Laporan Stirred Tank Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

Stirred Tank

Dosen Pembimbing : Ir. Dwi Nirwantoro, M.T.

Kelompok/Kelas : II / 2A-TKPB

Anggota : 1. Abdul Faza M (151424001)

2. Afifah Nur Aiman (151424002)

3. Agus Hermawan (151424003)

Tanggal Praktikum : 13 September 2017

Tanggal Pengumpulan Praktikum : 20 September 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2017
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2
1.1 Latar belakang .............................................................................................................. 2
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 4
BAB III.................................................................................................................................... 10
METODOLOGI PERCOBAAN........................................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan............................................................................................................ 10
3.2 Skema Kerja ................................................................................................................ 10
BAB IV .................................................................................................................................... 13
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................... 13
4.1 Data Pengamatan ........................................................................................................ 13
4.2 Perhitungan ................................................................................................................. 14
4.3 Pembahasan ................................................................................................................. 15
BAB V ..................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 19
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 19
5.2 Saran ........................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor kimia
adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung
reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri dimana terjadi reaksi
bahan mentah menjadi produk yang lebih berharga. Stirred Tank Reactor (reaktor
tangki berpengaduk) dalam industri kimia digunakan untuk reaksi-reaksi batch
tumpak dalam skala kecil. Reaktor ini dirancang untuk mempelajari proses-proses
penting dalam ilmu kimia. Selain itu reaktor ini digunakan untuk reaksi fasa cair dan
biasanya digunakan dalam industri kimia organic seperti pabrik pembuatan etil asetat.
Namun pada praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan, reaktor ini digunakan
untuk membuat sebuah produk yang tentunya dibuat melalui proses kimia yaitu sabun
cair.
Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Pada
perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang beredar di
pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun umum untuk
membersihkan kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring. Sabun cuci piring
mempunyai dua bentuk, yaitu sabun cuci piring cream dan sabun cuci piring cair. Faktor
kepraktisan dan kecepatan larut sabun dalam air pada sabun cair menyebabkan banyak
orang lebih memilih menggunakannya daripada sabun cream cuci piring. Selain itu pula
disebabkan aroma sabun cream baunya lebih menempel pada peralatan dapur serta
kurang lembut di tangan. Oleh karena itu di mata kuliah satuan proses ini, kami
mempelajari proses pembuatan sabun cair cuci piring.
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan dengan asam lemak
khususnya trigliserida dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dihasilkan oleh
proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam
kondisi basa. Pada perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-macam, yaitu
sabun padat, sabun lunak, sabun cair, dan sabun bubuk. Jika basa yang digunakan

2
adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan bila basa
yang digunakan berupa KOH, maka produk reaksi berupa sabun cair.

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1) Menghitung koefisien keseluruhan perpindahan untuk tangki berpengaduk
2) Menghitung koefisien film perpindahan panas untuk tangki berpengaduk
3) Memahami proses perpindahan panas di dalam tangki berjaket berpengaduk, yang
tergolong dalam kelompok proses unsteady state.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam transfer panas,
transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui selama reaksi kimia, ini harus dijaga
dan terkontrol. Stirred Tank Reactor (reaktor tangki berpengaduk) terdiri dari tangki silindris
yang dilengkapi dengan agitator pengaduk. Tangki ini digunakan untuk pemanasan atau
pendinginan, dipakai jaket sehingga air panas atau air dingin dapat dialirkan (dipindahkan).
Pengadukan dipakai dalam berbagai aplikasi, misalnya :Dispersi suatu zat terlarut
dalam suatu pelarut, penyatuan dua cairan yang dapat dicampur , produksi slurry dari padatan
halus didalam suatu cairan, pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat
transfer ke cairan.Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi menurut
aplikasinya.

1) Axial flow impeler untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan gerakan cepat.
2) Flat blade turbine yang menghjasilkan aliran turbulen pada arah radial, tetapi memerlukan
power yang lebih besar.
3) Turbin untuk pengadukan yang merata sekali.
4) Anchor impeller untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif digunakan untuk tangki yang
dipanaskan atau didinginkan dengan jaket.
5) Helical impeller untuk pengadukan padat cair atau untuk mengadauk pasta, lumpur, atau
adonan.

