847 2644 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal S.

Pertanian 1 (2) : 116 – 124 (2017)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA KERIPIK PADA UD. MAWAR DI GAMPONG


BATEE IE LIEK KECAMATAN SAMALANGA
KABUPATEN BIREUEN

Ibnu Sajari1, Elfiana2, Martina3


1
Mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2,3
Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada agroindustri keripik UD. Mawar di Gampong


Batee Ie Liek Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis Kelayakan usaha keripik UD. Mawar di Gampong Batee Ie Liek Kecamatan
Samalanga Kabupaten Bireuen. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Rumus analisis biaya dan keuntungan. Sementara untuk
menghitung Kelayakann Usaha, rumus yang digunakan adalah, Revenue Cost (R/C),
Benefit Cost Ratio (B/C), dan Return On Investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Rata-rata penerimaan pada agroindustri keripik UD. Mawar adalah Rp.
60.750.000,00/ bulan dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 38.508.054,00/
bulan. Biaya produksi tersebut terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 628.054,00 dan biaya
variabel sebesar Rp. 37.880.000,00/ bulan. Dari hasil analisa data, didapatkan bahwa
keuntungan yang diperoleh pada agroindustri keripik UD. Mawar sebesar Rp.
22.241.946,00/ bulan. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha (R/C) Ratio yaitu
perbandingan antara penerimaan dengan total biaya diperoleh nilai (R/C) Ratio 1,57 atau
1,57 > 1. (B/C) Ratio yaitu perbandingan keuntungan dengan total biaya produksi yang
lebih besar dari nol yaitu memiliki angka perbandingan 0,57 atau 0,57 > 0. Berdasarkan
perbandingan laba dan modal produksi diperoleh nilai ROI sebesar 57%. Maka dapat
disimpulkan bahwa usaha agroindustri UD. Mawar dapat dikatakan menguntungkan dan
layak dijalankan.

Kata kunci : Analisa Usaha, Keuntungan, Kelayakan Usaha dan Usaha Keripik.

PENDAHULUAN jasa yang memiliki daya saing tinggi


Agroindustri merupakan bisnis dalam bisnis memenangkan pangsa pasar,
untuk meningkatkan efisiensi sektor sekaligus menghindari market.
pertanian hingga menjadi kegiatan yang Salah satu usaha kecil yang
sangat produktif melalui proses memiliki prospek sangat potensial untuk
modernisasi pertanian. Modernisasi di dikembangkan di Propinsi Aceh adalah
sektor industri dalam skala nasional dapat usaha pembuatan keripik pisang.
meningkatkan penerimaan nilai tambah Berdasarkan hasil penelitian dasar potensi
sehingga pendapatan ekspor akan lebih ekonomi dari usaha kecil sangat
besar (Saragih, 2008). Pada dasarnya bergantung kepada nilai pengembangan
Bisnis agroindustri dihadapkan pada bisnis yang dilakukan. usaha kecil pada
persaingan yang lebih ketat sehingga sektor industri usaha sebagian besar
harus mampu menghasilkan produk atau merupakan industri rumah tangga. Hingga

116
saat ini usaha kecil terutama usaha keripik Setiap bisnis memerlukan
semakin menjamur. Walaupun besarnya pemahaman layak atau tidak layak usaha
investasi pada industri rumah tangga tersebut untuk di bangun. Dalam
relatif kecil tetapi cukup banyak menyerap penelitian ini studi kelayakan bisnis
tenaga kerja dan menambah pendapatan merupakan suatu metode atau cara yang
masyarakat. Berdasarkan kemampuan terdiri dari berbagai aspek penilaian untuk
industri rumah tangga ini maka mengetahui apakah suatu usaha yang akan
pengembangan industri rumah tangga dikerjakan layak atau tidak. Sehingga
perlu terus dilakukan. dapat dikatakan juga suatu alat peramalan
Usaha keripik merupakan salah yang sangat mempuni untuk mengetahui
satu makanan ringan yang bersumber dari kemungkinan-kemungkinan yang akan
berbagai jenis bahan seperti pisang, ubi terjadi, serta dapat segera mengambil
dan ketela, pilihan yang telah diolah keputusan atas hasil yang diperoleh yakni
secara tradisional untuk dapat langsung di menerima atau menolak usaha tersebut.
konsumsi. Proses penggorengan Keripik Studi kelayakan bisnis dilakukan
ini dilakukan dengan cara memilah-milah untuk melihat sejauhmana tingkat
pisang yang telah diiris-iris dan kelayakan usaha keripik pisang UD. Mawar
selanjutnya adalah menggoreng keripik Gampoeng Batee Iliek Kecamatan
untuk dapat dikonsumsi, proses yang Samalanga mengenai sejauh mana
dilakukan seperti halnya menggoreng pemasaran dari produk yang dihasilkan
keripik pada umumnya. dapat mendukung perkembangan usaha
Kabupaten Bireuen merupakan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan
salah satu daerah yang banyak terdapat permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
kegiatan agribisnis, salah satunya adalah melakukan suatu penelitian mengenai
usaha keripik, diantaranya, keripik pisang, “Analisis Kelayakan Usaha Keripik pada
keripik ubi dan keripik lain-lain yang UD. Mawar Gampong Batee Ie Liek
bergerak di agribisnis yang berskala Kecamatan Samalanga Kabupaten
industri rumah tangga atau home industri. Bireuen’’.
Usaha keripik pisang yang merupakan
industri rumah tangga tersebar hampir Tujuan Penelitian
seluruh Kecamatan di Kabupaten Bireuen, Penenelitian ini bertujuan untuk
di antaranya Kecamatan Juli, Peusangan, menganalisis kelayakan usaha keripik UD.
Jeumpa, Kota Juang, Kecamatan Peudada, Mawar di Gampong Batee Ie Liek
dan Kecamatan Batee Iliek. Kecamatan Samalanga Kabupaten
UD. Mawar adalah usaha produksi Bireuen.
keripik di Gampong Batee Iliek
Kecamatan Samalanga yang melakukan METODE PENELITIAN
produksi berbagai jenis rasa seperti Penelitian dilaksanakan di UD
keripik pisang, keripik ubi dan kerupih Mawar di Gampong Batee Iliek
ketella semenjak tahun 2010. UD Mawar Kecamatan Samalanga Kabupaten
merupakan usaha keluarga yang dirintis Bireuen, pemilihan lokasi penelitian
dengan tujuan mampu memproduksi ditentukan dengan metode deskriptif.
keripik di seluruh Kabupaten Bireuen. Menurut Arikunto (2007) purposive
Usaha tersebut dipasarkan melalui adalah suatu teknik penentuan lokasi
penitipan ke kios-kios di Kabupaten penelitian secara sengaja berdasarkan atas
Bireuen maupun diluar Kabupaten, serta pertimbangan-pertimbangan tertentu.
menunggu pesanan. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan
agustus 2016.

