Jurnal Belajar Dan Pembelajaran
Jurnal Belajar Dan Pembelajaran
Jurnal Belajar Dan Pembelajaran
SISWA
JURNAL
Fitriyani Minangkabau
03291511010
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNKHAIR
Abstrak : Masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi menurunnya minat belajar pada siswa. dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendah minat belajar
siswa. adapun metode penelitian yang di gunakan oleh peneliti yakni kualatif
deskriptif. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa yaitu faktor inten yang
meliputi kondisi siwa, kemampuan intelektual, motivasi, kebiasaan belajar siswa.
Dan faktor ekstern yang meliputi lingkungan, motivasi, kondisi guru, keluarga
atau orang tua, serta keadaan ekonomi
ABstract : The problem in this research are the factors that influence learning on
students' declining interest. with the aim of research to determine the factors
that affect low student interest. As for the research methods used by the
researchers kualatif descriptive. based on the results of this study concluded that
the factors that influence student learning, namely low interest inten factors
which include the condition of Shiva, intellectual ability, motivation, study habits
of students. And external factors that include environmental, motivation,
conditions of teachers, parents or peers, as well as the state of the economy.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui faktor menurunnya semangat belajar siswa
Untuk mengetahui solusinya
PEMBAHASAN
Factor intern banyak dipengaruhi dari dalamdiri siswa itu sendiri dan
faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Antar kedua faktor itu masing
masing bisa mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasinya yang
diperoleh dengan cara belajar.
b. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis yaitu yang di sebabkan oleh kondisi kejiwaan individu
yang meliputi:
1. Minat
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat.
Minat ini sangat mempengaruhi semangat belajar, semakin besar minat
belajar seseorang maka semakin bersemangatlah orang tersebut untuk giat
belajar dan sebaliknya jika seseorang tidak memiliki minat maka dia akan enggan
belajar. Pada umumnya minat ini timbul dengan motivasi dari kesadaran dirinya
sendiri. Namun, kebanyakan remaja saat ini cenderung bersemangat jika setelah
mendengarkan motivasi dari seseorang bukan dari kesadaran dirinya sendiri
secara utuh. Hal ini, menyebabkan semangat belajar hanya bersifat sementara
saja dan akhirnya kembali enggan belajar.
2. Inteligensi (kecerdasan)
3. Bakat
4. Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan
sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang
ke arah beberapa jenis tindakan(Haggrat, 1989) dan sebagai suatu kesediaan
peserta didik untuk menerima pwmbelajaran.
Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsic) yaitu dorongan yang
datang dari sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-
au dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang
yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang
datang dari luar (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru teman-teman dan
anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh
gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan
malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya.
5. Konsentrasi Belajar
7. Kelelahan
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam Muhibbin Syah, bahwa
kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar,
tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang mengalami kejenuhan
belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam
memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan
belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan hasil.
Keluarga adalah “ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi
penghuni rumah”. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan
seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam
menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang tua adalah penanggung
jawab keluarga. Dalam pendidikan keluarga menjadi suatu kebutuhan yang
mendasar, sebab keluarga adalah awal dimana anak mengenal dengan orang
lain dan dirinya sendiri, serta pertama-tama mendapatkan pendidikan, yaitu
pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan merupakan kewajiban
yang bersifat kodrati dan bersifat agamis. Hal ini diterangkan dalam Firman Allah
surah at-Tahrim ayat 6 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”.(Qs.At-Tahrim: 6)
Ayat tersebut, jelas peran orang tua di lingkungan keluarga sangat memegang
kunci. Kalau dari awal proses belajar dan perkembangan anak tetap tercurah
oleh para orang tua, maka tercipta kondisi yang ideal bagi terwujudnya pola pikir
anak ke arah pembelajaran yang baik.
2.2 Solusi
Untuk mengatasi permasalahan dari faktor lingkungan keluarga pertama
dan utama adalah sebagai orang tua harus mengetahui factor mana yang
mempengaruhi semangat belajar anak. . Jika memang kondisi kita sendiri
sebagai orang tua yang kurang kondusif, maka kita mesti jujur. Selain itu,
perhatian orang tua juga sangat penting terutama dalam membangun hubungan
yang terkait dengan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami anak. Juga
hubungan silaturrahmi antara orang tua dan guru, ini juga merupakan bentuk
perhatian terhadap perkembangan belajar anak. Namun disamping itu semua
orang tua juga senantiasa mendoakan.
Persaingan antar saudara (sibbling rivalry) bisa berpengaruh positif
maupun negative pada anak Kebijaksanaan orang tua sangat diperlukan. Bekal
dan modal utamanya adalah pengakuan bahwa tiap anak memiliki ciri dan
kondisi yang memang berbeda, oleh karena itu cara mendorong, membimbing
dan mengarahkannyapun sangat mungkin tidak sama antar anak satu dengan
yang lain.