Perpindahan panas dan energi pada proses tangki berpengaduk berjaket pada praktikum
ini terjadi sangat berbeda dengan proses perpindahan panas yang sering kita jumpai Hal ini
disebabkan karena proses yang terjadi adalah proses tak tetap (unsteady state). Jadi koefesien
perpindahan panas (U) tidak dapat digunkan dalam persamaan Fourier, yaitu Q = U.A.T.
Persamaan Fourier tersebut hanya bisa digunakan bila tangki beroperasi secara
sinambung/steady state. Dalam semua kasus, laju total perpindahan panas dapat diekspresikan
dalam bentuk daya gerak penurunan temperatur dan hambatan.
Persamaan Fourier
Q = U . A . (T1 T2)
Dimana: Q = laju perpindahan panas ;

4
T1 = temperatur pada titik 1 ;
T2 = temperatur pada titik 2 ;
U = koefisien keseluruhan perpindahan panas ;
A = luas permukaan yang dilalui panas.
Perpindahan panas dalam tangki berpengaduk berjaket sangat berbeda dengan proses
perpindahan yang biasa anda jumpai. Hal ini disebabkan karena proses yang terjadi adalah
proses tak tetap (unsteady state). Jadi koefisien perpindahan panas (U) tidak dapat digunakan
dalam persamaan Fourier. Q = U.A.t. Persamaan Fourier hanya dapat digunakan bila tangki
beroperasi kontinu (steady state).
Persamaan yang harus digunakan adalah persamaan untuk tangki berjaket berpengaduk
dengan pemanas dengan pemanas non-isothermal (air).

WcT1 T2 UAdt
dQ dt
Mc
dt d

WcT1 T2
dt
Mc
d .....................................................................................................1
T1 t 1 Wc K1 1
Ln
T2 t 2 Mc K 2
............................................................................................2
rA
K1 e Wc
.......................................................................................................................3
Dari persamaan 1 kita dapatkan harga W (laju alir fluida panas) yang kemudian
disubstitusikan ke persamaan 2 untuk mendapatkan harga K1 dan persamaan 3 kita dapatkan
harga U. Untuk perhitungan koefisien film dinding kita mempergunakan hubungan sebagai
berikut :
1 0,14
h 1D1 L2 N 3
Q
a
K
W
Dimana :
h : Koefisien film dinding dalam
Di : Diameter dalam tangki
L : Diameter pengaduk
N : Putaran pengaduk per unit waktu
: Viskositas cairan
: Density/kerapatan rata-rata cairan
w : Viskositas permukaan
K : Konduktivitas thermal

5
Hukum Fourier
Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi ialah berupa
kesebandingan yang ada antara laju alir kalor melintas permukaan isotermal dan gradien suhu
yang terdapat pada permukaan itu. Hubungan umum ini berlaku pada setiap lokasi di dalam
suatu benda, pada setiap waktu disebut Hukum Fourier yang ditulis sebagai :
dq T
k
dA n
Dimana :
A : Luas permukaan isotermal
n : Jarak, diukur normal (tegak lurus) terhadap permukaan itu
q : Laju alir kalor melintasi permukaan itu pada arah normal terhadap permukaan.
T : Suhu
K : Konstanta proporsionalitas (tetapan kesebandingan)

Pada keadaan steady, T hanya merupakan fungsi posisi semata-mata, dan laju aliran
kalor pada setiap titik pada dinding itu konstan. Sehingga persamaannya dapat ditulis :
q dT
k
A dn
Konduktivitas Termal
Hukum Fourier menyatakan bahwa k tidak tergantung pada gradien suhu tetapi tidak
selalu demikian halnya terhadap suhu itu sendiri. Di lain pihak, k merupakan fungsi suhu.
Walaupun bukan fungsi kuat. Untuk jangkauan yang tidak konstan, k dapat dianggap konstan.
Tetapi untuk jangkauan suhu yang lebih besar, konduktivitas termal dapat didekati dengan
persamaan dalam bentuk :
K = a + bT
Dimana : a dan b = konstanta empirik