117
Jenis dan Sumber Data bisnis, biasanya dihitung dengan standar
Data yang dikumpulkan pada R/C ration > 1
penelitian ini meliputi data primer dan data Total Pendapatan
1. R/C ratio = Total Biaya
sekunder, dengan jenis data sebagai berikut
: Maka analisis kelayakan dari
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh R/C ratio adalah :
langsung dari lapangan melalui a) R/C > 1 = Layak / Untung
wawancara dengan responden secara b) R/C = 1 = BEP
langsung dan pengamatan (observasi) c) R/C < 1 = Tidak Layak / Rugi
langsung di lapangan. 2. B/C
2. Data sekunder, yaitu data yang B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
diperoleh dari instansi-instansi terkait adalah ukuran perbandingan antara
dengan masalah dan obyek yang pendapatan (Benefit = B) dengan Total
diteliti. Biaya produksi (Cost = C). Dalam
batasan besaran nilai B/C dapat diketahui
Analisis Data apakah suatu bisnis menguntungkan atau
Metode analisis data yang tidak menguntungkan.
digunakan adalah perhitungan pendapatan, Rumus:
dan perhitungan studi pengembangan B/C ratio = Jumlah Keuntungan
bisnis (Soekartawi: 2009). (B) / Total Biaya Produksi (TC)
Jika B/C ratio > 0,
Pendapatan bisnis layak dilaksanakan
𝑇𝑅 = 𝑃. 𝑄
Dimana: Jika B/C ratio < 0, bisnis tidak layak atau
TR = Total pendapatan dari bisnis keripik merugi
(Rupiah)
3. ROI
Q = Total produk yang terjual dari
ROI bisa juga diartikan sebagai
bisnis keripik (Kg)
rasio keuntungan bersih terhadap biaya.
P = Harga produk dari bisnis keripik
Rumus menghitung ROI adalah sebagai
(Rupiah)
berikut:
Keuntungan
Keuntungan ROI = total biaya x 100%
Pengklasifikasian rumus
keuntungan berdasarkan sifatnya HASIL PENELITIAN
dirumuskan sebagai berikut: DANPEMBAHASAN
Π = TR - TC Analisis Biaya
Keterangan: Biaya tetap agroindustri keripik
Π = Keuntungan Mawar
TR = Total Revenue/penerimaan Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya
TC = TC adalah biaya total. yang dikeluarkan oleh industri keripik
Mawar yang penggunaannya tidak habis
Analisis Kelayakan bisnis (R/C Ratio) dalam satu masa produksi. Besar kecilnya
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu biaya produksi tersebt tidak dipengaruhi
bisnis, digunakan rumus R/C ratio yaitu oleh banyaknya produksi yang dihasilkan
dengan cara membandingkan tingkat oleh industri keripik Mawar. Pada
pendapatan yang diperoleh dengan modal industri keripik Mawar yang termasuk biaya
yangharus dikeluarkan. Layak tidaknya tetap adalah biaya penyusutan peralatan,
biaya bangunan dan biaya perawatan.

118
Adapun komponen biaya penyusutan dilihat pada Tabel 2 dibawah ini
peralatan pada industri keripik Mawar dapat
. Tabel 1. Biaya Penyusutan Peralatan Pada Industri Keripik Mawar.
Umur Nilai
No Uraian Jumlah Ekonomis Harga Jumlah Penyusutan
Biaya ( Unit) ( Tahun ) ( Rp/ unit ) (Rp) ( Rp/ bulan)
1 Bangunan 1 12 25.000.000 25.000.000 173.611
2 Mesin Rajang 2 5 3.000.000 6.000.000 100.000
3 Ember Besar 5 2 120.000 600.000 25.000
4 Kuali 5 4 400.000 2.000.000 41.667
5 Mesin Air 1 4 400.000 400.000 8.333
6 Keranjang 4 3 40.000 160.000 4.444
7 Centong 5 3 50.000 250.000 6.944
8 Mesin Press 1 10 3.000.000 300.000 25.000
9 Tungku 5 5 600.000 3.000.000 50.000
Penggorengan
10 Pisau 6 2 30.000 180.000 7.500
11 Timbangan 4 4 120.000 480.000 10.000
12 Becak 1 12 8.000.000 8.000.000 55.555
Total 40.760.000 46.370.000 508.054
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dibagikan dengan umur ekonomis, untuk
dilihat penggunaan biaya tetap yang harus mendapatkan perbulannya dibagikan
dikeluarkan oleh agroindustri UD. Mawar dengan 12 bulan. Adapun total biaya tetap
berupa penyusutan sebesar Rp. 508.054,- agroindustri keripik Mawar dapat dilihat
per bulannya. Nilai penyusutan diperoleh pada tabel 2 dibawah ini.
dari jumlah unit dikali dengan harga
Tabel 2. Total Biaya Tetap Industri Keripik Mawar Per bulan
No Uraian Jumlah(Rp/bulan)
1 Biaya penyusutan 508.054
Peralatan
2 Biaya perawatan 120.000
kenderaan operasional
Total Biaya 628.054
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 2 diatas total produksi. Biaya variabel pada industri
biaya tetap adalah sebesar Rp. 628.054/ keripik Mawar meliputi biaya bahan baku,
bulan. Komponen biaya lainnya yang biaya kemasan, biaya bahan bakar, biaya
termasuk dalam biaya tetap adalah biaya tenaga kerja, biaya tranportasi, dan biaya
non produksi yaitu biaya perawatan lain-lain.
kenderaan operasional. Biaya perawatan
merupakan biaya yang dikeluarkan hanya Biaya bahan baku
untuk perawatan pada kenderaan Biaya bahan baku merupakan
operasional. Biaya perawatan terhadap biaya yang digunakan untuk membeli
operasional dialakukan dengan periode bahan baku untuk pembuatan keripik.
waktu satu bulan sekali yaitu sebesar Rp. Jenis bahan baku yang digunakan pada
120.000/ bulan untuk service becak dan industri keripik mawar terbagi menjadi 2
ganti oli becak. yaitu bahan baku utama dan bahan baku
penunjang. Bahan baku utama pembuatan
Biaya Variabel Agroindustri Keripik keripik adalah pisang, ubi, dan ketela.
Mawar Sedangkan bahan baku penunjang adalah
Biaya variabel adalah biaya yang garam, minyak goreng, bawang merah,
besarnya sangat tergantung pada jumlah bawang putih, dan mentega.

119
Tabel 3. Total biaya bahan baku industri keripik Mawar Per Bulan.
No Uraian Jumlah Harga Nilai Jumlah
Produksi Rp/ satuan Rp/ satuan Rp/ Bulan
( Hari )
1 Ubi Kayu 30 kg 3.000 90.000 2.700.000
2 Ketela 30 kg 4.000 120.000 3.600.000
3 Pisang 30 kg 2.500 75.000 2.250.000
4 Garam 3 kg 6.000 18.000 540.000
5 Minyak Goreng 10 kg 15.000 150.000 4.500.000
6 Bawang Merah 5 ons 4.000 20.000 600.000
7 Bawang Putih 5 ons 5.000 25.000 750.000
8 Mentega 2 kg 8.000 16.000 480.000
Total 514.000 15.420.000
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan Biaya kemasan merupakan biaya
bahwa total biaya bahan baku adalah yang dikeluarkan untuk membeli kemasan
sebesar Rp. 15.420.000/ bulan, meliputi keripik berupa plastik yang sudah diberi
harga ubi kayu Rp. 2.700.000/ bulan, lebel. Kemasan keripik yang dibeli
ketela Rp. 1.350.000/ bulan, pisang Rp. diperoleh dengan pemesanan terlebih
2.250.000/ bulan, garam Rp. 540.000/ dahulu dari Medan. Adapun rincian biaya
bulan, minyak goreng Rp. 4.500.000/ kemasan yang dikeluarkan industri keripik
bulan, bawang merah Rp. 600.000/ bulan, pada UD. Mawar di Gampong Batee Ie
bawang putih Rp. 750.000/ bulan, dan Liek Kecamatan Samalanga Kabupaten
mentega Rp. 480.000/ bulan. Bireuen dalam satu bulan produksi dapat
dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Biaya Kemasan
Tabel 4. Total Biaya Kemasan Industri Keripik Mawar Per Bulan
No Uraian Jumlah Harga Nilai Jumlah (Rp/
(Hari) (Rp/ (Rp/Satuan) Bulan)
Satuan)
1 Plastik Kemasa Berlebel 3 kg 50.000 150.000 4.500.000
2 Plastik Besar 3 kg 30.000 90.000 2.700.000
Total 75.000 240.000 7.200.000
Sumber: Data primer (diolah), Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas proses pengorengan keripik. Jumlah kayu
menunjukkan bahwa biaya kemasan untuk yang digunakan dalam proses produksi
plastik kemasan berlebel adalah sebesar adalah sebanyak satu truck untuk 8 hari
Rp. 4.500.000/ bulan. Sedangkan biaya produksi dengan biaya sebesar
kemasan untuk plastik besar biasa adalah Rp.200.000/ truck atau Rp. 750.000/
sebesar Rp. 2.700.000/ bulan. Dan total bulan.
biaya kemasan yang harus dikeluarkan
oleh industri keripik Mawar sebesar Rp. Biaya Tenaga Kerja
7.200.000/ bulan. Adapun penggunaan tenaga kerja
pada industri keripik Mawar 9 orang yang
Biaya Bahan Bakar terdiri dari tenaga kerja bagian
Biaya bahan bakar terdiri dari pengupasan, pencetakan, penjemuran,
bahan bakar kayu. Bahan bakar kayu penngorengan, dan pengemasan. Tenaga
digunakan sebagai bahan bakar untuk kerja yang ada pada industri tersebut

120
menggunakan sitem upah harian yang sebesar Rp. 450.000 / hari dan Rp.
masing-masing tenaga kerja mendapatkan 13.500.000/ bulan. Untuk lebih jelasnya
upah yang sama, yaitu 50.000/ hari. terhadap penggunaan tenaga kerja dapat
Adapun total biaya tenaga kerja adalah dilihat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Penggunaan Tenaga Kerja Pada Industri Keripik Mawar Per Bulan.
No Jenis Jumlah Upah Jumlah ( Jumlah
Kegiatan ( hari) Rp) ( Rp/ Bulan )

1 Pengupasan 2 50.000 100.000 3.000.000


2 Pencetakan 2 50.000 100.000 3.000.000
3 Penjemuran 1 50.000 50.000 1.500.000
4 Penggorengan 2 50.000 100.000 3.000.000
5 Pengemasan 2 50.000 100.000 3.000.000
Total Biaya 9 250.000 450.000 13.500.000
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2016
Biaya Transportasi yang harus dikeluarkan Industri keripik
Biaya transportasi pada usaha Mawar setiap bulannya adalah Rp.
keripik adalah biaya untuk pengisian 200.000/ bulan. Dan biaya komunikasi
bahan bakar bensin untuk kendaraan adalah sebesar Rp.210.000/ bulan.
becak yang dilakukan sehari sekali
Rp.20.000 per harinya per kali isi atau Rp. Total Biaya Variabel
600.000/ bulannya. Biaya transportasi Total biaya variabel adalah total
digunakan untuk kegiatan peyaluran biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh
keripik. UD. Mawar selama satu bulan produksi.
Adapun rincian total biaya variabel dalam
Biaya lain-lain satu bulan produksi pada UD. Mawar di
Komponen biaya lain yang harus Gampong Batee Ie Liek Kecamatan
dikeluarkan oleh industri keripik Mawar Samalanga Kabupaten Bireuen dapat
adalah biaya listrik, biaya komunikasi dilihat pada tabel 6. berikut ini.
harian. Jumlah biaya penggunaan listrik
Tabel 6. Total Biaya Variabel Industri Keripik Mawar Per Bulan
No Uraian Jumlah
( Rp/ Bulan )
1 Biaya bahan baku 15.420.000
2 Biaya kemasan 7.200.000
3 Biaya bahan bakar
~ Biaya bahan bakar kayu 750.000
4 Biaya tenaga kerja 13.500.000
5 Biaya transportasi 600.000
6 Biaya lain-lain
~ Biaya listrik 200.000
~ Biaya komunikasi 210.000
Total Biaya 37.880.000
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa total bulannya adalah sebesar Rp. 37.880.000,-,
biaya variabel yang harus dikeluarkan dengan variabel terbesar yang harus
oleh industri keripik Mawar setiap dikeluarkan adalah untuk biaya bahan

