Hard Cover Apotek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

BIDANG PERAPOTEKAN
DI APOTEK SEHAT BERSAMA 2
PERIODE 03 AGUSTUS – 15 AGUSTUS 2020

DISUSUN OLEH:

FITRIA LA TANUDIN 1904026153

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
BIDANG PERAPOTEKAN
Dl APOTEK SEHAT BERSAMA 2
PERIODE 03 AGUSTUS - 15 AGUSTUS 2020

Telah disusun dan dipertahankan di hadapan penguji oleh:

Fitria La Tanudin, S. Farm. 1904026153

Pembimbing Tanda Tangan Tanggal


Pembimbing Lapangan

apt. Nurmalina, S. Farm.

Pembimbing Akademik

apt. Fahjar Prisiska, M. Farm.

Mengetahui:
Ketua Program Studi Profesi Apoteker

apt. Ani Pahriyani, M. Sc.

Dinyatakan Lulus pada Tanggal: 19 Februari 2021

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat Bersama 2 dengan baik dan lancar. Praktek
Kerja Lapangan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal,
pengetahuan, keterampilan, juga pengalaman bagi kami dalam pengelolaan
apotek. Dan penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar apoteker.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan, pengerjaan, dan
penyelesaian laporan ini telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan yang baik ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. apt. Hadi Sunaryo, M.Si.,selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
2. Bapak Drs. apt. Inding Gusmayadi, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi
dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
3. Ibu apt. Ani Pahriyani, M.Sc.,selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
4. Ibu apt. Pramulani Mulya Lestari, M.Farm., selaku Sekretaris Program Studi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. HAMKA.
5. Bapak apt. Fahjar Prisiska, M. Farm., selaku Pembimbing PKPA di Fakultas
Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
6. Ibu apt. Nurmalina, S.Farm., selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek
Sehat Bersama 2 serta Pembimbing Lapangan di Apotek Sehat Bersama 2.
7. Seluruh karyawan di Apotek Sehat Bersama 2.
8. Keluarga dan teman-teman profesi Apoteker angkatan 33 UHAMKA.

iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu saran
dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap laporan PKPA
ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, Agustus 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan PKPA 2
BAB II TINAJAUAN KHUSUS APOTEK SEHAT BERSAMA 2 3
A. Pengertian Apotek 3
B. Sejarah Apotek Sehat Bersama 2 3
C. Lokasi Apotek Sehat Bersama 2 4
D. Visi dan Misi Apotek Sehat Bersama 2 4
E. Tageline 4
F. Corevalues 4
G. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 5
H. Tata Ruang Apotek Sehat Bersama 2 5
I. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 6
J. Evaluasi Mutu Apotek 9
BAB III KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 11
A. Kegiatan 11
B. Pembahasan 12
1. Studi Kelayakan Pendirian Apotek 12
2. Persyaratan Mendirikan Apotek 13
3. Pengelolaan Obat di ApoteK Sehat Bersama 2 15
4. Pelayanan Farmasi Klinis 20
5. Pengelolaan Resep 24
6. Evaluasi Mutu Apotek 25
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 27
A. Simpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 29

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Daftar Kegiatan PKPA di Apotek Sehat Bersama 2 11

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 29

vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2 29
Lampiran 2. Denah Ruang Apotek Sehat Bersama 2 30
Lampiran 3. Rak Penyimpanan Obat 31
Lampiran 4. Alat – Alat, Copy Resep, Kartu Stok 34
Lampiran 5. Surat Pesanan 35
Lampiran 6. Etiket dan Ruang Konseling 36
Lampiran 7. Job Desk Karyawan Apotek Sehat Bersama 2 37
Lampiran 8. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Dengan Resep 38
Lampiran 9. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Tanpa Resep 39
Lampiran 9. Alur Pemesanan Barang 40
Lampiran 10. Alur Penerimaan Barang 41
Lampiran 11. Kegiatan PIO 42

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu bentuk kesejahteraan yang memungkinkan


manusia untuk memiliki derajat hidup yang berkualitas. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan dapat dicapai masyarakat melalui
upaya kesehatan serta akses ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memiliki
peranan penting dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dijelaskan bahwa apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker.
Pelayanan kefarmasian yang dimaksud adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Orientasi pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser dari pelayanan
obat (drug oriented) menjadi pelayanan pada pasien (patient oriented) yang
mengacu kepada Pharmaceutical Care (PC) yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien dan dapat mencegah berbagai masalah terkait pengobatan
pasien (drug related problem). Dengan demikian apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan berkomunikasi
dengan pasien agar dapat memberikan pelayanan yang baik, bermutu dan
berkualitas.
Berdasarkan latar belakang tersebut pentingnya peran dan tanggung jawab
Apoteker dalam pelayanan kefarmasian khususnya di Apotek untuk menjalankan
fungsi apotek berdasarkan nilai bisnis maupun fungsi sosial, terutama perannya
dalam menunjang upaya kesehatan dan sebagai penyalur perbekalan farmasi
kepada masyarakat, sehingga apoteker dituntut untuk dapat menyelaraskan kedua

1
fungsi tersebut.
Seorang apoteker untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
maka Apoteker memerlukan pengetahuan yang memadai, tidak hanya memahami
teori tetapi juga harus terjun langsung untuk mengenali lebih jauh profesinya.
Adanya suatu dasar tersebut, Program Studi Profesi Apoteker Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA mengadakan program Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker di apotek.
Salah satu kerja sama yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA dengan apotek yaitu Apotek Sehat Bersama 2 yang berlangsung pada
bulan Agustus 2020.

B. Tujuan Kegiatan PKPA


Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Sehat
Bersama 2 yaitu :
1. Mengetahui dan memahami secara langsung peran seorang apoteker dalam
pengelolaan apotek.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam bidang Apotek sehingga apoteker
menjadi profesi yang handal di masa yang akan datang.
3. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
apotek

2
BAB II
TINJAUAN KHUSUS APOTEK SEHAT BERSAMA 2

A. Pengertian Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dimaksud dengan
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian atau tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

B. Sejarah Apotek Sehat Bersama 2


Apotek Sehat Bersama merupakan Apotek yang sebelumnya dari franchise
Apotek K24. Apotek Sehat Besama resmi berpindah tangan dan beroperasi dari
Apotek K24 menjadi Apotek Sehat Bersama pada bulan Juni tahun 2016. Pada
bulan Agustus tahun 2019 Apotek Sehat Bersama membuka cabang untuk
memperluas jaringan yaitu Apotek Sehat Bersama 2. Pemilik Sarana Apotek
(PSA) terdiri dari 5 orang, dimana salah satunya ditunjuk sebagai Apoteker
Pengelola Apotek Sehat Bersama 2.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) Sehat Bersama 2 yaitu apt. Nurmalina,
S. Farm dengan nomor Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
19780404/STRA-UNTAG/2006/21082, nomor Surat Izin Apotek (SIA)
10/B.13.0/31.75.07.1004.02.011.R4/-1.779.3/2019 dan nomor Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) 10/B.13.0/31.75.07.1004.02.011.R4/-1.779.3/2019.
Apotek Sehat Bersama 2 beroperasional setiap hari mulai pukul 07.00 –
22.00 WIB. Apotek ini memiliki fasilitas pelayanan yang menguntungkan yaitu
delivery service dengan persyaratan minimal pembelian Rp. 50.000. Delivery
service dimulai dari pukul 10.00 – 21.00 WIB dengan tidak dikenakannya biaya
kirim. Apotek Sehat Bersama 2 melayani penjualan obat-obatan dengan atau tanpa
resep dokter, dan herbal. Apotek Sehat Bersama 2 bergabung bersama mitra yaitu
Halodoc dan Klik Dokter.

3
C. Lokasi Apotek Sehat Bersama 2

Apotek Sehat Bersama 2 terletak di Jalan Raya Pondok Kelapa Blok J-13
Nomor 3, Jakarta Timur. Dilihat dari lokasinya Apotek Sehat Bersama 2 memiliki
lokasi yang sangat strategis karena berada di kawasan perumahan padat penduduk,
dengan lalu lintas yang cukup ramai di lalui oleh angkutan umum sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat. Hal ini merupakan suatu keuntungan tersendiri dan
merupakan faktor pendukung bagi perkembangan usaha Apotek.

D. Visi Dan Misi Apotek Sehat Bersama 2

1. Visi
Visi Apotek Sehat Bersama 2 yaitu menjadi apotek yang mengedepankan
pelayanan yang prima, ramah, dan harga terjangkau. Sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian prima, dan ramah kepada masyarakat.
b. Memberikan informasi kesehatan dan konsultasi obat kepada pasien.
c. Menyediakan obat-obat yang terjangkau oleh masyarakat dengan mutu yang
terjamin.

E. Tageline
Tagline yang digunakan oleh Apotek Sehat Bersama 2 untuk mendapatakan
kepercayaan konsumen/pasien serta menjadi pembeeda dengan apotek-apotek
lainnya adalah SOLUSI SEHAT KITA. Tageline tersebut memiliki makna
bahwa Apotek Sehat Bersama 2 akan tetap berusaha memberikan pelayanan
terbaik kepada pasien/konsumen dan mencari solusi dari permasalahan yang
dialami pasien/konsumen.

F. Corevalues
Corevalues adalah nilai yang harus dimiliki oleh semua karyawan yang ada
di Apotek Sehat Bersama 2 sehingga dengan adanya corevalues diharapkan semua
karyawan dapat memberikan pelayanan yang baik. Corevalues Apotek Sehat
Bersama yaitu SOLUTIF:

4
a. Sopan: Ramah, santun dan bertutur kata yang baik kepada pelanggan

b. Optimis: Selalu bersikap positif dalam segala hal

c. Loyalitas: Patuh dan setia terhadap perusahaan

d. Unggul: Terdepan dalam memberikan pelayanan

e. Teliti: Cermat dan saksama dalam bekerja

f. Iman: Pekerjaan kita adalah ibadah kita

g. Flexibel: Luwes dalam bekerja

G. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2


Apotek Sehat Bersama 2 menyusun struktur organisasi dengan
menyesuaikan kebutuhan dalam penyelenggaraan perizinan dan pelayanan apotek.
Segala kegiatan di apotek baik administrasi maupun kegiatan pelayanan
seluruhnya dilakukan oleh karyawan apotek. Kegiatan kefarmasian di Apotek
Sehat Bersama 2 di pimpin oleh seorang apoteker pengelola apotek (APA) yang
membawahi empat (4) orang TTK yang tidak hanya melakukan pelayanan
kefarmasian namun juga melakukan pengelolaan sedian farmasi seperti pembelian
dan administrasi, serta satu (1) orang ATK dan satu (1) orang BU. Masing-masing
bekerja selama 1 shift (8 jam) untuk shift 1 dari jam 07.00 - 15.00 WIB untuk
shift 2 dari jam 15.00 - 22.00 WIB. Struktur organisasi Apotek Sehat Bersama 2
dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 29.

H. Tata Ruang Apotek Sehat Bersama 2


Sarana dan prasarana Apotek Sehat Bersama 2 terdiri dari:

1) Ruang tunggu pasien yang dilengkapi dengan pendingin udara (Air


Conditioner), tempat duduk yang nyaman, Wi-fi dan televisi.
2) Tempat pembelian sediaan farmasi dengan atau tanpa resep dokter yang
berfungsi sebagai tempat penerimaan resep, penyerahan sediaan farmasi dan
pelayanan informasi obat.
3) Tempat Display Obat Over The Counter (OTC) yang terdiri dari obat-obat
yang boleh digunakan tanpa resep dokter, obat bebas dan obat bebas
terbatas serta alat kesehatan (alkes) dan bahan medis habis pakai (BMHP).
Obat-obat OTC disimpan dibagian depan untuk memudahkan pasien dalam

5
memilih obat yang diinginkan, serta memudahkan petugas dalam
pengambilan obat.
4) Kasir Apotek yang dilengkapi dengan 1 set meja beserta 1 set komputer
digunakan untuk melakukan proses pembayaran setiap ada transaksi.
5) Tempat untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan dengan bangku
dan komputer, di meja ini tidak hanya dilakukan konseling.
6) Rak-rak untuk meletakan obat-obat keras, lemari untuk meletakan obat
narkotika dan psikotropika, lemari pendingin untuk meletakan obat dengan
suhu dingin (2-80C), meja untuk meracik resep, dan rak-rak untuk
menyimpan arsip-arsip apotek.
7) Tempat peracikan yang dilengkapi dengan timbangan milligram, timbangan
gram, alat-alat gelas, mortar, alu, blender obat, alat-alat gelas wadah
pengemas, pembungkus obat, etiket, wastafel dan lain-lain.
8) Mushola dan kamar mandi

I. Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek


Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, meliputi:

3. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP

a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat.

b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.

6
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada tempat yang dapat
menjamin mutu. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. Sistem penyimpanan dilakukan
dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out).

e. Pemusnahan dan Penarikan


Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak harus disesuaikan dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas
kesehatan setempat. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan dan
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Penarikan alat
kesehatan dan obat dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
menteri.

f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu
stok baik dengan cara manual atau elektronik.

g. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan
internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen
Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Sedangkan pelaporan
eksternal yaitu pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan

7
ketentuan peraturan perundangundangan meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.

