Hard Cover Apotek
Hard Cover Apotek
Hard Cover Apotek
BIDANG PERAPOTEKAN
DI APOTEK SEHAT BERSAMA 2
PERIODE 03 AGUSTUS – 15 AGUSTUS 2020
DISUSUN OLEH:
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
BIDANG PERAPOTEKAN
Dl APOTEK SEHAT BERSAMA 2
PERIODE 03 AGUSTUS - 15 AGUSTUS 2020
Pembimbing Akademik
Mengetahui:
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat Bersama 2 dengan baik dan lancar. Praktek
Kerja Lapangan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal,
pengetahuan, keterampilan, juga pengalaman bagi kami dalam pengelolaan
apotek. Dan penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar apoteker.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan, pengerjaan, dan
penyelesaian laporan ini telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan yang baik ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. apt. Hadi Sunaryo, M.Si.,selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
2. Bapak Drs. apt. Inding Gusmayadi, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi
dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
3. Ibu apt. Ani Pahriyani, M.Sc.,selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
4. Ibu apt. Pramulani Mulya Lestari, M.Farm., selaku Sekretaris Program Studi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. HAMKA.
5. Bapak apt. Fahjar Prisiska, M. Farm., selaku Pembimbing PKPA di Fakultas
Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
6. Ibu apt. Nurmalina, S.Farm., selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek
Sehat Bersama 2 serta Pembimbing Lapangan di Apotek Sehat Bersama 2.
7. Seluruh karyawan di Apotek Sehat Bersama 2.
8. Keluarga dan teman-teman profesi Apoteker angkatan 33 UHAMKA.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu saran
dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap laporan PKPA
ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan PKPA 2
BAB II TINAJAUAN KHUSUS APOTEK SEHAT BERSAMA 2 3
A. Pengertian Apotek 3
B. Sejarah Apotek Sehat Bersama 2 3
C. Lokasi Apotek Sehat Bersama 2 4
D. Visi dan Misi Apotek Sehat Bersama 2 4
E. Tageline 4
F. Corevalues 4
G. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 5
H. Tata Ruang Apotek Sehat Bersama 2 5
I. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 6
J. Evaluasi Mutu Apotek 9
BAB III KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 11
A. Kegiatan 11
B. Pembahasan 12
1. Studi Kelayakan Pendirian Apotek 12
2. Persyaratan Mendirikan Apotek 13
3. Pengelolaan Obat di ApoteK Sehat Bersama 2 15
4. Pelayanan Farmasi Klinis 20
5. Pengelolaan Resep 24
6. Evaluasi Mutu Apotek 25
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 27
A. Simpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 29
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Kegiatan PKPA di Apotek Sehat Bersama 2 11
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 29
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 29
Lampiran 2. Denah Ruang Apotek Sehat Bersama 2 30
Lampiran 3. Rak Penyimpanan Obat 31
Lampiran 4. Alat – Alat, Copy Resep, Kartu Stok 34
Lampiran 5. Surat Pesanan 35
Lampiran 6. Etiket dan Ruang Konseling 36
Lampiran 7. Job Desk Karyawan Apotek Sehat Bersama 2 37
Lampiran 8. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Dengan Resep 38
Lampiran 9. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Tanpa Resep 39
Lampiran 9. Alur Pemesanan Barang 40
Lampiran 10. Alur Penerimaan Barang 41
Lampiran 11. Kegiatan PIO 42
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
fungsi tersebut.
Seorang apoteker untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
maka Apoteker memerlukan pengetahuan yang memadai, tidak hanya memahami
teori tetapi juga harus terjun langsung untuk mengenali lebih jauh profesinya.
Adanya suatu dasar tersebut, Program Studi Profesi Apoteker Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA mengadakan program Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker di apotek.
Salah satu kerja sama yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA dengan apotek yaitu Apotek Sehat Bersama 2 yang berlangsung pada
bulan Agustus 2020.