121
baku yaitu sebesar Rp. 15.420.000/ bulan melakukan proses produksi keripik dari
dan biaya variabel terkecil adalah untuk awal sampai pemasaran. Adapun
biaya listrik yaitu sebesar Rp. 200.000/ Perincian total biaya produksi pada UD.
bulan. Mawar di Gampong Batee Ie Liek
Total Biaya Produksi Kecamatan Samalanga Kabupaten
Total biaya produksi adalah Bireuen dapat dilihat pada tabel 6 berikut
keseluruhan biaya yang digunakan untuk ini:
Tabel 7. Total biaya industri keripik Mawar Per bulan
No Penerimaan Biaya Jumlah Biaya (Rp)
1 Total Biaya Tetap 628.054
2 Total Biaya Variabel 37.880.000
Total Biaya 38.508.054
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2016
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan Analisis penerimaan berfungsi
bahwa total biaya tetap yang harus untuk mengukur berhasil tidaknya suatu
dikeluarkan usaha industri keripik Mawar usaha, menentukan komponen utama
adalah sebesar Rp. 628.054/ bulan, pendapatan dan apakah komponen itu
sedangkan total biaya variabel adalah masih dapat ditingkatkan atau tidak.
sebesar Rp. 37.880.000/ bulan. Adapun Menurut Soekartawi (2009), pendapatan
jumlah keseluruhan biaya yang merupakan total nilai produksi dari usaha
dikeluarkan industri keripik Mawar adalah dalam jangka waktu tertentu dikali dengan
sebesar Rp. 38.508.054/ bulan. harga jual. Rata-rata produksi dan nilai
produksi dari usaha keripik dapat dilihat
Analisis Penerimaan pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Jumlah Penerimaan Industri Keripik Mawar Per Bulan
Jumlah Harga Nilai Nilai
No Uraian Produksi (Rp/ Kg) Produk Produk
( Kg/ Hari) ( Rp/ Hari) ( Rp/ Bulan )
1 Keripik Pisang 20 kg 28.000 560.000 18.000.000
2 Keripik Ubi 22 kg 30.000 660.000 19.800.000
3 Keripik Ketela 23 kg 35.000 805.000 24.150.000

Total 2.025.000 60.750.000

Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2016


Tabel 8 menunjukkan bahawa ada Keuntungan merupakan kegiatan
3 macam keripik yang dihasilkan UD. usaha yang mengurangkan beberapa biaya
Mawar, keripik pisang dengan harga jual yang dikeluarkan dengan hasil penjualan
28.000/ kg, keripik ubi dengan harga jual yang diperoleh. M. Nafarin (2007)
30.000/ kg, dan keripik ketela dengan mengemukakan bahwa keuntungan adalah
harga jual 35.000/ kg. Besar pendapatan perbedaan antara pendapatan dengan
kotor yang diterima yaitu: Rp. 60.750.000 keseimbangan biaya-biaya dan
/ bulan. pengeluaran untuk periode tertentu. Rata
rata keuntungan pada usaha produksi
Analisis Keuntungan tempedapat dilihat pada tabel berikut ini:

122
Tabel 9. Keuntungan Industri Keripik Mawar Per Bulan.
No Uraian Jumlah (Rp/ Bulan)
1 Total Penerimaan (TR) 60.750.000
2 Total Biaya (TC) 38.508.054
Keuntungan 22.241.946
Sumber: Data primer (diolah), Tahun 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat Artinya setiap biaya produksi
dilihat total penerimaan usaha keripik UD yang dikeluarkan sebesar Rp. 100,-, maka
Mawar sebesar Rp. 60.750.000/ bulan , akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 57
sedangkan total biaya yang dikeluarkan menunjukkan bahwa Agroindustri Keripik
sebanyak Rp. 38.508.054/ bulan. Adapun Mawar dapat dikatakan layak (untung)
keuntungan yang diperoleh dari total untuk diusahakan. Hal ini dapat dilihat
penerimaan dikurangi dengan total biaya dari perbandingan total penerimaan
yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. dengan total biaya produksi yang lebih
22.241.946/ bulan. besar dari nol.

Analisis Kelayakan Usaha Return On Investment (ROI)


Revenue/ Cost (R/ C) Return On Investment (ROI)
Revenue cost adalah besaran nilai adalah salah satu bentuk dari rasio
yang menunjukkan perbandingan anatara profitabilitas yang dimaksudkan untuk
penerimaan usaha dengan total biaya. mengukur kemampuan perusahaan dengan
Perhitungan analisis revenue / cost dapat keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
di lihat sebagai berikut: aktiva yang digunakan untuk operasinya
60.750.000 perusahaan untuk menghasilkan
R/C = keuntungan.
38.508.054
R/C = 1,57 22.241.946
Berdasarkan perbandingan total ROI = x 100%
38.508.054
penerimaan dan total biaya menunjukkan ROI = 0,57 x 100%
bahwa perhitungan R/C rasio pada UD. ROI = 57 %
Mawar yaitu menguntungkan karena nilai Berdasarkan perbandingan laba
R/C rasio Rp. 1,57 > 1. Artinya setiap dan modal produksi diperoleh nilai ROI
pengeluaran Rp. 100,-, memberikan sebesar 57% , yang berarti bahwa besarnya
penerimaan sebesar Rp. 157 maka keuntungan yang diperoleh dibandingkan
agroindustri UD. Mawar layak untuk investasi (ROI) besarnya keuntungan yang
diusahakan. diperoleh dibandingkan dengan investasi
yang ditanamkan adalah baik, artinya setiap
Benefit/Cost (B/C) Ratio modal sebesar Rp. 100, diperoleh
Benefit/Cost (B/C) ratio adalah keuntungan sebesar Rp. 57.
analisis bisnis untuk memberikan .
gambaran kenapa harus memilih atau KESIMPULAN DAN SARAN
tidak memilih spesifikasi dari suatu Kesimpulan
investasi (Keen, 2011). Dalam batasan Berdasarkan hasil penelitian pada
besaran nilai B/C Ratio dapat diketahui UD. Mawar penulis dapat menyimpulkan
apakah suatu usaha menguntungkan atau bahwa usaha agroindustri keripik UD.
tidak menguntungkan. Mawar menguntungkan dan layak untuk
22.241.946 diusahakan karena memiliki R/C diperoleh
BC = nilai sebesar 1,57 sedangkan B/C 0,57 dan
38.508.054
B/C = 0,57 ROI diperoleh nilai sebesar 57%

123
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi. Fakultas Pertanian, IPB.
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian; Bogor.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Soekartawi. 2009. Agribisnis. Teori dan
Rineka Cipta. Aplikasinya. Rajawali Pers
Baridwan , Zaky, 2007, Sistem Akuntansi Universitas Brawijaya. Jakarta.
Penyusunan Prosedur Dan Soekartawi, 2006, Analisis Usaha Tani,
Metode. Yogyakarta: UI-Press, Jakarta.
YKPN. S. Munawir,2007. Pengembangan
Husein Umar, 2009, Seni Desain usaha.Liberty, Yogyakarta.
Penelitian Bisnis No 1, PT Raja Soni Supriatna. 2012. “Analisis Strategi
Grafindo Persada Jakarta. Pengembangan Bisnis Kopi Luwak
Mustaniroh. 2011. Kelayakan Teknik Dan . Bandung.
Finansial Pengembangan Bisnis S.R.Soemarso. 2009. Akutansi Suatu
Keripik Waluh Di Kabupaten Pengantar. Edisi Kelima.
Bogor. Institut Pertanian Bogor. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.
Nafarin,M 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian
Jakarta:Salemba Empat. Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
Purwowko dan Yandra Arkeman, 2013. Bandung: Alfabeta.
Kelayakan Industri Kerupuk Jamur Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005.
Tiram Di Kabupaten Bogor. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Fakultas Teknologi Pertanian. Edisi Lux. Semarang:Widya
Institut Pertanian Bogor. Karya.
Ridwan. 2007. Pengantar Statistik Sumiyati. 2013. Analisis Kelayakan
Penelitian Pendidikan Sosial Keripik Pisang Di Kecamatan
Ekonomi Komunikasi Dan Bisnis. Gorontalo.
Bandung. Alfabeta. Supranto, 2001. Statistik Teori dan
Saragih B. 2008 Kumpulan Pemikiran Aplikasi, Cetakan Kedua, Jakarta:
Agribisnis Berbasis Peternakan. Penerbit. Erlangga.
USESE Fondation dan Pusat Studi Syafril. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembangunan. IPB Bogor. Ekonomi. Jakarta: Bumi aksara
Soeharjo, 2008. Sendi Sendi Pokok Usaha
Tani. Departemen Ilmu Sosial

124

Anda mungkin juga menyukai