Konduksi Keadaan Steady


Konduksi dalam keadaan steady dapat ditulis :
q dT q
k atau dT dx
A dx kA
Oleh karena hanyalah x dan T yang merupakan variabel dalam persamaan, integral langsung
akan menghasilkan :

6
q T T T
k 1 2 k
A X 2 X1 B
Dimana :
X2 dan X1 = B = tebal lempengan
T1 T2 = t = penurunan suhu (beda suhu) melintang lempeng

Nilai k dapat dihitung dengan mencari rata-rata aritmetik dan k pada kedua suhu
permukaan, T1 dan T2 atau dengan menghitung rata-rata aritmetik suhu dan menggunakan nilai
k pada suhu itu.
Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk :
T
q
R

KONDUKSI KALOR KEADAAN TAK STEADY


Persamaan konduksi satu dimensi
T TT
dx
x xx
Jika kalor keluar lempeng pada x dx tentulah :
T TT
kA( dx)dt
x xx
Kelebihan masukan kalor terhadap kalor yang keluar, yang merupakan penumpukan pada
lapisan dx adalah :
T T TT 2T
kA dt kA( dx)dt kA 2 dxdt
x x xx x

Stirred Tank Reactor (STR)


Stired Tank (tangki berpengaduk) dalam industri kimia digunakan untuk reaksi-reaksi
batch tumpak dalam skala kecil. Alat ini terdiri dari tangki silindris yang dilengkapi dengan
agitator pengaduk. Tangki ini digunakan untuk pemanasan atau pendinginan, dipakai jaket
sehingga air panas atau air dingin dapat dialirkan (dipindahkan).
Pengadukan dipakai dalam berbagai aplikasi, misalnya dispersi suatu zat terlarut dalam
suatu pelarut, penyatuan dua cairan yang dapat dicampur, produksi slurry dari padatan halus
didalam suatu cairan, pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke
cairan.

7
Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi menurut aplikasinya.
Axial flow impeler, untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan gerakan cepat.
Flat blade turbine, yang menghjasilkan aliran turbulen pada arah radial, tetapi
memerlukan power yang lebih besar.
Turbin untuk pengadukan yang merata sekali.
Anchor impeller, untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif digunakan untuk tangki
yang dipanaskan atau didinginkan dengan jaket.
Helical impeller, untuk pengadukan padat cair atau untuk mengaduk pasta, lumpur, atau
adonan.

Gambar 1. Batch Stirred Reactor

Proses perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dapat digolongkan sebagai


proses non isothermal, unsteady state karena aliran panas dan suhu berubah terhadap
waktu. Penurunan dan penggunaan persamaan neraca energi dan persamaan yang
menghubungkan bilangan tak berdimensi mengikuti asumsi-asumsi berikut :
U bernilai bernilai konstan untuk proses dan pada seluruh permukaan perpindahan
panas, sehingga U proses adalah constan.
Laju alir fluida panas adalah konstan.
Panas spesifik fluida panas dan fluida dingin konstan selama proses.
Suhu fluida pemanas yang masuk dalam jacket konstan
Pengadukan menghasilkan suhu cairan yang merata.
Tidak terjadi perubahan fasa parsial.
Panas yang hilang dapat diabaikan

Uraian Proses Stirred Tank Reactor :


Keran udara tekan dibuka untuk menghidupkan kontrol panel dan menggerakkan katup
pneumatik. Kemudian keran air dibuka dan air dipompakan ke dalam jaket. Air akan memenuhi

8
jaket dan keluar pada bagian outlet menuju ke Y Joint, disini air akan dipanaskan dengan
bantuan steam yang diinjeksikan oleh katup pneumatik (sebelumnya valve steam dibuka
terlebih dahulu). Air yang panas masuk ke separator dimana gas yang terbentuk akan mengalir
ke atas sedangkan cairannya akan kembali ke dalam jaket dan bersirkulasi. Air panas didalam
jaket akan memanaskan cairan didalam reaktor sampai suhu mencapai set point (70oC). Gas
dari separator akan terjebak didalam steam trap sehingga terkondensasi menjadi cairan dan di
kembalikan ke tangki penampung.

