BAB II Formularium RS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Formularium Rumah Sakit


Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik di suatu
rumah sakituntuk mengevaluasi, menilai dan memilih produk obat dianggap
paling bergunan dalam perawatan penderita. Obat yang ditetapkan dalam formularium
harus tersedia di IFRS (siregar, 2004)
Formulaium adalah daftar obat beserta informasi singkat menenalnya yang dipilih
dan disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi untuk digunakan sebagai sumber
informasi dan acuan dalam penulisan resep dan penyediaan obat di Rumah Sakit.
Tujuan dari Formularium adalah untuk mendapatkan standar obat yang sesuai dengn
pola penyakit, produk obat yang aman dan bermutu, terjamin ktersediaannya,
digunakan secara rasional dan cost-effective, serta sesuai dengan kebijakan manajemen
Rumah Sakit.
Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial di rumah
sakit yang berisi daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk dalam
daftar formularium merupakan obat pilihan utama (drug of choice) dan obat-obat
alternatifnya. Dasar-dasar pemilihan obat-obat alternative tetap harus mengindahkan
prinsip manajemen dan criteria mayor yaitu berdasarkan pada: pola penyakit yang
berkembang didaerah tersebut, efficacy, efektivitas, keamanan, kualitas, biaya, dan
dapat dikelola oleh sumber daya dan keuangan rumah sakit (Anonim, 2002).
Penting bahwa anggota staf Rumah Sakit tidak dibingunggkan oleh definisi
formularium dan sistem formuarium. Formularium adalah hanya sebagian dari sistem.
Sistem formularium termasuk formularium adalah suatu sistem bagi anggota staf medik
yang mencakup pengusulan obat untuk dimasukkan ke dan/ atau dihapus daari
formularium; program evaluasi penggunaan obat (EPO); pelaporan ROM; pengadaan
program monografi acuan dan program pendidikan in-service berkaitan dengan obat.
Definisi sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari suatu
rumah sakit yang berkerja melalui PFT, mengevaluasi, menilai, dan memilih dari
berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna
dalam perawatan penderita. Hanya obat yang dipilih demikian secara rutin tersedia di
IFRS. Jadi, sistem formularium adalah sarana penting dalam memastikan mutu
penggunaan obat dan pengendalian harganya. Sistem formularium menetapkan
pengadaan, penulisan, dispensing, dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau
obat dengan nama generik apabila obat tersebut tersedia dalam dua nama lengkap
tersebut (Siregar, 2004).
Kegunaan sistem formularium di rumah sakit yaitu, membantu meyakinkan mutu
dan ketepatan penggunaan obat dalam rumah sakit, sebagai bahan edukasi bagi staf
medik tentang terapi obat yang benar, memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya
yang minimal (Siregar,2004).Formularium yang telah dicetak didistribusikan ke tiap
lokasi perawatan penderita rawatinap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan
intensif, IFRS dan lain-lain yang dianggap berkaitan (Siregar, 2004).

B. Format Formularium
Format formularium harus menarik, mudah dibaca, berpenampilan bersih dan
profesional, dengan tata bahasa yang baik. Umumnya terdiri atas:
1. Judul
2. Nama dan gelar KFT
3. Daftar isi
4. Informasi tentang prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat
5. Sediaan yang diterima di rumah sakit mencakup daftar obat yang ditambah atau
ditiadakan sejak edisi terakhir.
Buku formularium harus didistribusikan dan disosialisasikan kepada semua staf medik
rumah sakit, termasuk pimpinan rumah sakit, komite rumah sakit. Komposisi
Formularium : Halaman judul, Daftar anggota PFT, Daftar isi, Informasi tentang
kebijakan & prosedur, Produk yang diterima, lampiran (Siregar, 2004).

C. Isi Formularium
Isi formularium meliputi :
1. Informasi umum prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat yang meliputi:
a. Prosedur dan kebijakan formularium termasuk penggunaan obat dan
prosedur untuk menambah obat baru dalam formularium.
b. Uraian singkat tentang tim farmasi dan terapi termasuk anggota-
anggotanya, tanggung jawab dan kegiatannya.
c. Peraturan rumah sakit tentang penulisan resep, peracikan dan pemberian
obat mencakup penulisan order obat, singkatan, prosedur dan kebijakan
tentang kesetaraan generik dan terapetik, penghentian obat secara otomatis,
order obat secara lisan, penggunaan obat sendiri oleh penderita, obat sendiri
yang dibawa sendiri dari rumah, dan lain sebagainya.
d. Prosedur pelayanan kefarmasian, misalnya jam kerja IFRS (Instalasi
Farmasi Rumah Sakit), kebijakan pemberian obat untuk penderita rawat
jalan, kebijakan harga obat, prosedur distribusi, obat untuk rawat inap dan
lain-lain (Siregar, 2004).
2. Daftar Sediaan Obat
Daftar sediaan obat dipilih oleh staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Daftar obat yang dimasukkan ke dalam formularium dapat disusun berdasarkan
abjad, menurut nama-nama generik obat, penggolongan terapi atau kombinasi
keduanya.
Informasi pada tiap-tiap obat meliputi nama, generik obat dan zat aktif utamanya
(nama umum maupun nama dagang), cara penggunaan obat, bentuk sediaan,
kekuatan, kemasan, dan ukuran jumlah dalam kemasan, formulasi sediaan jika
diperlukan. Informasi tambahan, meliputi rentang dosis bagi dewasa atau anak-
anak, informasi biaya.
3. Informasi Khusus
Meliputi daftar produk nutrisi, tabel kesetaraan dosis dari obat-obat yang mirip
dengan obat kortikosteroid, formula nutrisi parenteral baku, pedoman perhitungan
dosis bagi anak-anak, komposisi, tabel kandungan natrium dari sediaan obat, daftar
sediaan obat bebas gula, isi kotak obat darurat, informasi pemantauan dan
penetapan kadar secara farmakokinetik, formulir untuk permintaan obat
nonformularium, formulir pelaporan reaksi obat merugikan, tabel interaksi obat,
informasi pengendalian keracunan, pembawa baku atau pengencer untuk injeksi,
komposisi elektrolit untuk sediaan parenteral volume besar.

