SK PeLayanan Bedah
SK PeLayanan Bedah
SK PeLayanan Bedah
TENTANG
Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit perlu
adanya kebijakan mengenai layanan pembedahan
M EMUTUSKAN
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 20 Maret 2014
Direktur Utama,
MURSYID BUSTAMI
NIP.196209131988031002
Tembusan:
1. Para Direktur RS Pusat Otak Nasional
2. Komite Medik RS Pusat Otak Nasional
3. Kepala Instalasi RS Pusat Otak Nasional
4. Kepala Bidang RS Pusat Otak Nasional
Lampiran Surat Keputusan Direktur
Utama RS Pusat Otak Nasional
Nomor : HK.02.04/II/1680/2014
Tanggal : 20 Maret 2014
1. Bahwa proses penilaian dan perencanaan pembedahan harus dilakukan pada setiap
pasien yang akan menjalani pembedahan, baik elektif maupun emergensi.
3. Proses perencanaan pembedahan selalu didasari oleh riwayat penyakit pasien, status
fisik, dan data diagnostik, serta faktor risiko dan keuntungan yang didapat dari jenis
pembedahan tersebut Dokter yang bertanggung jawab harus mendokumentasikan
setiap informasi yang didapat dari hasil penilaian yang dilakukan untuk
mengarahkan dan mendukung prosedur pembedahan yang direncanakan.
4. Setiap perencanaan pembedahan, termasuk diagnosis pra bedah dan rencana tekhnik
pembedahan, harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien dalam format
IAR (Informasi, Analisa dan Rencana) sebelum tindakan dilakukan.
5. Setiap tindakan pembedahan yang dilakukan oleh DPJP harus melalui proses
komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat persetujuan dari pasien atau
keluarga pasien yang tertulis dalam formulir informed consent
7. Layanan Bedah Darurat dilakukan di IGD dengan tetap melalui proses penilaian
dan perencanaan sesuai urgensi pembedahan
9. Pembedahan darurat yang membutuhkan ICU pasca operasi pada saat ruang ICU
penuh akan dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
11. Konsultasi Intraoperatif dapat dilakukan oleh DPJP bedah dengan mengikuti
prosedur yang berlaku
12. Kondisi pasien pasca bedah di ruang pulih harus terdokumentasikan dengan baik di
rekam medik
13. Transportasi pasien pasca bedah didampingi oleh petugas kesehatan sesuai kondisi
pasien.
14. Rencana pasca bedah didokumentasikan dalam rekam medis dalam 24 jam oleh
DPJP, perawat dan pihak lain yang diperlukan dalam format IAR (Informasi,
Analisa dan Rencana)
15. Penggunaan alat implan dalam pelayanan bedah harus mematuhi kaidah berikut:
a. Pemilihan alat berdasarkan ilmu pengetahuan dan penelitian yang ada
b. Modifikasi checklist bedah untuk memastikan alat implan tersedia di ruang
operasi dan pertimbangan khusus dalam penandaan lokasi operasi
c. Kompetensi dan pelatihan staf teknis yang berasal dari sumber luar diperlukan
selama prosedur implantasi
d. Pengetahuan dan pelaporan kejadian sampingan terkait penggunaan alat implan
e. Pertimbangan kontrol infeksi yang unik
f. Instruksi discharge khusus untuk pasien
g. Kemampuan alat implan untuk dilacak jika ada penarikan alat
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 20 Maret 2014
Direktur Utama,
MURSYID BUSTAMI
NIP.196209131988031002
Tembusan:
1. Para Direktur RS Pusat Otak Nasional
2. Komite Medik RS Pusat Otak Nasional
3. Kepala Instalasi RS Pusat Otak Nasional
4. Kepala Bidang RS Pusat Otak Nasional