Karil Manajemen
Karil Manajemen
Karil Manajemen
ENDANG SUNARYA
ABSTRAK
Lapangan kerja yang terbatas membuat orang mencari jalan untuk berusaha agar tetap hidup
layak di masyakakat. Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluarnya. Wirausaha adalah orang
yang memiliki dan mengelola serta melembagakan usahanya secara mandiri. Dalam proses
mengelola usaha, aspek-aspek yang menjadi katalisator, yang dapat menyebabkan seseorang
menentukan karirnya sebagai wirausaha. Hal-hal yang mendorong seseorang memilih karir sebagai
wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar
belakangnya. Biografi seseorang dapat bermanfaat untuk melihat keterampilan dan kompetensi untuk
meningkatkan kewirausahaan, peningkatan nilai-nilai kewirausahaan dan pendorong untuk
mencetuskan ide-ide wirausaha. Wirausaha dalam hal ini adalah semangat yang ada pada distributor
Multilevel Marketing (MLM) yang meliputi Kreatifitas, Inovatif, kesabaran dan Kegigihan. Karir
dalam dalam hal ini adalah urutan aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku,
nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut. Sedangkan Peningkatan
karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang
dalam pekerjaanya.
Populasi penelitian adalah distributor MLM “X” yang ada di Kota Palembang, adapun sampel yang
diambil sejumlah 100 orang distributor yang aktif dengan mengunakan metode porposive sampling.
Sedangkan angket yang disebarkan sejumlah 125 dengan pertanyaan tertutup dengan mengunakan
skala likert. Pengelolaan data dan analisis data mengunakan bantuan program SPSS V.15 dengan
model Analisis Regresi Logistik.
Hasil uji signifikan menunjukkan ada pengaruh wirausaha terhadap peningkatan karir . Adapun
masing – masing variabel memiliki nilai sebagai berikut : Kreatifitas tidak berpengaruh terhadap
peningkatan karir. Variabel Inovatif tidak berpengaruh terhadap peningkatan karir. Variabel
Kesabaran berpengaruh terhadap peningkatan karir. Variabel kegigihan berpengaruh terhadap
peningkatan karir.
Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang memiliki gagasan (idea man) dan manusia kerja (man of
action) sering dikaitkan orang yang inovatif atau kreatif (Holt, 1992:85). Orang yang mendorong
perubahan sangat penting dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Wirausaha adalah
orang yang suka mengambil resiko dan mampu mengembangkanm kreatifitasnya. Schermerhorn
(1996:125) mengatakan terdapat ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan seorang wirausaha
(entrepreneur) yaitu mampu menentukan masa depannya sendiri, pekerja keras dalam mencapai
keberhasilan, selalu tergerak untuk
bertindak secara pribadi dalam mewujudkan tujuan menantang, memiliki toleransi terhadap situasi
yang tidak menentu, cerdas dan percaya diri dalam mengunakan waktu yang luang. Salah satu bentuk
wirausaha yang dapat menjawab permasalahan di atas adalah berusaha sendiri sebagai distributor
Multilevel Marketing (MLM). Konsep MLM merupakan salah satu metode pemasaran dengan
membuat jaringan (network). Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara
bertingkat dituntut memiliki kejelian berimprovisasi untuk mempengaruhi orang lain agar mau
bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Dalam menjalankan MLM tidak hanya
dibutuhkan kreatifitas, inovatif namun juga kegigihan dan kesabaran dalam memperoleh keberhasilan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh wirausaha terhadap peningkatan karir pada distributor Multi Level Marketing ?
1. Apakah ada pengaruh Kreatifitas terhadap peningkatan karir pada distributor Multilevel Marketing
?
2. Apakah ada pengaruh Inovatif terhadap peningkatan karir pada distributor Multilevel Marketing ?
3. Apakah ada pengaruh Kesabaran terhadap peningkatan karir pada distributor Multilevel Marketing
?
4. Apakah ada pengaruh Kegigihan terhadap peningkatan karir pada distributor Multilevel Marketing
?
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh wirausaha terhadap
peningkatan karir pada distributor MLM di Kota Palembang.
2
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada mulanya
berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha
berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa
jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang
memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak demikian. Menurut Jhingan pengusaha
mempunyai kreteria kualitas sebagai berikut, (1) energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang
baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam
perubahan dan perkembangan; (2) memperkenalkan perubahan tehnologi dan memperbaiki kualitas
produknya; (3) mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan, mengejar dan
menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 1999 : 426). George Gilder dalam The Spirit of
Enterprise, mengatakan “ Para wirausahawan adalah para inovator yang membangkitkan permintaan.”
Mereka adalah pembuat pasar, pencipta modal, pengembang peluang dan penghasilan tehnologi baru.
Dalam proses pembentukan wirausaha tersebut memerlukan pengembangan sumber daya manusia,
meliputi bagaimana orang melakukan aktifitas wirausaha dalam hal ini distributor MLM, tujuan
berwirausaha, proses pengambilan keputusan terjun ke MLM. Di dalam MLM distributor disebut
knowledge walker, orang-orang ini selalu belajar dan belajar dengan cepat, sehingga dapat bertahan
dan maju dalam karirnya. Pilihan menjadi wirausaha lewat MLM diperlukan kreativ, inovatif
keberanian mengambil resiko, mendorong perubahan dalam peningkatan karirnya. ( Riyanti D, 2002)
Bird memberikan beberapa pendapat yakni pertama, dipandang dari segi energi dan dorongan serta
daya fisik yang kuat sehingga ingin berkarir sebagai wirausaha (distributor) MLM. Kedua, wirausaha
(distributor), yang memulai pada usia tua, tidak memiliki masa karier yang panjang sebagaimana orang
muda, walaupun mungkin lebih cepat berhasil karena faktor pengalaman. (Bird, 1989 : 271)
Pengertian karir ditafsirkan beragam oleh para ahli sesuai disiplin ilmunya. Menurut Simamora
(2001:505) karir adalah “ Urutan akifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-
perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut”. Perencanaan karir
merupakan proses yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-
atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang hidup
memberikan sumbangan pemenuhan karir. Pendapat Ekaningrum (2002 : 256). Karir tidak lagi
diartikan sebagai adanya penghargaan institusional dengan meningkatkan kedudukan dalam hirarki
formal yang sudah ditetapkan dalam organisasi. Dalam paradigma tradisional, peningkatan karir
3
sering dianggap sinonim dengan persiapan untuk mobilitas ke jenjang lebih tinggi, sehingga karir akan
mendukung efektifitas individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya. Hal yang mendorong
seseorang memilih karir sebagai wirausaha distributor MLM, dapat diketahui melalui penilaian
kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Menurut Sumitro (2001 : 271) Pengalaman,
seperti yang dapat dilihat dari biografi seseorang, bermanfaat untuk melihat keterampilan, dan
kompetensi untuk meningkatkan kewirausahaan, peningkatan nilai-nilai kewirausahaan, dan
mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan.
Pengembangan karir (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya Hal –hal yang mendorong seseorang
memilih peningkatan karir sebagai wirausaha, dapat diketahui melalui penilaian kepribadian
khususnya pengalaman dan latar belakangnya.
Multi Level Marketing (MLM), Menurut Clothier (1996: 33) adalah “ Suatu cara atau metode menjual
barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor
lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya; pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba
eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total
kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor “. Atau yang dikenal pula dengan nama Network
Marketing (pemasaran secara jaringan), yaitu pemasaran produk atau jasa oleh seseorang atau
sekelompok orang independen yang membentuk jaringan kerja secara bertingkat. Multi Level
Marketing, istilah ini merujuk kepada sebuah sistem bisnis, di mana pemasaran produk atau jasa
dilakukan oleh individu (distributor) yang independen (artinya tidak terikat kontrak kerja dengan
perusahaan pengelola bisnisnya). Distributor ini lalu membentuk sebuah jaringan kerja untuk
memasarkan produk atau jasa. Dari hasil penjualan pribadi dan jaringannya, setiap bulan perusahaan
akan memperhitungkan bonus atau komisi sebagai hasil usahanya (Harefa, 1998 a :11). Struktur
jaringan MLM prinsipnya tidaklah berbeda dengan sistem distribusi barang lainnya. Masing- masing
orang dalam jaringan itu membeli barang-barang yang harganya tergantung kepada jumlah yang dibeli
dan menerima suatu persentase harga eceran sebagai labanya. Dalam MLM setiap distributor secara
pribadi telah diperkenalkan dengan bisnis ini oleh perusahaanya atau, yang lebih sering terjadi, oleh
distributor yang telah ada. Dalam MLM, distributor yang menjadi tenaga-tenaga penjualnya, dan
mereka mempekerjakan sendiri. Menurut Direct Sales Agents, MLM adalah sebuah asosiasi
wiraswastaan bebas dalam penjualan langsung dengan tujuan untuk menciptakan “ sebuah lembaga
yang cukup kuat untuk mewakili kepentingan-kepetingan para anggotanya dalam semua situasi
4
di mana untuk bertindak untuk bertindak sendiri tidak mencukupi. MLM menawarkan peluang untuk
membangun bisnis bagi orang biasa yang tidak mempunyai modal dan pengalaman. Sekalipun karir
sebagai distributor MLM sangat menjanjikan, namun meraih keberhasilan lewat jalur MLM bukanlah
hal yang mudah sebagaimana membalik telapak tangan.
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Berdasarkan kerangka pikir tersebut dapat dijelaskan, bahwa Peningkatan karir distributor MLM
dipengaruhi beberapa faktor diantaranya wirausaha yang meliputi kreatifitas, inovatif, kesabaran dan
kegigihan.
Populasi dalam penelitian ini adalah distributor yang telah bergabung secara aktif pada MLM di
Palembang. Pemilihan sampel berkaitan dengan bagaimana memilih respoden yang dapat memberikan
informasi yang mantap dan terpercaya untuk mendapatkan data yang diperlukan (Sanapiah, 1990: 25),
untuk mendapat sampel tersebut peneliti memilih distributor yang aktif pada MLM di Palembang.
Maka sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus sebanyak 100 orang. Sebagaimana dikemukakan
oleh Kerlinger (1992 :205), menyarankan pengunaan sampel besar, karena makin besar ukuran sampel
maka semakin kecil probabilitas terpilihnya sampel yang menyimpang. Teknik pengambilan sampel
secara non probability dengan metode purposive sampling.
1. Wirausaha (X) adalah aktifitas yang dilakukan distributor MLM yang meliputi kreatifitas, inovatif,
kesabaran dan kegigihan yang merupakan variabel bebas.
.1 Kreatifitas (X1) merupakan kemampuan untuk melakukan dengan lebih baik (to do things
better).
.2 Inovatif (X2) merupakan kemampuan melahirkan ide-ide yang mengabungkan dan melalukan
dengan cara berbeda (doing things differently).
W .3 KE
I SABARAN
R
.4 KE
A
GIGIHAN
U
S
A
H
PENINGKAT
A
AN KARIR
.1 5
K
R
E
A
T
I
F
I
T
A
S
.2
I
N
O
V
A
T
I
F
ini adalah
n
ada
menghada
.1
peningkatan
pi semua
K
karir atau
permasalah
e
tidak ada
an yang
s
peningkatan
timbul
a
karir.
dilapangan
b
(konsumen Berdasarkan
a
) dengan penjelasan
r
sabar. difinisi
a
operasional
n .2 Ke
semua
gigihan
variabel
( (X4)
dalam
X merupakan
penelitian
3 kemampua
ini, maka
) n untuk
jenis
m tetap ulet
variabel
e dan gigih
bebas
r dalam
berskala
u menghada
pengukuran
p pi semua
ordinal dan
a permasalah
untuk
k an serta
variabel
a mampu
terikat
n mengambil
berskala
keputusan.
pengukuran
k
nominal.
e
2.
m
Peningkata
a
n karir
m
individu
p
(Y) dalam
u
penelitian
a
4.1. Hasil dan Pembahasan
Hasil uji validitas yang merupakan rangkuman dari lampiran uji validitas untuk variabel kreatifitas
(X1), variabel inovatif (X2), variabel kesabaran (X3) dan variabel kegigihan (X4) dengan program
SPSS versi 15.0 didapatkan hasil bahwa dari butir pertanyaan semuannya valid dengan demikian
butir-butir dalam angket keempat variabel tersebut layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan variabel kreatifitas (X1), variabel inovatif (X2), variabel kesabaran (X3) dan
variabel kegigihan (X4) diketahui bahwa pada masing-masing variabel koefisien Alpha Cronbach >
0,5 yang mana menjelaskan bahwa semua variabel menunjukkan kuatnya reliabilitas. Oleh karena
itu, maka seluruh uji instrumen yang terdiri dari validitas dan reliabilitas terhadap data yang
dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam pengambilan keputusan penelitian.
Tabulasi silang antara distribusi kreatifitas, inovatif. kesabaran dan kegigihan terhadap peningkatan karir
dapat di lihat pada tabel di bawah :
Katagori
Kurang baik 0 0% 0 0 0
Distributor MLM dalam peningkatan karirnya, seorang up line menentukan target distributor down
line, dan distributor itu sendiri harus mencapai target tersebut. Seorang distributor down line secara
otomatis membantu up linenya untuk mencapai target, dan menentukan sendiri target distributor, hal
tersebut merupakan motivasi positip. Tidak ada seorangpun yang akan memarahi maupun dirugikan
kalau distributor tidak dapat memenuhi target. Ada beberapa faktor yang memiliki peran sangat
signifikan yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dalam peningkatan karir sebagai distributor
MLM, diantaranya, pertama jenis kelamin. Penelitian ini menunjukkan jenis kelamin wanita
memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding laki-laki. Sebagaimana pendapat Stain (1989 :240),
Bahwa dibanding laki-laki , perempuan cenderung lebih menonjol dalam pergaulan (people
oriented). Bahwa eksekutif perempuan memiliki hubungan interpersonal yang lebih intens dengan
mitra kerja atau karyawan dibanding dengan laki-laki. Perempuan lebih lunak di dalam menghadapi
kesalahan atau masalah pribadi mitra kerja atau karyawan, lebih mudah memaafkan dan bersikap
fleksibel terhadap masalah di kantor dibanding laki-laki. Kedua, Usia para distributor yang
mengawali usaha MLM sejak masih muda akan merasakan benar perbedaan ketika usaha mereka
mulai tumbuh besar dan mereka mulai matang dalam berbisnis. Mereka lebih realistik dalam
memacahkan masalah dalam hidup dengan pendekatan yang lebih common sense, hal ini dapat
dilihat dimana usia responden lebih banyak antara umur 20 s/d 25 tahun. Dimana usia tersebut masih
mencari bentuk dan belum MLM belum menjadi pilihn yang mantap. Robinson (1997:231)
mengemukakan, rata-rata orang yang berumur di bawah 40-43 tahun cenderung lebih memiliki self
confident tinggi dan tampil berani, bersemangat dan penuh energi. Selain itu diantara mereka banyak
terlibat dalam kegiatan amal, bersosialisasi dalam pergaulan di lingkungannya dengan lebih intens
dibanding ketika mereka lebih tua. Ketiga Pendidikan, dimana dari hasil penelitian menunjukkan
distributor lebih banyak berpendidikan SMA dan D3. Menurut Drucker (1988:233) pendidikan
menjadi faktor yang berperan di dalam kesuksesan seorang pengusaha dan manajer. Seorang yang
berlatar belakang sarjana umumnya memperlihatkan kemajuan dan pertumbuhan bisnis yang pasti
dibanding mereka yang berpendidikan rendah. Pendidikan memberikan kontribusi yang utama pada
kapabilitas yang dimiliki seseorang untuk menghadapi tantangan dalam karir dan pekerjaannya.
Berdasarkan hasil Analisis Regresi Logistik, diperlihatkan dua variabel kreatifitas dan inovatif tidak
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan karir. Hal ini sedikit bertentangan dengan pendapat
Wiratmo (1995:218) salah satu ciri dari seorang wiraswasta yang sukses adalah kemampuan kreatif
dan inovatif. Menurut Bird (1989:216) ada dua unsur yang terpenting dalam pengembangan bisnis,
yaitu kreatif-inovatif. Dalam hai ini kreatif – inovatif adalah seseorang yang mampu menemukan ide
baru yang segar ataupun penyempurnaan ide yang sudah ada. Hal ini dapat terjadi dikarenakan usia
responden yang relatif muda dan tingkat pendidikan yang setara SMA maupun D3. Sehingga dengan
kondisi tersebut serta ditambah dengan pengalaman yang masih relatif sedikit berakibat pada
kreatifitas dan inovatif belum muncul. Penyebab yang lain diantaranya kreatifitas dan inovatif hampir
memiliki persamaan persepsi, sehingga para distributor dalam proses perecanaan, presentasi peluang
usaha, dan pengembangan ide selalu meniru up linenya. Sehingga dapat disimpulkan selalu merasa
tidaka ada cara lain yang lebih baik untuk meyelesaikan masalah suatu tugas atau memecahkan
masalah tertentu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa disributor yang memiliki
9
karakteristik kreatifitas dan inovatif harus memiliki beberapa kemampuan diantaranya. Pertama,
mampu mencari peluang baru, mencipta dan menyempurnakan mekanisme dengan cara yang lebih
baik. Kedua, berkemampuan menciptakan ide-ide baru dalam kompetisi atau perubahan kondisi
lingkungan. Ketiga, tidak pernah puas dengan ide yang sudah ada dan selalu mencari cara baru untuk
menyelesaikan masalah.