4. Pelayanan Farmasi Klinik


a. Pengkajian Resep
Pengkajian dan pelayanan resep dilakukan oleh apoteker dan dapat dibantu
oleh TTK. TTK dapat membantu pengkajian pelayanan resep dengan kewenangan
terbatas dalam kajian administrasi dan kesesuaian farmasetik. Sedangkan
pertimbangan klinis dilakukan oleh Apoteker.

b. Dispensing
Dispensing dilaksanakan setelah kajian administratif, farmasetik dan klinik
memenuhi syarat.Dispensing dilakukan oleh Apoteker maupun TTK.

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


PIO dilakukan oleh Apoteker dan TTK. Informasi yang diberikan meliputi
informasi mengenai sediaan farmasi, alkes dan BMHP. Informasi mengenai Obat
termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbalmeliputi dosis, bentuk sediaan,
formulasi khusus, rute dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi,
terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan
menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, dan lain-lain.

d. Konseling
Konseling dilakukan antara Apoteker dengan pasien .Untuk mengawali
konseling, Apoteker menggunakan teknik Three Prime Questions untuk pasien
baru dan teknik Show and Tell untuk pasien lama. Apoteker harus melakukan
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang
digunakan.

e. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

8
meminimalkan efek samping.

g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis

5. Pengelolaan Resep
Resep dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor resep. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digaris bawah merah
dengan tinta merah. Resep yang berisi psikotropika dipisahkan. Resep dibendel
sesuai dengan kelompoknya. Bendel resep ditulis bulan dan tahun yang mudah di
baca dan disimpan di lemari.

J. Evaluasi Mutu Apotek


Evaluasi mutu di Apotek Sehat Bersama 2 apotek dilakukan terhadap mutu
manajerial yaitu:

a. Evaluasi Pelayanan
Apotek Sehat Bersama 2 selalu memberikan pelayanan kefarmasian yang
baik terhadap setiap pasien/konsumen yang datang. Nilai-nilai yang diterapkan
untuk semua karyawan yaitu sopan, optimis, loyalitas, unggul, teliti, iman, dan
flexible.

b. Evaluasi Kinerja Karyawan


Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu. Merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya
yang dimiliki. Pengukuran kinerja merupakan bentuk dari evaluasi kinerja suatu
perusahaan. Evaluasi kinerja diartikan sebagai suatu proses umpan balik atas
kinerja yang lalu dan mendorong adanya produktivitas di masa mendatang.

c. Evaluasi SDM
Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian harus didukung oleh sumber
daya yang profesioanl dan kompeten di bidangnya sehingga nantinya dapat
berkontribusi dalam membangun kemajuan Apotek di masa mendatang.

9
Profesionalitas sumber daya yang ada di Apotek merupakan bagian dari
implementasi standar pelayanan kefarmasian di apotek. Pemenuhan
profesionalitas merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
mewujudkan eksistensi karyawan yang ada.

d. Evaluasi Ketersediaan Stok


Ketersediaan obat sangat erat kaitannya dengan proses pengelolaan obat
yang merupakan salah satu segi manajemen logistik di Apotek, dimana
ketersediaan obat saat ini menjadi tuntutan pelayanan kesehatan. Ketersediaan
obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah tentunya bertujuan agar kesehatan masyarakat terjaga.
Ketersediaan obat dalam jumlah dan jenis yang tepat bukan hanya akan
meningkatkan akses terhadap obat tetapi juga akan mempengaruhi persepsi
masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Adanya sistem
suplai dengan penyerahan obat berdasarkan kebutuhan fasilitas kesehatan akan
meningkatkan ketersediaan obat di Apotek, yang harus didukung oleh sumber
daya manusia yang terlatih untuk quantifikasi obat dalam melakukan permintaan
obat.
e. Evaluasi Kebersihan
Dalam hal kebersihan, apotek harus menjamin lingkungannya senantiasa
bersih dan rapi. Selain itu, apotek juga harus bebas dari serangga dan hewan
pengerat, serta memiliki fasilitas kebersihan yang memadai.

10
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Sehat Bersama 2
dilaksanakan selama 1 bulan (2 minggu offline dan 2 minggu daring) pada periode
Agustus 2020. Kegiatan PKPA yang dilakukan di Apotek Sehat Bersama 2 di bagi
menjadi 2 shift. Shift 1 di mulai dari jam 07.00-15.00 WIB sedangkan shift 2
dimulai dari jam 15.00-21.00 WIB. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat
PKPA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel I. Daftar Kegiatan PKPA di Apotek Sehat Bersama 2


Tanggal Kegiatan
Minggu I 1. Penerimaan mahasiswa PKPA di apotek
(03 - 08 2. Pengantar kegiatan PKPA di apotek
Agustus) 3. Perkenalan apotek
4. Mempelajari tata cara penyimpanan dan tata letak
sediaan farmasi, alkes dan BMHP di apotek
5. Memahami alur pelayanan farmasi klinik seperti
pengkajian resep, dispensing, dan PIO
6. Memahami alur pelayanan kepada pasien dengan dan
tanpa menggunakan resep, delivery order serta melalui
pihak ketiga seperti Halodoc dan Klik dokter
7. Melakukan pelayanan farmasi klinik (non resep, resep,
Halodoc dan delivery order)
8. Memahami dan melakukan penerimaan sediaan farmasi,
alkes dan BMHP dari distributor
9. Pemberian tugas khusus dari apotek

11
Minggu II 1. Melakukan pelayanan farmasi klinik (non resep, resep,
(10 – 15 Halodoc dan delivery order)
Agustus) 2. Memahami dan melakukan penerimaan sediaan farmasi,
alkes dan BMHP dari distributor
3. Melakukan defecta pada sediaan farmasi, alkes dan
BMHP di apotek
4. Membantu dalam penyusunan administrasi faktur
distributor

Minggu III 1. Diskusi tentang peran apoteker di apotek


dan IV 2. Diskusi tentang studi kelayakan pendirian apotek dan
( Agustus) persyaratan mendirikan apotek
3. Diskusi tentang pengurusan SIPA dan SIA
4. Diskusi tentang manajerial apotek
5. Diskusi tentang struktur organisasi apotek
6. Diskusi tentang pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan
BMHP di apotek (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan)
7. Diskusi tentang pelayanan Farmasi Klinik (pengkajian
resep, dispensing, dan PIO)
8. Diskusi tentang pencabutan izin dan penutupan apotek
9. Laporan mengenai Apotek Sehat Bersama 2 dan tugas
khusus

B. Pembahasan
1. Studi Kelayakan Pendirian Apotek
Studi kelayakan adalah suatu metode menggali gagasan suatu proyek
mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk dapat dilaksanakan. Studi
kelayakan suatu apotek berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan
pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data–data dari berbagai sumber yang
dianalisis dari berbagai aspek.Aspek tersebut terdiri dari:

a. Aspek Managemen

12
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan rencana dalam membuka apotek
seperti menentukan visi dan misi, struktur organisasi, bentuk apotek (berbadan
hukum dan individu), memperkirakan jumlah karyawan, memperikirakan biaya
yang dibutuhkan untuk membangun apotek, program kerja, dan syarat-syarat
lainnya yang dibutuhkan untuk membangun apotek seperti SIPA, SIA, dan lain-
lain.
b. Aspek Teknis
Pada tahapan ini dilakukan analisa dan penyusunan rencana seperti desain
interior dan eksterior apotek atau sarana dan prasarana.

c. Aspek Pasar
Pada tahapan ini dilakukan analisa seperti target pasar (kelas menengah ke
bawah atau ke atas), jenis persaingan pasar (bebas) dan potensi pasar
(perkembangan ke depan). Kondisi lingkungan sekitar seperti ada RS, klinik,
puskesmas, pet shop dll. Kemudian menentukanjenis obat (jumlah sedikit, banyak
variasi).
d. Aspek Keuangan
Pada tahapan ini dilakukan analisa keuangan dengan mempertimbangkan
sumber dana dan jumlah modal awal untuk dapat membuka usaha apotek. Semua
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan, sehingga perencanaan harus
dilakukan secara matang dan tepat sehingga usaha kita akan sesuai dengan tujuan
atau gagasan yang sudah ditetapkan.

2. Persyaratan Mendirikan Apotek


Dalam upaya mendirikan sebuah apotek yang baru berdiri, sering kali
tertunda yang disebabkan oleh hal-hal kecil, baik yang terdapat dalam proses
pemeriksaan kelengkapan sarana pendukung operasional apotek ataupun
kelengkapan berkas-berkas lampiran dalam mengajukan permohonan Surat Izin
Apotek (SIA). Untuk menghindari kekurangan-kekurangan tersebut, maka
sebaiknya APA melakukan 3 hal, yaitu antara lain:

a. Menginventarisasi semua kebutuhan perlengkapan sarana apotek

13
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek,
bahwa syarat pendirian sebuah Apotek harus mencakup:
1) Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.

2) Bangunan
Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang
lanjut usia. Bangunan Apotek harus bersifat permanen dapat berupa bagian
dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor,
rumah susun, dan bangunan yang sejenis.

3) Sarana, Prasarana dan Peralatan


Bangunan paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi sebagai
penerimaan resep, pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara
terbatas), penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan, konseling, penyimpanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta arsip. Prasarana apotek paling sedikit
terdiri atas instalasi air bersih, instalasi listrik, sistem tata udara dan sistem
proteksi kebakaran. Peralatan apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian seperti rak obat, alat peracikan, bahan
pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi
obat, formulir catatan pengobatan pasien (riwayat penggunaan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan
apoteker yang diberikan kepada pasien) dan peralatan lain sesuai dengan
kebutuhan.

4) Ketenagakerjaan
Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14
b. Menginventarisasi dan menyiapkan berkas lampiran permohonan SIA
Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 1.
Permohonan sebagaimana dimaksud harus ditandatangani oleh Apoteker disertai
dengan kelengkapan dokumen administratif meliputi:

1) Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli

2) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

3) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;

4) Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan dan

5) Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.

c. Apoteker harus mempunyai tenaga kerja atau personalia apotek


Apoteker dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh Apoteker
lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi. Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik seperti STRTTK
untuk Tenaga Teknis Kefarmasian dan STRA untuk Apoteker. Tenaga kerja
lainya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan diapotek, antara lain

1) Kasir, yaitu orang yang bertugas menerima uang serta mencatat


penerimaan dan pengeluaran uang.
2) Pegawai administratif, yaitu petugas yang melaksanakan administrasi
apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan, dan
keuanganapotek.
3) Kurir, yaitu orang yang mengantar sediaan farmasi, alkes maupun BMHP
kepada pasien.

3. Pengelolaan Obat di Apotek Sehat Bersama 2


a. Perencanaan
Berdasarkan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016, dalam membuat
perencanaan pengadaan sediaan farmasi menggunakan metode konsumsi juga
memperhatikan pola penyakit dan kemampuan serta budaya masyarakat. Tujuan
perencanaan pengadaan obat adalah mendapatkan jenis dan jumlah sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai kebutuhan, menghindari terjadinya

15
kekosongan atau penumpukan obat.
Perencanaan obat di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan berdasarkan
metode perencanaan konsumsi. Metode perencanaan obat ini didasarkan pada
pemakaian data obat pada periode sebelumnya. Tenaga teknis kefarmasian akan
melakukan pengecekan secara langsung mengenai barang apa saja yang habis
(terutama barang yang cepat terjual/fast moving) dan selanjutnya akan dicatat
dibuku defecta yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan pembelian.
Setelah dilakukan pengecekan dan pencatatan, maka tenaga teknis kefarmasian
akan melakukan pemesanan atau pembelian sesuai rencana melalui PBF yang
legal. Diera pandemic seperti ini Apotek Sehat Bersama 2 juga menggunakan
metode perencanaan kombinasi yaitu pola konsumsi dan pola penyakit.

b. Pengadaan
Pengadaan obat di apotek merupakan suatu hal yang sangat penting sebab
pengadaan merupakan kegiatan dalam merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, dengan tujuan tersedianya obat dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta diperoleh
pada saat diperlukan.
Pemilihan distributor yang akan memasok persediaan obat-obatan di Apotek
Sehat Bersama 2 dilakukan berdasarkan legalitas PBF, cara pembayaran,
kepercayaan dalam hal kualitas obat yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman
dan besarnya diskon, harga dan pengembalian barang rusak atau kadaluarsa.
Pengadaan barang dilakukan dengan pembelian langsung dari PBF
(Pedagang Besar Farmasi) resmi dan melalui konsinyasi. Apotek Sehat Bersama 2
melakukan pengadaan yang dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari
senin dan jumat, tetapi untuk barang yang mendesak dan harus dipesan dapat
dilakukan pemesanan saat itu juga dengan menggunakan surat pesanan (just in
time). Untuk pengadaan obat NPP, OOT, regular, alkes dan BMHP dilakukan
dengan membuat SP (Surat Pesanan).
Dua metode dalam pembelian barang yaitu kredit dan Cash On Delivery
(COD). Sebagian besar barang yang dibeli menggunakan metode kredit karena
pembayarannya sesuai perjanjian jatuh tempo pembelian sedangkan COD
pembayaran berdasarkan pemesanan barang dan dibayar tunai ketika barang sudah

16
diterima oleh apotek.

c. Penerimaan
Penerimaan barang pesanan dari PBF diterima oleh TTK, kemudian
dilakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima meliputi jenis obat,
sediaan obat, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch dan kondisi barang serta
dilakukan pencocokan antara faktur dengan surat pesanan yang meliputi nama,
kemasan, jumlah, harga barang, diskon serta nama distributor. Bila sudah sesuai,
penerima barang akan menandatangani, memberi tanggal penerimaan dan nomor
unit penerimaan serta stempel apotek pada faktur asli dan copy faktur.
Faktur asli diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang atau
distributor untuk kemudian dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran.
Selanjutnya petugas apotek mencatat barang yang datang dalam buku penerimaan
barang sesuai faktur dengan tujuan agar mempermudah pencarian data pembelian
saat ingin melakukan pembayaran. Pembayaran kepada PBF dijadwalkan setiap
hari senin dan jumat. Bila barang tidak sesuai dengan surat pesanan atau terdapat
kerusakan fisik maka bagian pembelian akan membuat surat retur dan
mengembalikan barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan
barang yang sesuai.
Selanjutnya faktur pembelian barang diinput jumlah barang dan harganya
pada sistem komputer serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur
pembelian. Selain itu juga dibuat arsip faktur barang berdasarkan nama PBF,
barang tersebut dapat langsung ditata di etalase atau disimpan didalam lemari
khusus penyimpanan obat. Untuk penerimaan obat NPP harus diterima secara
langsung oleh Apoteker penanggungjawab Apotek.

d. Penyimpanan
Penyimpanan obat-obatan di Apotek Sehat Bersama 2 disusun secara FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Adapun struktur
penyimpanan obat di Apotek Sehat Bersama 2 yaitu:

1) Obat Bebas, Obat Bebes Terbatas, Vitamin dan Prekursor


Penataan obat bebas, obat bebas terbatas, vitamin dan prekursor di susun
dalam etalase OTC yang berada di bagian depan, penyimpanannya disusun
berdasarkan farmakologi dan berdasarkan bentuk sediaan agar memudahkan

17
tenaga teknis kefarmasian dalam mengambil obat.

2) Obat Ethical dan Antibiotik


Obat ethical disimpan dalam ruangan yamg terpisah dengan obat OTC,
penyimpanan obat ethical disimpan berdasarkan alphabet dan bentuk sediaan.
Sedangkan antibiotic disusun berdasarkan alphabet dan disimpan pada lemari
terpisah khusus antibiotic.

3) Obat Lasa
Untuk obat-obat yang termasuk dalam kategori Look Alike Sound Alike
(LASA) ditandai dengan stiker hijau dengan tulisan LASA. Penyimpanan obat
kategori LASA dan Norum disimpan berdasarkan alphabet dan diberi jarak antar
obat yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya untuk meminimalisir terjadinya
medication error.

4) Obat Generik, Non Generik, dan OOT


Obat generic, non generic, dan OOT disusun berdasarkan alphabet dan
disimpan dalam rak penyimpanan yang terpisah serta berada dalam ruang yang
sama dengan obat ethical.

5) Obat Termolabil
Obat-obat termolabil disimpan didalam kulkas/lemari pendingin yang telah
diatur suhunya agar obat tetap terjaga kualitas dan mutunya.

6) Obat Narkotika dan Psikotropika


Narkotika dan Psikotropika dipisah penyimpanannya pada lemari khusus
dimana narkotika pada lemari sebelah kiri dan psikotropika pada lemari sebelah
kanan yang terbuat dari kayu dan menempel pada dinding (tidak mudah
dipindahkan), mempunyai 2 pintu dan 2 buah kunci yang berbeda. Lemari
tersebut diletakkan di tempat yang tidak terlihat oleh umum, tetapi dapat diawasi
langsung oleh APA atau TTK yang bertugas. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan terhadap obat psikotropika dan narkotika.

7) Alkes dan BMHP


Alkes dan BMHP disimpan dalam etalase bagian depan yang sama dengan
obat OTC. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pasien/konsumen memilih
barang yang mereka inginkan serta memudahkan TTK dalam mengambil barang

18
tersebut.

e. Pemusnahan dan Penarikan


Apotek Sehat Bersama 2 belum pernah melakukan pemusnahan obat dan
resep karena masa operasional Apotek baru memasuki tahun ke-2 sehingga
jumlah resep yang dilayani belum terlalu banyak. Selain itu Apotek Sehat
Bersama 2 juga belum pernah mengalami mengalami recall terhadap produk
mereka.

f. Pengendalian
Pengendalian persediaan di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan
menggunakan kartu stok dengan cara manual dan komputerisasi. Pengendalian
dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan
pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Namun pengendalian di Apotek Sehat Bersama 2 belum dilakukan secara optimal,
dikarenakan kemungkinan TTK lupa atau tidak menulis kartu stok obat saat
barang masuk atau keluar. sehingga masih ditemukan adanya selisih obat.
Namun, hal ini diatasi dengan melakukan stok opname setiap 3 bulan sekali
dan pada akhir tahun untuk mencocokan jumlah obat yang tertera pada sistem
komputer dengan jumlah obat yang tersedia di apotek. Selain itu Apotek Sehat
Bersama 2 juga menerapkan SOP yaitu memberikan tanggung jawab kepada
masing-masing petugas penanggung jawab rak obat melakukan pengecekan obat
sebanyak 25 item obat berdasarkan stok fisik yang kemudian dibandingkan
dengan yang tercantum pada komputer. Harapannya dengan adanya peraturan
seperti ini mampu meminimalisir terjadi kehilangan stok atau kelebihan stok.
Apotek Sehat Bersama 2 juga membuat parameter dalam menetukan masa
expire date sehingga memudahkan TTK dalam melakukan tracking terhadap obat
apa yang harus di prioritaskan untuk dikeluarkan sebelum masa expire date.
Parameter tersebut berupa stiker yang ditempel disetiap kotak obat dengan warna
yang berbeda-beda, yaitu:

19
1) Warna orange untuk obat yang ED ditahun 2020

2) Warna pink untuk obat yang ED ditahun 2021

3) Warna hijau untuk obat yang ED ditahun 2022

4) Warna kuning untuk obat yang ED ditahun 2023

g. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi
meliputi pengadaan (surat pesanan dan faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Namun pencatatan pemasukan dan pengeluaran sediaan farmasi, alkes
dan BMHP dengan menggunakan kartu stok belum dilakukan secara optimal,
karena SDM kurang displin dalam melakukan pencatatan ini.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek,
meliputi laporan keuangan, laporan pembayaran faktur, laporan penjualan harian,
dan defekta. Hasil penjualan di apotek direkapitulasi setiap hari. Sedangkan untuk
pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan
narkotika, psikotropika, pelaporan pemusnahan resep, obat rusak dan
kadaluwarsa. Laporan penggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan secara
online melalui Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) di
sipnap.binfar.depkes.go.id. Laporan tersebut dilakukan sebelum tanggal 10 setiap
bulannya.

4. Pelayanan Farmasi Klinik


a. Pengkajian Resep
1) Pelayanan Non Resep
Dalam pelayanan obat tanpa resep di Apotek Sehat Bersama 2, pelayanan
yang diberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien harus dipastikan
obat yang akan dibeli untuk siapa, gejala apa yang dirasakan dan sudah berapa
lama berlangsung, pengobatan apa yang sudah diberikan untuk mengobati
penyakit, dan obat-obat lain yang sedang dikonsumsi.
Selain itu apotek menjual obat-obat yang telah diizinkan oleh pemerintah

20
untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat yang telah masuk dalam
DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses pelayanan, petugas akan
menanyakan pasien mengenai tujuan penggunaan obat yang akan dibeli dan
apakah pasien telah sering menggunakan obat tersebut, selanjutnya obat
diserahkan oleh TTK kepada pasien dengan disertai pemberian informasi minimal
dalam hal cara penggunaan, aturan pakai dan penyimpanan obat. Apabila pasien
belum pernah mendapatkan obat sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat di
daftar OWA, maka pasien akan direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke
dokter terlebih dahulu. Obat yang sudah siap diberikan kepada pasien, di cek
kembali kebenarannya. Pengecekan dilakukan oleh orang yang berbeda, hal ini
bertujuan untuk meminimalisir terjadinya medication error.

2) Pelayanan Resep
Pelayanan Resep di Apotek Sehat Bersama 2 dimulai dari penerimaan resep,
pengkajian resep, pemeriksaan ketersediaan, konfirmasi harga, penyiapan
termasuk peracikan jika ada, pembayaran, pemeriksaan kembali, penyerahan dan
PIO. Resep yang telah diterima akan dikaji dengan melakukan skrining
administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Jika ditemukan
adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker atau TTK harus
menghubungi dokter penulis resep.
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan ketersediaan obat meliputi nama
obat, jumlah obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat. Jika obat dalam
resep tersedia maka dilakukan konfirmasi harga kepada pasien. Untuk obat yang
tidak tersedia, maka apoteker atau TTK meminta persetujuan dari dokter atau
pasien untuk mengganti obat dengan kandungan yang sama yang selanjutnya jika
pasien setuju akan dilakukan konfrimasi harga. Resep yang telah dihargai, oleh
TTK akan dibawa ke pasien untuk dimintai persetujuan.
Kemudian Obat disiapkan termasuk peracikan jika ada lalu dimasukkan
kedalam wadah dan diberi etiket. Obat yang sudah siap diberikan kepada pasien,
di cek kembali kebenarannya antara obat yang diambil dengan resep yang ada.
Pengecekan dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini ditujukan untuk
meminimalisir kesalahan dalam penyiapan obat. Setelah dicek, obat diberikan
kepada pasien dengan memanggil nama pasien, penyerahan obat disertai dengan

21
PIO.

3) Pelayanan Resep dan Non Resep Secara Online


a) Melalui Halodoc
TTK Apotek Sehat Bersama 2 menerima pesanan yang masuk dari aplikasi
Halodoc lalu melihat ketersediaan obat yang diminta pasien, jika obat yang
diminta tersedia dan harganya lebih murah dari yang tertuliskan di aplikasi maka
pesanan diterima. Kemudian obat disiapkan oleh asisten apoteker, jika dalam
bentuk bentuk resep obat akan diberi informasi penggunaan pada etiket. Obat
yang sudah disiapkan akan diambil oleh gojek, namun sebelum diberikan kepada
pihak gojek asisten apoteker memastikan jika nama pasien dan alamat pasien
sama dengan yang diterima gojek agar tidak terjadi kesalahan. Kemudian pihak
gojek akan diminta untuk mengisi buku penerimaan dengan mencantumkan nama
dan alamat pasien/konsumen dilengkapi dengan tanda tangan dari gojek dan TTK
yang menyerahkan. Selanjutnya gojek akan mengantar obat ke pasien.

b) Melalui Klikdokter
Pihak Klikdokter akan menghubungi Apotek Sehat Bersama 2 melalui
Whatsapp untuk mengkonfirmasi ketersediaan obat yang diminta, kemudian pihak
Apoteker atau Asisten Apoteker akan melihat ketersediaan obat yang diminta, jika
obat tersedia maka proses selanjutnya yaitu membuka aplikasi “yogurt” dan
pesanan akan di proses, obat yang sudah disiapkan akan diantar oleh gojek ke
alamat pasien. Sebelum dikirim, asisten apoteker memastikan jika nama dan
alamat pasien sesuai dengan yang diterima oleh driver online, hal tersebut
dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan.

c) Melalui Telepon atau Aplikasi Whatsapp


Pelayanan dilakukan dengan melayani pasien melalui telepon atau aplikasi
whatsapp baik permintaan langsung atau swamedikasi. Apoteker atau TTK akan
menggali informasi lebih dalam kepada pasien kemudian merekomendasikan obat
yang tepat untuk pasien.

b. Dispensing
Kegiatan dispensing merupakan pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan
oleh tenaga kefarmasian yaitu Apoteker dan dapat dibantu oleh TTK. Dispensing

22
di Apotek Sehat Bersama 2 sudah dilakukan, dimana pada saat menerima resep
akan dilakukan telaah resep baik resep racikan maupun non racikan. Kemudian
sebelum diberikan kepada pasien/konsumen di lakukan double cek dengan orang
yang berbeda untuk meminimalisir terjadinya medication error.

c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Apotek Sehat Bersama 2
dilakukan oleh Apoteker tetapi jika apoteker tidak ada ditempat maka PIO
dilakukan oleh TTK. Kegiatan PIO kepada pasien harus disampaikan dengan jelas
dan mudah di mengerti. Informasi tersebut sekurang-kurangnya meliputi cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. keamanan penggunaan
pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, dan harga.

d. Pelayanan Swamedikasi
Swamedikasi adalah pengobatan untuk mengurangi atau menyembuhkan
penyakit yang dilakukan sendiri tanpa konsultasi tenaga medis. Peran apoteker
dalam pelayanan swamedikasi adalah membantu memilihkan obat yang tepat
untuk pasien sehingga meminimalisir kesalahan penggunaan obat. Dengan adanya
pelayanan swamedikasi dapat terbentuknya kesempatan peningkatan jumlah
pasien. Apotek Sehat Bersama 2 sudah melakukan pelayanan swamedikasi dengan
menawarkan produk obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA pada pasien.

e. Pelayanan Konseling
Tujuan Apoteker memberikan konseling di Apotek adalah untuk
memperbaiki kualitas hidup pasien dan agar pasien dapat terhindar dari bahaya
penyalahgunaan obat atau penggunaan obat yang salah. Pasien yang perlu di
berikan konseling meliputi pasien kondisi khusus, pasien dengan terapi jangka
panjang, pasien dengan instruksi khusus, penggunaan obat indeks terapi sempit,
polifarmasi, dan pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Apotek Sehat Bersama 2 belum pernah melakukan konseling, hal ini
disebakan kemungkinan waktu yang terbatas, dan juga pada waktu-waktu tertentu
biasanya apotek ramai atau pasien bergegas sehingga tidak memungkinkan untuk
memberikan informasi tentang penggunaan obat secara menyeluruh.

23
f. Pelayanan Home Pharmacy Care
Pelayanan home pharmacy care ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
kunjungan langsung ke rumah pasien. Di Apotek Sehat Bersama 2 pelayanan
home pharmacy care belum diterapkan/dilaksanakan, disebabkan oleh pelayanan
ini tidak mudah untuk dilakukan karena mempertimbangkan beberapa hal seperti
jarak antara apotek dengan rumah pasien dan terbatasnya jumlah karyawan
(petugas farmasi) yang ada, sehingga pelaksanaan home pharmacy care di Apotek
Sehat Bersama 2 belum dilaksanakan.

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan proses yang memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Apotek Sehat Bersama
2 belum pernah melakukan PTO.

h. Monitoring efek Samping Obat (MESO)


Monitoring efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantaun
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis, dan terapi atau modifikasi fungsional. Apotek Sehat Bersama 2 belum
pernah melakukan MESO.

5. Pengelolaan Resep
Pengelolaan resep bertujuan untuk mempermudah pencarian saat
dibutuhkan nanti. Pengelolaan resep di Apotek Sehat Bersama 2 dilakukan dengan
mengumpulkan resep/hari berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai
nomor resep. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digaris bawah merah
dan resep psikotropika digaris bawah biru. Resep narkotika dan psikotropika di
pisah dari resep lainnya. Kemudian resep dibendel setiap bulan sesuai dengan
kelompoknya. Bendel resep ditulis bulan dan tahun yang mudah di baca dan
kemudian disimpan di lemari.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan

24
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Namun Apotek
Sehat Bersama 2 baru berjalan secara operasional kurang dari 5 tahun sehingga
pemusnahan resep di Apotek Sehat Bersama 2 belum dilakukan.

6. Evaluasi Mutu Apotek


a. Evaluasi Pelayanan
Apotek Sehat Bersama 2 selalu memberikan pelayanan kefarmasian yang
baik terhadap setiap pasien/konsumen yang datang. Nilai-nilai yang diterapkan
untuk semua karyawan yaitu sopan, optimis, loyalitas, unggul, teliti, iman, dan
flexibel. Untuk memastikan bahwa semua karyawan menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam melakukan pekerjaannya maka Apotek akan melakukan audit
secara berkala, dimana jika ditemukan adanya ketidaksesuaian maka akan
ditindaklanjuti untuk menetukan layak atau tidak tetap memperkerjakan karyawan
yang bermasalah. Harapannya dengan adanya evaluasi pelayanan tersebut Apotek
dapat melakukan pelayanan yang baik tanpa memndang status social.

b. Evaluasi Kinerja Karyawan


Evaluasi kinerja diartikan sebagai suatu proses umpan balik atas kinerja
yang lalu dan mendorong adanya produktivitas di masa mendatang. Evaluasi
bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan, dan kendala yang
dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa mendatang. Apotek Sehat
Bersama 2 selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada
pasien/konsumen. Selain itu untuk meningkatkan mutu pelayanan di harapkan
semua karyawan selalu mengupdate produk knowledge yang baru dengan
memnfaatkan social media yang ada sehingga Apotek dapat terus bersaing dan
eksis dimasa yang akan datang

c. Evaluasi SDM
Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian harus didukung oleh sumber
daya yang profesioanl dan kompeten di bidangnya sehingga nantinya dapat
berkontribusi dalam membangun kemajuan Apotek di masa mendatang. Apotek
Sehat Bersama 2 selalu berusaha memperkerjkan orang-orang dengan lulusan
terbaik dan ahli dibidangnya sehingga nantinya dapat berkontribusi untuk

25
memajukan apotek.

d. Evaluasi Ketersediaan Stok


Ketersediaan obat sangat erat kaitannya dengan proses pengelolaan obat
yang merupakan salah satu segi manajemen logistik di Apotek, dimana
ketersediaan obat saat ini menjadi tuntutan pelayanan kesehatan. Apotek Sehat
Bersama 2 selalu berusaha untuk menyediakan obat-obat yang diinginkan
pasien/konsumen, dengan tetap memberikan pelayanan mutu yang baik dengan
cara bekerja sama dengan beberapa PBF, distributor dan apotek lainnya. Sehingga
untuk meminimalisir terjadinya kekosongan obat maka diterapkan SOP stock
opname secara parsial dan keseluruhan. Stock opname secara parsial dilakukan
setiap hari dengan memberikan tanggung jawab kepada masing-masing petugas
penanggung jawab rak obat melakukan pengecekan obat sebanyak 25 item obat
berdasarkan stok fisik yang kemudian dibandingkan dengan yang tercantum pada
computer, sedangkan untuk stock opname secara keseluruhan dilakukan 3 bulan
sekali

e. Evaluasi Kebersihan
Dalam hal kebersihan, apotek harus menjamin lingkungannya senantiasa
bersih dan rapi. Selain itu, apotek juga harus bebas dari serangga dan hewan
pengerat, serta memiliki fasilitas kebersihan yang memadai. Apotek Sehat
Bersama 2 selalu mengedepankan kebersihan lingkungan sekitar apotek, sehingga
pasien/konsumen yang datang akan merasa nyaman. Evaluasi kebersihan
dilakukan setiap hari.

