Praktikum Suspensi Antasida
Praktikum Suspensi Antasida
Praktikum Suspensi Antasida
SUSPENSI ANTASIDA
OLEH :
AKFAR 3 B
November 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang, tanpa kesehatan
maka kita tidak dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan lancar, maka
diperlukan pola hidup yang teratur, sehat dan asupan yang memenuhi cakupan gizi
yang diperlukan oleh tubuh kita. Kebanyakan orang tidak memperhatikan pola
makan yang teratur. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti padatnya
pekerjaan seseorang, stress, dan masih banyak faktor yang lain.
Akhir-akhir ini banyak orang yang sering mengalami sakit maag. Sakit maag
atau tukak lambung, atau dalam bahasa kedokteran disebut dispepsia, adalah
kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, atau perasaan tidak nyaman yang
berasal dari saluran cerna atas, disertai dengan perasaan cepat kenyang atau bahkan
kehilangan nafsu makan, sendawa, mual sampai muntah. Sakit maag terjadi akibat
tingginya kadar asam di dalam lambung yang menyebabkan iritasi pada dinding
lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Dampak yang dirasakan
penderita biasanya adalah merasakan perih atau sebah pada perut.
Sakit maag dapat terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat, waktu yang
lama (kronik), atau karena kondisi khusus seperti adanya penyakit lain.
Kebanyakan orang mengkonsumsi obat maag ketika rasa sakit maag terasa. Hampir
semua obat untuk mengatasi rasa sakit maag yang terdapat di pasaran di dalamnya
mengandung antasida. Antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan
aluminium hidroksida sebagai zat aktif yang diberikan secara oral (diminum) untuk
mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam untuk
menetralkan asam lambung. Sesuai dengan namanya golongan obat ini berfungsi
untuk melawan atau mengurangi tingkat keasaman lambung akibat produksi asam
lambung berlebih.
Konsumen lebih suka mengkonsumsi obat maag dalam bentuk cair karena
dirasa lebih cepat dalam menyembuhkan sakit. Obat maag yang biasa dikonsumsi
merupakan bentuk sediaan obat suspensi. Suspensi merupakan salah satu contoh
sediaan cair yang secara umum dapat di artikan sebagai suatu sediaan cair yang
mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase
cair.
Alasan bahan obat di formulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan
obat memiliki kelarutan yang kecil atau sukar larut, tetapi diperlukan dalam bentuk
sediaan cair untuk memenuhi kebutuhan pasien yang sukar menelan obat dan dapat
dikonsumsi oleh anak-anak. Sediaan suspensi dapat diterima baik oleh konsumen,
jika dibandingkan dengan bentuk larutan penggunaan sediaan suspensi lebih efisien
karena dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Penampilan kemasan, rasa, dan warna dari sediaan obat jenis suspensi ini juga dapat
menjadi daya tarik tersendiri oleh konsumen.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Penyebab
Penyebab terjadinya penyakit maag adalah :
1. Makan tidak teratur atau terlambat makan
Biasanya secara tidak sadar menunggu hingga rasa lapar melilit perut, baru
makan dan ketika makan dengan porsi besar.
2. Adanya bakteri yang bersarang di dalam lambung yaitu bakteri
Helycobacter Pylori.
Bakteri Helycobacter pylori hidup dibawah lapisan selaput lendir dinding
bagian dalam lambung. Fungsi lapisan lendir ini sebenarnya adalah sebagai
pelindung dari kerusakan dinding lambung akibat produksi asam lambung.
Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri ini menyebabkan peradangan pada
dinding lambung yang disebut dengan Gastritis.
3. Perokok aktif.
Lebih banyak merokok dibanding dengan mengkonsumsi asupan makanan
yang bergizi. Rokok secara tidak langsung dapat menjadi salah satu
penyebab maag.
4. Faktor psikis
Stress juga merupakan salah satu penyebab timbulnya maag. Stress
membuat keadaan lambung semakin parah dari sebelumnya. Jika tidak
dapat mengontrol, stress juga dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan.
5. Kurang istirahat
Tidak dapat membagi waktu dengan tepat. Tidak dapat memanfaatkan
waktu untuk bekerja, istirahat, dan makan. Sehingga penyakit lambung
dapat datang tiba-tiba dan cukup menyiksa.
6. Efek samping dari penggunaan obat-obat tertentu.
Penyakit maag juga dapat dipengaruhi oleh obat-obatan kimia yang
digunakan. Salah satu obat yang dapat menyebabkan maag adalah aspirin
atau obat penghilang rasa nyeri sehingga apabila sering digunakan dapat
menimbulkan efek samping yaitu maag.