Sedangkan dari faktor lingkungan sekolah sebaiknya dimulai dari
kesadaran guru untuk bersikap hangat akan cenderung memotivasi semangat
belajar muridnya. Guru yang hangat adalah yang selalu menyapa ramah murid-
muridnya, terbuka, pintar mengajar, tapi juga yang selalu mengoreksi PR yang
dibuat murid-muridnya. Seseorang akan cenderung mengulangi perbuatannya,
jika perbuatan itu memberi rasa senang dan puas. Berikut ini hal-hal yang dapat
meningkatkan motivasi murid yaitu:
1. Memberi angka, Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya.
2. Hadiah
3. Kompetisi
4. Pujian
5. Hukuman
Sedangkan faktor internal hanya dapat diatasi dengan usaha siswa sendiri
dengan membuat dirinya nyaman dan tidak terbebani dalam belajar, contohnya
belajar sambil mendengarkan music, belajar kelompok, tebak-tebakan dengan
teman seputar pelajaran.sedangkan agar dapat berkonsentrasi yaitu dengan rilek
atau bersantai. Untuk sederhananya lakukanlah tips-tips agar semangat dalam
belajar berikut:
1. Bergaul dengan orang yang giat belajar.
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan
membuat kita pun gemar belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai
tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa
belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas
sebuah prestasi.
2. Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun
nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit
komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-
lainnya.
3. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran pos.
2.3 Pendidikan
Kata Pendidikan berdasarkan KBI berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan mendidik.
Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata “
Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga “ kata
Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut maka kita
simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari
tentang seni mendidik Anak .
2.5.1 Tugas seorang guru dapat diartikan dalam arti luas sebagai
berikut :
1. Menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.
2. Memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk
pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan,
dan bidang kemasyarakatan.
3. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
4. Mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.
5. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
7. Sebagai orangtua kedua yang memiliki artian pengganti orang tua di
lingkungan sekolah
8. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran
a. Menurut Helfert dalam Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009:604),
kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya
yang dimiliki.“bahwa kinerja didefinisikan sebagai nilai dari himpunan perilaku
karyawan yang berkontribusi, baik positif atau negatif, untuk pencapaian tujuan
organisasi. Definisi ini berarti, kinerja meliputi perilaku yang berada dalam
kontrol karyawan, tetapi masih dalam batas perilaku pekerjaan (bukan yang
diluar itu) dan relevan dengan kinerja”.
b. Teori lain mengungkapkan bahwa, Kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.
METODE
Subyek penelitian ini atau sumber penelitian adalah siswa, sedangkan
obyeknya adalah factor-faktor yang mempengaruhi menurunnya pretasi belajar.
Penelitian ini tidak dilakukan penarikan sampel, yang berjumlah kurang lebih 15
orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik : Observasi, Wawancara
dan angket. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif.
1. Apakah Ada pengaruh dari orang lain dengan turunnya minat belajar para
pelajar?
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, saya mendapatkan bahwa
pengaruh turunnya minat belajar para pelajar itu karena faktor tidak suka sama
mata pelajaran tersebut dan faktor guru yang mengajar .Ketika kita membenci
pelajaran atau gurunya otomatis minat belajar kita tehadapa pelajaran tersebut
berkurang. Bahkan mungkin kita tidak akan bisa memperoleh apapun dari apa
yang telah di ajarkan gurunya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurunnya semangat belajar remaja disebabkan dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari diri individu
sendiri yang ada dua yaitu faktor fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan faktor
eksternal yaitu yang berasal dari luar individu yakni faktetor lingkungannya.
Untuk mengatasi faktor eksternal dengan kesadaran orang tua dan
perhatian mereka terhada proses belajar anak. Selain itu juga dalam hal
pergaulan mencari teman yang giat belajar. Juga perhatian
guru sangat berpengaruh. Sementara faktor internal dengan kesadaran sendiri
akan pentingnya belajar serta cara menyamankan dirinya dalam belajar. Sepeti
bagaimana mengatur waktu dengan baik agar sesuai dengan kebutuhkan.
3.2 Saran
Guru disarankan untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengajar agar
tercipta kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Yaitu siswa dapat belajar
dengan senang dan nyaman, sehingga dapat membangkitkan semangat
belajarnya siswa. Dan siswa disarankan agar lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi yang memuaskan bagi
siswa.
Daftar Pustaka
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2008 Universitas Samawa
Sardiman, (2004). Interaksi dan Motovasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Sugiono, (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta