)
- Leukosit menurun (5000-10.000 sel per mm3)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah (SDM) normal.
c.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen (pengiriman).
d. PK Perdarahan
e.Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia,
penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Misinterpretasi informasi
3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
I.Perubahan perfusi Setelah dilakukan 1. Ukur tanda-tanda 1.Memberikan
jaringan berhubungan tindakan vital, observasi informasi tentang
dengan penurunan keperawatan selama pengisian kapiler, keadekuatan perfusi
komponen seluler ..... x 24 jam klien warna jaringan dan
yang diperlukan untuk menunjukkan kulit/membrane membantu kebutuhan
pengiriman oksigen/ perfusi yang mukosa, dasar kuku. intervensi.
nutrisi ke sel. adekuat 2. Auskultasi bunyi 2.Dispnea, gemericik
Kriteria Hasil : napas menunjukkan CHF
a.Tanda-tanda vital karena regangan
stabil jantung
b.Membran mukosa 3.Observasi keluhan lama/peningkatan
berwarna merah nyeri dada, palpitasi. kopensasi curah
muda jantung.
4. Evaluasi respon 3.Iskemia seluler
c.Pengisian kapiler verbal melambat, mempengaruhi
(2-3 detik) agitasi, gangguan jaringan
memori, bingung. miokardial/potensial
5.Evaluasi keluhan resiko infark.
dingin, pertahankan 4.Dapat
suhu lingkungan dan mengindikasikan
tubuh supaya tetap gangguan perfusi
hangat. serebral karena
KOLABORASI: hipoksia
6.Observasi hasil 5.Vasokonstriksi (ke
pemeriksaan organ vital)
laboratorium darah menurunkan sirkulasi
lengkap perifer.
7. Berikan transfusi 6.Mengidentifikasi
darah defisiensi dan
lengkap/packed kebutuhan
sesuai indikasi pengobatan/respons
8.Berikan oksigen terhadap terapi.
sesuai indikasi. 7.Meningkatkan
9.Siapkan intervensi jumlah sel pembawa
pembedahan sesuai oksigen, memperbaiki
indikasi. defisiensi untuk
mengurangi resiko
perdarahan.
8.Memaksimalkan
transpor oksigen ke
jaringan
9.Transplantasi
sumsum tulang
dilakukan pada
kegagalan sumsum
tulang/ anemia
aplastik.
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi Keperawatan
Dx.1 Klien menunjukkan perfusi yang adekuat
a.Tanda-tanda vital stabil
b.Membran mukosa berwarna merah muda
c.Pengisian kapiler <2-3 detik>
Dx.2 Klien mampu mempertahankan berat badan yang stabil
a. Asupan nutrisi adekuat
b. Berat badan normal
c. Nilai laboratorium dalam batas normal :
Albumin : 4 5,8 g/dL
Hb : 11 16 g/dL
Ht : 31 43 %
Trombosit : 150.000 400.000 L
Eritrosit : 3,8 5,5 x 1012
Dx. 3 Klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.
a. Tanda tanda vital dalam batas normal
b. Klien dapat melakukan aktivitas dan istirahat dengan tenang
c. Klien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
d. Klien tidak menunjukkan tanda tanda keletihan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak vol.2.Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Pillitteri,Adele.2002.Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta:EGC.
Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth vol.2.
Jakarta: EGC.
Soedeman. 1995. Patofisiologi. Jakarta: Hipokrates.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Tierney, Lawrence. 2003. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (penyakit dalam). Jakarta: Salemba
Medika.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta: EGC.
Anonym. Nanda.2005-2006. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Nanda International:
Philadelphia.