Buku Panduan Manajemen Agribisnis 2020-2021 Semester Genap

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN

AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

MANAJEMEN

AGRIBISNIS

Disusun Oleh :
Tim Pengajar dan Lab. MBK
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

TIM DOSEN PENGAJAR MANAJEMEN AGRIBISNIS


1. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M
2. Ebban Bagus Kuntadi, S.P. M.Sc.
3. Prof. Dr. Ir. Soetriono, M.P.
4. Dimas Bastara Zahrosa, S.P., M.P.
5. Dr. Ir. Sugeng Raharto, M.S.
6. Intan Kartika Setyawati, S.P., M.P.
7. Dr. Triana Dewi Hapsari, S.P., M.P.
8. Titin Agustina, S.P., M.P.

TIM ASISTEN PRAKTIKUM


1. Sigit Agung Kharis Setiyawan
2. Dita Wulan Lestari
3. Eka Surya Putra
4. Elok Ebrilyani
5. Vandu Apriyuanda
6. Alfi Choirul Umah
7. Belia Selva Wulan Septyana
8. Khaya Bastanta Parangin A.S.
9. Lilyani Tengady
10. Helga Saputra
11. Ryan Maulana Ryaldi Vandi
12. Putri Nur Rahmawati
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan wajib memasuki zoom meeting room tepat waktu sesuai jadwal praktikum di
sister
2. Praktikan menggunakan pakaian rapi, sopan, dan berkerah
3. Praktikan wajib open camera
4. Praktikan dilarang mengganggu jalannya acara praktikum (mencoret-coret tampilan
materi di zoom, atau chat yang tidak penting pada chat room)
5. Praktikan dilarang on mic kecuali ada yang ingin ditanyakan dan dipersilahkan oleh
asisten
6. Praktikan wajib mengisi form presensi yang diberikan oleh asisten melalui chat room
7. Apabila terkendala ikut kegiatan praktikum, harap konfirmasi pada asisten koordinator
Manajemen Agribisnis/ Asisten PJ kelas masing-masing minimal setengah jam sebelum
acara praktikum berlangsung
8. Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum
9. Apabila ada tindakan yang tidak sesuai etika akademis atau bertentangan dengan moral
dari praktikan selama mengikuti praktikum dapat mempengaruhi nilai akhir mata kuliah
mahasiswa yang bersangkutan
10. Jika praktikan melakukan plagiarism, maka hal tersebut akan mempengaruhi nilai akhir
praktikan
11. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib praktikum akan ditetapkan kemudian

METODE PENILAIAN PRAKTIKUM

o 30% Aktivitas Harian


o 40% Tugas & Laporan
o 30% Responsi
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA I. MANAJEMEN USAHA TANI


1. Manajemen Usahatani
Usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana
membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian,
perikanan atau peternakan.
Manajemen usahatani merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam proses
mengalokasikan penggunaan berbagai input (faktor produksi) untuk menghasilkan produk
pertanian secara efisien dan berkesinambungan. Fungsi- fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian input dan sarana produksi, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan
pengendalian) dijelaskan berikut ini:
a. Perencanaan Produksi Pertanian
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan agribisnis antara lain,
Pemilihan Komoditas yang bernilai ekonomis tinggi, Pemilihan Lokasi Produksi Pertanian
dan Penempatan Fasilitas: dengan beberapa pertimbangan yaitu ketersediaan tenaga kerja,
sarana dan prasarana fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan insentif wilayah. Faktor
terakhir yang harus diperhatikan adalah penjadwalan proses produksi pertanian mulai dari
pembukaan lahan hingga penanganan pascapanen.

b. Pengorganisasian Input dan Sarana Produksi Pertanian


Pengorganisasian mencakup keputusan bagaimana mengalokasikan berbagai input
(lahan, tenaga kerja, pupuk, benih/bibit, peralatan, dll.) dan fasilitas agar proses produksi
efektif dan efisien. Pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input dan fasilitas
produksi mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumber daya untuk
menghasilkan output maksimum dengan biaya tetap atau -
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
output tetap dengan biaya minimum. Pencapaian efektivitas dan efisiensi dalam
pengorganisasian input-input dan sarana produksi merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam menentukan tingkat produktivitas usahatani.
c. Pelaksanaan Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah proses pelaksaan rencana produksi yang telah dibuat dan
mempunyai waktu yang cukup lama dari input menjadi output. Proses produksi juga tidak
luput dari adanya masukan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung untuk
menghasilkan produk. Proses produksi dalam agribisnis menjadi suatu kegiatan yang
sangat menentukan keberhasilan usaha dan merupakan penyebab biaya paling besar, oleh
karena itu kegiatan produksi tersebut harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai produktivitas yang tinggi. Produksi usahatani pada dasarnya mengikuti hukum
kenaikan hasil yang berkurang (the law of diminishing return), yaitu penggunaan input
yang tepat untuk memperoleh output yang maksimal, dan bila telah sampai tingkat
pendapatan maksimal maka apabila ada penambahan satu input (input melebihi kapasistas)
akan membuat pendapatan menurun.
Produk Total

Input

d. Pengawasan Produksi Pertanian


Pengawasan dalam usaha produksi pertanian meliputi pengawasan anggaran, proses,
masukan, jadwal kerja dan lain-lain yang merupakan upaya untuk memperoleh hasil
maksimal dari usaha produksi. Pengawasan dilakukan agar semua rencana dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan semua karyawan melakukan apa yang telah ditugaskan
sesuai dengan pekerjaan masing-masing.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
e. Evaluasi Produksi
Evaluasi dilakukan secara berkala, mulai dari saat perencanaan sampai akhir usaha
tersebut berlangsung, sehingga jika terjadi penyimpangan dari rencana yang dianggap
merugikan, maka segera dilakukan kegiatan pengendalian.
f. Pengendalian Produksi
Pengendalian dalam usaha produksi pertanian berrfungsi untuk menjamin agar proses
produksi berjalan sesuai rencana dalam usahatani misalnya, pengendalian dapat dilakukan
pada masalah kelebihan penggunaan tenaga kerja, kelebihan penggunaan air dan biaya.