9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat Bahan
Tangki Berpengaduk Air 20L
PCT 10 Na2SO4 7gr
Thermocouple Camperlan 4 ml
Pompa listrik portable Texapon 24gr
Gelas kimia 500 gr EDTA 1% b/v atau 0.2gr
Gliserin 40ml
NaCl 4gr
CAB-30 40gr

3.2 Skema Kerja


Persiapan Bahan

Menimbang texapon sebanyak 24gr, Na2SO4 sebanyak 7 gr

Menimbang CAB-30 sebanyak 40 gr, EDTA % b/v 0.2 gr

Menimbang NaCl sebanyak 4gr, camperlan 4 ml, gliserin 40ml kemudian


memasukkan semua bahan ke dalam gelas kimia 500 gr

Persiapan awal alat stirred tank

Katup udara tekan dibuka, saklar utama

Kran utama air dibuka, mengidupkan pompa sirkulasi air dalam jaket (tombol
hijau) hingga tekana stabil

Membuka katup udara uap, mengatur panel kontrol TIC (sp = 70)
10
Panel kontrol TIC 6 diatur hingga PV menyala merah, tombol hijau dan kuning
dimatikan

Panel kontrol TIC 7 : tekan tombol kuning 90%, jika Tair = 90 0C


ubah menjadi 60 % matikan tombol kuning

Menunggu sampai keadaan suhu air pemanas stabil

Pembuatan sabun cair

Memanaskan air 20L (T = 500C 600C )

Menyalakan dan mengatur kecepatan putaran pengaduk

Memasukkan campuran bahan dalam gelas kimia lalu dilakukan pengadukan


hingga semua larut dalam air

Pengambillan data setiap 15 menit (P suction dan discharge pompa, P steam, T


masuk & keluar reaktor)

Menetralkan PH sabun cair dengan menambahkan asam sitrat

PH dan viskositas sabun cair diukur dan dibandingkan dengan sabun pasaran

Penyelesaian

Setelah selesai praktikum, membersihkan dan merapikan alat seperti semula

Mematikan katup uap, air, udara, dan panel PCT 10

11
3.3 Diagram Alir Proses

Steam Trap

Aliran air
masuk
Aliran uap

Uap bebas air

Aliran steam

Aliran air
pendingin
masuk
Aliran air
pendingin
keluar

Air masuk

Uraian Proses Stirred Tank Reactor :


Keran udara tekan dibuka untuk menghidupkan kontrol panel dan menggerakkan
katup pneumatik. Kemudian keran air dibuka dan air dipompakan ke dalam jaket. Air akan
memenuhi jaket dan keluar pada bagian outlet menuju ke Y Joint, disini air akan
dipanaskan dengan bantuan steam yang diinjeksikan oleh katup pneumatik (sebelumnya
valve steam dibuka terlebih dahulu). Air yang panas masuk ke separator dimana gas yang
terbentuk akan mengalir ke atas sedangkan cairannya akan kembali ke dalam jaket dan
bersirkulasi. Air panas didalam jaket akan memanaskan cairan didalam reaktor sampai suhu
mencapai set point (70oC). Gas dari separator akan terjebak didalam steam trap sehingga
terkondensasi menjadi cairan dan di kembalikan ke tangki penampung.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


A. Pengamatan Kondisi Operasi Instrumen

Suhu ( oC ) Tekanan (bar)


Waktu
No Masuk Keluar Masuk Keluar Suction Discharge
(menit) Steam
Jacket Jacket Reactor Reactor Pompa Pompa
1 0 28,6 27,6
2 15 52 44 48,6 42,2 1 1,8 0,5
3 30 57 50,8 49,5 44,3 0,1 1,9 0,4
4 45 63 52,6 51,6 44,8 0,75 1,6 0,5
5 60 59 52,4 52,6 46,5 1 2 0,5
6 75 57,5 47,1 44 42,9 1,6 2,5 1,1
7 90 53,7 50,8 45,4 47 1,6 2,5 1,35
8 105 65,6 62,6 48,2 46,8 1,75 2,6 1,5
9 120 68,7 64,2 58,4 56,7 1,8 2,8 1,7

B. Pengamatan Produk Sabun Cair


Waktu Densitas
No Viscositas pH
(menit) (gr/mL)
1 15 25,16 4,81 7
2 30 25,23 5,83 7
3 45 25,67 6,03 7
4 60 25,23 6,43 7
5 75 25,16 6,92 8
6 90 25,17 7,25 8
7 105 25,14 7,42 7
8 120 25,13 7,46 7