2
BAB II
TINJAUAN KHUSUS APOTEK SEHAT BERSAMA 2
A. Pengertian Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dimaksud dengan
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian atau tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3
C. Lokasi Apotek Sehat Bersama 2
Apotek Sehat Bersama 2 terletak di Jalan Raya Pondok Kelapa Blok J-13
Nomor 3, Jakarta Timur. Dilihat dari lokasinya Apotek Sehat Bersama 2 memiliki
lokasi yang sangat strategis karena berada di kawasan perumahan padat penduduk,
dengan lalu lintas yang cukup ramai di lalui oleh angkutan umum sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat. Hal ini merupakan suatu keuntungan tersendiri dan
merupakan faktor pendukung bagi perkembangan usaha Apotek.
1. Visi
Visi Apotek Sehat Bersama 2 yaitu menjadi apotek yang mengedepankan
pelayanan yang prima, ramah, dan harga terjangkau. Sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian prima, dan ramah kepada masyarakat.
b. Memberikan informasi kesehatan dan konsultasi obat kepada pasien.
c. Menyediakan obat-obat yang terjangkau oleh masyarakat dengan mutu yang
terjamin.
E. Tageline
Tagline yang digunakan oleh Apotek Sehat Bersama 2 untuk mendapatakan
kepercayaan konsumen/pasien serta menjadi pembeeda dengan apotek-apotek
lainnya adalah SOLUSI SEHAT KITA. Tageline tersebut memiliki makna
bahwa Apotek Sehat Bersama 2 akan tetap berusaha memberikan pelayanan
terbaik kepada pasien/konsumen dan mencari solusi dari permasalahan yang
dialami pasien/konsumen.
F. Corevalues
Corevalues adalah nilai yang harus dimiliki oleh semua karyawan yang ada
di Apotek Sehat Bersama 2 sehingga dengan adanya corevalues diharapkan semua
karyawan dapat memberikan pelayanan yang baik. Corevalues Apotek Sehat
Bersama yaitu SOLUTIF:
4
a. Sopan: Ramah, santun dan bertutur kata yang baik kepada pelanggan
5
memilih obat yang diinginkan, serta memudahkan petugas dalam
pengambilan obat.
4) Kasir Apotek yang dilengkapi dengan 1 set meja beserta 1 set komputer
digunakan untuk melakukan proses pembayaran setiap ada transaksi.
5) Tempat untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan dengan bangku
dan komputer, di meja ini tidak hanya dilakukan konseling.
6) Rak-rak untuk meletakan obat-obat keras, lemari untuk meletakan obat
narkotika dan psikotropika, lemari pendingin untuk meletakan obat dengan
suhu dingin (2-80C), meja untuk meracik resep, dan rak-rak untuk
menyimpan arsip-arsip apotek.
7) Tempat peracikan yang dilengkapi dengan timbangan milligram, timbangan
gram, alat-alat gelas, mortar, alu, blender obat, alat-alat gelas wadah
pengemas, pembungkus obat, etiket, wastafel dan lain-lain.
8) Mushola dan kamar mandi
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
6
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada tempat yang dapat
menjamin mutu. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakukan
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out).
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu
stok baik dengan cara manual atau elektronik.
7
ketentuan peraturan perundangundangan meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.
b. Dispensing
Dispensing dilaksanakan setelah kajian administratif, farmasetik dan klinik
memenuhi syarat.Dispensing dilakukan oleh Apoteker maupun TTK.
d. Konseling
Konseling dilakukan antara Apoteker dengan pasien .Untuk mengawali
konseling, Apoteker menggunakan teknik Three Prime Questions untuk pasien
baru dan teknik Show and Tell untuk pasien lama. Apoteker harus melakukan
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang
digunakan.
8
meminimalkan efek samping.
5. Pengelolaan Resep
Resep dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor resep. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digaris bawah merah
dengan tinta merah. Resep yang berisi psikotropika dipisahkan. Resep dibendel
sesuai dengan kelompoknya. Bendel resep ditulis bulan dan tahun yang mudah di
baca dan disimpan di lemari.
a. Evaluasi Pelayanan
Apotek Sehat Bersama 2 selalu memberikan pelayanan kefarmasian yang
baik terhadap setiap pasien/konsumen yang datang. Nilai-nilai yang diterapkan
untuk semua karyawan yaitu sopan, optimis, loyalitas, unggul, teliti, iman, dan
flexible.
c. Evaluasi SDM
Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian harus didukung oleh sumber
daya yang profesioanl dan kompeten di bidangnya sehingga nantinya dapat
berkontribusi dalam membangun kemajuan Apotek di masa mendatang.
