Makalah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BAHASA INDONESIA Bd. 5.

103

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

OLEH

KELOMPOK 10 A :

1. WIDAYANTI PASARIBU
2. YUHANI SIREGAR
3. YULIARTI ULIASIH
4. YOLANDA PUTRI

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PADANGSIDIMPUAN
2014/2015
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

A. PengertianBahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua
pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik”.Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian
atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai.Pengertian kedua berkaitan
dengan istilah “bahasa Indonesia yang benar”.Sebutan benar atau betul di sini berhubungan
dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah
penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini
adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang
telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah
diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada
khayalak.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis
terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada
situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan
bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam
komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak
baik.Penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah –
kaidah bahasa yang berlaku meliputi:

1. Tata bunyi (fonologidibagi atas dua bagian)

- Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam
tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap
manusia
- Fonemik itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari bunyi-ujaran dalam fungsinya sebagai
pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap
serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan
menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk
membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak
definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.Yang lebih penting untuk diperhatikan
ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang
benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang
dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia
dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi
baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain
apakah gramatikal atau tidak.

Suatu pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan subjek.
Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru,
atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan
gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat
pada unsure lain dalam pemakaian bahasa.Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari
terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat
saja, objek saja, atau keterangan saja.

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan
menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa
baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan.Ragam bahasa dipengaruhi oleh
sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika
dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu
tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya.
Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa
itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan
melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman.
Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas
pergaulannya.

Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca
(jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4. Ejaan

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda (tanda baca) yang
digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam
tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara , perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya
dan lain-lain.

Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi
ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-
hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik
dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna
terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu
tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital
juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang
tepat.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkan lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-
lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.
5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan
tuntutan makna.Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat digunakan kata-kata yang bermakna
konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu).Jadi, pemakaian bahasa
yang benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.Kriteria
pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai dengan
kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik apa yang dibicarakan, tujuan
pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau orang yang akan membaca (kalau
tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa
bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita.

B. Ragam Bahasa

Berdasarkan media yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa dapat
dibedakan atas ragam bahasa lisan yaitu bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap
(organ of speec) dengan fonem sebagai unsur dasar, dan ragam bahasa tulis yaitu bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.Berdasarkan
pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, misalnya, ragam bahasa ilmu, ragam bahasa hukum, ragam bahasa
niaga, dan ragam bahasa sastra.

Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Ragam Daerah/ Dialek

Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas keseluruh Nusantara. Luasnya wilayah
pemakaian bahasa Indonesia itu menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia
yang dipakai di suatu daerah berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di daerah lain.
Misalnya, bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang yang tinggal di Denpasar berbeda dari
bahasa Indonesia yang dipakai di Jakarta.
2. Ragam Bahasa Terpelajar

Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai pemakaian bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan tampak jelas
perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak
berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya, pidio,
pilem, komplek, pajar, dan pitamin.

3. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa tak Resmi

Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap
penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai.
Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis
mempengaruhi sikap tersebut.Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau
petugas ketika melapor kepada atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan kepada
bawahan.

C. Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti kaidah tata
bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia
yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam rangka penyusunan kalimat
baku dilakukan secara cermat agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima secara
baik oleh pembaca atau mantra bicara.

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain, seluruhnya
harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan tulisan itu dapat diterima
oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan.
Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, maupun salah tindakan.Untuk
membuat atau menyusun kalimat dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah
penelitian yang telah dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh
para pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci sebagai berikut:

1. Keracunan Berbahasa

Kesukaran itu antara lain disebabkan oleh pemakaian susunan kalimat yang tidak teratur dan
penyampaian pikiran atau gagasan yang tidak teratur pula. Perhatikan kutipan berikut.Di sekolah
putra dan putri bangsa dididik.Mereka agar memiliki pengetahuan dan keterampilan.Mereka agar
berbudi luhur.Mereka agar sehat jasmani dan rohaninya.

Kutipan itu menggunakan sebuah kalimat yang dipenggal menjadi empat bagian kalimat.Bagian
pertama merupakan sebuah kalimat.Bagian kedua, ketiga, dan keempat masing-masing
merupakan suku kalimat, bukan merupakan sebuah kalimat.