 Identifikasi Biaya
Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan maka biaya dibedakan menjadi dua jenis,
yakni Fixed Cost dan Variable Cost.

Gambar 1.2 Identifikasi Biaya

 Pendapatan dan Efisiensi Biaya Usaha Tani


Kegiatan usahatani bertujuan untuk melakukan proses produksi di bidang pertanian dan
menghasilkan output berupa produk pertanian. Petani memperoleh uang tunai dari
penjualan produknya, disebut dengan Penerimaan. Pada saat melakukan proses produksi
petani mengeluarkan biaya, baik biaya tetap (fixed cost) maupun variabel (variable cost),
yang disebut Total Biaya. Selisih antara penerimaan dan biaya disebut pendapatan
(penerimaan bersih). Petani
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
menggunakan pendapatannya untuk biaya produksi periode selanjutnya,
tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Rumus;
Pendapatan () = Total Penerimaan (TR) – Total Biaya (TC)

Efisiensi biaya usahatani menunjukkan kemampuan usahatani dalam menghasilkan


penerimaan, dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan semua input yang digunakan
untuk menghasilkan output. Alokasi input direpresentasikan oleh besarnya biaya total
usahatani. Penerimaan merupakan representasi dari besarnya output (produksi) usahatani.
Efisiensi biaya usahatani diukur dengan R/C Ratio. Dirumuskan sebagai berikut :

R/C ratio = Penerimaan (R) / Biaya total (C) R/C


ratio = {(Py.Y) / (TFC +TVC)}

Dimana : R = Py Y dan C = TFC + TVC


Keterangan :
R = Penerimaan (Rp)
C = Biaya (Rp)
Py = Harga output (Rp/Kg atau Rp/satuan berat) Y =
Output (Kg atau satuan berat)
TFC = Biaya tetap (fixed cost) (Rp)
TVC = Biaya tidak tetap (variabel cost) (Rp)

Kriteria Pengambilan Keputusan :


 Jika R/C ratio > 1 : penggunaan biaya usahatani efisien
 Jika R/C ratio < 1 : penggunaan biaya usahatani tidak efisien
 Jika R/C ratio = 1 : penggunaan biaya usahatani belum efisien
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
Contoh Soal !
Pak Bowo adalah seorang petani tebu, luas lahan yang dimiliki dan ditanami oleh tebu adalah
seluas 1 Ha. Untuk mengelola lahan tersebut, Pak Bowo harus mengeluarkan biaya sebesar
Rp 15.000.000 untuk biaya variable dan Rp 25.000.000 untuk biaya tetap. Pada saat panen,
Pak Bowo memperoleh tebu seberat 70 ton. Harga Jual tebu saat panen adalah Rp 900/kg.
Berdasarkan ilustrasi diatas, bagaimanakah efisiensi biaya usahatani yang dilakukan oleh Pak
Bowo?!
Penyelesaian :

Anaslisis Masalah
 Diketahui :
Total Penerimaan (R) = Harga tebu x berat tebu
= Rp 900 x 70.000 = Rp 63.000.000
Total Biaya (C) = Biaya tetap + Biaya Variabel
= Rp 25.000.000 + Rp 15.000.000 = Rp 40.000.000
 Ditanya : Efisiensi Usahatani Tebu Pak Bowo menggunakan R/C Ratio
 Jawab :
R/C ratio = Penerimaan (R) / Biaya total (C)
= Rp 63.000.000 / Rp 40.000.000 = 1,57
Berdasarkan hasil perhitungan R/C ratio didapatkan nilai sebesar 1,57. Apablia melihat
ketenetuan kriteria pengambilan keputusan nilai R/C ratio > 1, artinya bahwa penggunaan
biaya pada usaha budidaya tanaman tebu yang dilakukan oleh Pak Bowo sudah termasuk
dalam keadaan efisien.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA II. MANAJEMEN AGROINDUSTRI


Manajemen Agroindustri
Agroindustri merupakan perusahaan yang melakukan proses produksi (pengolahan)
berbahan baku produk pertanian. Manajemen agroindustri merupakan penerapan
fungsifungsi manajemen dalam proses mengalokasikan penggunaan berbagai input (faktor
produksi) untuk menghasilkan produk berbahan baku produk pertanian secara efisien dan
berkesinambungan, sehingga produk pertanian memperoleh penambahan nilai (added
value). Fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian input dan sarana
produksi, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian) dijelaskan sebagai
berikut:
A. Pelaksanaan Agroindustri
Perencanaan agroindustri dimulai dengan penentuan jenis usaha agroindustri apa yang
akan didirikan. Setelah itu, dilakukan evaluasi dan penilaian untuk hal hal dibawah ini.
i. Pemilihan Teknologi
Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai dan dievaluasi,
seperti kesesuaian yang digunakan menghasilkan produk, proses pengadaan, biaya
sosial, kapasitas penggunaan, kemampuan sumber daya manusia, fleksibilitas,
ketersediaan energi dan lain-lain.
ii. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik atau individu pengolahan perlu mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku, lokasi dan sumber bahan baku, lokasi pemasaran, sarana dan
prasarana fisik (transportasi, distribusi, komunikasi, dan energi), ketersediaan tenaga
kerja, areal pengembangan, dan lain-lain.
iii. Fasilitas Persediaan Bahan Baku
Perencanaan fasilitas persediaan bahan baku perlu mempertimbangkan fasilitas
pergudangan, pengangkutan, dan aspek finansial (terutama jika harus menggunakan
gudang sewaan dan lain-lain). Manajemen stok berarti mengadakan pembelian bahan
untuk disimpan di gudang sementara waktu, sebelum bahan tersebut digunakan.
Dalam melakukan penyimpanan bahan baku hendaknya diperhatikan hal-hal berikut
ini:
a. Bahan baku dari produk pertanian sering bersifat segar dan sangat rawan untuk
disimpan dalam waktu yang relatif lama.
b. Bahan baku produk pertanian bersifat bulky (volume besar tetapi nilainya kecil),
sehingga memerlukan tempat yang luas dan ini berarti biaya -
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