D. Kebijakan Formularium
Kebijakan Formularium terdiri dari 2 bagian:
1. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi dengan
melibatkan Staf Medik Fungsional.
2. Formularium Rumah Sakit beserta suplemennya ditetapkan oleh Direktur Rumah
Sakit berdasarkan usulan dari Komite Farmasi dan Terapi.
E. Prosedur Formularium
Prosedur Formularium terdiri dari 3 bagian:
1. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan analisis terhadap konsumsi obat
satu tahun terkhir dan dikelompokkan menjadi pareto A (fast moving), pareto B
(slow moving) dan pareto C ( very slow moving) serta dikombinasi dengan analisis
VLN.
2. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan rekapitulasi terhadap usulan
dokter dan Instalasi Farmasi untuk obat-obat yang belum ada di Formularium edisi
sebelumnya beserta seluruh suplemennya.
3. Komite Farmasi dan Terapi melakukan penilaian terhadap hasil analisis dan usulan
doter/Instalasi farmasi dengan mempertimbangkan :
a. Pola penyakit serta Pedoman Terapi dan atau Clinical Pathway yang berlaku
di Rumah Sakit.
b. Formularium Nasional
c. Kualitas obat termasuk uji bioavaibilitas dan bioekivalensi serta
stabilitasnya.
d. Produsen obat, dengan mengutamakan produsen tersetifikasi GMP ( Good
Manufactoring Product) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) dan
terikat kontrak/kerja sama dengan RS PKU Muhammadiyah dan atau
Persyarikatan Muhammadiyah.
e. Cost-benefit yang tinggi dihitung dari total biaya perawatan.
f. Kemudahan dalam pengobatan, penyimpanan, penerimaan dan penggunaan
oleh pasien.
4. Obat dengan kategori very slow moving, non essensial dan tidak memenuhi syarat
diatas akan dikeluarkan dari formularium RS.
5. Obat yang memenuhi syarat diatas, dimasukkan kedalam formularium RS dengan
pembatasan satu zat aktif obat memiliki maksimal 3 nama dagang.
6. Hasil pembahasan dikembalikan kepada SMF untuk mendapatkan umpan balik
untuk kemudian dibahas kembali oleh Komite Farmasi dan Terapi.
7. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi membuat Draft usulan Buku Formularium
dan mengajukan kepada Direktur untuk disahkan.
8. Draft Formularium yang sudah disetujui dan disahkan oleh Direktur akan dicetak
dan diberikan kepada seluruh penulis resep, Instalasi Farmasi serta unit perawatan
pasien.
Unit Terkait :
a. Direktur
b. Komite Medik
c. Komite Farmasi dan Terapi
d. Instalasi Farmasi
e. Unit Perawatan pasien
f. Poliklinik.

F. Distribusi Formularium Rumah Sakit


Formularium yang telah dicetak dan masih berlaku didistribusikan ke setiap lokasi
perawatan penderita rawat tinggal, termasuk klinik, lokasi perwatan penderita rawat
jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan intensif, tiap bagian rumah sakit, IFRS., dan
lain-lain yang dianggap berkaitan. Setiap Apoteker rumah sakit, tiap anggota medik,
kepala SMF, ketua komite medik, pimpinan rumah sakit, kepala bagian administrasi,
tiap kepala bagian/ unityanglangsung melayani penderita, tiap anggota PFT dan
anggota komite lain yang berkaitan dengan obat, masing-masing memperoleh satu
buku. Jumlah formularium yang dicetak harus cukup untuk pangganti formularium
yang hilang dan/ atau rusak. Suatu alternatif dari formulsrium yang dicetak dalam
formularium on line yangg dapat diperoleh oleh terminal komputer (Siregar, 2004).

G. Monografi Obat Formularium Rumah Sakit


Istilah formularium dapat membingungkan. Perlu dibedakan antara daftar
formularium sebagai suatu alat seleksi dan panduan formularium (formulary manual)
sebagai suatu sumber informasi obat dan formulariumsebagai suatu proses manajemen
obat. Suatu daftar formularium adalah daftar produk obat yang telah disetujui
digunakan di rumah sakit. Daftar obat ini adalah daftar sederhana tanpa informasi
tentang tiap produk obat. Panduan formularium atau monografi obat menganddung
ringkasan informasi obat, tetapi cukup informatif bagi profesional kesehatan di rumah
sakit. Bukan merupakan suatumonografi lengkap bahkan merupakan suatu acuan
praktis yang mengandung informasi terpilih yang relevan bagi dokter penulis resep/
order, perawat dan pelaku kesehatan lain. Pada umumnya, informasi itu mencakup
nama generik, indikasi penggunaan, jadwal pembrerian, kontra indikasi, efek samping,
dan informasi penting yang harus diberikan pada penderita.ormularium rumah sakit
dipusatkan pada obat, yang didasarkan pada monografi obat individual atau golongan
terapi. Formularium dapat atau tidak mengandung pernyataan evaluatif atau
perbandingan berbagai obat. Bagian ini merupakan jantung dari formularium (Siregar,
2004).
1. Penyusunan Monografi
Penyusunan informasi obat dalam formularium sebagai berikut:
a. Secara abjad dengan nama generik, dengan sinonim dan nama dagang.
b. Secara abjad golongan terapi/ farmakkologi
c. Kombinasi dari dua sistem, secara abjad golongan farmakologi/ terapi, dan
ditiap golongan itu tertera namaa obat dalmm nama generik.
2. Jenis Informasi
Jenis informasi yang dimasukkan dalam monografi produk obat dapat
beragam.minimal tipa monografi produk oabt harus mencakup:
a. Nama generik dari zat aktif utama atau produknya; produk kombinasi dapat
diberi nama generik, nama umum, atau nama dagang
b. Sinonim umum dan nam dagang, harus ada catatan dalam bagian petunjuk
penggunaan pada formularium menerangkan bahwa pencantuman atau
tidak dicantumkannya namaa dagang tertentu tidak menyatakan bahwa itu
tersedia atau tidak disediakan oleh IFRS.
c. Bentuk sediaan, kekuatan, kemasan dan ukuran yang disediakan oleh IFRS
d. Formulasi (zat aktif) dari suatu produk kombinasi
e. Rentang dosis bagi dewasadan/ atau pediatrik
f. Pperhatian khusus dan catatan, seperti tidak tidak untuk intravena atau di
lemari es-kan
g. Informasi harga, umumnya akan sangat berguna apabila digunakan suatu
sistem klasifikasi terapi.
3. Indeks
Ada dua indeks yang dapat dimasukan dalam permulaan dan akhir dari bagian ini
yang akan memberi kemudahan penggunaan formularium, yaitu:
a. Indeks silang nama generik- nama dagang sinonim
Acuan nomor halaman yang tepat harus dicantum pada tiap nama produk
obat.
b. Indeks terapi/ Farmakologi
Indeks ini memuat semua obat/ formularium di dalam tiap golongan terapi.
Hal ini berguna untuk memastikan alternatif terapi yang ada untuk situasi
tertentu, seperti alergi penderita terhadap suatu obat tertentu (Siregar, 2004).
4. Informasi khusus
Materi yang dimasukan dalam bagian ini beragam dari rumah sakit ke rumah sakit
adalah untuk kepentingan staf profesional. Secara khas, mengandung informasi
yang tidak segera tersedia dari sumber lain. Materi bagian informasi khusus antara
lain:
a. Daftar singkat yang telah disetujui rumah sakit
b. Aturan untuk menghitung dosis pediattrik
c. Tabel kandungan natrium dalam antasid
d. Daftar produk obat bebas gula
e. Daftar isi kota obat keadaan darurat
f. Pedoman menghitung dosis bagi penderita dengan gangguan fungsi ginjal
g. Tabel interaksi obat
h. Antidotum keracunan
i. Daftar produk nutrisi
j. Tabel dosis setara dari obat yang mirip (misalnya kortikosteroid)
k. Formula baku nutrisi parenteral
l. Pengambilan sampel farmakokinetik dan informasi pemantauan
m. Dosis, konsentrasi, Dan pengenceran baku dari obat keadaan darurat yang
umum
n. Pembawa dan pengencer baku untuk injeksi pediatrik
o. Kandunga elektrolik dari sediaan parenteral volume besar
p. Obat nonfomularium
q. Perhitungan miliekivalen
r. Nomogram untuk penataan luas permukaan tubuh, tinggi, dan bobot anak-anak
dan dewasa
s. Daftar sediaan insulin
t. pedoman untuk pemantauan konsentrasi serum
u. bersihan kreatinin yang dihitung (creatinine clearance calculated)
v. niali laboraturium normal
w. pedoman untuk penulisan order terapi
x. pedoman penulisan order obat, dan sebagainya, tergantung pada kebutuhan
rumah sakit (Siregar, 2004)

Anda mungkin juga menyukai