Laporan Praktikum Ke-1
Laporan Praktikum Ke-1
Laporan Praktikum Ke-1
Oleh:
Kelompok 7
Asisten Praktikum
Yuni Nurwati, S.Gz
Kevin Arthur
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemilihan makanan
yang salah
Infeksi fungsi
orofaringeal
Penurunan kemampuan
motorik otot-otot pada
Inflamasi
proses menelan
Memicu mekanisme
peningkatan panas tubuh
Demam
Tujuan
Identitas Pasien
NRM : 16092016
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : N/A
Usia :40 tahun
Pekerjaan : Pegawai kantor swasta
Tanggal Kasus : 16 September 2016
Diagnosis Medis : Demam dan disfagia
Asesmen Gizi
Antropometri
BB : 62 kg (BBI: 63 kg)
TB : 170 cm
IMT : 21 kg/m2 (Status gizi: Normal (Depkes RI 2008)
Lingkar lengan atas : N/A
Tinggi lutut : N/A
Biokimia
Klinis/ Fisik
Riwayat Gizi/Dietary
Riwayat Personal
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit yang sama di keluarga.
Riwayat Penyakit Pribadi : Tidak ada riwayat penyakit lain.
Kebiasaan : Os merupakan seorang perokok aktif
7
Riwayat Penyakit
N/A
Terapi Medis
N/A
Diagnosis Gizi
Domain Intake:
NI.2.1. Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan disfagia dan radang pada
faring yang ditandai oleh tingkat kecukupan energi sebanyak 36%,
protein 13.3%, lemak 0.02%, dan karbohidrat 54.4%
Domain Clinis:
NC.2.2. Kesulitan menelan pada pasien berkaitan dengan peradangan yang
ditandai oleh radang pada faring dan disfagia
Domain Behaviour:
NB.1.7. Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan pola hidup Os yang
kurang baik yang ditandai oleh kegemaran Os mengonsumsi makanan
berlemak tinggi dan merokok aktif
8
Intervensi Gizi
Tujuan
Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk
lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan
penyakit.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet Makanan Lunak adalah sebagai berikut :
1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup
2. Makanan diberikan dalam bentuk lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan
kemampuan makan pasien
3. Makanan diberika dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali
selingan
4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam
Implementasi
Diberikan diet Makanan Lunak dengan kandungan gizi berupa energi1913
kkal, protein 67.5 gram, lemak 54.3 gram, dan karbohidrat 278.5 gram dengan
konsistensi lunak secara per oral dimulai dari 80% kebutuhan harian dan diberikan
secara bertahap, serta dibagi menjadi 3 kali makan utama dan 2 kali selingan.
makan Os dalam sehari disajikan pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Distribusi menu sehari
Waktu Makan
Golongan
SP Pagi Selingan1 Siang Selingan 2 Malam
Makanan pokok 3.5 0.5 - 1.5 - 1.5
Pangan hewani 4 1 - 1 - 2
Pangan nabati 3 0.5 1 1 - 0.5
Sayur 3.5 1.5 - 01 - 1
Buah 2 - - 1 - 1
Susu 1 - - - 1 -
Gula 5.5 1.5 2 - 01 1
Minyak 3.5 - 0.75 2 - 1.5
Kandungan gizi
Waktu Menu Bahan Berat
SP URT E KH
makan makan pangan (g) P (g) L (g)
(kkal) (g)
Sop Tahu 0.5 0.5 bh 55 38 2.5 1.5 3.5
tahu
Jus Wortel 1.5 1.5 gls 150 38 1.5 0 7.5
wortel
Gula 1.5 1.5 sdm 19.5 7.5 0 0 18
Subtotal makan pagi 288 13 3.5 49
Bubur Kacang 1 3 sdm 20 75 5 3 7
kacang hijau
Selingan I
hijau
Santan 0.75 0.75 gls 10 38 0 3.8 0
Gula 2 2 sdm 26 100 0 0 24
Subtotal selingan I 213 5 6.8 31
Nasi Nasi 1.5 3/2 gls 300 263 6 0 60
tim tim
Semur Tempe 1 1 ptg 50 75 5 3 7
tempe kedelai
& tahu murni
Telur 1 1 btr 55 75 7 5 0
ayam
Siang
Minyak 2 2 sdt 10 100 0 10 0
kelapa
sawit
Sayur Bayam 1 1 gls 100 35 1 0 5
bayam
Jeruk Jeruk 1 1 bh 110 50 0 0 12
manis
Subtotal makan siang 588 19 18 84
Susu Susu 1 1 sachet 30 150 7 10 10
Selingan II Dancow
Gula 1 1 sdm 13 50 0 0 12
Subtotal 200 7 10 22
selingan II
Bubur Bubur 1 1 gls 400 175 4 0 40
beras
Ayam Ayam 1 1 ptg sdg 40 50 7 2 0
kecap tanpa
kulit
Minyak 1.5 1.5 sdt 7.5 7.5 0 7.5 0
Malam
kelapa
sawit
Gula 1 1 sdm 13 50 0 0 12
Pepes Tahu 0.5 0.5 bj bsr 55 37.5 2.5 1.5 3.5
tahu Tomat 0 0.25 bh 10 0 0 0 0
Telur 1 1 btr 55 75 7 5 0
Sop Wortel 0.5 0.5 gls 50 12.5 0.5 0 2.5
Kentang 0.5 1 bj bsr 105 87.5 2 0 20
Buncis 0.5 0.5 gls 50 12.5 0.5 0 2.5
Pisang Pisang 1 1 bh 50 50 0 0 12
raja
Subtotal makan malam 625 23.5 16 92.5
Total menu sehari 1913 67.5 54.3 278.5
Total ketersediaan (%) 100.1 94.2 102.1 97.2
10
Monitoring
Monitoring Antropometri
Memantau berat badan Os agar tetap normal
Monitoring Biokimia
Memantau kadar hemoglobin dan leukosit Os agar tetap normal
Monitoring Asupan
11
Monitoring Perilaku
Memantau kebiasaan makan dan pola hidup Os agar menjadi lebih baik
sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang.
Evaluasi
250
201,7 %
200
165 % 170,8 %
147,7 %
150
100
50
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat
warna makanan yang menarik dapat meningkatkan selera makan Os. Pada menu
selingan seharusnya bubur kacang hijau menggunakan santan yang encer atau
tidak menggunakan santan sama sekali tergantung pada pasien yang mengalami
mual atau muntah. Selain itu kacang hijau yang dimasak memiliki tingkat
kematangan yang kurang. Penambahan satu sendok makan gula pada susu yang
disajikan tidak cukup atau kurang. Porsi menu makan siang yang disajikan terlalu
banyak, terutama pada sumber karbohidrat dan sayur. Pengolahan pangan hewani
dan nabati sebaiknya tidak diolah dalam menu yang sama. Porsi yang terlalu
banyak juga terdapat pada menu makan malam terutama pada sumber karbohidrat
dan sayur. Selain itu penambahan garam yang terlalu banyak menyebabkan olahan
sumber nabati dan hewani terlalu asin.
Simpulan
Os didiagnosis gizi mengalami asupan oral tidak adekuat (NI 2.1), kesulitan
menelan (NC.2.2), dan pemilihan makanan yang salah (NB.1.7). Diberikan diet
makanan lunak yang mencukupi 80% kebutuhan dengan proporsi energi kandungan
gizi berupa energi1913 kkal, protein 67.5 gram, lemak 54.3 gram, dan karbohidrat
278.5 gram .Pemberian diet dilakukan melalui jalur per oral dengan frekuensi 3 kali
makan utama dan 2 kali makan selingan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mahan KL, Stump SE. 2008. Krauses Food an Nutrition Therapy Edisi ke-12.
Baltimore (US) : Elsevier Ltd.
Soetikno RD. 2007. Pencitraan Disfagia. Bandung(ID): Universitas Padjadjaran.
Whitney E, Rofles SR. 2008. Undestanding Nutrition. America (US) : Thomson
Wasworth.
[WNPG]. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta 17-19 Mei 2004.
Ketahanan Pangan Dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi.
Jakarta (ID): LIPI.
LAMPIRAN