penyimpanan relative lebih mahal. Bagi produk pertanian yang bersifat bulky
hendaknya produk tersebut segera dipakai.
c. Pada manajemen stok, hendaknya melakukan teknik first in first out (FIFO) untuk
menjaga barang yang disimpan tidak rusak.
d. Pada manajemen stok, harus mengetahui daya tahan penyimpanan produk pertanian
sebelum digunakan sebagai bahan baku agroindustri, untuk mencegah kerusakan bahan.
e. Manajer gudang atau manajer pembelian produk pertanian harus mengenal karakteristik
proses pengolahan produk agroindustri, untuk manajemen bahan baku. Agar
agroindustri bisa kontinyu dalam menjalankan kegiatannya, maka perlu merencanakan
persediaan bahan bakunya.
Berikut ini adalah skema perencanaan persediaan (misalnya: bahan baku) berdasarkan
permintaan/potensi pasar.

Gambar 2.1 Perencanaan Persediaan

Salah satu model untuk menentukan besarnya persediaan bahan baku, adalah EOQ
(Economic Order Quantity = jumlah pesanan ekonomis). EOQ merupakan jumlah
pesananyang meminimumkan biaya persediaan, satuannya kilogram atau satuan berat
lainnya. Pada Gambar 2.2 dibawah berikut akan diskemakan Model EOQ untuk
memudahkan pembelajaran.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Gambar 2.2 Skema Model EOQ


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

CONTOH KASUS

Pak Sutaji, seorang pengusaha tape, sedang merencanakan persediaan singkong kuning.
Berdasar analisa Pak Sutaji, singkong kuning masih memiliki kualitas yang bagus jika
digunakan dalam jangka waktu 3 hari, sehingga setiap 2 hari Pak Sutaji melakukan pesanan
singkong kuning. Biaya penyimpanan singkong sekitar 1 0 persen dari harga singkong per
kilogramnya (Rp 2000/kg). Berikut ini adalah grafik tingkat persediaan bahan baku ekonomis
agroindustri tape milik Pak Sutaji. Perusahaan berencana akan berproduksi 40 minggu dalam
setahun.

Bantulah Pak Sutaji untuk :

a. Menghitung total biaya persediaan.


b. Menghitung frekuensi pemesanan dalam 1 tahun.
c. Membuat grafik hubungan antara total biaya persediaan dengan frekuensi pemesanan.
d. Membuat grafik hubungan antara total biaya persediaan dengan tingkat persediaan.
e. Menghitung ROP, jika waktu tenggang rata-rata 1 hari sedangkan perusahaan tape tersebut
tidak memungkinkan untuk memiliki persediaaan pengaman.
f. Menghitung biaya setiap kali melakukan pemesanan.

ANALISIS MASALAH PAK SUTAJI


Diketahui :

• h = 1 0%
• C = Rp 2000/kg
• Q* = 30 Kw = 3000kg
• Jumlah hari kerja per tahun = 40 minggu = 280 hari
• T = 3 hari
• L = 1 hari
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Penyelesaian :

a. Pada saat EOQ, biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, sehingga total biaya
bisa diperoleh dengan hanya menghitung biaya penyimpanan.

Jadi total biaya persediaan yang harus dikeluarkan oleh Pak Sutaji selama setahun sebesar
Rp 600.000,-
b. F = jumlah hari kerja per tahun / T = 280 hari / 2 hari = 140 kali per tahun. Jadi Pak
Sutaji melakukan 280 kali pemesanan selama setahun.
c. Grafik biaya persediaan (TC) sebagai fungsi dari Frekuensi (F).

d. Grafik biaya persediaan (TC) sebagai fungsi dari Persediaan (Q).

e. Menghitung ROP, perlu mengetahui nilai d (kebutuhan persediaan per unit waktu). Pada
model EOQ terdapat asumsi bahwa kebutuhan bahan baku konstan. Sehingga nilai d bisa
dicari, dengan rumus d = Q*/T.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Jadi Pak Sutaji memesan singkong kuning saat persediaannya 1000 kg.
f. Biaya setiap melakukan pesanan (S).

Jadi biaya tiap kali melakukan pesanan sebesar Rp 7500,-


iv. Perencanaan Desain Produksi
Desain produksi mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan agregat
implementasi, rekayasa dan teknologi, serta penjadwalan produksi.
a. Perencanaan agregat implementasi berguna untuk memastikan bahwa rencana investasi
yang telah dibuat dapat dijalankan.
b. Jadwal produksi menggambarkan kapan suatu tahapan produksi dilaksanakan, berapa
kebutuhan bahan baku, berapa hasilnya, berapa lama, serta berapa tingkat persediaan
yang aman dari setiap tahapan produksi.
c. Rekayasa berhubungan dengan bagaimana desain produksi, investasi, dan penjadwalan
dapat disusun.