9
Profesionalitas sumber daya yang ada di Apotek merupakan bagian dari
implementasi standar pelayanan kefarmasian di apotek. Pemenuhan
profesionalitas merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
mewujudkan eksistensi karyawan yang ada.
10
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat Bersama 2
dilaksanakan selama 1 bulan (2 minggu offline dan 2 minggu daring) pada periode
Agustus 2020. Kegiatan PKPA yang dilakukan di Apotek Sehat Bersama 2 di bagi
menjadi 2 shift. Shift 1 di mulai dari jam 07.00-15.00 WIB sedangkan shift 2
dimulai dari jam 15.00-21.00 WIB. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat
PKPA dapat dilihat pada tabel berikut:
11
Minggu II 1. Melakukan pelayanan farmasi klinik (non resep, resep,
(10 – 15 Halodoc dan delivery order)
Agustus) 2. Memahami dan melakukan penerimaan sediaan farmasi,
alkes dan BMHP dari distributor
3. Melakukan defecta pada sediaan farmasi, alkes dan
BMHP di apotek
4. Membantu dalam penyusunan administrasi faktur
distributor
B. Pembahasan
1. Studi Kelayakan Pendirian Apotek
Studi kelayakan adalah suatu metode menggali gagasan suatu proyek
mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk dapat dilaksanakan. Studi
kelayakan suatu apotek berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan
pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data–data dari berbagai sumber yang
dianalisis dari berbagai aspek.Aspek tersebut terdiri dari:
a. Aspek Managemen
12
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan rencana dalam membuka apotek
seperti menentukan visi dan misi, struktur organisasi, bentuk apotek (berbadan
hukum dan individu), memperkirakan jumlah karyawan, memperikirakan biaya
yang dibutuhkan untuk membangun apotek, program kerja, dan syarat-syarat
lainnya yang dibutuhkan untuk membangun apotek seperti SIPA, SIA, dan lain-
lain.
b. Aspek Teknis
Pada tahapan ini dilakukan analisa dan penyusunan rencana seperti desain
interior dan eksterior apotek atau sarana dan prasarana.
c. Aspek Pasar
Pada tahapan ini dilakukan analisa seperti target pasar (kelas menengah ke
bawah atau ke atas), jenis persaingan pasar (bebas) dan potensi pasar
(perkembangan ke depan). Kondisi lingkungan sekitar seperti ada RS, klinik,
puskesmas, pet shop dll. Kemudian menentukanjenis obat (jumlah sedikit, banyak
variasi).
d. Aspek Keuangan
Pada tahapan ini dilakukan analisa keuangan dengan mempertimbangkan
sumber dana dan jumlah modal awal untuk dapat membuka usaha apotek. Semua
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, sehingga perencanaan harus
dilakukan secara matang dan tepat sehingga usaha kita akan sesuai dengan tujuan
atau gagasan yang sudah ditetapkan.
13
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek,
bahwa syarat pendirian sebuah Apotek harus mencakup:
1) Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.
2) Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang
lanjut usia. Bangunan Apotek harus bersifat permanen dapat berupa bagian
dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor,
rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
4) Ketenagakerjaan
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14
b. Menginventarisasi dan menyiapkan berkas lampiran permohonan SIA
Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.
Permohonan sebagaimana dimaksud harus ditandatangani oleh Apoteker disertai
dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi:
15
kekosongan atau penumpukan obat.
Perencanaan obat di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan berdasarkan
metode perencanaan konsumsi. Metode perencanaan obat ini didasarkan pada
pemakaian data obat pada periode sebelumnya. Tenaga teknis kefarmasian akan
melakukan pengecekan secara langsung mengenai barang apa saja yang habis
(terutama barang yang cepat terjual/fast moving) dan selanjutnya akan dicatat
dibuku defecta yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pembelian.