7. Makan makanan tidak sehat.
Apabila asupan makanan yang dikonsumsi terlalu pedas dan asam bisa
meningkatkan asam lambung yang akan menyebabkan luka pada lambung
dan sakit maag terjadi. Bukan hanya itu saja, namun tekstur makanan yang
keras atau sulit dicerna juga dapat menjadi faktor penyebab penyakit maag.
8. Minum minuman yang tidak sehat.
Minuman yang dapat menyebabkan penyakit maag yaitu minuman yang
dapat menyebabkan batu ginjal, seperti minuman yang mengandung
alkohol, kafein, ataupun soda.
2.1.3 Gejala
Gejala yang terjadi pada saat sakit maag adalah :
1. Perut kembung.
Gejala yang biasa dialami oleh penderita adalah perut kembung, hal ini
terjadi karena lambung yang banyak terisi oleh gas yang dihasilkan oleh
lambung.
2.1.4 Akibat
Akibat yang ditimbulkan adalah perut terasa perih atau sebah, merasa mual dan
ingin muntah, dan kondisi tubuh akan menjadi letih.
2.1.5 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Atur jadwal makan
Lebih baik jika sudah waktu jam makan, segeralah lakukan makan. Dengan
menunda waktu makan rasa lapar akan hilang, namun hanya bertahan sesaat
dan perut akan terasa sangat kelaparan. Hal ini dapat memicu untuk makan
dengan porsi besar, dan makan jenis makanan apapun untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, menunda jadwal makan akan menjadi pemicu sakit maag.
2. Tidak makan besar di awal makan.
Untuk mengawali makan yang baik, tidak langsung dengan memakan
makanan dengan porsi yang berlebihan, seperti nasi. Karena dengan makan
berat di awal, akan membuat tubuh mencerna makanan lebih lama.
Sebaiknya mengawali makan makanan yang mudah di cerna oleh tubuh
seperti buah.
3. Makanan berserat
Makanan-makanan yang berserat akan lebih mudah di cerna oleh tubuh,
tetapi makanan yang berserat juga tidak berarti makanan yang mengandung
serat yang berlebih. Makanan berserat yang baik untuk mencegah penyakit
maag adalah makanan yang mengandung cukup serat, seperti buah dan
sayur.
4. Tidak makan sebelum tidur.
Makan sebelum tidur tidak baik di karenakan makanan tidak dapat di cerna
dengan baik dan juga akan menyebabkan asam lambung naik. Sebaiknya
hanya meminum air putih untuk menghilangkan rasa lapar sebelum tidur.
2.1.6 Pengobatan
Sakit maag akan sembuh jika ditangani sesuai dengan penyebab yang
mendasarinya. Penting untuk mengetahui dan mengatasi penyebab dasar maag
karena kadang-kadang kondisi radang yang baru bisa kambuh kembali.
Obat yang biasanya dikonsumsi untuk mengobati sakit maag adalah jenis obat
dengan bentuk liquid, seperti suspensi. Karena bentuk sediaan suspensi lebih cepat
meredakan penyakit maag karena mudah di absorbsi dalam lambung..
Zat Aktif Obat adalah unsur dalam obat yang memiliki khasiat menyembuhkan
penyakit. Antasida adalah obat yang digunakan untuk menetralkan asam lambung.
Digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan yang diakibatkan
oleh asam lambung, seperti tukak pada esophagus, lambung atau usus dengan gejala
seperti nyeri lambung, mual, dan muntah.
Umumnya antasida merupakan basa lemah, biasanya terdiri dari zat aktif yang
mengandung alumunium hidroksida atau karbonat, magnesium hidroksida atau
karbonat, dan kalsium. Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan simetikon
yang dapat mengurangi kelebihan gas.
2.3 Sediaan
2.3.1 Definisi
Suspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus
halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin
stabilitas tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan
dituang.
Menurut FI Edisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan
obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut FI Edisi IV, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Menurut Formularium nasional Edisi II, suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan
atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa
yang ditetapkan.
2.3.2 Persyaratan
2.3.2.1 Persyaratan sediaan suspensi menurut FI edisi III adalah :
1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
Partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama sehingga
tidak cepat mengendap pada wadah. Pengendapan seperti ini dapat
mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi
kembali.
2. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali.
Sediaan harus mudah didispersi kembali sehingga memudahkan
penggunaan pada pasien.
3. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi.
Agar nyaman digunakan dan tahan terhadap serangan mikroba.
4. Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi.
Dispersi tidak boleh terlalu kental agar mudah untuk dituang dan mudah
dikocok kembali.
5. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama
2.4.1.2 Tujuan
Membuat formula yang tepat sehingga menghasilkan produk akhir berupa
sediaan farmasi yang stabil, berkhasiat, aman dan nyaman ketika digunakan.
Kenyamanan saat penggunaan seperti rasa yang tidak enak dari obat, bau yang tidak
enak, dan warna yang kurang menarik dapat ditutupi dengan adanya bahan-bahan
tambahan.
Kenyamanan saat digunakan penting untuk diperhatikan karena akan
mempengaruhi kepatuhan pemakai obat. Jika obat berasa tidak enak maka orang
akan tidak suka mengkonsumsinya. Kestabilan sediaan obat, selama penyimpanan,
sediaan obat harus tetap dalam keadaan yang stabil, tidak menampakkan tanda-
tanda kerusakan seperti : terjadi perubahan warna, bau, rasa, timbulnya kristal pada
permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan minyak pada sediaan krim/emulsi,
adanya endapan yang mengeras pada sediaan suspense.
3. Gliserin
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berbau, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah, higroskopis, netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidal larut
dalam kloroform, dalam eter.
Alasan pemilihan gliserin sebagai bahan tambahan karena gliserin dapat
digunakan sebagai zat pembasah yang dapat mendesak lapisan udara yang ada
di permukaan partikel dan melapisi bahan obat sehingga menyebabkan sudut
kontak turun.
Alasan pemilihan Ol. Menthae Pip. Sebagai bahan tambahan karena Ol.
Menthae Pip. digunakan sebagai corigen odoris, dapat menutupi rasa pahit dari
bahan obat dan juga lebih disukai orang dewasa karena ada sensasi dingin.
6. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya
2.4.2 Formulasi
2.4.2.1 Definisi
Formulasi merupakan suatu kegiatan dalam pembuatan sediaan dimana
menitikberatkan pada kegiatan merancang bahan yang diperlukan untuk membuat
sediaan tertentu yang meliputi nama dan takaran bahan
2.4.2.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya formulasi adalah untuk mengetahui ketersesuaian efek
terapi, Meningkatkan kestabilan obat, menghindari efek toksik, meningkatkan
penampilan obat.
2. Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun(kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan
turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan
menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspense tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum " S T O KE S ".
Keterangan :
V = kecepatan aliran
d = diameter clad partikel
p = berat jenis dari partikel
po = berat jenis cairan
g = gravitasi
= viskositas cairan
4. Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut merupakan sifat
alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila
partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat
saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya
membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.
Kalau dililiat dari faktor-faktor tersebut diatas faktor konsentrasi dan sifat
dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi
karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep dan sifat
partikel merupakan sifat alam, yang dapat diubah atau disesuaikan adalah
ukuran partikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal
dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam
cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending
agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air
(hidrokoloid).
2.5 Produksi
2.5.1 Definisi
Produksi adalah serangkaian kegiatan untuk membuat, merubah bentuk,
menambah bahan, menambah daya guna suatu bahan awal (raw material) menjadi
suatu sediaaan ruahan ataupun sediaan jadi sesuai dengan spesifikasi standar
nasional maupun internasional.
Keterangan : UC = Unclassified
NS = No Specification
Kondisi at rest yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di dalam
ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi in operational yaitu
kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam ruangan dan kondisi
mesin sedang beroperasi.
No
Nama Alat Gambar Alat Fungsi
.
Untuk
Neraca
mengetahui
1. (timbangan
berat suatu
)
timbangan.
Sebagai alat
Neraca
2. pengukur massa
analitik
.
Untuk
mengukur
3. Labu ukur
volume dengan
volume tertentu.
Mengukur
4.
volume.
Gelas ukur
Mengambil
larutan dengan
5. Pipet ukur
volume rendah
(sampai 4 ml ).
Mengambil
larutan dengan
6. volume
Pipet
tertentu (5mL-50
volume
mL).
Untuk
7. Picnometer menghitung
massa jenis
cairan/ larutan.
Untuk
menimbang
Botol
8. sample dan
timbang
mengetahui
bobot
konstantanya.
untuk
menampung
filtrat hasil
penyaringan
Erlenmewe serta
9.
r penampung
titran pada
proses titrasi
dan
memanaskan
suatu larutan.
