Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kenari Graha Medika

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

KENARI GRAHA MEDIKA


PAB
ADALAH PEALAYANAN ANESTESI DAN
BEDAH
PAB meliputi PAB 1 sampai PAB 8
PAB STANDAR 1- 6
 berisi tentang anestesi dan sedasi
PAB STANDAR 7 – 8
 Menerangkan tentang asuhan bedah

Anestesi & sedasi merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dari
sedasi minimal hingga anestesi penuh.
Dalam BAB ini di bahas anestesi & sedasi sedang dan dalam dimana ketiganya
berpotensi membahayakan refleks protektif pasien terhadap fungsi pernafasan .

sedasi & anestesi membutuhkan assesment lengkap & komprehensif serta


memonitoring secara terus menerus.
Sehingga tindakan ini membutuhkan persetujuan tertulis( Inform conset)
PELAYANAN ANESTESI TERMASUK SEDASI MODERAT
SEDANG & DALAM TERINTERGRASI DI RSIA KENARI GRAHA MEDIKA

KA YAN

ANEST

UNIT
KM
BEDAH
KM
BERSALIN

IGD

ICU
 Tim pengelola pelayanan anestesiologi
dipimpin oleh dr.Spesialis Anestesi
 Pelayanan anestesi mencakup tindakan
anestesi ( dari pra anestesi ,intra & pasca
anestesi )
 Pelayanan pra anestesi dilakukan pada semua
pasien yang akan menjalankan tindakan
anestesi
Hal- Hal yang perlu di perhatikan untuk melakukan tindakan anestesi , Sedasi
dan Intervensi Bedah :
1. Assesment pasien yang lengkap dan menyeluruh ( assesment Pra anestesi
Pra sedasi dan Pra Induksi )
2. Perencanaan Asuhan yang terintegrasi
3. Pemantuan yang terus menerus
4. Transfer ke ruang perawatan berdasarkan kriteria tertentu ( aldrett score &
Bromage Score)
5. Rehabilitasi
6. Tranfer ke ruangan perawatan & pemulangan

Untuk melakukan tindakan anestesi sedasi moderat & dalam harus di laksanakan dan di
dokumentasikan secara lengkap meliputi :
1. Pelaksaaan assesment pra sedasi dan pra anestesi ( Form )
2. Proses monitoring status fisiogis selama anestesi ( Form )
3. Proses monitoring pemulihan anestesi & sedasi dalam ( Form )
4. Evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan lokal / regional ke general

PAB 2
Prosedur Pemberian Sedasi Moderat & Dalam yang di berikan ,mengandung resiko
Potensial Kepada Pasien sehingga pemberian harus dilakukan seragam & sama di
semua tempat di RS yang meliputi :
1. Kualifikasi staf yang memberikan sedasdi ( dr. Anestesi & asisten anestesi )
2. Peralatan medis yang di gunakan ( Iv catheter , Laringoscope , ETT , LMA d.l.l)
3. Bahan yang di pakai
4. Cara pemonitoran di RS oleh staf yang terlatih ( asisten anestesi )
PAB 3

STAF yang bertanggung Jawab memberikan sedasi harus kompeten &


berwenang ( dr Anestesi & asisten anestesi ) dalam hal :

1. Tehnik & berbagai macam cara sedasi


2. Farmakologi obat sedasi & penggunaan zat revelsal
3. Memonitor Pasien
4. Bertindak jika ada komplikasi ( lihat pada KKS 10)
5. Kriteria Pemulihan

PAB 3.1
PPA ( profesional pemberi asuhan ) yang kompeten & berwenang
melakukan assesment pra sedasi dan di dokumentasikan dalam RM .sebagai
berikut :
a) Mengidentifikasi setiap masalah saluran pernafasan (ada tidaknya riwy.penyakit
asma,alergi dll )
b) Evaluasi terhadap resiko tindakan sedasi
c) Merencanakan jenis sedasi
d) Pemberian sedasi secara aman
e) Evaluasi & menyampaikan temuan dari monitoring selama & sesudah sedasi

PAB 3.2
Semua resiko manfaat & alternatif berhubungan dengan tindakan sedasi
moderat & dalam harus di diskusikan dengan pasien dan keluarga .

Semua itu tercantum dalam pengisian assesment pra anestesi ,sedasi &
persetujuan tindakan anestesi .
sehingga pengisian Form tersebut harus diisi secara lengkap dan
didokumentasikan dalam Rekam Medis
PAB 3.3
Pengisian assesment Pra Anestesi , berbasis IAR ( Informasi , Ananlisis , Rencana ) juga
memberikan informasi yang diperlukan untuk :
a) Mengetahui masalah saluran pernafasan
b) Memilih anestesi & rencana asuhan anestesi
c) Memberikan anestesi yang aman
d) Menafsirkan temuan pada waktu memonitoring selama anestesi dan pemulihan
e) Memberikan informasi obat analgetik yang akan digunakan pasca operasi .

Assesment Pra anestesi dapat dilakukan sebelum masuk rawat inap atau bisa juga
dilakukan sebelum masuk kamar opersasi untuk pasien darurat.
Semua tindakan yang di lakukan harus di dokumentasikan dalam assesment pra
anestesi yang mencangkup tentang tindakan anestesi .
Tata Cara , resiko , keuntungan & alternatif tindakan anestesi termasuk perpindah
dari regional ke general ( tercantum dalam form asesment pra anestesi,pra sedasi )

PAB 4& 5
Selama pemberian anestesi harus dilakukan pemantauan & evaluasi scr
kontinual ( berkesinambungan ) thd oksigenasi,ventilasi,sirkulasi,suhu dllserta d
dokumentasikan pada catatan anestesi ( monitoring status fisiologis )
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status Fisiologis di monitor
Selama Proses anestesi & Bedah
Monitor Fisiologis memberikan Informasi Terpercaya tentang status pasien
selama sedasi , anestesi berjalan ( Umum , Spinal , regional , Blok ) & Pasca
Operasi
Hasil Monitoring menjadi acuan pengambilan Keputusan selama operasi
berlangsung atau pasca operasi
Hasil Pemonitoran di catat di Form anestesi

Semua yang tersebut di atas terdapat dalam status fisiologis pasien anestesi
/catatan anestesi,,sebab itulah catatan anestesi harus terisi secara lengkap dan
di dokumentasikan dalam Rekam Medis pasien

PAB 6
Pemantauan Pasca Anestesi ( element penilaian)
 Setiap pasien pasca tindakan anestesi harus
dipindahkan keruang pemulihan ( Recovery Room )
 Saat pasien pindah ruang RR harus di catat di form
anestesi
 Kecuali atas perintah khusus dr spesialis anestesi atau
DPJP pasien jg dapat dipindahkan langsung ke unit
perawatan khusus ( ICU/HCU )
 Kondisi pasien diruang pemulihan harus dimonitor
setiap 15 mnt dan di dokumentasikan pada lembar
ruang pemulihan
PAB 6.1
Maksud dan tujuan monitoring selama periode
anestesi
o Menjadi acuan untuk memonitoring pada
periode pasca operasi di ruang pemulihan
o Catatan monitoring sebagai acuan untuk
menyudahi monitoring di RR dan pasien bisa
pindah ke ruang rawat inap /intensif .
TATA LAKSANA PENGELUARAN PASIEN DARI
RUANG PULIH
1. Pasien harus pulih dari efek anestesi
2. Tanda tanda vital harus stabil
3. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil
4. Pengawasan pasca operasi selanjutnya
diserahkan kepada perawat unit
5. Pasieen harus sadar kembali dan tingkat
kesadaran pasien telah sempurna
6. Kecuali atas perintah khusus dr spesialis
anestesi atau DPJP pasien jg dapat dipindahkan
langsung ke unit perawatan khusus ( ICU/HCU )
BEDAH ( PAB
Asuhan bedah
7-8 )
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan bedasarkan
hasil assesment & di catat dalam rekm medis pasien
 Assesment pra bedah menjadi acuan untuk menentukan jenis
tindakan bedah yang tepat & mencatat temuan penting
Proses assement dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat

Maksud dan Tujuan


Karena prosedur bedah mengandung resiko yang tinggi , pelaksaan harus dI
rencanakan dengan seksama. Asesment pra bedah berdasarkan IAR (
Informasi,Analisa,regulasi )Hasil assement memberikan informasi tentang:
 Tindakan bedah yang sesuai & waktu pelaksaan ( cito/elektif)
Melakukan tindakan dg aman
Menyimpullkan temuan selama pemonitoran
BEDAH ( PAB
Asuhan bedah
7-8 )
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan bedasarkan
hasil assesment & di catat dalam rekm medis pasien
 Assesment pra bedah menjadi acuan untuk menentukan jenis
tindakan bedah yang tepat & mencatat temuan penting
Proses assement dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat

Maksud dan Tujuan


Karena prosedur bedah mengandung resiko yang tinggi , pelaksaan harus dI
rencanakan dengan seksama. Asesment pra bedah berdasarkan IAR (
Informasi,Analisa,Rencana )Hasil assement memberikan informasi tentang:
 Tindakan bedah yang sesuai & waktu pelaksaan ( cito/elektif)
Melakukan tindakan dg aman
Menyimpullkan temuan selama pemonitoran
PAB 7.1
Maksud dan tujuannya :
pasien ,keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup
penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien
dan memberikan persetujuan yang dibutuhkan ( inform
consent,tindakan operasi)
Dokter bedah yang berwenang serta PPA harus memberikan onformasi
yang memuat
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi ( alternatif ) yang tersedia
untuk menangani pasien
e) Sebagai tambhan ,jika dibutuhkan darah atau produk darah ,risiko
dan alternatifnya di diskusikan .
LAPORAN YANG TERCATAT DALAM OPERASI
MEMUAT PALING SEDIKIT MELIPUTI :
1. Diagnosa pre & pasca operasi
2. Nama dokter bedah & asistennya
3. Prosedur operasi yang dilakuka dan rincian temuan penting saat
operasi
4. Ada tidaknya ko,plikasi dari tindakan operasi
5. Ada tidaknya spesiment operasi yang di kirim untuk diperiksa
6. Nama alat yang ipasang ( Implant )
7. Tanggal,waktu,tanda tangan dokter dpjp
Semua itu terangkum dalam laporan Pembedahan yang harus terisi
secara lengkap dan didokumentasikan dalam Rekam medis.
PAB 7.2
PAB7.3

 Ditetapkan rencana asuhan pasca operasi dan


dicatat dalam rekammedis
 Rencana asuhan pasca operasi dapat dimulai
sebelum tindakan operasi berdasarkan
asesment kebutuhan dan kondisi pasien serta
jenis operasi yang dilakukan
 Kebutuhan pasca operasi dapat berubah sbg
hasil perbaikan klinis. (askep kamar bedah
pre,intra & pos op )
PAB 8
Tindakan bedah merupakan tindakan yang beresiko tingggi & rumit
sehingga memerlukan ruang operasi yang mendukung terlaksananya
tindakan bedah yang aman , dan tidak terjadi infeksi
Hal- Hal yang harus dilakukan untuk mengurangi infeksi adalah
a) Alur masuk barang – barang steril harus terpisah dari alur keluar
barang dan pakaian kotor
b) Koridor steril di pisahkan / tidak boleh bersilangan alurnya dengan
koridor kotor
c) Desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona
berdasarkan tingkat steril ruangan yang terdiri dari :
1. Zona sterile rendah ( bebas)
2. Zona sterile sedang ( semi sterile { ruang ganti })
3. Zona sterile tinggi ( kamar bedah { baju, sendal, masker, topi}
harus terpakai/ ganti)
4. Zona Sterile sangat tinggi ( meja operasi) .
ALUR ISTRUMEN
ALUR LINENN
GAMBAR
Selain desain & batasan ruang operasi .juga harus memperhatikan resiko keselamatan
dan keamanan pasien oleh karena itu perencanaan & pelaksaannya membutuhkan
tingkat kehati – hatian yang tinggi. Meliputi :
1. Pelaksaan Assesment Pra Bedah
2. Penadaan Lokasi Operasi ( operasi 2 sisi/multi)
3. Pelaksaaan surgical safety check List
4. Pemantuan diskripsi diagnosa Pre & Post Operasi
Semua itu harus di laksakan dan di dokumentasikan secara lengkap

Setiap pasien yang akan dilakukan operasi harus diberikan informasi mengenai
prosedur yang akan di jalankan.
Setiap pasien sewaktu dikamar operasi harus dilakukan identifikasi ulang meliputi ;
1) Jenis operasi
2) Lokasi operasi
3) Inform Consent
4) Keselamatan bedah ( Sign in,Time Out,Sign Out )
perhitungan kasa dilakukan sebelum mulai operasi dan sebelum dilakukan
penutupan peritonium .Jika terjadi ketidak sesuaian pre & post operasi maka harus
dilakukan perhitungan ulang dan peritonium blm boleh d tutup.
KESIMPULANNYA :

Dari semua pemaparan di atas


menjelaskan tentang sangat pentingnya
kelengkapan pengisian dokumen anestesi
,sedasi ringan sampai dengan dalam dan jg
Bedah dari pre ,intra sampai dg post harus
dikerjakan secara benar dan lengkap serta di
dokumentasikan di dalam Rekam Medis
termasuk tanda tangan PPA dan pasien / klga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai