Konsep Logika Matematika2
Konsep Logika Matematika2
Konsep Logika Matematika2
Logika matematika merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang merupakan
gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika berasal dari bahasa yunani kuno
yaitu (logos), logos dapat diartikan sebagai hasil pertimbangan akal atau pikiran yang
dinyatakan lewat kata atau bahasa. Sedangkan jika diartikan secara sistematis, logika dapat
dianalisis berdasarkan nilai-nilai kebenaran.
Logika matematika merupakan salah satu ilmu matematika yang banyak diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya dalam kepolisian, ilmu ini digunakan untuk
menganalisis kasus sedangakan dalam dunia komputer ilmu logika matematika diterapkan
sebagai media penarik kesimpulan.
Dalam logika matematika, terdapat beberapa tahap yang dibahas, antara lain pernyataan,
negasi , disjungsi , konjungsi , implikasi , biimplikasi,dua pernyataan yang ekuivalen, kalimat
berkuantor, serta penarikan kesimpulan. Simak untuk mengetahui lebih jelas materi tentang
logika matematika dibawah ini :
1. Pernyataan
Pernyataan yaitu kalimat yang mempunyi nilai benar atau salah, tetapi dengan pernyataan
keduanya (Benar-salah). Sebuah kalimat tidak dapat ditentukan sebagai pernyataan apabila
kita tidak bisa menentukan kebenaran atau kesalahan dan bersifat relatif. Dalam logika
matematika terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka.
Pernyataan tertutup adalah kalimat pernyataan yang sudah bisa dipastikan nilai benar/salah
nya.
pernyataan terbuka adalah kalimat pernyataan yang belum dapat dipastikan nilai benar/salah
nya.
Contoh :
2. Negasi
Negasi atau Ingkaran merupakan pernyataan yang isinya mengingkari pernyataan atau berisi
kalimat sangakalan, negasi biasanya dibentuk dengan cara menambahkan kata tidak benar
bahwa pada awal kalimatnya atau memberikan simbol ~ pada awal pernyataannya.
3. Konjungsi
Konjungsi yaitu pernyataan majemuk yang dihubungkan dengan kata hubung dan atau
disimbolkan dengan ^. Pernyataan konjungsi hanya memiliki nilai benar jika kedua
pernyataan di dalamnya bernilai benar. Jika salah satu pernyataan bernilai salah, maka
pernyataan konjungsi juga bernilai salah.
Disjungsi adalah pernyatan majemuk yang dihubungkan dengan kata atau yang
disimbolkan dengan V . Disjungsi merupakan kebalikan dari konjungsi. Pernyataan
disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan yang terdapat didalamnya bernilai
salah. Jika salah satu pernyataan bernilai benar, maka pernyataan disjungsi juga bernilai
benar.
5. Implikasi
Implikasi yaitu pernyataan majemuk yang diawali dengan kata jika dan dihubungkan dengan
kata hubung maka yang disimbolkan dengan =>. Misal p => q dibaca p maka q.
6. Biimplikasi
Biimplikasi yaitu bentuk kompleks sari implikasi yang berarti jika dan hanya jika yang
disimbolkan dengan <=>. Misal p <=> q dibaca p jika dan hanya jika q.
Ekuivalensi pernyataan majemuk yaitu persesuaian yang bisa diterapkan dalam konsep-taan
majemuk yang telah dijelaskan diatas, dengan metode ini kita dapat mengetahui negasi dari
konjungsi, disjungsi, implikasi dan juga biimplikasi. Konsep ekuivalensi dinyatakan dalam
rumus-rumus tertentu, seperti rumus berikut ini.
8. Konvers
Konvers merupakan kebalikan dari implikasi yaitu ditandai dengan pertukaran letak.
Misalkan p => q , maka koners nya adalah q => p.
9. Invers
Invers adalah lawan dari implikasi. Dalam invers, pernyataan yang terdapat pada pernyataan
majemuk merupakan negasi dari pernyataan pada implikasi. Misal p => q, maka inversnya
adalah ~p => ~q
10. Kontraposisi
Sementara kontraposisi merupakan kebalikan daripada invers sama halnya dengan konvers,
hanya pernyataan majemuknya merupakan negasi atau ingkaran. Misalkan invers ~p => ~q
. Maka kontraposisi nya adalah ~q => ~p
Pernyataan kuantor yaitu bentuk pernyataan yang didalamnya terdapat konsep kuantitas.
terdapat dua jenis kuantor, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial.
Kuantor universal digunakan dalam pernyataan yang menggunakan konsep setiap atau
semua
Kuantor eksistensial digunakan dalam pernyataan yang mengandung konsep ada, sebagian,
beberapa, atau terdapat.
Pernyataan berkuantor memiliki negasi atau ingkaran. Negasi dari berkuantor universal
adalah kuantor eksistensial begitu juga sebaliknya. Perhatikan contoh berikut.
Kesimpulan dapat dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarnya yang
disebut premis. Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada diperoleh
pernyataan yang baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang
ada. Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut dengan argumentasi. Suatu argumentasi
dikatakan sah Jika premis-premisnya benar maka konklusinya juga benar. Terdapat 3 metode
dalam penarikan kesimpulan, yaitu : Modus ponens, Modus Tolens, dan Silogisme.
Modus ponens
premis 1 : p q
premis 2 : p ( modus ponens)
__________________
Kesimpulan: q
Arti Modus Ponens adalah jika diketahui p q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q.
sebagai contoh :
Modus Tollens
premis 1 : p q
premis 2 : ~q ( modus tollens)
__________________
Kesimpulan: ~p
Modus Tollens berarti jika diketahu p q dan ~q, maka bisa ditarik kesimpulan ~p.
sebagai contoh :
premis 1 : Jika hari hujan, maka aku memakai payung
premis 2 : Aku memakai payung
___________________
Kesimpulan : Hari hujan
Silogisme
Premis 1 : pq
premis 2 : q r ( silogisme)
_________________
Kesimpulan: p r
Silogisme berarti jika diketahu p q dan qr, maka bisa ditarik kesimpulan pr.
sebagai contoh :
Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang.
__________________________________________________
Kesimpulan: Jika harga BBM naik, maka semua orang tidak senang.