Dua variabel lainnya yaitu kesabaran dan kegigihan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
karir, hal ini menunjukkan seorang distributor agar berhasil meniti karirnya harus memiliki kesabaran
dan kegigihan serta tidak pantang menyerah dalam menghadapi setiap permasalahan. Guna
mendukung kegigihan dan kesabarannya, seorang distributor harus memiliki kemampuan dasar
dalam salesmanship. Dimana ia diharapkan dapat menghadapi orang, berinteraksi, melakukan
pendekatan persuasif dan mengembangkan kepribadian yang menarik, sehingga orang lain tertarik
untuk diajak berkomunikasi dan bergaul dengan distributor.
Berdasarkan hasil peningkatan karir menunjukkan 49 orang berorientasi pada peningkatan karir
sebaliknya 51 orang berorientasi pada tidak ada peningkatan karir. Kondisi ini juga menunjukkan
distributor MLM hanya mengisi waktu luang sambil menunggu peluang berikutnya yang lebih
menjanjikan bagi masa depan mereka.
5.1. Kesimpulan dan Saran
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut secara umum wirausaha berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan karir. Secara khusus variabel kreatifitas dan inovatif tidak
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan karir sebaliknya variabel kegigihan dan kesabaran
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan karir seorang distributor.
Adapun saran yang dapat diajukan adalah perlunya dilakukan penelitian secara kualitatif untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam dan spesifik karena beberapa faktor, Pertama perbedaan
perusahaan MLM yang satu dengan lain agar dapat dianalisis secara menyeluruh. Kedua, perbedaan
peringkat yang diperoleh. Ketiga, etnis atau ras tertentu agar dapat dilakukan cross cultural.
Keempat, profesi sehari-hari (job day) subyek. Kelima, part time, distributor dengan full time
distributor agar dapat ditemukan lebih banyak lagi informasi bagi pengusaha MLM, calon pengusaha
MLM, ataupun pengusaha lainnya untuk mengambil insight positip dari karir sebagai distributor.
Keenam, lama keanggotaan, dan reward yang diterima sebagai distributor
Daftar Pustaka
Bird, Barbara J. (1989) Entrepeneurial Behavior, Glennview Illionis : Case Western Reserve
University.
Clothier, Peter J. (1996), Meraup Uang Dengan Multi-Level Marketing “ Pedoman Praktis Menuju
Network Selling Yang Sukses” , Penerbit Gramedia, Jakarta .
Ekaningrum Indri F, (2002), The Boundaryless Career Pada Abad ke –21, Jurnal Visi (Kajian
Ekonomi manajemen dan Akuntansi),Vol.IX. No.1 Februari 2002, FE Unika Soegijapranata
Semarang.
Drucker,P.J. (1988) Inovation and Entrepreneurship. New York : Happer and Row
Holt. D.H.. (1992), Entrepreneurship : New Venture Creation, Prentice Hall, New Jersey Jhingan,
M.L. (1999), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Jhingan, M.L. (1999), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Kerlinger,F,N, (1992) Foundation of Behavior Research (azas-azas Penelitian Behavioral).
Yogyakarta : Gadjah mada University Press,
Riyanti, B Dwi. (2002), Kecendrungan Inovasi, Proceeding Temu Ilmiah APIO, Psikologi Unair.
Sanapiah Faisal. (1990), Penelitian Kwalitatif, Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asih,Asah dan
Asuh, Malang
Schermerhorn. (1996), Management, John Wiley & Sons, New York, Fifth edition
Simamora Henry. (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta
Sumitro, Nana, (2001), Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia dari perspektip PIO,
Penerbit PIO Fakultas Psikologi UI , Depok