Setelah dilakukan pengecekan dan pencatatan, maka tenaga teknis kefarmasian
akan melakukan pemesanan atau pembelian sesuai rencana melalui PBF yang
legal. Diera pandemic seperti ini Apotek Sehat Bersama 2 juga menggunakan
metode perencanaan kombinasi yaitu pola konsumsi dan pola penyakit.
b. Pengadaan
Pengadaan obat di apotek merupakan suatu hal yang sangat penting sebab
pengadaan merupakan kegiatan dalam merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, dengan tujuan tersedianya obat dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta diperoleh
pada saat diperlukan.
Pemilihan distributor yang akan memasok persediaan obat-obatan di Apotek
Sehat Bersama 2 dilakukan berdasarkan legalitas PBF, cara pembayaran,
kepercayaan dalam hal kualitas obat yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman
dan besarnya diskon, harga dan pengembalian barang rusak atau kadaluarsa.
Pengadaan barang dilakukan dengan pembelian langsung dari PBF
(Pedagang Besar Farmasi) resmi dan melalui konsinyasi. Apotek Sehat Bersama 2
melakukan pengadaan yang dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari
senin dan jumat, tetapi untuk barang yang mendesak dan harus dipesan dapat
dilakukan pemesanan saat itu juga dengan menggunakan surat pesanan (just in
time). Untuk pengadaan obat NPP, OOT, regular, alkes dan BMHP dilakukan
dengan membuat SP (Surat Pesanan).
Dua metode dalam pembelian barang yaitu kredit dan Cash On Delivery
(COD). Sebagian besar barang yang dibeli menggunakan metode kredit karena
pembayarannya sesuai perjanjian jatuh tempo pembelian sedangkan COD
pembayaran berdasarkan pemesanan barang dan dibayar tunai ketika barang sudah
16
diterima oleh apotek.
c. Penerimaan
Penerimaan barang pesanan dari PBF diterima oleh TTK, kemudian
dilakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima meliputi jenis obat,
sediaan obat, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch dan kondisi barang serta
dilakukan pencocokan antara faktur dengan surat pesanan yang meliputi nama,
kemasan, jumlah, harga barang, diskon serta nama distributor. Bila sudah sesuai,
penerima barang akan menandatangani, memberi tanggal penerimaan dan nomor
unit penerimaan serta stempel apotek pada faktur asli dan copy faktur.
Faktur asli diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang atau
distributor untuk kemudian dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran.
Selanjutnya petugas apotek mencatat barang yang datang dalam buku penerimaan
barang sesuai faktur dengan tujuan agar mempermudah pencarian data pembelian
saat ingin melakukan pembayaran. Pembayaran kepada PBF dijadwalkan setiap
hari senin dan jumat. Bila barang tidak sesuai dengan surat pesanan atau terdapat
kerusakan fisik maka bagian pembelian akan membuat surat retur dan
mengembalikan barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan
barang yang sesuai.
Selanjutnya faktur pembelian barang diinput jumlah barang dan harganya
pada sistem komputer serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur
pembelian. Selain itu juga dibuat arsip faktur barang berdasarkan nama PBF,
barang tersebut dapat langsung ditata di etalase atau disimpan didalam lemari
khusus penyimpanan obat. Untuk penerimaan obat NPP harus diterima secara
langsung oleh Apoteker penanggungjawab Apotek.
d. Penyimpanan
Penyimpanan obat-obatan di Apotek Sehat Bersama 2 disusun secara FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Adapun struktur
penyimpanan obat di Apotek Sehat Bersama 2 yaitu:
17
tenaga teknis kefarmasian dalam mengambil obat.
3) Obat Lasa
Untuk obat-obat yang termasuk dalam kategori Look Alike Sound Alike
(LASA) ditandai dengan stiker hijau dengan tulisan LASA. Penyimpanan obat
kategori LASA dan Norum disimpan berdasarkan alphabet dan diberi jarak antar
obat yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya untuk meminimalisir terjadinya
medication error.
5) Obat Termolabil
Obat-obat termolabil disimpan didalam kulkas/lemari pendingin yang telah
diatur suhunya agar obat tetap terjaga kualitas dan mutunya.