26
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilaksanakan di Apotek Sehat Bersama 2, maka dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Peran dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Sehat
Bersama 2 telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Rebuplik
Indonesia No 73 Tahun 2016 yaitu telah melaksankan pelayanan
kefarmasian yang bersifat manejerial apotek maupun peran pelayanan
farmasi klinis, namun belum maksimal dikarenakan keterbatasan SDM
2. Apotek Sehat Bersam 2 telah melakukan kegiatan farmasi klinis meliputi
pengkajian resep, dispensing, Pelayanan Informasi Obat, dan konseling
3. Apoteker Sehat Bersama 2 menyediakan sistem delivery order, serta bekerja
sama dengan pihak ketiga seperti Halodoc dan Klikdokter dengan tujuan
untuk memudahkan pengantaran obat ke konsumen
4. Pengisian kartu stok yang belum dilakukan secara maksimal

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah mekakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Sehat Bersama 2 yaitu:
1. Agar meningkatkan pelayanan manjerial dan pelayanan farmasi klinis di
Apotek Sehat Bersama 2, disarankan adanya penambahan SD Apoteker dan
TTK agar pelayanan dapat dilaksanakan dengan maksimal
2. Agar kedepannya Apotek diharapkan sebaiknya menerapkan pelayanan
Home Pharmaceutical Care untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Apotek, serta menerapkan PTO dan MESO untuk mencegah munculnya
masalah terkait obat.
3. Agar kedepannya Apotek bisa memperluas kerjasama dengan klinik, RS,
BPJS, Perusahaan Asuransi dan praktek dokter sehingga Apotek lebih
berkembang lagi.
4. Agar kedepannya perlu ditingkatkan kedisiplinan dalam pengisian kartu
stok agar meminimalisir terjadinya kehilangan obat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2009. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2016. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun


2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun


2017 Tentang Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

28
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama

PSA ------------------------------------------- APA

TTK

KASIR ATK BU

Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Sehat Bersama 2

29
Lampiran 2. Denah Ruang Apotek Sehat Bersama 2

Gambar 2. Denah Ruang Apotek Sehat Bersama 2

Keterangan:

A. Pintu Masuk H. Lemari Narkotika dan Psikotropika


B. Etalase Obat Bebas I. Wastafel
C. Ruang Pelayanan J. Kulkas
D. Ruang Tunggu Pasien K. Kamar Mandi
E. Meja Konsultasi L. Musholla
F. Etalase Obat Keras M. Tangga
G. Ruang Racik

30
Lampiran 3. Rak Penyimpanan Obat

Gambar 3. Rak Obat Herbal, Suplemen, Gambar 4. Rak Obat OTC


Vitamin, dan Madu

Gambar 5. Rak Obat OTC Sediaan Cair Gambar 6. Rak Suplemen

Gambar 7. Rak Obat Sediaan Topikal Gambar 8. Rak Sediaan Tablet


Generik

31
Lanjutan…

Gambar 9. Rak Sediaan Branded Tablet Gambar 10. Rak Sediaan Fast Moving

Gambar 11. Rak Obat Antibiotik Gambar 12. Rak Obat Tetes Telinga,
Salep, Tetes Mata, Inhalasi

Gambar 13. Rak Obat Generik dan Gambar 14. Lemari Narkotika dan
Branded Sediaan Cair Psikotropika

32
Lanjutan…

Gambar 15. Lemari Narkotika dan Gambar 16. Sediaan Narkotika


Psikotropika

Gambar 17. Sediaan Psikotropika

33
Lampiran 4. Alat – Alat, Copy Resep, Kartu Stok

Gambar 18. Neraca analitik Gambar 19. Mesin Press

Gambar 20. Copy Resep Gambar 21. Kartu Stok

34
Lampiran 5. Surat Pesanan

Gambar 22. SP Reguler Gambar 23. SP Narkotika

Gambar 24. SP Psikotropika Gambar 25. SP Prekursor

Gambar 26. SP OOT

35
Lampiran 6. Etiket dan Ruang Konseling

Gambar 27. Etiket Gambar 28. Klip

Gambar 29. Ruang Konseling

36
Lampiran 7. Job Desk Karyawan Apotek Sehat Bersama 2

Gambar 30. Job Desk Karyawan Apotek Sehat Bersama 2

37
Lampiran 8. Alur Pelayanan Pembelian Obat Dengan Resep

Pasien datang
membawa resep
Dokter

TTK melakukan
skrining resep

TTK melakukan
pengecekan
ketersediaan obat dan
memberitahukan
harganya

Setuju TTK mengembalikan


TIDAK
resep kepada pasien

TTK melakukan dispensing obat


(penyiapan , pengemasan,
memberikan etiket, dan copy resep

Apoteker melakukan verifikasi, serta


melakukan penyerahan obat disertai
dengan PIO

38
Lampiran 9. Alur Pelayanan Pembeliaan Obat Tanpa Resep

Pasien/konsumen
datang ingin membeli
obat

TTK melakukan PIO/Swamedikasi


seperti (obat apa. untuk siapa, sakit apa,
sudah berapa hari, gejalanya seperti apa,
sudah minum obat sebelumnya, dll)

TTK melakukan pengecekan


ketersediaan obat dan
memberitahukan harganya

TTK menginfokan
Setuju TIDAK ketersediaan obat
kosong kepada
konsumen/pasien

TTK menyiapkan obat dan meminta


kasir melakukan billing obat di sistem

Apoteker melakukan verifikasi, serta


melakukan penyerahan obat disertai
dengan PIO

39
Lampiran 10. Alur Pemesanan Barang

Melihat stock obat dari


buku Defecta

Membuat SP
obat sesuai Distributor
penyedia obat

Narkotika
dan Psikotropika

Membuat SP (khusus Membuat SP


narkotika / psikotropik) menggunakan surat
sebanyak 4 rangkap pesanan
reguler

Melakukan order obat Melakukan order obat


ke Distributor ke Distributor

40
Lampiran 11. Alur Penerimaan Barang

Menerima obat/barang dari


Distributor

Melakukan pengecekan barang terhadap kesesuain antara


fisik, faktur, SP (jumlah pesanan, ED, No. Batch, Kondisi
fisik barang yang diterima)

SESUAI

IYA TIDAK

Menandatangani dan Barang dikembalikan


memberi stempel pada kepada kurir Distributor
faktur sebagai bukti
penerimaan obat

41
Lampiran 12. Kegiatan PIO

a. Tanpa Resep

42
Lanjutan…

b. Dengan Resep

43

Anda mungkin juga menyukai