B. Pengorganisasian Input dan Sarana Produksi


Pengorganisasian sumber daya manusia berupa penempatan setiap personal pada posisi
yang sesuai dan memiliki deskripsi kerja yang jelas. Pengorganisasian fasilitas produksi
meliputi penyusunan tata letak mesin sesuai dengan tahapan produksi, penempatan
fasilitas-fasilitas pada suatu posisi yang efektif dan efisien, serta pengalokasian fasilitas-
fasilitas produksi berdasarkan kebutuhan. Pengorganisasian input produksi lebih mengarah
kepada alokasinya yang optimal dalam suatu sistem proses produksi.

C. Pelaksanaan Proses Produksi


Pelaksanaan proses produksi pada agroindustri didasarkan pada rencana produksi. Pada
tahap ini input yang telah direncanakan dan disediakan dimasukkan ke proses produksi
sesuai dengan jadwal, jumlah dan jenis, serta urutan yang telah direncanakan untuk
menghasilkan output. Kegiatan pengolahan pada agroindustri memberikan nilai tambah
(added value) pada
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

bahan baku. Nilai tambah merupakan tambahan nilai input karena adanya proses
pengolahan. Menurut Hayami et al. (1987), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah
yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Terdapat dua
faktor yang mempengaruhi nilai tambah pengolahan, yaitu teknis dan pasar. Besarnya nilai
tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku serta input
lainnya terhadap nilai output yang dihasilkan, tidak termasuk biaya tenaga kerja.
Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen.
Secara matematis nilai tambah merupakan fungsi dari kapasitas produksi, penggunaan
bahan baku dan tenaga kerja, harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja dan nilai
(biaya) input lain.
Nilai tambah = ƒ (K, B, T, H, h, U, L)
Nilai tambah = Nilai output – Intermediate Cost (selain biaya TK)
Nilai output = jumlah output x harga output
Keterangan :
• K = Kapasitas produksi
• B = Bahan baku
• T = Tenaga kerja
• H = Harga output
• h = Harga bahan baku
• U = Upah tenaga kerja
• L = Nilai input lain (nilai semua korbanan yang digunakan dalam proses produksi
untuk manambah nilai, selain nilai bahan baku dan tenaga kerja)

ILUSTRASI PENGHITUNGAN NILAI


TAMBAH PADA AGROINDUSTRI
JENANG SALAK
Nilai tambah merupakan fungsi dari kapasitas produksi. Pada kasus agroindustri jenang
salak, kapasitas produksi direpresentasikan oleh lamanya satu proses produksi dari salak
menjadi jenang salak. Proses produksi atau satu siklus produksi jenang salak memerlukan
waktu satu minggu. Pada kasus berikut ini, penghitungan nilai tambah menggunakan
Metode Hayami (Hayami, et.al., 1987). Dengan metode ini diperoleh informasi berikut ini
:
a. Nilai tambah (Rp)
b. Rasio nilai tambah terhadap nilai output (%)
c. Imbalan (pendapatan tenaga kerja) (Rp)
d. Imbalan modal dan manajemen, berupa keuntungan (Rp).
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
Pada Tabel 2.1 disajikan perhitungan nilai tambah jenang salak menggunakan Metode
Hayami atau Tabel Hayami.

Informasi dari Tabel Metode Hayami Bagian I (Output, Input, Harga) :

• Satu siklus produksi jenang salak (selama 1 minggu) mengolah 16,20 kg salak menjadi
82,00 kg jenang salak, dengan curahan tenaga kerja selama 5,80 jam.
• Faktor konversi sebesar 5,06 menunjukkan bahwa 1 kg salak bisa digunakan untuk
memproduksi 5,06 kg jenang salak.
• Koefisien tenaga kerja 0,36 jam/kg menunjukkan bahwa untuk mengolah 1 kg salak
menjadi jenang salak memerlukan waktu 0,36 jam.
• Harga jual jenang salak sebesar Rp 2.250/kg.
• Upah tenaga kerja pengolahan sebesar Rp 1.029 per jam.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Informasi dari Tabel Metode Hayami Bagian II (Penerimaan dan Keuntungan per kg
Bahan Baku) :
• Harga salak sebesar Rp 470,00/kg.
• Nilai input lain yang digunakan untuk mengolah 1 kg salak (contoh : tepung, gula,
plastik kemasan, penyusutan peralatan, biaya listrik, air dll.) sebesar Rp 492,00 per kg
salak.
• Nilai jenang salak merupakan penerimaan dari penjualan output jenang salak yang
dihasilkan oleh 1 kg salak, sebesar Rp 11.385,00 per kg salak.
• Nilai tambah sebesar Rp 10.423,00 per kg salak menunjukkan imbalan bagi modal,
manajemen dan tenaga kerja dari pengolahan 1 kg salak menjadi jenang salak.
• Rasio nilai tambah 91 ,55% menunjukkan pangsa nilai tambah terhadap nilai jenang
salak yang dihasilkan oleh 1 kg salak.
• Pendapatan tenaga kerja Rp 370,00 menunjukkan besarnya pendapatan tenaga kerja
untuk mengolah 1 kg salak menjadi jenang salak sebesar Rp 370,00,-.
• Pangsa tenaga kerja 3,55% menunjukkan pangsa nilai tambah yang digunakan untuk
membayar tenaga kerja sebesar 3,55 % pada pengolahan salak menjadi jenang salak.
• Keuntungan Rp 10.003,00 per kg salak menunjukkan imbalan bagi modal dan
manajemen pada proses produksi 1 kg salak.
• Rate keuntungan 88,30 % menunjukkan pangsa keuntungan dari nilai penjualan jenang
salak yang diproduksi dari 1 kg salak sebesar 88,30%.

D. Pengawasan Proses Produksi


Fungsi pengawasan lebih ditekankan pada bagaimana mengawasi pelaksanaan rencana
untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang tidak diinginkan dan agar proses
produksi yang telah direncanakan berjalan dengan baik. Dengan demikian, fungsi
pengawasan lebih menekankan pada bagaimana rencana dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.

E. Evaluasi Proses Produksi


Fungsi evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan produksi dan
pencapaian hasil untuk mengkaji kelemahan atau keberhasilan pencapaian output yang
telah direncanakan.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

F. Pengendalian Proses Produksi


Fungsi pengendalian lebih menekankan pada upaya memberi umpan balik, terutama
jika dalam pengawasan didapatkan penyimpangan atau terpaksa mengadakan penyesuaian
yang diperlukan. Begitu juga jika dari hasil evaluasi didapatkan suatu peluang kegagalan
sehingga harus segera diadakan pengendalian untuk mengembalikan pada jalur yang benar.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA III. MANAJEMEN TEKNOLOGI

Teknologi adalah daya upaya manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih
baik. Teknologi bertujuan untuk mensejahterakan manusia, namun teknologi memiliki
dampak negatif bagi manusia, misalnya pada kasus pembukaan lahan perkebunan dari lahan
hutan, menggunakan teknologi alat berat. Proses pembukaan hutan berlangsung cepat, tetapi
merugikan ekosistem dan wilayah yang berdekatan.
Oleh karena itu, teknologi yang diaplikasikan di sektor pertanian perlu mempertimbangkan
trade off yang minimal, sehingga dampak negatif yang mungkin timbul dari penggunaan
teknologi tersebut mampu diimbangi dengan
manfaat atau keuntungan yang diperoleh.
Manajemen teknologi merupakan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan nilai tambah teknologi dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
Teknologi memiliki sifat pokok, yaitu:
a) Prasyarat pengembangan teknologi adalah ilmu pengetahuan dan praktik/percobaan,
b) Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia (keahlian dan
keterampilan), fisik yang melekat pada mesin/peralatan, informasi yang diwadahi dalam
sistem/organisasi (buku, jurnal, majalah)
c) Teknologi harus diterapkan secara tepat guna
d) Teknologi dapat ditemukan, dikembangkan, dibeli, dijual, dicuri atau tidak bernilai guna
jika sudah kadaluwarsa, dan
e) Teknologi digunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kualitas hidup
manusia.
Pengembangan teknologi di bidang agribisnis harus dilaksanakan dengan
menyelaraskan empat komponen teknologi, yaitu: technoware (perangkat keras), humanware
(perangkat manusia), infoware (perangkat informasi) dan orgaware (perangkat organisasi).
Ciri-ciri:
1. Technoware: Berwujud fisik (traktor, mesin pengolah, peralatan) dan memberdayakan
fisik manusia serta mengontrol kegiatan transformasi input menjadi output.
2. Humanware: Berwujud kemampuan manusia (keterampilan, pengetahuan atau keahlian
dalam mengelola ketiga komponen teknologi lainnya) dan memberikan ide atau cara
memanfaatkan sumberdaya alam atau teknologi untuk keperluan produksi.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
3. Infoware: Berwujud dokumen atau fakta yang diperoleh (buku/literatur/jurnal, internet,
telepon, database riset pasar) dan berfungsi mempercepat pembelajaran, mempersingkat
waktu operasional penghematan sumberdaya.
4. Orgaware (perangkat organisasi): Berwujud kerangka kerja organisasi (struktur
organisasi, fasilitas kerja, metode pendanaan, negoisasi, neworking) dan
mengkoordinasikan semua aktivitas produksi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Teknologi dalam agribisnis mencakup seluruh teknologi mulai dari aktifitas
pengadaan dan penyaluran sarana produksi, on farm, dan off farm serta aplikasi dari
bioteknologi (bibit unggul), teknik kimia (pupuk, pestisida), mekanisasi mesin dan alat
pertanian), dsb. Penggunaan teknologi memiliki tujuan efektifitas, efisiensi, serta
produktivitas yang tinggi dari perusahaan agribisnis. Wujud adanya teknologi pada agribisnis
dapat dilihat dari :
a) cara produksi yang lebih baik dari pada cara lama
b) pemakaian peralatan baru atau substitusi input untuk meningkatkan produksi
Pengembangan dan aplikasi teknologi agribisnis terkait dengan pemilihan
jenis teknologi yang akan dikembangkan dan diaplikasikan, dengan
mempertimbangkan :
1. Dalam skala mikro mempertimbangkan jenis dan skala usaha, sedangkan dalam skala
makro mempertimbangkan prioritas bidang teknologi yang akan dikembangkan
2. Kemampuan pembiayaan pengembangan dan aplikasi teknologi
3. Kemampuan atau potensi sumber daya manusia
4. Skala usaha dan tingkat persaingan
5. Budaya, adat dan kebiasaan masyarakat

Analisis B/C Ratio


Penerapan teknologi membawa perubahan yang diharapkan mampu menghasilkan
nilai tambah, artinya teknologi membuat suatu usaha lebih efisien. Untuk mengetahui
keuntungan/manfaat penerapan teknologi atau efisiensi
penggunaan teknolog menggunakan alat analisis B/C Ratio (benefit/cost ratio). B/C
Ratio menunjukkan rasio antara tambahan hasil dan tambahan biaya yang digunakan saat
teknologi baru diaplikasikan. Alat analisis ini bisa digunakan jika : a) cara atau teknologi
harus berbeda, b) luas lahan harus sama, dan c) komoditas harus sama.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Keterangan :
 B = Manfaat (Benefit) (Rp)
 C = Biaya (Rp)
 Y = Tambahan output (Kg atau satuan berat)
 PY = Harga output (Rp/Kg atau Rp/satuan berat)
 X = Output (Kg atau satuan berat)
 PX = Harga input (Rp/Kg atau Rp/satuan berat)

Kriteria Pengambilan Keputusan :

• Jika B/C ratio > 0 : penerapan teknologi efisien, artinya cara baru lebih
menguntungkan dibandingkan dengan cara lama.
• Jika B/C ratio < 0 : penerapan teknologi tidak efisien, artinya penggunaan cara baru
merugikan.
• Jika B/C ratio = 0 : penerapan teknologi belum efisien, artinya penggunaan cara baru
tidak berbeda dengan cara lama.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Ilustrasi !