2. Kesejajaran Dalam Kalimat

Ketertiban bahasa yang digunakan seseorang, misalnya dalam suatu karangan terlihat dalam
kepaduan susunan kalimat yang digunakannya.

Unsur-unsur kalimat yang digunakannya saling berhubungan secara padu dan dapat
mengungkapkan pikiran atau gagasan yang padu pula. Kepaduan susunan kalimat dapat tercipta
apabila kalimat disusun antara lain berdasarkan asas kesejajaran bentuk bahasa.Kesejajaran
dalam kalimat berkaitan dengan kesejajaran beberapa bentuk bahasa yang biasanya dihubungkan
dengan kata penghubung seperti dan, atau, bahwa, karena, dan yang dalam sebuah kalimat.

3. Kesalahan Struktur Kalimat

Bentuk-bentuk yang strukturnya sudah benar merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk
yang strukturnya masih salah merupakan kalimat tidak baku. Kesalahan struktur kalimat yang
sering terjadi antara lain:

Kesalahan Diksiini meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian kata.

a) Pemakaian Kata Tidak Tepat

Ada beberapa kata yang digunakan secara tidak tepat. Kata dari atau daripada sering digunakan
secara tidak tepat, seperti yang terdapat dalam contoh berikut;
Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas Bidang Usaha.”

Kalimat diatas itu seharusnya tanpa kata daripada karena kata daripada digunakan untuk
membandingkan dua hal.

Misalnya, tulisan itu lebih baik daripada tulisan saya.

b) Pemakaian Kata Berpasangan

Ada sejumlah kata yang pemakaiannya berpasangan (disebut juga konjungsi korelatifa), seperti,
baik … maupun …, bukan … melainkan …, tidak … tetapi …, antara … dan …. Di dalam
contoh-contoh berikut dikemukakan pemakaian kata berpasangan tidak tepat.

kata berpasangan tidak tepat

Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi
transaksi jual beli.

perbaikanBaik pedagang maupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak
terjadi transaksi jual beli.

c) Pemakaian Dua Kata

Didalam kenyataan terdapat pemakaian dua kata yang makna dan fungsi kurang lebih sama.
Kata-kata yang sering dipakai secara serentak itu, bahkan pada posisi yang sama, antara lain
ialah adalah merupakan, agar supaya, demi untuk, seperti misalnya, atau daftar nama-nama.

Pemakaian dua kata yang tidak benar.

Peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia adalah merupakan kewajiban kita semua.

PerbaikanPeningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia adalah tugas kita bersama.

d) Kesalahan Ejaan

Di dalam kenyataan pemakaian bahasa masih banyak kesalahan bahasa yang disebabkan oleh
kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca. Penyebabnya antara lain, ialah adanya
perbedaan konsepsi pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya dengan ejaan yang berlaku
sekarang. Di dalam ejaan sebelumnya tanda baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya
membaca tulisan. Misalnya, tanda koma merupakan tempat perhentian ssebentar (jeda) dan tanda
tanya menandakan inotasi naik. Hal seperti itu sekarang tidak seluruhnya dapat
dipertahankan.Misalnya, antara subjek predikat terdapat jeda dalam membaca, tetapi tidak
dipakai tanda koma jika bukan yang mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

Berikut dikemukakan beberapa kesalahan bahasa yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian
tanda baca, khususnya tanda baca koma.

1. a. Tanda Koma di antara Subjek dan Predikat


Ada kecenderungan penulis menggunakan tanda koma di antara subjek dan predikat kalimat jika
nomina subjek mempunyai keterangan yang panjang.Pemakaian tanda koma itu tidak benar
karena subjek tidak dipisahkan oleh tanda koma dari predikat kecuali pasangan tanda koma yang
mengapit keterangan tambahan atau aposisi.

Contoh :

Mahasiswa yang akan mengikuti ujian negara, diharap mendaftarkan diri di sekretariat.