13
4.2 Perhitungan
A. Mencari Harga Mc (Nilai Kalor)
= . . ( )
Waktu W C T1 T2 T1 T2 (oC) Mc (kal/menit)
(menit) (gr/menit) (kal/goC) (oC) (oC)
0 20000 1,0 28,6 27,6 1 20000
15 20000 1,0 52 44 8 160000
30 20000 1,0 57 50,8 6,2 124000
45 20000 1,0 63 52,6 10,4 208000
60 20000 1,0 59 52,4 6,6 132000
75 20000 1,0 57,5 47,1 10,4 208000
90 20000 1,0 53,7 50,8 2,9 58000
105 20000 1,0 65,6 62,6 3 60000
120 20000 1,0 68,7 64,2 4,5 90000

B. Mencari Harga K1 (Konduktivitas Thermal)

.
= .[ ].

W C T1 T2 t1 t2 Mc K1
(menit) (gr/menit) (kal/g0C) (0C) (0C) (0C) (0C) (kal/menit)
0 20000 1 28,6 27,6 20000 -
15 20000 1 52 44 48,6 42,2 160000 1,5131
30 20000 1 57 50,8 49,5 44,3 124000 1,0304
45 20000 1 63 52,6 51,6 44,8 208000 1,0961
60 20000 1 59 52,4 52,6 46,5 132000 1,009
75 20000 1 57,5 47,1 44 42,9 208000 1,1931
90 20000 1 53,7 50,8 45,4 47 58000 1,0258
105 20000 1 65,6 62,6 48,2 46,8 60000 1,0027
120 20000 1 68,7 64,2 58,4 56,7 90000 1,012

14
C. Mencari Harga U (Koefisien Perpindahan Panas)
1 = ./.
.
1 =
.
. .
=

W C A K1 U
Ln K1
(menit) (gr/menit) (kal/goC) (m2) ( kal/mnt.m2 0C)
0 20000 1 1,02 - - -

15 20000 1 1,02 1,5131 0,41416053 8120,794637

30 20000 1 1,02 1,0304 0,02994708 587,1975758


45 20000 1 1,02 1,0961 0,09175843 1799,184809
60 20000 1 1,02 1,009 0,00895974 175,6812034

75 20000 1 1,02 1,1931 0,17655496 3461,861998

90 20000 1 1,02 1,0258 0,0254728 499,4665877


105 20000 1 1,02 1,0027 0,00269636 52,86983427
120 20000 1 1,02 1,012 0,01192857 233,8935464

4.3 Pembahasan
A. Pembahasan Oleh Abdul Faza M
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perpindahan panas yang terjadi pada
reactor tangki berpengaduk, menghitung koefisien film perpindahan panas untuk tangki
berpengaduk dan memahami proses perpindahan panas pada tangki berpengaduk.
Pengaduk (agitator) pada alat ini berfungsi sebagai dispersi suatu zat terlarut dalam
suatu pelarut (mempercepat kontak antara zat terlarut dengan pelarut agar cepat
homogen) dan pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke
cairan.
Pada stirred tank atau tangki berpengaduk ini terdapat beberapa komponen
penting yaitu expander dan jacket. Expander berfungsi untuk mengubah sebagian
energy dari aliran proses menjadi kerja mekanik, sehingga menyebabkan penurunan

15
pada temperature dan tekanan dalam proses fluida. Prinsip kerja expander
meningkatkan dan menurunkan volume dalam suatu siklus perubahan yang
perkesinambungan. Kemudian jacket, dimana terdapat dua jacket pada alat ini yang
memiliki fungsi untuk media pemanas yang dihasilkan dari steam yang selanjutnya
akan dikonduksikan ke dalam reaktor. Sedangkan jacket yang lainnya berfungsi sebagai
media pendingin. Untuk mengatahui seberapa besar panas yang dipindahkan dari air
dalam jaket atau yang diserap oleh cairan (air) dalam tangki maka digunakan parameter
suhu. Suhu air dalam tangki diukur, begitu juga suhu air pemanas masuk dan keluar
jaket. Perbedaan suhu antara suhu air dalam tangki dan air masuk jaket (T1-t) diplotkan
terhadap waktu samapi waktu tertentu dan beda suhunya mendekati nol atau sama
dengan nol.
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap tiga aspek yaitu densitas,
viskositas dan derajat keaasaman (pH). Pada pengamatan viskositas didapatkan hasil
dimana semakin lama waktu pengadukan semakin viskos sabun cair yang dihasilkan.
Hal tersebut dapat dijelaskan karena semakin lama waktu proses semakin banyak air
yang teruapkan, sehingga semakin viskos sabun yang dihasilkan. Kemudian dilakukan
pula pengamatan terhadap densitas dengan menggunakan piknometer. Pada praktikum
didapatkan nilai densitas yang fluktuatif, namun tidak terdapat perbedaan nilai yang
terlalu jauh yaitu terdapat pada kisar 25 gr/mL. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada
pH (derajat keaasaman). Karena produk yang dihasilkan berupa sabun cair dimana akan
digunakan pada kulit maka diharuskan pH yang tidak terlalu asam atau terlalu basa.
Karena bahan yang terlalu asam atau basa tidak baik bagi kesehatan manusia. Produk
sabun cair yang dihasilkan pada praktikum memiliki pH yang netral yaitu pada pH 7.
Meskipun pada beberapa data terdapat pH 8, namun saat akhir proses atau saat menit
120, pH yang dihasilkan yaitu 7. Dari tiga aspek yang diamati, dapat disimpulkan
bahwa produk yang dihasilkan dapat digunakan. Namun bila dilihat dari segi
keekonomisan dan kualitas produk masih jauh dibanding produk pasaran/komersil.
Karena viskotas produk yang dihasilkan terlalu encer, selain itu mengonsumsi bahan
dan energi yang sangat banyak

B. Pembahasan Oleh Afifah Nur A


Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sabun cair dengan menggunakan
instrument Stirred Tank. Selain itu, praktikan dapat mencari nilai koefisien perpindahan
panas (U), konduktivitas termal (k), dan mencari nilai kalor (Mc) karena selama proses

16
berlangsung terjadi penyerapan panas oleh material tangka dan juga terjadi perpindahan
panas pada air. Pengaduk pada tangki ini dapat mengakibatkan panas yang diserap oleh
air lebih cepat dan merata. Reactor tangka ini dilapisi dengan dua lapis jacket dimana
satu jacket sebagai tempat mengalirnya pemanas dan satu lagi sebagai pendingin.
Pemanas pada proses ini adalah steam yang dicampur dengan air.
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan nilai kalor (Mc) mengalami
naik turun. Nilai kalor yang paling tinggi yaitu saat t=45 menit dan 75 menit dengan
nilai Mc sebesar 208000 kal/menit. Nilai konduktivitas termal pada saat 15 menit
pertama adalah 1,5131 lalu setelah 30 menit, turun menjadi 1,0304. Nilai konduktivitas
termal pada praktikum ini sebagian besar mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh laju alir pemanas maupun pendingin yang tidak
konstan. Koefisien perpindahan panas pada saat 15 menit adalah 8120,794637
kal/mnt.m2 0C dan setelah beroperasi selama 120 menit, nilai U berkurang menjadi
233,8935464 kal/mnt.m2 0C.
Produk yang dihasilkan dari praktikum ini adalah sabun cair. Selama reaksi
berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap pH, viskositas dan densitas produk. pH
produk yang dihasilkan berada pada rentang pH 7-8. Pada pH lebih dari 7, produk tidak
dapat digunakan karena dapat mengakibatkan kulit menjadi gatal. Viskositas sabun cair
yang dihasilkan pada praktikum ini semakin lama akan semakin besar, hal ini dapat
disebabkan karena adanya pengotor dalam produk sabun dan suhu zat cair yang tidak
sama saat dilakukan pengukuran. Selain itu, kenaikan nilai viskositas dapat disebabkan
oleh adanya busa dalam produk sabun cair, sehingga air yang mengalir melalui
viskometer oswald terhambat oleh busa. Selain nilai pH dan viskositas, nilai densitas
yang tidak stabil dapat disebabkan oleh suhu zat cair saat pengukuran densitas yang
berbeda-beda.