Pak Bagus memiliki lahan yang telah ditanami oleh jagung. Pada budidaya kali ini
pak bagus akan menggunakan teknologi berimbang. Bila dibandingkan sebelumnya yang
tanpa menggunakan pemupukan berimbang, total biaya usahatani Rp. 870.000 dengan
produksi 3 ton dengan harga jual sebesar Rp 900/kg. Setelah menggunakan pupuk berimbang
produksi meningkat menjadi 5 ton dan biaya meningkat menjadi Rp 1.275.000. Apakah
penggunaan pupuk berimbang bermanfaat ?
Identifikasi Biaya
No Uraian Sebelum pupuk berimbang Setelah pupuk berimbang
1 Biaya usahatani Rp. 870.000 Rp. 1.275.000
2 Hasil Produksi 3 ton 5 ton
3 Harga Rp. 900 Rp. 900

Diketahui :
PX1 X = Biaya sebelum penggunaan pupuk berimbang = Rp 870.000,- PX2
X2 = Biaya setelah penggunaan pupuk berimbang = Rp 1.275.000,- Y1 =
Output sebelum penggunaan pupuk berimbang = 3 ton = 3000 kg Y2 = Output
setelah penggunaan pupuk berimbang = 5 ton = 5000 kg PY = Harga output =
Rp 900/kg

B/C Ratio = Rp 900/kg (5000kg – 3000kg)


Rp 1.275.000 – Rp 870.000
= Rp 1.800.000
Rp 405.000
= 4.44

Interpretasi :
Berdasarkan hasil perhitungan B/C ratio didapatkan nilai sebesar 4,44 yang berarti nilai B/C
> 0 sehingga teknik pemupukan berimbang berada pada kondisi efisien dan setiap
penambahan biaya Rp 1 mampu menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp 4.44.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA IV. MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN K3

A. MANAJEMEN SDM
1. Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikhis yang dimilikinya
berfungsi secara maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Pengertian ini secara eksplisit
menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi terdapat sejumlah manusia atau
memerlukan sumber daya manusia yang turut berperan. Sumber Daya Manusia (SDM)
mempunyai beberapa pengertian di antaranya :
a. SDM adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi yang disebut personil,
tenaga kerja, karyawan atau pekerja.
b. SDM adalah potensi manusia sebagai penggerak organisasi untuk mencapai tujuan.
c. SDM adalah potensi manusia sebagai modal dalam organisasi yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata secara fisik dan psikhis untuk mencapai tujuan.
Tugas utama MSDM adalah merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
bidangnya. Teknik yang dilakukan biasanya dengan job analysis, untuk mengetahui tenaga
kerja apa saja yang diperlukan menurut keahliannya. Program pengembangan sumber daya
manusia juga perlu diarahkan bagaimana karyawan mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap organisasi, bagaimana karyawan ditanamkan rasa memiliki untuk membangun
organisasi dengan tenteram. Tujuan Manajemen SDM, diantaranya:
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Kualitas SDM adalah faktor produksi yang terpenting yang harus diperhatikan dalam
pengembangan organisasi. Program pengembangan sumber daya manusia perlu disusun
secara sistematis disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Hasil program pengembangan
sumber daya manusia ditujukan untuk pengembangan organisasi agar maju dan berkembang
serta pada akhirnya memperoleh keuntungan. Agar keuntungan ini meningkat terus,
diperlukan efisiensi di segala bidang, sehingga organisasi akan mencapai keunggulan
komparatif dan kompetitif.

SDM dipengaruhi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan


lingkungan di dalam lingkup organisasi yang mempengaruhi SDM suatu perusahaan.
Lingkungan eksternal merupakan faktor di luar lingkup organisasi yang mempengaruhi SDM
suatu perusahaan. Lingkungan internal organisasi merupakan fungsi MSDM meliputi :
a) penyediaan staf (Staffing)
b) pengembangan SDM (Human Resource Development/HRD)
c) kompensasi
d) keselamatan dan kesehatan
e) hubungan kekaryawanan dan perburuhan.

Lingkungan luar organisasi meliputi :


a) pasar tenaga kerja (geografis, jumlah, perubahan)
b) pertimbangan hukum (UU, PERDA)
c) masyarakat (norma masyarakat harus dipatuhi perusahaan)
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
d) serikat kerja (para pekerja yang bergabung untuk meningkatkan posisi dalam berhubungan
dengan pihak perusahaan)
e) pemegang saham (mempunyai pengaruh besar dalam keputusan managemen karena
mempertim-bangkan biaya, pemasukan, keuntungan masyarakat sebagai pemegang
saham). Gambar 3.1 skema lingkungan yang mempengaruhi MSDM,