Tanah bekas hak guna usaha yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut, akan
ditetapkan kemudian pengaturannya.

b. Tanda Koma di antara Keterangan dan Subjek

Selain subjek, keterangan kalimat yang panjang dan yang menempati posisi awal juga sering
dipisahkan oleh tanda koma dari subjek kalimat.Padahal, meskipun panjang, keterangan itu
bukan anak kalimat. Oleh karena itu pemakaian tanda koma seperti itu juga tidak benar, seperti
terlihat dalam contoh berikut;

- Dalam suatu pernyataan singkat di kantornya, pengusaha itu membantah bekerjasama


dengan penyelundup.
- Untuk keperluan belanja sehari-hari, mereka masih bergantung pada orang tuanya.
KESIMPULAN

Dalam urainan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan kaidah tata bahasa. Kaidah bahasa
yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari. Namun masih minimnya pengetahuan tentang
bagaiman bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga masih banyak yang tidak
menggunakan nya secara tidak tepat.

Berdasarkan data-data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak
memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa
bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain.

Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana
kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh bangsa lain
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA SECARA BAIK DAN BENAR

1. Pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang
serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.Ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait
dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa
seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi,
campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :

 Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?


 Apa yang kamu lakukan tadi?
 Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
o Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
o Rino : sudah saya kerjakan pak.
o Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
o Rino : Terima kasih Pak

Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial

Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa yang sangat baku,
dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan
menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -
menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini.

(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?

(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa
ongkosnya?

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak
efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di
atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.

(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?

(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?

Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (informal)


Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Di masa depan kapan-kapan
Apakah benar? Emangnya bener?
Tidak Gak
Tidak Peduli Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari
pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa
yang mudah dipahami, bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia
berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada

“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah
bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian
menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia.Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda
itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita
sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan
bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan
kalimat yang cermat.

Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring
komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.Pasalnya, selain harus
bisa menerima, kita juga harus mampu memberi.Inilah efek jurnalisme yang kini sudah
menyesaki hidup kita.Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran
informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara
itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan
lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya.
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah
tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa
baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku
sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus
berbahasa yang baku.Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan
bahasa yang baku”. (Pateda,1997 : 30).Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan
benar”,tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanyalah suatu
retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus
menggunakan bahasa baku.Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika
mereka berbahasa Indonesia secara lisan.
Terakhir dibahas tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa nonbaku, serta berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Berdasarkan analisis situasi pernyataan diatas,dapat diidentifikasi beberapa pokok
permasalahan,diantaranya :
1. Kurangnya minat pelajar dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
2. Seiring bermunculannya budaya baru atau melekatnya kebudayaan sejak kecil, penggunaan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dikalangan pelajar tidak digunakan.
3. Rendahnya pemahaman di kalangan pelajar tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan analisis situasi diatas,dirumuskan permasalahan dalam karya ilmiah ini,sebagai


berikut :
1. Apakah pengaruh penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia dikalangan
pelajar ?
2. Mengapa para pelajar lebih menyukai Bahasa Gaul daripada menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar ?
C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas,Karya Ilmiah ini mempunyai beberapa tujuan :


1. Ingin mengetahui pengaruh penggunaan Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia dikalangan
pelajar.
2. Ingin mengetahui alasan para pelajar lebih menyukai Bahasa Gaul daripada menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Menambah pengetahuan yang berhubungan dengan Penggunaan BahasaIndonesia dengan Baik


dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi penulis,karya ilmiah ini dijadikn bahan presentasi dalam pelajaran bahasa Indonesia.
3. Dapat memberi informasi dan dapat membantu menumbuhkan rasa solidaritas dan cinta
terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa kita tercinta ini yaitu bahasa Indonesia
tetap utuh dan jaya selamanya.

E. LANDASAN TEORI

Bahasa adalah suatu sistem lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
masyarakat tutur untuk bekerja sama. berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri (Chaer, 2000:1).
Menurut pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang
digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.
Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna.Menerangkan bahwa bahasa sebagai
alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran)
dan makna (isi).Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap yang merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa
bentuk dan makna.
Ramlan (1985:21) mengatakan morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.Berdasarkan pendapat tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu.
a. Contoh bahasa gaul dan bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul Remaja


Teman Temen

Tidak Kagak

Memang Emang

Malas Males

Terus Teyus

b. Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMI.

Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang
digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang – emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal.Bentuk-bentuk elip
juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga
seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang
pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan
penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman Riasa)
1) Pengunaan awalan e

Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan
kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata
tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2) Kombinasi k, a, g

Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata
pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata
tidak menjadi kagak.