18
tersebut.
f. Pengendalian
Pengendalian persediaan di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan
menggunakan kartu stok dengan cara manual dan komputerisasi. Pengendalian
dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Namun pengendalian di Apotek Sehat Bersama 2 belum dilakukan secara optimal,
dikarenakan kemungkinan TTK lupa atau tidak menulis kartu stok obat saat
barang masuk atau keluar. sehingga masih ditemukan adanya selisih obat.
Namun, hal ini diatasi dengan melakukan stok opname setiap 3 bulan sekali
dan pada akhir tahun untuk mencocokan jumlah obat yang tertera pada sistem
komputer dengan jumlah obat yang tersedia di apotek. Selain itu Apotek Sehat
Bersama 2 juga menerapkan SOP yaitu memberikan tanggung jawab kepada
masing-masing petugas penanggung jawab rak obat melakukan pengecekan obat
sebanyak 25 item obat berdasarkan stok fisik yang kemudian dibandingkan
dengan yang tercantum pada komputer. Harapannya dengan adanya peraturan
seperti ini mampu meminimalisir terjadi kehilangan stok atau kelebihan stok.
Apotek Sehat Bersama 2 juga membuat parameter dalam menetukan masa
expire date sehingga memudahkan TTK dalam melakukan tracking terhadap obat
apa yang harus di prioritaskan untuk dikeluarkan sebelum masa expire date.
Parameter tersebut berupa stiker yang ditempel disetiap kotak obat dengan warna
yang berbeda-beda, yaitu:
19
1) Warna orange untuk obat yang ED ditahun 2020
20
untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat yang telah masuk dalam
DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses pelayanan, petugas akan
menanyakan pasien mengenai tujuan penggunaan obat yang akan dibeli dan
apakah pasien telah sering menggunakan obat tersebut, selanjutnya obat
diserahkan oleh TTK kepada pasien dengan disertai pemberian informasi minimal
dalam hal cara penggunaan, aturan pakai dan penyimpanan obat. Apabila pasien
belum pernah mendapatkan obat sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat di
daftar OWA, maka pasien akan direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke
dokter terlebih dahulu. Obat yang sudah siap diberikan kepada pasien, di cek
kembali kebenarannya. Pengecekan dilakukan oleh orang yang berbeda, hal ini
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya medication error.
2) Pelayanan Resep
Pelayanan Resep di Apotek Sehat Bersama 2 dimulai dari penerimaan resep,
pengkajian resep, pemeriksaan ketersediaan, konfirmasi harga, penyiapan
termasuk peracikan jika ada, pembayaran, pemeriksaan kembali, penyerahan dan
PIO. Resep yang telah diterima akan dikaji dengan melakukan skrining
administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ditemukan
adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker atau TTK harus
menghubungi dokter penulis resep.
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan ketersediaan obat meliputi nama
obat, jumlah obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat. Jika obat dalam
resep tersedia maka dilakukan konfirmasi harga kepada pasien. Untuk obat yang
tidak tersedia, maka apoteker atau TTK meminta persetujuan dari dokter atau
pasien untuk mengganti obat dengan kandungan yang sama yang selanjutnya jika
pasien setuju akan dilakukan konfrimasi harga. Resep yang telah dihargai, oleh
TTK akan dibawa ke pasien untuk dimintai persetujuan.
Kemudian Obat disiapkan termasuk peracikan jika ada lalu dimasukkan
kedalam wadah dan diberi etiket. Obat yang sudah siap diberikan kepada pasien,
di cek kembali kebenarannya antara obat yang diambil dengan resep yang ada.
Pengecekan dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini ditujukan untuk
meminimalisir kesalahan dalam penyiapan obat. Setelah dicek, obat diberikan
kepada pasien dengan memanggil nama pasien, penyerahan obat disertai dengan
21
PIO.
b) Melalui Klikdokter
Pihak Klikdokter akan menghubungi Apotek Sehat Bersama 2 melalui
Whatsapp untuk mengkonfirmasi ketersediaan obat yang diminta, kemudian pihak
Apoteker atau Asisten Apoteker akan melihat ketersediaan obat yang diminta, jika
obat tersedia maka proses selanjutnya yaitu membuka aplikasi “yogurt” dan
pesanan akan di proses, obat yang sudah disiapkan akan diantar oleh gojek ke
alamat pasien. Sebelum dikirim, asisten apoteker memastikan jika nama dan
alamat pasien sesuai dengan yang diterima oleh driver online, hal tersebut
dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan.
b. Dispensing
Kegiatan dispensing merupakan pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan
oleh tenaga kefarmasian yaitu Apoteker dan dapat dibantu oleh TTK. Dispensing
22
di Apotek Sehat Bersama 2 sudah dilakukan, dimana pada saat menerima resep
akan dilakukan telaah resep baik resep racikan maupun non racikan. Kemudian
sebelum diberikan kepada pasien/konsumen di lakukan double cek dengan orang
yang berbeda untuk meminimalisir terjadinya medication error.
d. Pelayanan Swamedikasi
Swamedikasi adalah pengobatan untuk mengurangi atau menyembuhkan
penyakit yang dilakukan sendiri tanpa konsultasi tenaga medis. Peran apoteker
dalam pelayanan swamedikasi adalah membantu memilihkan obat yang tepat
untuk pasien sehingga meminimalisir kesalahan penggunaan obat. Dengan adanya
pelayanan swamedikasi dapat terbentuknya kesempatan peningkatan jumlah
pasien. Apotek Sehat Bersama 2 sudah melakukan pelayanan swamedikasi dengan
menawarkan produk obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA pada pasien.
e. Pelayanan Konseling
Tujuan Apoteker memberikan konseling di Apotek adalah untuk
memperbaiki kualitas hidup pasien dan agar pasien dapat terhindar dari bahaya
penyalahgunaan obat atau penggunaan obat yang salah. Pasien yang perlu di
berikan konseling meliputi pasien kondisi khusus, pasien dengan terapi jangka
panjang, pasien dengan instruksi khusus, penggunaan obat indeks terapi sempit,
polifarmasi, dan pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Apotek Sehat Bersama 2 belum pernah melakukan konseling, hal ini
disebakan kemungkinan waktu yang terbatas, dan juga pada waktu-waktu tertentu
biasanya apotek ramai atau pasien bergegas sehingga tidak memungkinkan untuk
memberikan informasi tentang penggunaan obat secara menyeluruh.
23
f. Pelayanan Home Pharmacy Care
Pelayanan home pharmacy care ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
kunjungan langsung ke rumah pasien. Di Apotek Sehat Bersama 2 pelayanan
home pharmacy care belum diterapkan/dilaksanakan, disebabkan oleh pelayanan
ini tidak mudah untuk dilakukan karena mempertimbangkan beberapa hal seperti
jarak antara apotek dengan rumah pasien dan terbatasnya jumlah karyawan
(petugas farmasi) yang ada, sehingga pelaksanaan home pharmacy care di Apotek
Sehat Bersama 2 belum dilaksanakan.
5. Pengelolaan Resep
Pengelolaan resep bertujuan untuk mempermudah pencarian saat
dibutuhkan nanti. Pengelolaan resep di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan dengan
mengumpulkan resep/hari berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor resep. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digaris bawah merah
dan resep psikotropika digaris bawah biru. Resep narkotika dan psikotropika di
pisah dari resep lainnya. Kemudian resep dibendel setiap bulan sesuai dengan
kelompoknya. Bendel resep ditulis bulan dan tahun yang mudah di baca dan
kemudian disimpan di lemari.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
24
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Namun Apotek
Sehat Bersama 2 baru berjalan secara operasional kurang dari 5 tahun sehingga
pemusnahan resep di Apotek Sehat Bersama 2 belum dilakukan.
c. Evaluasi SDM
Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian harus didukung oleh sumber
daya yang profesioanl dan kompeten di bidangnya sehingga nantinya dapat
berkontribusi dalam membangun kemajuan Apotek di masa mendatang. Apotek
Sehat Bersama 2 selalu berusaha memperkerjkan orang-orang dengan lulusan
terbaik dan ahli dibidangnya sehingga nantinya dapat berkontribusi untuk
25
memajukan apotek.
e. Evaluasi Kebersihan
Dalam hal kebersihan, apotek harus menjamin lingkungannya senantiasa
bersih dan rapi. Selain itu, apotek juga harus bebas dari serangga dan hewan
pengerat, serta memiliki fasilitas kebersihan yang memadai. Apotek Sehat
Bersama 2 selalu mengedepankan kebersihan lingkungan sekitar apotek, sehingga
pasien/konsumen yang datang akan merasa nyaman. Evaluasi kebersihan
dilakukan setiap hari.
26
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilaksanakan di Apotek Sehat Bersama 2, maka dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Peran dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Sehat
Bersama 2 telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Rebuplik
Indonesia No 73 Tahun 2016 yaitu telah melaksankan pelayanan
kefarmasian yang bersifat manejerial apotek maupun peran pelayanan
farmasi klinis, namun belum maksimal dikarenakan keterbatasan SDM
2. Apotek Sehat Bersam 2 telah melakukan kegiatan farmasi klinis meliputi
pengkajian resep, dispensing, Pelayanan Informasi Obat, dan konseling
3. Apoteker Sehat Bersama 2 menyediakan sistem delivery order, serta bekerja
sama dengan pihak ketiga seperti Halodoc dan Klikdokter dengan tujuan
untuk memudahkan pengantaran obat ke konsumen
4. Pengisian kartu stok yang belum dilakukan secara maksimal
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah mekakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Sehat Bersama 2 yaitu:
1. Agar meningkatkan pelayanan manjerial dan pelayanan farmasi klinis di
Apotek Sehat Bersama 2, disarankan adanya penambahan SD Apoteker dan
TTK agar pelayanan dapat dilaksanakan dengan maksimal
2. Agar kedepannya Apotek diharapkan sebaiknya menerapkan pelayanan
Home Pharmaceutical Care untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Apotek, serta menerapkan PTO dan MESO untuk mencegah munculnya
masalah terkait obat.
3. Agar kedepannya Apotek bisa memperluas kerjasama dengan klinik, RS,
BPJS, Perusahaan Asuransi dan praktek dokter sehingga Apotek lebih
berkembang lagi.
4. Agar kedepannya perlu ditingkatkan kedisiplinan dalam pengisian kartu
stok agar meminimalisir terjadinya kehilangan obat.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama
TTK
KASIR ATK BU
29
Lampiran 2. Denah Ruang Apotek Sehat Bersama 2
Keterangan:
30
Lampiran 3. Rak Penyimpanan Obat
31
Lanjutan…
Gambar 9. Rak Sediaan Branded Tablet Gambar 10. Rak Sediaan Fast Moving
Gambar 11. Rak Obat Antibiotik Gambar 12. Rak Obat Tetes Telinga,
Salep, Tetes Mata, Inhalasi
Gambar 13. Rak Obat Generik dan Gambar 14. Lemari Narkotika dan
Branded Sediaan Cair Psikotropika
32
Lanjutan…
33
Lampiran 4. Alat – Alat, Copy Resep, Kartu Stok
34
Lampiran 5. Surat Pesanan
35
Lampiran 6. Etiket dan Ruang Konseling
36
Lampiran 7. Job Desk Karyawan Apotek Sehat Bersama 2
37
Lampiran 8. Alur Pelayanan Pembelian Obat Dengan Resep
Pasien datang
membawa resep
Dokter
TTK melakukan
skrining resep
TTK melakukan
pengecekan
ketersediaan obat dan
memberitahukan
harganya
38
Lampiran 9. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Tanpa Resep
Pasien/konsumen
datang ingin membeli
obat
TTK menginfokan
Setuju TIDAK ketersediaan obat
kosong kepada
konsumen/pasien
39
Lampiran 10. Alur Pemesanan Barang
Membuat SP
obat sesuai Distributor
penyedia obat
Narkotika
dan Psikotropika
40
Lampiran 11. Alur Penerimaan Barang
SESUAI
IYA TIDAK
41
Lampiran 12. Kegiatan PIO
a. Tanpa Resep
42
Lanjutan…
b. Dengan Resep
43