Gambar 4. Lingkungan MSDM


2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi MSDM meliputi : a) penyediaan staf (Staffing), b) pengembangan SDM (Human
Resource Development/HRD), c) kompensasi, d) keselamatan dan kesehatan dan e) hubungan
kekaryawanan dan perburuhan.
a. Penyediaan Staff (Staffing)
Staffing merupakan proses untuk memastikan bahwa organisasi memiliki jumlah karyawan
yang tepat dengan berbagai keahlian yang memadai untuk menjalankan
pekerjaanpekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk mencapai tujuan organisasi.
Penyediaan staf mencakup analisis jabatan, perencanaan SDM, perekrutan dan seleksi.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
1. Analisis jabatan, organisasi memilah dan menentukan kekosongan pekerjaan yang
hendak diisi oleh pelamar pekerjaan.
2. Perencanaan SDM, adalah proses mengantisipasi dan membuat ketentuan (persyaratan)
untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam dan ke luar organisasi.Perekrutan
tenaga kerja, adalah proses pendapatan sejumlah calon tenaga kerja yang berkualitas
untuk jabatan atau pekerjaan utama di lingkungan suatu organisasi. Sumber recruitment
SDM secara garis besar terbagi menjadi recruitment internal dan recruitment eksternal.
3. Seleksi tenaga kerja, adalah suatu proses rangkaian langkah dan kegiatan yang
digunakan untuk menentukan apakah pelamar diterima atau ditolak. Kegiatan seleksi
bertujuan untuk memilih dan mendapatkan tenaga kerja yang meiliki kemampuan
sesuai tugas yang akan dikerjakan pada jabatan atau pekerjaan kantor yang akan diisi.

b. Pengembangan Sumberdaya Manusia


Merupakan fungsi utama MSDM yang tidak hanya terdiri atas pelatihan dan
pengembangan namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengembangan karir
individu, pengembangan organisasi, serta manajemen dan penilaian kinerja. Pelatihan pada
dasarnya untuk meningkatkan kemampuan para karyawan (SDM) dalam melaksanakan
tugas sekarang, sedangkan pengembangan adalah peningkatan kemampuan para karyawan
yang lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas pada masa depan. Namun
demikian, keduanya sangat memberikan manfaat baik bagi orientasi para karyawan,
maupun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antar kelompok dalam
suatu organisasi.

c. Kompensasi
Seluruh imbalan yang diberikan kepada karyawan sebagai penghargaan atas jasa mereka,
yang meliputi:
1. Kompensasi finansial langsung: Bayaran yang diterima dalam bentuk gaji, upah,
komisi, bonus, dsb.
2. Kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan): Semua imbalan finansial yang tidak
termasuk dalam kompensasi langsung seperti cuti dibayar, cuti sakit, liburan, asuransi
kesehatan, dsb.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
3. Kompensasi nonfinansial: Kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri
atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut bekerja.

d. Keselamatan dan kesehatan


Keselamatan adalah terlindunginya para karyawan dari luka-luka yang disebabkan
kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Kesehatan adalah terbebasnya para
karyawan dari penyakit fisik maupun emosional. Kedua aspek ini penting karena para
karyawan yang bekerja dalam lingkungan yang aman dan menikmati kesehatan yang baik
akan cenderung lebih produktif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi organisasi.

e. Hubungan kekaryawanan
Suatu organisasi secara hukum harus mengakui adanya serikat pekerja dan berunding
dengannya dengan itikad baik jika para karyawan organisasi tersebut menginginkan
adanya serikat pekerja untuk mewakili mereka.

B. K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)


1. Pengertian K3
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan
dan keselamatan kerja adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3
adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang
kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu
dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan
guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin
dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
2. K3 Pada on farm dan off farm

Gambar diatas menunjukkan penggunaan APD saat menyemprotkan pestisida di lahan


pertanian (on farm), APD tersebut antara lain yakni : sepatu boot, topi proyek/ topi biasa,
sarung tangan, masker, kacamata, dan pakaian yang menutup yakni lengan panjang dan celana
panjang, bisa juga ditambahkan celemek, atau pakaian khusus berbahan dasar semi karet.
Sama halnya dengan APD pada saat kegiatan off farm yakni bisa berbentuk dalam pabrik
olahan pangan dan furniture maka APD yang sering digunakan yakni sarung tangan, celemek,
sepatu tertutup, masker atau kacamata, dan shower cup.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA V. MANAJEMEN PEMASARAN

1. Definisi Pasar, Pemasaran, dan Lembaga Pemasaran


Pasar secara sempit didefinisikan sebagai lokasi dimana penjual dan pembeli bertemu
untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang atau jasa. Pasar dalam arti luas adalah
kondisi dilakukannya transaksi tanpa komunikasi tatap muka antara penjual dan pembeli.
Saat ini pasar tidak selalu memerlukan lokasi dan komunikasi tatap muka antara penjual
dan pembeli. Berikut ini didefinisikan pasar, pemasaran dan lembaga pemasaran:
Pasar Pemasaran Lembaga Pemasaran
Pasar terbentuk jika Proses aliran produk dari Badan usaha atau individu
terdapat sekelompok produsen primer ke konsumen yang menyelenggarakan
individu atau lembaga akhir, melalui lembaga pemasaran dengan
yang mempunyai pemasaran yang melakukan menjalankan fungsifungsi
kebutuhan atau keinginan fungsi-fungsi pemasaran untuk
pemasaran serta memenuhi
untuk dipenuhi, sesuai membentuk nilai guna (utility)
keinginan konsumen
dengan daya belinya, tempat, waktu, bentuk dan
bersedia untuk kepemilikan, bertujuan untuk
melakukan pertukaran. memuaskan
konsumen.

Biasanya konsumen akan memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa
margin pemasaran. Berikut ini juga merupakan beragam lembaga pemasaran yang digolongkan
menurut penguasaanya terhadap komoditi dan bentuk usaha;
1. Tengkulak: Lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan pertani,
tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak
pembelian.
2. Pedagang pengepul: Lembaga yang membeli komoditi pertanian dari tengkulak, bertujuan
mengefisienkan biaya transportasi.
3. Pedagang besar: Lembaga yang membeli komoditi pertanian dari pedagang pengumpul,
bertujuan meningkatkan efisiensi pelaksanaan fungsi pemasaran.
4. Agen penjualan: Lembaga yang membeli produk pertanian, baik yang sudah diolah maupun
yang belum dari pedagang besar untuk didistribusikan ke pengecer.
5. Pengecer: Lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer
merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil artinya kelanjutan
proses produksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dari
aktivitas pengecer dalam menjual produknya.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

2. Fungsi Pemasaran

Gambar 1. Bagan Fungsi Pemasaran

Pada gambar dibawah berikut telah disajikan pemasaran garam rakyat yang terjadi di
Desa Pangarengan Kabupaten Sampang, Maduara. Lembaga pemasaran yang terlibat
terdiri dari petambak garam, tengkulak, PT. Jaya Makmur Utama (pengolah garam),
Pedagang Besar, Agen Penjualan hingga ke konsumen. Pada setiap Lembaga Pemasaran
yang terlibat harus diidentifikasi :
1) volume yang diperdagangkan
2) periode waktu perhitungan
3) bentuk/karakteristik produk yang diperdagangkan.

Gambar 2. Saluran Pemasaran Garam


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Imbalan untuk lembaga pemasaran yang telah menyalurkan produk dari produsen ke
konsumen berupa keuntungan pemasaran, yang merupakan bagian dari margin pemasaran.
Margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen
dengan harga yang diterima oleh produsen. Secara grafis, margin pemasaran disajikan
pada Gambar 3. Pada gambar tersebut disajikan kurva permintaan dan penawaran primer
serta kurva permintaan dan penawaran sekunder. Dari kedua titik keseimbangan, yaitu di
tingkat pedagang pengecer dan di tingkat petani terbentuk harga keseimbangan. Selisih
kedua harga keseimbangan tersebut merupakan marjin pemasaran.

Gambar 3. Pembentukan Margin Pemasaran

Harga yang dibayarkan oleh konsumen merupakan harga di tingkat pengecer (Pr),
yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer dengan kurva penawaran
turunan. Sedangkan harga di tingkat petani (Pf) merupakan perpotongan antara kurva
permintaan turunan dengan kurva penawaran primer. Permintaan konsumen disebut
permintaan primer, sedangkan permintaan di tingkat petani disebut permintaan turunan.
Penawaran di tingkat petani disebut penawaran primer. Penawaran di tingkat konsumen
disebut penawaran sekunder. Margin pemasaran sama dengan selisih harga di tingkat
pengecer dengan harga di tingkat petani (M = Pr – Pf), pada saat jumlah produk tertentu
(Q*). Nilai marjin pemasaran merupakan perkalian antara marjin dengan jumlah produk
yang diperdagangkan (Nilai Marjin Pemasaran = (Pr – Pf) Q*).
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Ilustrasi !

Berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk menganalisis marjin pemasaran telur ayam
ras dari peternak sampai dengan konsumen. Tahapannya yaitu mulai dari peternak –
pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA VI. KEUANGAN AGRIBISNIS

1. Keuangan dan Manajemen Keuangan


Keuangan merupakan studi tentang upaya untuk memperoleh, memakai dan
mengontrol modal/equitas untuk kegiatan operasional perusahaan, agar kegiatan usaha
memperoleh keuntungan maksimum. Keuangan perusahaan disusun dalam bentuk laporan
keuangan.

Manajemen keuangan berkaitan dengan pengelolaan jumlah aset perusahaan,


kondisi perusahaan, efisiensi kerja perusahaan, dan keterampilan pengusaha dalam
menyediakan, memakai dan mengontrol modal untuk menghasilkan laba. Keuangan
pertanian dapat ditinjau dari makro dan mikro. Terdapat tiga hal yang dipelajari secara
makro yaitu,
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Tabel 1. Tinjauan Manajemen Keuangan

Tabel 2. Skema Laporan Neraca Keuangan


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Ilustrasi ! (Penyusunan Laporan Keuangan)

Berdasar data keuangan Perusahaan Agribisnis “Rahayu Sawit“ tersebut, disusun


laporan keuangan neraca dan rugi/laba.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Laporan keuangan membantu mendefinisikan dan mengenali masalah dan peluang


yang dihadapi perusahaan. Salah satu analisis laporan keuangan menggunakan rasio.
Analisis rasio keuangan merupakan indikator bagi keputusan manajerial dan bersifat
mudah dihitung, dibandingkan, dimengerti dan dikomunikasikan. Analisis rasio memiliki
keterbatasan, yaitu:
• Perbedaan metode akuntansi antar perusahaan mempengaruhi hasil analisis rasio.
• Jika dalam satu perusahaan mengubah penilaian persediaan, penyusutan, aktiva, maka
analisis rasio tidak bisa dibandingkan.
• Sangat ditentukan oleh faktor waktu.

2. Analisa Rasio Keuangan


Analisa rasio keuangan antara lain, rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio efisiensi operasional, sebagai berikut:
1. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Karena itu, istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang
berbeda-beda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja
perusahaan.
a. Rasio pendapatan (laba operasi bersih) terhadap penjualan : mencerminkan efisiensi
operasi dan kebijakan penetapan harga.
b. Rasio laba bersih terhadap penjualan : mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba.
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP
c. Rasio laba kotor = (penjualan – harga pokok penjualan) / penjualan : mencerminkan
harga yang diterima perusahaan untuk barang yang dijual.
d. Rasio laba bersih terhadap modal : berguna untuk menentukan kebijakan penanaman
modal perusahaan.
2. Rasio Likuiditas
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
dalam jangka pendek atau yang segera harus dipenuhi.
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
3. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajiban dalam jangka panjang.
Total Debt to Total Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva
4. Rasio Aktivitas
Rasio efisiensi, menunjukkan kemampuan manajemen mengoperasikan perusahaan
secara efisien.
Total Assets turn over atau Perputaran Total Aktiva
= Penjualan Bersih / Total Aktiva (Hasilnya dalam satuan hitung kali).

Anda mungkin juga menyukai