BAB II Formularium RS
BAB II Formularium RS
BAB II Formularium RS
TINJAUAN PUSTAKA
B. Format Formularium
Format formularium harus menarik, mudah dibaca, berpenampilan bersih dan
profesional, dengan tata bahasa yang baik. Umumnya terdiri atas:
1. Judul
2. Nama dan gelar KFT
3. Daftar isi
4. Informasi tentang prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat
5. Sediaan yang diterima di rumah sakit mencakup daftar obat yang ditambah atau
ditiadakan sejak edisi terakhir.
Buku formularium harus didistribusikan dan disosialisasikan kepada semua staf medik
rumah sakit, termasuk pimpinan rumah sakit, komite rumah sakit. Komposisi
Formularium : Halaman judul, Daftar anggota PFT, Daftar isi, Informasi tentang
kebijakan & prosedur, Produk yang diterima, lampiran (Siregar, 2004).
C. Isi Formularium
Isi formularium meliputi :
1. Informasi umum prosedur dan kebijakan rumah sakit tentang obat yang meliputi:
a. Prosedur dan kebijakan formularium termasuk penggunaan obat dan
prosedur untuk menambah obat baru dalam formularium.
b. Uraian singkat tentang tim farmasi dan terapi termasuk anggota-
anggotanya, tanggung jawab dan kegiatannya.
c. Peraturan rumah sakit tentang penulisan resep, peracikan dan pemberian
obat mencakup penulisan order obat, singkatan, prosedur dan kebijakan
tentang kesetaraan generik dan terapetik, penghentian obat secara otomatis,
order obat secara lisan, penggunaan obat sendiri oleh penderita, obat sendiri
yang dibawa sendiri dari rumah, dan lain sebagainya.
d. Prosedur pelayanan kefarmasian, misalnya jam kerja IFRS (Instalasi
Farmasi Rumah Sakit), kebijakan pemberian obat untuk penderita rawat
jalan, kebijakan harga obat, prosedur distribusi, obat untuk rawat inap dan
lain-lain (Siregar, 2004).
2. Daftar Sediaan Obat
Daftar sediaan obat dipilih oleh staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Daftar obat yang dimasukkan ke dalam formularium dapat disusun berdasarkan
abjad, menurut nama-nama generik obat, penggolongan terapi atau kombinasi
keduanya.
Informasi pada tiap-tiap obat meliputi nama, generik obat dan zat aktif utamanya
(nama umum maupun nama dagang), cara penggunaan obat, bentuk sediaan,
kekuatan, kemasan, dan ukuran jumlah dalam kemasan, formulasi sediaan jika
diperlukan. Informasi tambahan, meliputi rentang dosis bagi dewasa atau anak-
anak, informasi biaya.
3. Informasi Khusus
Meliputi daftar produk nutrisi, tabel kesetaraan dosis dari obat-obat yang mirip
dengan obat kortikosteroid, formula nutrisi parenteral baku, pedoman perhitungan
dosis bagi anak-anak, komposisi, tabel kandungan natrium dari sediaan obat, daftar
sediaan obat bebas gula, isi kotak obat darurat, informasi pemantauan dan
penetapan kadar secara farmakokinetik, formulir untuk permintaan obat
nonformularium, formulir pelaporan reaksi obat merugikan, tabel interaksi obat,
informasi pengendalian keracunan, pembawa baku atau pengencer untuk injeksi,
komposisi elektrolit untuk sediaan parenteral volume besar.
D. Kebijakan Formularium
Kebijakan Formularium terdiri dari 2 bagian:
1. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi dengan
melibatkan Staf Medik Fungsional.
2. Formularium Rumah Sakit beserta suplemennya ditetapkan oleh Direktur Rumah
Sakit berdasarkan usulan dari Komite Farmasi dan Terapi.
E. Prosedur Formularium
Prosedur Formularium terdiri dari 3 bagian:
1. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan analisis terhadap konsumsi obat
satu tahun terkhir dan dikelompokkan menjadi pareto A (fast moving), pareto B
(slow moving) dan pareto C ( very slow moving) serta dikombinasi dengan analisis
VLN.
2. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi melakukan rekapitulasi terhadap usulan
dokter dan Instalasi Farmasi untuk obat-obat yang belum ada di Formularium edisi
sebelumnya beserta seluruh suplemennya.
3. Komite Farmasi dan Terapi melakukan penilaian terhadap hasil analisis dan usulan
doter/Instalasi farmasi dengan mempertimbangkan :
a. Pola penyakit serta Pedoman Terapi dan atau Clinical Pathway yang berlaku
di Rumah Sakit.
b. Formularium Nasional
c. Kualitas obat termasuk uji bioavaibilitas dan bioekivalensi serta
stabilitasnya.
d. Produsen obat, dengan mengutamakan produsen tersetifikasi GMP ( Good
Manufactoring Product) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) dan
terikat kontrak/kerja sama dengan RS PKU Muhammadiyah dan atau
Persyarikatan Muhammadiyah.
e. Cost-benefit yang tinggi dihitung dari total biaya perawatan.
f. Kemudahan dalam pengobatan, penyimpanan, penerimaan dan penggunaan
oleh pasien.
4. Obat dengan kategori very slow moving, non essensial dan tidak memenuhi syarat
diatas akan dikeluarkan dari formularium RS.
5. Obat yang memenuhi syarat diatas, dimasukkan kedalam formularium RS dengan
pembatasan satu zat aktif obat memiliki maksimal 3 nama dagang.
6. Hasil pembahasan dikembalikan kepada SMF untuk mendapatkan umpan balik
untuk kemudian dibahas kembali oleh Komite Farmasi dan Terapi.
7. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi membuat Draft usulan Buku Formularium
dan mengajukan kepada Direktur untuk disahkan.
8. Draft Formularium yang sudah disetujui dan disahkan oleh Direktur akan dicetak
dan diberikan kepada seluruh penulis resep, Instalasi Farmasi serta unit perawatan
pasien.
Unit Terkait :
a. Direktur
b. Komite Medik
c. Komite Farmasi dan Terapi
d. Instalasi Farmasi
e. Unit Perawatan pasien
f. Poliklinik.