Untuk
Beaker
mengaduk,
10. glass (piala
mencapur dan
gelas)
memanaskan
cairan.
Untuk
menambahkan
11. Pipet tetes
larutan secara
perlahan setetes
demi setetes.
1. Masker partikel.
Pada produk masker partikel juga ada yang terbuat dari bahan
karbon aktif, kelebihan dari penggunaan bahan ini dapat menyaring
udara, sehingga udara yang terhirup menjadi lebih baik kualitasnya,
selain menyaring partikel tentunya.
Berbeda dengan masker jenis kertas, pada masker jenis ini memiliki
kemampuan dalam penyaringan udara yang lebih baik, karena dalam
segi bentuk dibuat rapi, menyesuaikan dengan lebar pada area wajah di
sekitar hidung dan mulut. Masker berbahan kertas ini memiliki kode
N95 dan N100, pemberian kode tersebut berdasarkan kemampuan dari
masker jenis kertas yang dapat menyaring virus yang tersebar di udara.
Selain itu masker dengan jenis bahan kertas juga dapat bertahan hingga
2 minggu dalam penggunaannya, berbeda dengan masker
jenis fibre yang bertahan hingga 4 jam saja dengan pemakaian kontinu.
2. Masker chemical (penjernih udara).
Masker jenis ini memiliki jenis filter yang berbeda dengan masker
jenis fibre, masker chemical umumnya memiliki filter yang terbuat dari
bahan carbon active yang berfungsi untuk menetralkan udara disekitar.
Masker chemical juga diciptakan berbagai tipe, berdasarkan zat kimia
yang dapat dinetralkannya. Contoh untuk penggunaan pada zat kimia
ringan, seperti ; penggunaan untuk pengecatan, polusi asap yang bersifat
ringan, dan pencemaran udara akibat gas / udara yang menyebabkan
timbulnya bau tidak sedap, dapat menggunakan bahan dengan kode NP
305, sedangkan NP 306 digunakan untuk pengunaan pada area yang
mengandung asap akibat dari proses kimiawi, dan oksidasi, seperti
pengelasan, asap akibat kebakaran dsb.
Pekerja harus memiliki attitude baik, agar proses produksi berjalan lancar tanpa
adanya kecelakaan kerja karena kecertobohan pekerja akibat attitude yang kurang
baik.
3.1 Formula
Formula sediaan
Al(OH)3 2,7
Mg(OH)2 2,4
Gliserin 20%
PGA 5%
Syr. Simpleks 20%
Nipagin 0,1 %
Ol. Menthae pip. 3 tetes
Aqua Ad 60 mL
Gliserin = 20 x 60 mL = 12 mL
100
Syr. Simpleks = 20 x 60 mL = 12 mL
100
Dengan perbandingan sukrosa : 60 x 12 mL = 7,2 g
100
Air : 40 x 12 mL = 4,8 mL
100
PGA = 5 x 60 mL = 3 g
100
Air untuk PGA = 1,5 x 3 = 4,5 mL
4. Uji viskositas
Alat : Viskometer
a) Dipasang spindel pada gantungan spindel
b) Diturunkan spindel sdemikian rupa sehingga batas tercelup dalam cairan
sample yang akan diukur viskositasnya.
c) Dipasang step kontak
d) Nyalakan rotor sambil menekan tombol
e) Dibiarkan spindel berputar dan melihat jarum merah pada sekalah
f) Dibaca angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut untuk mengukur
viskositasnya.
Pembahasan :
Hasil yang diperoleh dari uji organoleptis telah sesuai dengan yang
diharapkan, dengan bentuk liquid yaitu suspensi, dan warna, rasa, serta bau
yang sesuai dengan essens yang digunakan.
Pembahasan :
Hasil dari uji penetapan pH telah sesuai dengan standart pH untuk obat oral.
Pembahasan :
Hasil uji yang diperoleh dapat dikatakan telah sesuai. Karena laju sedimentasi
terhitung lama, suspensi yang cepat mengendap dapat mempermudah
pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali.
Pembasahan ;
Hasil uji yang diperoleh telah sesuai dengan standart, bahwa sediaan suspense
harus dapat cepat terdispersi kembali tidak lebih dari 30 detik.
Pembahasan :
Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan standart, sediaan suspensi yang di
produksi sesuai dengan syarat suspensi yaitu kekentalan suspense tidak terlalu
tinggi sehingga mudah dituang dan dikocok kembali.
BAB V
KESIMPULAN