C. Pembahasan Oleh Agus Hermawan


Praktikum yang telah dilakukan adalah mencari koefisien perpindahan panas
(U), konduktivitas termal (k), dan mencari nilai kalor (Mc) pada raktor tangki
berpengaduk. Fungsi pengaduk selain mempercepat homogenitas dari reaktan adalah
untuk meratakan panas yang diserap oleh reaktan. Reaktan yang terdapat didalam
tangki dipanaskan oleh aliran air panas yang terdapat pada jaket yang menyelimuti
tangki. Praktikum yang telah dilakukan adalah melakukan reaksi pembuatan sabun
yang sangat cair.

17
Sebelum memulai praktikum, dilakukan pengontrolan untuk memastikan valve
dalam keadaan tertutup. Fungsi pengontrolan valve bertujuan untuk mencegah
terjadinya kebocoran. Selain pengontrolan valve, hal yang juga penting untuk dilakukan
adalah pengontrolan sistem pendingin. Pengontrolan sistem pendingin adalah untuk
memastikan bahwa sistem pendingin tersebut telah dihidupkan terlebih dahulu, ataupun
untuk memastikan sistem pendingin tersebut berkinerja dengan baik, sehingga dapat
mencegah fenomena over heat pada alat yang akan membuat alat tersebut menjadi
rusak.

Untuk dapat mengetahui seberapa besar panas diserap oleh reaktan, maka
diperlukannya pengukuran suhu dalam reaktor, dan juga suhu air panas yang masuk
dan keluar jaket. Dari data yang diperoleh bahwa yang mempunyai konduktivitas
termal (K) terbedar, maka mempunya nilai koefisien perpindahan panas (U) yang besar
pula. Dapat dilihat pada tabel data pengamatan pada waktu 15 menit mempunyai
konduktivitas termal sebesar 1,5131 dan mempunyai koefisien perpindahan panas
sebesar 8120,794637 kal/mnt.m2 0C.

Pada literatur semakin temperatur tinggi maka viskositas suatu zat akan
menurun. Tetapi hasil praktikum tidak sejalan dengan teori yang ada. Dapat dilihat dari
tabel pengamatan karakteristik produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan ketidak
stabilannya temperatur saat proses pembuatan produk itu sendiri, yang mempengaruhi
viskositas dari produk. Dan produk sabun cair yang dihasilkan masih belum layak
digunakan, karena pH produk masih dibawah standar pH sabun cair yang aman
digunakan (pH 7 atau netral)

Saat berproses menggunakan reaktor harus menjaga temperatur operasi agar


stabil. Sehingga delta U, k, dan Mc tidak terlalu signifikan seperti data yang dihasilkan
pada praktikum ini.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1) Nilai kalor, konduktivitas termal, dan koefisien perpindahan panas akan berubah
seiring berjalannya waktu.
2) Pada saat waktu 15 menit, nilai Mc = 160000 kal/menit, k1 = 15131 dan U =
8,120,794,637( kal/mnt.m2 0C). Pada saat t = 60 menit, nilai Mc = 132000kal/menit,
k1= 1,009 dan U = 1,756,812,034( kal/mnt.m2 0C)
3) Nilai pH, viskositas dan densitas produk sabun cair tidak tetap disebabkan oleh
perbedaan temperature cairan saat dilakukan pengukuran, dan factor lainnya.

5.2 Saran
Dalam praktikum ini disarankan menggunakan APD. Sebelum dilakukan
pemanasan, pendingin harus sudha nyala terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya
overheat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Coulson, J.M. and Richardson, J.F., 1983, Chemical Engineering, vol.6, Pergamon Press,
Oxford.

Lestari, Sintha. 2014. makalah pembuatan sabun cair. Medan.


http://sinthalestari.blogspot.co.id/2014/05/makalah-pembuatan-sabun-cair.html
diakses pada 17 september 2017

McCabe, W.I. and Smith, J.C. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4th edition.
McGraw Hill Book Company. Singapore

Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, 6th ed., pp. 3-
75, 3-265, 3-273, 3-286, McGraw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo

20

Anda mungkin juga menyukai