3) Sisipan e

Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1.1 Pengaruh penggunaan Bahasa Gaul terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar dikalangan pelajar.
Bahasa Gaul adalah Bahasa non resmi yang digunakan oleh kalangan tertentu ,sifatnya
sementara,bahasa gaul digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi
kelmpok usia lainagar pihak lain tidak mengetahui apa yang sedang di bicarakan.Banyak
diantara kalangan pelajar menggunakan bahasa Gaul dan sering menyingkat kata-kata dalam
kehidupan sehari-hari.Hal tersebut membuat Peranan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
sedikit terganggu.Pasalnya,Banyak pelajar dimasa sekarang mengikuti jaman yang semakin
bekembang baik dari segi budaya dan perilaku . Para responden mengakui bahwa penggunaan
bahasa gaul hanya digunakan oleh teman-teman sebayanya,dan orang-orang disekitar yang
sering menggunakan bahasa gaul saat berbicara.Para responden hanya menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dengan orang yang lebih tua.Pengaruh Bahasa Gaul terhadap
tatanan bahasa Indonesia adalah perkembangan jaman modernisasi ,dimana segala hal yang ada
dikalangan pelajar yang selalu ter up-to date. Tren penggunaan bahasa gaul yang diilhami dari
pelaku tokoh masyarakat misalnya artis.Salah satunya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang
di campur dengan bahasa inggris yang bertujuan agar seseorang dianggap modern.Maraknya
penggunaan bahasa gaul dalam pesan singkat,hal ini secara tidak langsung mempengaruhi
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan pelajar.

2.1 Alasan para pelajar lebih menyukai Bahasa Gaul daripada Bahasa Indonesia
Menurut para responden,alasan para pelajar lebih menyukai Bahasa gaul daripada
Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
Karena dengan bahasa gaul bisa lebih akrab,tapi hanya untuk seumuran saja.
Karena responden merasa lebih nyaman menggunakan bahasa tersebut, bahasa gaul lebih
santai,banyak orang menggunakan bahasa gaul saat berbicara ,serta lebih efektif untuk SMS.
Supaya tidak monoton dan lebih efektif.
Karena lebih efisien untuk berbicara .
Penggunaan Bahasa Gaul lebih cepat dan lebih santai .
Hanya ikut-ikutan saja.
Supaya lebih terlihat Gaul dan modern.
Bahasanya simple ,mudah ,dan tidak terlalu panjang.
Dampak positif dalam penggunaan bahasa gaul yaitu responden lebih akrab dan santai dalam
berbicara dengan teman sebayanya.Dampak negatifnya adalah bila bahasa gaul digunakan untuk
bebicara dengan orang yang lebih tua ,akan susah dimengerti dan terkesan terburu-buru.Dampak
dari bahasa gaul yang paling terlihat adalah gaya hidup, entah itu cara berpakaian, cara bertutur
kata, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju dan lain-lain. Gaya hidup yang mengarah
pada modernisasi tersebut biasanya tampak terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) yang
berada pada jenjang pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi. Mereka yang ingin diakui
sebagai remaja jaman sekarang yang gaul, funky, keren tidak ragu untuk menunjukkan identitas
mereka melalui gaya hidup yang modern
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari
perkembangan zaman yang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai
teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia
dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa
di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam
pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan
elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah
menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

B. SARAN
a) Sebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dikalangan pelajar digunakan
secara intensif, karena Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional yang artinya bahasa
tersebut merupakan bahasa pengantar sehari-hari.
b) Seharusnya para orangtua mengajarkan pada anak-anaknya sejak dini,sehingga anak lebih
memahami penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

BAHASA CERMINAN PRIBADI SESEORANG

Bahasa itu mencerminkan pribadi seseorang, jika kita selalu menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan penuh kesantunan, orang juga akan mencitrakan kita sebagai pribadi
yang baik dan berbudi, karena melalui tutur kata seseorang mampu menilai kepribadian dari
orang tersebut. Tapi sebaliknya jika dalam kesehariannya seseorang tersebut tidak memenuhi
etika berbahasa santun, baik dan benar maka orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi
yang buruk
Bahasa dapat menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam tutur kata seperti
memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan sebagainya.Di lndonesia hal tersebut sering
terjadi, bahkan perilaku tersebut sudah menjadi rahasia umum di masyarakat dan di kalangan
remaja. Saat ini lebih suka menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang cenderung tidak
santun, dan tidak terpola dengan baik. Bahasa Indonesia yang susah payah disatukan visinya
dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa pemersatu bangsa setelah berabad-abad bangsa ini
terbelenggu dalam penjajahan, kini seolah luntur oleh waktu, bukan bahasa Indonesianya yang
hilang tapi pemaknaan dan pemakaian bahasa yang baik, sopan dan santun dalam kehidupan
sehari-hari yang hilang. Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu
bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak mengerti dan memahami
bahasa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.

Penyebab penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja ini dikarenakan kurangnya


kecintaan para remaja terhadap bahasa Indonesia. Manusia bisa karena terbiasa, jika anak-anak
remaja itu sudah terbiasa mengucapkan dan menuliskan kata-kata yang salah dalam
berkomunikasi, maka selanjutnya akan salah. Hal ini akan membuat penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, tidak akan dipakai lagi dan akan mati. Seharusnya remaja
membudidayakan berbahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi, karena remaja sebagai
penerus bangsa, kalau bukan kita sendiri yang menghargai Bahasa Indonesia siapa lagi..??

Bahasa gaul sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an tetapi pada waktu itu
istilah bahasa prokem (okem). Lalu bahasa tersebut diadopsi kemudian dimodifikasi sedemikian
unik dan digunakan oleh orang-orang tertentu atau kalangan-kalangan tertentu saja. Pada
awalnya bahasa prokem digunaakan oleh para preman yang kehidupanya dekat dengan
kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Banyak istilah-istilah baru yang mereka
ciptakan dengan tujuan agar masyarakat awam atau orang luar komunitas mereka tidak mengerti
dengan apa yang mereka bicarakan atau yang telah mereka bicarakan. Menurut Wikipedia
Indonesia “Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja,
waria untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya.”
Sebuah artikel di Kompas yang ditulis Sahertian berjudul So What Gitu Loch.....
(2006:15) menyatakan bahwa bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-
an. Awalnya istilah- istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam
komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah
tersebut jadi bahasa sehari-hari. Kosakata bahasa gaul yang belakangan ini berkembang sering
tidak beraturan dan cenderung tidak terumuskan. Bahkan tidak dapat diprediksi bahasa apakah
yang berikutnya akan menjadi bahasa gaul. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu Pengkajian semantik pada bahasa
gaul, SondangManik (2004).

Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia,
diantaranya adalah: Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul,
menurunnya derajat bahasa Indonesi, menyebabkan punahnya bahasa Indonesia. Oleh sebab itu
kita sebagai remaja penerus bangsa harus lebih mencintai bahasa indonesia itu sendiri kalau
bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya.

Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi

- bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.

- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.

- Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita
dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang
menjadi perhatian utama kita.

Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain.

Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa
sekunder).Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk
symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa
terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata
’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang
atau tempat.

Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan.Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.Lidah setajam pisau /
silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai
serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa
komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan
dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah
seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.Perubahan bahasa
dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran
sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi
komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel
ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk
“keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai
alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.

Contohnya :

Misalnya berupa :
- Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-
bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).

Contohnya :

- bunyi tong-tong memberi tanda bahaya

- adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran

- alarm untuk tanda segera berkumpul

- bedug untuk tanda segera melakukan sholat

- telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh

- simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna
toilet.

- gambar peta yang menunjukkan jalan

- suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya

- adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran

- bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.

contoh dalam kehidupan sehari hari

misalkan seorang satpam perumahan berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat sudah
mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang bertanda bahwa
waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik antara satpam sama orang-orang
disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih mengerti tanda waktu pergantian tersebut

Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang memberikan pertanda sesuatu
akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya
DAFTAR PUSTAKA

Keraf,Gorys.2005.Terampil Berbahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.


http://mocoe.wordpress.com/2010/10/06/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-terhadap-bahasa-
indonesia/
http://deviden749.wordpress.com/2011/09/28/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik-dan-
benar/
http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai