Pidana B 2008 1002

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

P U T U S A N

Nomor : 1002/Pid.B/2008/PN. Smg.

DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkara-


perkara pidana, pada peradilan tingkat pertama, dengan pemeriksaan acara biasa,
telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : FERDINANDO BIN GILES ADRIAN ;


Tempat lahir : Semarang ;
Umur : 30 Tahun / 19 Juli 1978 ;
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : J l. K a ka p N o. 4 5 Kel. Kuningan Kec. Semarang
Utara Kota Semarang ;
Agama : Islam ;
Pekerjaan : Swasta ;
Pendidikan : S -1 ;

Terdakwa di tahan dan berada dalam Rumah Tahanan Negara berdasarkan


Surat Perintah/Penetapan oleh ;
- Penyidik sejak tanggal 04-09- 2008 s/d 23-09-2008 ;
- Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 24-09-2008 s/d 02-11-2008 ;
- Penuntut Umum sejak tanggal 30-10-2008 s/d 18-11-2008 ;
- Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang sejak tanggal 13-11-2008 s/d
tanggal 12-12-2008 ;
- Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Semarang sejak
tanggal 13-12-2008 s/d tanggal 10-02-2009 ;
- Perpanjangan I Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 11-02-
2009 s/d 12-03-2009 ;
- Perpanjangan II Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Tengah sejak tanggal 13-03-
2009 s/d 11-04-2009 ;

Di persidangan Terdakwa yang didampingi oleh Penasihat Hukumnya :


FAIZ MUNABARI, SH, dan NOVEL AL BAKRIE, SH Advokat / Penasihat Hukum
pada Kantor Pengacara Faiz Munabari, SH dan Rekan, berkantor di Jalan Ulin II
2

No. 20 Banyumanik Semarang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24


Nopember 2008 ;
Pengadilan Negeri tersebut ;
Telah membaca keseluruhan berkas perkara No. 1002/Pid,B/2008
/PN.Smg. atas diri Terdakwa FERDINANDO BIN GILES ADRIAN beserta
lampiran-lampirannya;
Telah mendengar keterangan saksi-saksi maupun Terdakwa ;
Telah memperhatikan barang-barang bukti dan segala sesuatu yang terjadi
di depan persidangan dengan seksama ;
Telah mempelajari Requisitor Jaksa Penuntut Umum No. Reg. PKR : PDM-
281/SEMAR/10/2008 tanggal 18 Februari 2009 yang pada pokoknya menuntut
sebagai berikut :
1 Menyatakan Ferdinando bin Giles Adrian terbukti bersalah melakukan
tindak pidana “secara bersama-sama dengan sengaja melakukan
penganiayaan mengakibatkan mati” sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam pasal 351 (3) KUHP jo pasal 55 (1) ke-1 KUHP (dakwaan
kedua Penuntut Umum)
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 3
(tiga) tahun dikurangi selama Terdakwa ditahan, dengan perintah
tetap ditahan ;
3. Menyatakan barang bukti berupa : 11 (sebelas) senjata tajam berbagai
bentuk dirampas untuk dimusnahkan, sedangkan satu lembar baju kaos
switer dikembalikan ahli waris korban M. Darmadi yaitu saksi Susi Setiasih
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp
2.500,- (dua ribu rupiah) ;
Telah mempelajari pembelaan Penasehat hukum Terdakwa yang pada
pokoknya mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan Putusan :
1. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum, melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya ;
2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan ( Vrijspraak) atau setidak-
tidaknya melepaskan Terdakwa dari semua tuntutan hukum (ontslag van
alle rechtvervolging) ;
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, nama baik, kedudukan dan
harkat martabatnya ;
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Telah memperhatikan tanggapan Penuntut umum atas pembelaan


Penasehat hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya semula,
demikian pula duplik Penasehat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya tetap pada
pembelaannya semula ;
3

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri


Semarang, dengan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor. Reg. Perk :
PDM-281/SEMAR/10/2008 tanggal 10 Nopember 2008 sebagai berikut:

PERTAMA :
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bersama-sama dan
bersekutu dengan Jimy bin Giles Adrian (DPO), Rusdi alias Didik (DPO) pada hari
Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Agutsus 2008 bertempat di Jl. Kakap Kelurahan Kuningan
Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang atau setidak-tidaknya di tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negen Semarang, telah
dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan
terhadap orang yang mengakibatkan maut, adapun perbuatan Terdakwa
dilakukan sebagai berikut :
 Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agutsus 2008 sekira pukul 12.00 Wib
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bermaksud minta pekerjaan sebagai
keamanan pabrik anggur Cap Orang Tua, namun pabrik tersebut sudah
mempercayakan keamanan kepada Dedy Pramono ;
 Selanjutnya sekira pukul 12.30 Wib saat Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
sedang minum minuman beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik
anggur Cap Orang Tua, didatangi oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama Nasir dan Kiswo sehingga, terjadi perang mulut, kemudian
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian diajak keluar oleh Dedy Pramono ;
 Setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Dedy Pramono, Sucipto, Agung Setio
Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani pergi
ke Karaoke Green Jl. Hasanudin Semarang, namun saat itu Sucipto
mengajak Agung Setio Nugroho mendatangi rumah Terdakwa Ferdinando
bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang untuk menyelesaikan masalah
keamanan di pabrik anggur Cap Orang Tua ;
 Sesampainya di Jl. Kakap Semarang, Sucipto dan Agung Setio Nugroho
bertemu dengan Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian dan Jimy bin Giles
Adrian. Kemudian Sucipto menanyakan masalah keamanan dan limbah
pabrik anggur Cap Orang Tua, namun oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian dijawab "Lha Kamu Mau apa”kemudian Ferdinando bin Geles Adrian
memukul Sucipto sebanyak 3 kali dibagain perut dan mulut, lalu Agung
Setio Nugroho berusaha melerai namun juga ikut dipukul oleh Terdakwa
dipukul oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian pada bagian perut
sebanyak 2 kali, kemudian Sucipto dan Agung Setio Nugroho melarikan diri
4

dan menceritakan pemukulan tersebut kepada Dedy Pramono dkk yang


sedang berada di Karaoke Green JI. Hasanudin Semarang ;
- Selanjutnya sekira pukul 18.30 Wib Dedy Pramono, Sucipto, Agung Setio
Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Pingit Mahanani dengan membawa
senjam tajam, alat pemukul bersama-sama mendatangi rumah Terdakwa
Ferdinando bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang, dimana Terdakwa
Ferdinando bin Giles Adrian, Jimy bin Giles Adrian dan Rusdi alias Didik
sudah siap dengan senjata tajam jenis Pedang dan Clurit serta alat pemukul
guna menghadapi Dedy Pramono dkk ;
 Selanjutnya antara kelompok Dedy Pramono dan kelompok Ferdinando bin
Giles Adrian saling mengayunkan senjam tajam yang mereka bawa.
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian berhadapan dengan Pingit Mahanani
dimana Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian sempat terkena senjata
tajam Pingit Mahanani lalu Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian mundur
dan melawan korban M. Darmadi sedangkan Pingit Mahanani melawan
Rusdi alias Didik, kemudian posisi Rusdi alias Didik digantikan oleh Jimy bin
Giles Adrian. Pada saat Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian berhadapan
dengan korban M. Darmadi tersebut, Terdakwa mengayunkan senjatanya
mengenai telinga kiri korban M. Darmadi, kemudian menusuk dada kanan
M. Darmadi hingga tembus ke punggung. Setelah melihat M. Darmadi
menderita luka, lalu kelompok Dedy Pramono membubarkan diri ;
 Akibat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama-sama dengan Jimy bin Giles Adrian dan Rusdi alias Didil
tersebut, korban M. Darmadi meninggal dunia sesuai Visum et Repertum
No. 137/KK/B.9/KRST-LD/IX/2008 tanggal 28 Agustus 2008 yang dibuat
dan ditandatangani oleh dr. Gatoto Suharto, SH, Msi, Med. Spf dokter pada
Rumah Sakit Kariyadi Semarang ;

Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 170 ayat (2)
ke-3 KUHP ;

A TA U: KEDUA:
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian batik secara bersama-sama atau
bertindak sendiri-sendiri dengan Jimy bin Giles Adrian (DPO), Rusdi alias Didik
(DPO) sebagai orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta
melakukan, pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukut 18.30 Wib atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Agustus 2008 bertempat di Jl. Kakap
Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang atau setidak--
tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Semarang, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan mati
5

terhadap korban M. Darmadi, adapun perbuatan Terdakwa dilakukan sebagai


berikut :
 Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agutsus 2008 sekira pukul 12.00 Wib
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bermaksud minta pekerjaan sebagai
keamanan pabrik anggur Cap Orang Tua, namun pabrik tersebut sudah
mempercayakan keamanan kepada Dedy Pramono ;
 Selanjutnya sekira pukul 12.30 Wib saat Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
sedang minum minuman beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik
anggur Cap Orang Tua, didatangi oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama Nasir dan Kiswo sehingga, terjadi perang mulut, kemudian
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian diajak keluar oleh Dedy Pramono ;
 Setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Dedy Pramono, Sucipto, Agung Setio
Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani pergi
ke Karaoke Green Jl. Hasanudin Semarang, namun saat itu Sucipto
mengajak Agung Setio Nugroho mendatangi rumah Terdakwa Ferdinando
bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang untuk menyelesaikan masalah
keamanan di pabrik anggur Cap Orang Tua ;
 Sesampainya di Jl. Kakap Semarang, Sucipto dan Agung Setio Nugroho
bertemu dengan Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian dan Jimy bin Giles
Adrian. Kemudian Sucipto menanyakan masalah keamanan dan limbah
pabrik anggur Cap Orang Tua, namun oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian dijawab "Lha Kamu Mau apa”kemudian Ferdinando bin Geles Adrian
memukul Sucipto sebanyak 3 kali dibagain perut dan mulut, lalu Agung
Setio Nugroho berusaha melerai namun juga ikut dipukul oleh Terdakwa
dipukul oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian pada bagian perut
sebanyak 2 kali, kemudian Sucipto dan Agung Setio Nugroho melarikan diri
dan menceritakan pemukulan tersebut kepada Dedy Pramono dkk yang
sedang berada di Karaoke Green JI. Hasanudin Semarang ;
- Selanjutnya sekira pukul 18.30 Wib Dedy Pramono, Sucipto, Agung Setio
Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Pingit Mahanani dengan membawa
senjam tajam, alat pemukul bersama-sama mendatangi rumah Terdakwa
Ferdinando bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang, dimana Terdakwa
Ferdinando bin Giles Adrian, Jimy bin Giles Adrian dan Rusdi alias Didik
sudah siap dengan senjata tajam jenis Pedang dan Clurit serta alat pemukul
guna menghadapi Dedy Pramono dkk ;
 Selanjutnya antara kelompok Dedy Pramono dan kelompok Ferdinando bin
Giles Adrian saling mengayunkan senjam tajam yang mereka bawa.
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian berhadapan dengan Pingit Mahanani
dimana Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian sempat terkena senjata
6

tajam Pingit Mahanani lalu Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian mundur
dan melawan korban M. Darmadi sedangkan Pingit Mahanani melawan
Rusdi alias Didik, kemudian posisi Rusdi alias Didik digantikan oleh Jimy bin
Giles Adrian. Pada saat Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian berhadapan
dengan korban M. Darmadi tersebut, Terdakwa mengayunkan senjatanya
mengenai telinga kiri korban M. Darmadi, kemudian menusuk dada kanan
M. Darmadi hingga tembus ke punggung. Setelah melihat M. Darmadi
menderita luka, lalu kelompok Dedy Pramono membubarkan diri ;
 Akibat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama-sama dengan Jimy bin Giles Adrian dan Rusdi alias Didil
tersebut, korban M. Darmadi meninggal dunia sesuai Visum et Repertum
No. 137/KK/B.9/KRST-LD/IX/2008 tanggal 28 Agustus 2008 yang dibuat
dan ditandatangani oleh dr. Gatoto Suharto, SH, Msi, Med. Spf dokter pada
Rumah Sakit Kariyadi Semarang ;
Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 351 ayat (3)
KUHP Jo Pasal 55 ayat(1)ke-1 KUHP ;

A TA U: KETIGA :
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian pada hari Kamis tanggal
28 Agustus 2008 sekira pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan Agutsus 2008 bertempat di Jl. Kakap Kelurahan Kuningan Kecamatan
Semarang Utara, Kota Semarang ataun setidak-tidaknya di tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, telah secara tanpa
hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnva,
menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai
persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
senjata pemukul, senjata penikam atau senjata penusuk (slaag, steek of
stootwapen), adapun perbuatan Terdakwa dilakukan sebagai berikut :
 Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukul 12.00 Wib
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bermaksud minta pekerjaan sebagai
keamanan pabrik anggur Cap Orang Tua, namum pabrik tersebut sudah
mempercayakan keamanan kepada Dedy Pramono;
 Selanjutnya sekira pukul 12.30 Wb saat Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
sedang minum minuman beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik
anggur Cap Orang Tua, didatangi oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama Nasir dan Kiswo sehingga, terjadi perang mulut, kemudian
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian diajak keluar oleh Dedy Pramono ;
 Setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Sucipto mengajak Agung Setio Nugroho
7

mendatangi rumah Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian di Jl. Kakap


Semarang untuk menyelesaikan masalah keamanan di pabrik anggur Cap
Orang Tua. Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian yang saat itu sedang
duduk-duduk di samping rumahnya Jl. Kakap No. 45 Semarang melihat
kedatangan Sucipto dan Agung Setio Nugroho segera mengambil dan
membawa senjata tajam jenis pedang kemudian memukul Sucipto dan
Agung Setio Nugroho dengan tangan kosong, kemudian Sucipto don Agung
Setio Nugroho melarikan diri dan menceritakan pemukulan tersebut kepada
Dedy Pramono dkk yang sedang berada di Karaoke Green Jl. Hasanudin
Semarang ;
 Selanjutnya sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa didatangi oleh Dedy
Pramono, Sucipto, Agung Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno,
Pingit Mahanani. Kemudian Terdakwa menggunakan senjata tajam jenis
pedang tersebut untuk membacok dan menusuk korban M. Darmadi hingga
akhirnya meninggal dunia ;
Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 2 ayat (1)
UU No. 12/Drt/ 1951.

Menimbang, bahwa setelah dakwaan dibacakan di depan persidangan,


Penasihat Hukum Terdakwa telah menyampaikan keberatan/eksepsi terhadap
surat dakwaan yang diajukan pada tanggal 04 Desember 2008 dan Penuntut
Umum telah pula mengajukan tanggapannya tertanggal 11 Desember 2008 ;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa dan


tanggapan Penuntut Umum tersebut, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan
Sela Nomor : 1002/Pid,B/2008/PN.Smg., tanggal 16 Desember 2008 yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
- Menolak keberatan Penasehat Hukum Terdakwa FERDINANDO Bin
GILES ADRIAN tersebut di atas untuk seluruhnya ;
- Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Semarang Nomor Reg. Perk. PDM 281/SEMAR/10/2007 tanggal 10
Desember 2008 atas nama Terdakwa tersebut adalah sah menurut
hukum ;
- Memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan
Terdakwa tersebut di depan persidangan umum Pengadilan Negeri
Semarang ;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya oleh Penuntut Umum


di persidangan telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah pada
pokoknya memberikan sebagai berikut :
8

1. Saksi : SUSI SETIASIH bt ROHMAN


 Bahwa saksi adalah istri korban Martinus Darmadi pada yang telah
meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 akibat peristiwa
pengeroyokan yang terjadi di jalan Kakap ;
 Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut sekitar jam 22.00 karena polisi
yang datang mengabarkan keadaan yang dialami suaminya dan saat itu
sudah ada di rumah sakit, mendengar hal tersebut saksi langsung pingsan;
 Bahwa selanjutnya orangtuanya pergi ke rumah sakit Kariadi. Sekitar jam
01.00 jenazah dibawa kerumah ;
 Bahwa setelah kejadian saksi mendapat kabar bahwa suaminya meninggal
dunia karena dikeroyok di Jl. kakap oleh Ferdinan dan kelompoknya ;
 Bahwa luka ditubuh suami saksi katanya diperut dan leher karena ditusuk
dengan tombak ;
 Bahwa saksi dan suaminya tinggal di Bom Lama yang jarak dengan jl.
Kakap jauh sekali. Dalam peristiwa pengeroyokan tersebut yang
mendatangi tempat kejadian adalah suami saksi dan teman-temannya,
mereka menuju ke tempat Ferdinand dengan sebelumnya minum-minum
dulu ;
 Bahwa kerja sehari-hari suami saksi membeli seng-seng bekas yang
kemudian dijual ke Kokrosono. Setahu saksi selama ini korban tidak punya
musuh dan tidak pernah berkelahi ;
 Bahwa korban tidak pernah membawa senjata. Akan tetapi korban sering
keluar malam dan mabuk ;
 Bahwa saksi tidak tahu seberapa besar tombak yang katanya ditusukan ke
korban, sebab keterangan ini didapatnya dari bapak saksi, dan bapak
mendengar cerita dari orang-orang/tetangga, tetapi tidak tahu siapa yang
pertama yang mengabarkan hal tersebut ;

2. Saksi : AGUNG SETIO bin SUPARDI


 Bahwa saksi mengetahui Terdakwa diajukan di persidangan dalam perkara
ini karena adanya perkelahian yang terjadi di Jalan Kakap pada hari Kamis,
tanggal 28 Agustus 2008 jam 18.30 dimana saksi ikut serta dalam
perkelahian itu ;
 Bahwa yang ikut dalam peristiwa tersebut selain saksi, Cipto, Suwarno
Pingit, Darmadi, yang lainnya saya tidak kenal sekitar 15 orang ;
 Bahwa saksi tidak tahu penyebab terjadi peristiwa tersebut, hanya awalnya
saksi diajak Cipto minum-minum di Grand Karaoke, lalu diajak ke tempat
Ferdi (Terdakwa ). Disana setelah ribut Cipto dipukul Terdakwa , lalu saksi
berusaha memisahnya tapi malahan kena pukul. Kemudian saksi lari pulang
9

ke rumahnya dan selanjutnya bersama-sama dengan teman-temannya


mendatangi rumah Terdakwa dengan membawa senjata ;
 Bahwa saat itu saksi membawa gobang, cipto membawa gobang, Pingit
membawa gobang dan Suwarno membawa kayu serta Darmadi membawa gobang
 Bahwa saksi dan temannya membawa gobang, karena saat kedatangan
saksi dan Cipto ketempat Terdakwa yang pertama, Terdakwa ada
membawa gobang ;
 Bahwa benar dalam peristiwa tersebut ada korban yaitu Darmadi. Akan
tetapi saksi tidak mengetahuinya siapa yang membawa korban ke Rumah
sakit, karena setelah kejadian saksi langsung pulang ;
 Bahwa saksi tidak mengetahui ketika Terdakwa berkelahi melawan
Darmadi karena suasana saat perkelahian dalam keadaan Hujan, walaupun
ada sinar lampu, namum saksi tidak mengetahuinya saat Terdakwa
melukai Darmadi ;
 Bahwa dalam perkelahian tersebut senjata saksi mengenai tubuh paman
Terdakwa sebanyak dua kali di bagian kepala dan tangannya ;
 Bahwa sesungguhnya saksi dan temannya datang bersama-sama ke rumah
Terdakwa dengan maksud untuk menjelaskan duduk permaslahan yang
terjadi, tapi belum sempat dijelaskan langsung terjadi perkelahian ;
 Bahwa kelompok saksi tidak ada yang masuk kerumah Ferdi, hanya dijalan
depan rumah Terdakwa , dan perkelahian didepan pintu rumah berjarak
sekitar + 2m. Saat itu kelompok Terdakwa sudah berada di luar rumah ;
 Bahwa perkelahian bubar karena ada Patroli Polisi datang ;
 Bahwa saksi tidak tahu barang bukti berupa senjata tajam tersebut milik
siapa saja. Namum seingatnya senjata Terdakwa berupa Gobang dan
bergerigi ;
 Bahwa saat pertama saksi datang, Terdakwa ada di gapura dekat
rumahnya, dengan memakai sarung ;
 Bahwa saksi tidak melihat Darmadi berkelahi dengan Terdakwa dan saksi
tidak tahu kalau Darmadi meninggal akibat perkelahian tersebut ;

3. Saksi : PINGIT MAHANANI bin MARTO WIYONO


 Bahwa ada peristiwa tawuran pada hari rabu, tanggal 28 Agustus 2008
sekitar jam 19.00 di Jl. Kakap Kuningan Semarang, saksi juga ikut tawuran ;
 Bahwa awalnya ketika saksi sedang berada di Grand karaoke kemudian
medengar kalau Agung dan Cipto telah dipukul oleh Terdakwa . Cerita
tersebut diperolehnya dari Suwarno yang ditelepon Cipto. Mendengar hal
tersebut, seketika itu juga mereka berbondong-bondong datang ke rumah
10

Terdakwa dengan membawa senjata yang maksud awalnya adalah untuk


minta penjelasan kenapa Cipto dipukuli ;
 Bahwa sebelumnya juga ada masalah soal pekerjaan di Pabrik anggur Cap
orangtua soal keamanan, antara Dedi dengan Terdakwa ;
 Bahwa saat perkelahian tersebut Darmadi juga ikut berkelahi melawan
Terdakwa dan pamannya yang bernama Didik ;
 Bahwa suasana saat itu Hujan dan temaram namum dapat dilihatnya saat
itu Darmadi membawa clurit dan Terdakwa membawa gobang saksi saat
itu berada sekitar 3m dengan mereka berkelahi ;
 Bahwa sewaktu bertemu Terdakwa tidak ada pembicaraan, seperti rencana
semula karena langsung terjadi tawuran, ketika saksi sedang berkelahi
dengan Terdakwa , Darmadi maju mengejar Terdakwa bersama Kenthus,
karena semua fokus pada Terdakwa , lalu dihadang oleh Didik dan Darmadi
kena tusuk Terdakwa di bagian iga dan berteriak : aku kena”. Perkelahian
terus berlangsung sampai patroli datang, suasana kacau, selanjutnya saksi
tidak lihat Darmadi ;
 Bahwa yang membawa Darmadi ke rumah sakit adalah penduduk di sekitar
kejadian dengan menggunakan angkot. Saksi langsung pergi, karena ada
patroli polisi ;
 Bahwa senjata Terdakwa tidak ada sebagai barang bukti, karena senjata
Terdakwa seingatnya terbuat dari stainles dan bergerigi ;

4. Saksi : SUWARNO als KENTHUS bin ATAM


 Bahwa saksi mengetahui Terdakwa diajukan dalam persidangan ini karena
terjadinya perkelahian pada hari Rabu tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam
18.00 didepan rumah Terdakwa dan saksi juga ikut serta dalam
perkelahian tersebut dengan membawa senjata tajam ;
 Bahwa awalnya Cipto dipukul Terdakwa , tapi penyebabnya saksi tidak
mengetahuinya. Saat itu saat saksi sedang minum di Grand karaoke telah
ditelepon Cipto dan menceritakan kejadiannya, kemudian saksi diajak
datang kerumah Cipto. Oleh karenanya saksi pulang dahulu untuk
mengambil senjata ;
 Bahwa jarak antara rumah Cipto dengan Terdakwa sekitar 100 meter.
Dalam perkelahian tersebut kelompok saksi + 10 orang, yakni saksi, Cipto,
Darmadi, Pingit, Agung itu yang dikenal ;
 Bahwa perkelahian tidak ada pembicaraan dahulu, langsung tawuran saling
lempar batu. Saksi berkelahi dengan Terdakwa . Darmadi juga berkelahi
dengan Terdakwa , saat itu saksi disebelah kanan Darmadi. Jadi Terdakwa
dikeroyok Darmadi, saksi dan Pingit ;
11

 Bahwa sebelum Darmadi terkena awalnya ia maju menyerang Terdakwa ,


sehingga mereka saling pukul dan saling membacok, Terdakwa kena
bacok duluan di bagian kepala dan saat Darmadi kena di bagian dada dan
kepala ia terus berteriak : aku kena” terus mundur ;
 Bahwa setelah kejadian baru saksi mengetahui kalau akhirnya Darmadi
meninggal dunia ;

5. Saksi : ABDUL HARIS bin ABDUL KOWE


 Bahwa saksi adalah anggota kepolisian mengetahui kejadian perkara ini
pada Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 17.45 wib di Jl. Kakap
Semarang, dimana sebelumnya saksi mendapat telepon dari masyarakat
akan ada penyerangan. Lalu saksi datang sendirian dan mendapatkan
Terdakwa di rumahnya dekat rumah Rusdi sedang membawa senjata
tajam, kemudian ditanya oleh saksi : ada apa sampai bawa senjata” dijawab
Terdakwa : saya mau diserang kelompok Dedy”. Lalu saksi perintahkan
untuk membuang senjatanya, pokoknya saksi yang bertanggungjawab dan
menjamin keselamatannya. Sambil menunggu dan berjaga saksi sempat
ditawari minum oleh ibu Terdakwa sedangkan di dalam rumah Terdakwa
saat itu ada banyak orang, tamu-tamu sesama petinju dan juga keluarganya
 Bahwa setelah beberapa lama menunggu saksi hendak ke warung kopi
mencari minum yang jaraknya tidak lebih 50 m dan saat itu terjadi
penyerangan. Saksi tidak mendengar penyerangan itu, karena sedang
memakai helm yang tertutup dan gerimis ;
 Bahwa saat saksi kembali ternyata pengeroyokan sudah selesai, dan ada
korban bernama Didik yakni paman Terdakwa yang kemudian saksi suruh
membawanya ke rumah sakit, demikian juga Terdakwa Ferdinan juga
bersimbah darah dan juga neneknya yang tidak dapat berjalan karena
katanya kena tendang. Saat itu ada info akan ada penyerangan lagi, kemudian
saksi minta bantuan sehingga datang Patroli dari Polsek Semarang Utara ;
 Bahwa saksi bertugas di daerah tersebut sebagai provost. Sehingga
masyarakat di daerah sekitar Terdakwa dan juga kelompok Dedy sudah
mengetahui keberadaan saksi dan tugas yang diembannya ;
 Bahwa saat kejadian saksi tidak mengetahui kalau ternyata ada korban lain
yang bernama Darmadi sehingga akhirnya meninggal dunia ;
 Bahwa seingat saksi saat bertemu dengannya bentuk senjata Terdakwa
agak panjang dan bergerigi tidak ada diajukan sebagai barang bukti ;
 Bahwa mengenai BAP saksi No. 6, penyidik salah mengetik. Sebenarnya
yang dimaksud 15 orang adalah kelompok Dedy yang sudah menunggu di
belakang rumah Terdakwa . Sedangkan di rumah Terdakwa hanya
tetangga dan keluarga Terdakwa yang ada di tempat kejadian ;
12

 Bahwa soal 15 orang itu, sebelumnya saksi bertanya : siapa yang


menyerang” kemudian ada yang menjawab : Dedy, sekarang sudah ada di
belakang rumah berjumlah 15 orang” lalu saksi menyatakan : saya yang
bertanggung jawab, simpan/ buang saja senjatanya” ;
 Bahwa oleh karena itulah saat dilakukan penyerangan semula Terdakwa
tidak ada membawa senjata karena sudah dibuangnya. Demikian pula saat
itu pakaian yang dipakai Terdakwa adalah celana dan sarung dan
Terdakwa tidak nampak sedang bersiap-siap untuk menghadapitawuran
atau pengeroyokan ;

6. Saksi : DEDY PRAMONO Bin ARIS SUNARDI (dibacakan dari berita acara
pemeriksaan di penyidikan)
 Bahwa penganiayaan yang dilakukan Terdakwa dan temannya dilakukan di
depan rumah Jl. Kakap Kel. Kuningan Kec. Semarang Utara pada hari Kamis,
tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 18.30 wib ;
 Bahwa akibat penganiayaan tersebut ada korban yaitu teman- temannya
yang bernama Darmadi dan Sucipto ;
 Bahwa korban Darmadi ada luka pada bagian kepala bawah telinga dan
dada kanan bawah sehingga akhirnya meninggal dunia di RS. Kariadi ;
 Bahwa awal mula kejadian adanya perebutan sebagai keamanan di daerah
pabrik anggur Jl. Kakap yang awalnya sebagai keamanan adalah Suhartopo
al Topo, kakak saksi. Namum setelah kakanya meningga dunia tugas
tersebut akan direbut oleh Terdakwa ;
 Bahwa saksi tidak ikut dalam tawuran tersebut dan tidak ada membawa
senjata ;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum membacakan Visum et Repertum


tanggal 28 Agustus 2008 yang dibuat Dokter Rumah Sakit Umum Pusat Dokter
Kariadi Semarang, atas diri korban Darmadi yang menyimpulkan :
“Ditemukan tanda-tanda kekerasan tajam berupa luka tusuk pada dada
kanan, yang menembus sampai punggung kanan, luka iris pada telinga
kiri, anggota gerak atas. Dari pemeriksaan dalam ditemukan luka tusuk
pada paru kanan dan hati, patah tulang iga kanan keenam dan ketujuh.
Sebab kematian pendarahan hebat akibat luka tusuk di dada “ ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan


saksi yang meringankan Terdakwa ;
1. Saksi : D J O N I
13

 Bahwa sakasi mengetahu terjadinya perkara perkelahian pada hari Kamis,


tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di Jl. Kakap Semarang di
depan rumah Terdakwa. Saat itu saksi dan Sutrisno sedang berteduh dekat
rumah Terdakwa. Kemudian datang serombongan orang dengan membawa
gobang sambil berteriak : bakar rumah dan bunuh Ferdi” ;
 Bahwa cuaca saat itu hujan tetapi masih jelas pandangannya. Saat
dilakukan penyerangan sebelumnya Terdakwa ada di dalam rumahnya, lalu
keluar dengan memakai sarung tanpa membawa senjata. Seketika itu juga
Terdakwa dilempari batu dan diserang. Karena temannya yang bernama
Sutrisno juga terkena lemparan batu maka lalu saksi mengajaknya pulang
menyelamatkan diri ;
 Bahwa saksi semapat melihat paman terdarah yang bernama Didik juga
menjadi korban karena ada dilihatnya berdarah di tubuhnya dan nenek
Terdakwa dilihatnya terjatuh ;
 Bahwa penyerang berhenti dan pergi sebelum patroli polisi datang. Saksi
tidak mendengar kalau dalam peristiwa penyerangan tersebut ternyata ada
korban yang sampai meninggal dunia ;
 Bahwa sepengetahuan saksi Terdakwa sebelumnya tidak pernah berkalahi
di kampungnya, karena Terdakwa adalah mantan seorang petinju
profesional dan hanya bertinju di ring tinju ;
 Bahwa saksi tahu keadaan Terdakwa setelah polisi datang, karena saat itu
saksi kembali datang ke tempat kejadian untuk melihatnya dan melihat
Terdakwa dalam keadaan luka-luka dan berdarah ;

2. Saksi : S U T R I S N O
 Bahwa saksi mengetahu perkara perkelahian yang terjadi pada hari Kamis,
tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di Jl. Kakap Semarang di
depan rumah Terdakwa. Saat itu saksi dan Djoni setelah dari masjid sedang
berteduh dekat rumah Terdakwa. Kemudian datang serombongan orang
dengan membawa gobang sambil berteriak : bakar rumah dan bunuh Ferdi”
 Bahwa sewaktu penyerangan Terdakwa ada di dalam rumah, lalu keluar
dengan memakai sarung tanpa membawa senjata. Terdakwa dilempari batu
dan diserang. Karena saksi juga terkena lemparan batu lalu pulang ;
 Bahwa kenal dengan Terdakwa karena bertetangga. Namum, saksi tidak
kenal dengan para penyerangnya ;

3. Saksi : S U G I H A R T O
 Bahwa saksi mengetahui kejadian penyerangan di rumah Terdakwa
sehabis mahgrib pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam
19.00 wib di Jl. Kakap Semarang di depan rumah Terdakwa. Saat itu saksi
14

sehabis pulang kerja membangun proyek jembatan ada mengobrol di


warung dengan Didik dan seorangtua yang tidak kenal sedang berteduh
diteras warung depan seberang jalan dengan rumah Terdakwa sambil
membicarakan tentang burung. Tiba-tiba datang segerombolan orang
sambil berteriak-teriak : bunuh dan bakar Ferdi”. Lalu semua pada lari.
Karena tidak sempat lari, saksi tetap disitu. Sedangkan Didik lari pulang,
karena ada bebatuan bekas proyek ia terpeleset dan terjatuh ;
 Bahwa saksi saat itu melihat Terdakwa keluar dari rumah hendak menolong
Didik yang terjatuh dan diserang oleh massa. Terdakwa saat itu tidak
membawa senjata. Karena ketakutan saat itu saksi terus lari pulang ke
rumahnya ;
 Bahwa saksi ada melihat korban paman Terdakwa saat jatuh dan diserang
massa dengan senjata, dan sempat dilihatnya pula nenek Terdakwa juga
terjatuh karena kena ditendang para penyerangnya sewaktu akan menolong
Didik ;
 Bahwa yang menyerang Terdakwa dan keluarganya memang banyak
orang, tetapi yang maju duluan sekitar 15 orang dengan membawa senjata
tajam. Dan para penyerang begitu saja mundur setelah Didik dan nenek
Terdakwa terjatuh ;

4. Saksi : NASSER ZULFIKAR HASSAN


 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang saksi berada di rumah Terdakwa sedang
membicarakan pekerjaannya dengan Terdakwa karena baru mengirim
sejumlah pasir dan batu untuk proyek perbaikan jalan ;
 Bahwa dalam rumah Terdakwa saat itu ada saksi dan keluarga keluarga
Terdakwa. Sama sekali tidak ada persiapan menghadapi penyerangan;
 Bahwa pada pagi hari sewaktu sedang mengantar material, ada
segerombolan orang di depan pabrik anggur, dimana Terdakwa adalah
pengawas proyek pembangunan jalan. Siangnya, Terdakwa dipanggil salah
satu gerombolan itu, Terdakwa mendekatinya, lalu saksi mendengar botol
dipecahkan dan Terdakwa akan ditusuk. Namum saksi tidak tahu
kelanjutannya karena masalahnya sudah selesai dan saksi pulang ke
rumahnya. Sorenya karena ditelepon Terdakwa hendak totalan barang yang
telah dikirimnya, maka saksi datang ke rumah Terdakwa ;
 Bahwa ketika gerombolan penyerang datang, Terdakwa saat itu memakai
sarung sedang berbincang-bincang dengan saksi sehingga Terdakwa tidak
ada membawa senjata. Begitu pula di tempat Terdakwa tidak ada massa
atau anak buah Terdakwa karena Terdakwa tidak punya massa atau anak
buah ;
15

 Bahwa saksi baru mengetahui penyebab permasalahan yang menimbulkan


kejadian pengeroyokan terhadap Terdakwa ini setelah dikepolisian, katanya
Terdakwa akan mengambil alih keamanan pabrik anggur ;
 Bahwa setahu saksi akibat pengeroyokan tersebut ada yang masuk rumah
sakit yaitu Didik dan Nurlaila (paman dan nenek Terdakwa) ;

5. Saksi : S I S W A N T O
 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang ketika saksi sedang berteduh kira-kira 7-10 meter dari
tempat Terdakwa , saksi mendengar ada suara : “serbu”. Lalu saksi turun ke
jalan dan melihat dari jauh ada serombongan orang membawa senjata,
karena takut lalu saksi lari kekampung ;
 Bahwa saksi saat itu saksi sehabis kerja di rumah Terdakwa sehingga saksi
melihat Terdakwa tidak ada persiapan untuk menghadapi penyerangan ;
 Bahwa tidak tahu kalau akibat pengeroyokan tersebut ada orang yang
meninggal dunia ;

6. Saksi : ASMARA KIJO


 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang ketika sedang berteduh kira-kira 7-10 meter dari
tempat Terdakwa. Kemudian datang segerombolan orang berjumlah sekitar
20 orang mendatangi rumah Terdakwa sambil membawa senjata tajam ;
 Bahwa kemudian dilihatnya Terdakwa keluar rumah dan turun ke jalan dan
melihat perkelahiannya, Terdakwa hanya bertiga dibantu oleh paman dan
adiknya. Ketika para penyerang menyerang Terdakwa dengan membabi
buta dan bersama-sama dengan senjata tajam, saksi menjadi takut dan lari
masuk kampung menyelamatkan diri ;
 Bahwa setelah polisis datang saksi kembali lagi ke tempat kejadian untuk
melihat kejadian dan dilihatnya ada korban yaitu Terdakwa, pamannya Pak
Didik dan seorang wanita nenek Terdakwa ;

7. Saksi : R U S D I als DIDIK (tidak disumpah / keterangan) :


 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang. Para penyerang datang, sambil dengan berteriak :
“serang-serang” melihat kejadian tersebut saksi berlari ingin melerai namum
terjatuh dan kena bacok, Kemudian datang Terdakwa dan ibunya datang
mau menolong namum kena bacok juga di bagian lutut kanannya,
sedangkan Terdakwa juga dihujani senjata tajam di tubuhnya ;
16

 Bahwa saksi tidak tinggal di rumah Terdakwa. Namum, saat kejadian saksi
sedang di rumah Ibu/Terdakwa dan dilihatnya mereka sedang
membicarakan “sirtu” ;
 Bahwa akibat penyerangan tersebut saksi terluka di bagian tangan
kanannya sehingga harus dijahit sampai dengan 15 jahitan, punggung
belakang, dan kepala juga luka disabet dengan senjata tajam ;
 Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membacoknya. Tapi dari penyidik
katanya yang membacoknya adalah Agung ;
 Bahwa saat penyerangan Terdakwa ada di sebelah kanan depan saksi,
karena saksi terjatuh lalu ditarik oleh Terdakwa. Saat itu dilihatnya
Terdakwa sudah bersimbah darah ;
 Bahwa saksi tidak dapat melakukan perlawanan karena jatuh tertelungkup
dan langsung disabet dengan senjata tajam ;
 Bahwa ibu saksi kena bacok saat Terdakwa dan saksi mundur, kemudian
ibunya datang dan kena bacok dibagian lututnya ;
 Bahwa sebelum kejadian sebenarnya telah datang seorang anggota polisi
yang bernama Abdul Haris, setelah bicara dengan Terdakwa, Terdakwa
lantas masuk ke dalam rumah, sedangkan polisi Abdul Haris ke luar rumah.
Sehingga waktu penyerangan polisi yang bernama Abdul Haris tidak ada ;
 Bahwa sebelumnya tidak ada ancaman untuk Terdakwa maupun
keluarganya ;
 Bahwa bajunya yang bersimbah darah tidak ada dijadikan barang bukti, ada
info yang saksi dengar dibawa ke Polres Semarang Timur ;
 Bahwa sepengetahuan saksi tidak ada korban yang meninggal akibat
penyerangan tersebut ;

8. Saksi : JIMMY PALENTINO (tidak disumpah / keterangan) :


 Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang. Ketika saksi sedang ngobrol bersama Terdakwa dan
dua temannya di ruang tamu. Kemudian terdengar suara : “Serang” ;
 Bahwa saat itu di keluarganya tidak ada persiapan untuk menghadapi
serangan, karena tidak tahu kalau akan ada penyerangan ;
 Bahwa saksi melihat penyerang datang banyak sekali maka saksi keluar
menemani Terdakwa dengan mengambil sebuah bambu dari jalan, dan
mengayun-ayunkan untuk menakuti orang yang menyerang keluarganya.
Namum tidak ada yang mengenai para penyerang karena tidak ada yang
maju menghampiri saksi ;
 Bahwa Terdakwa saat itu ada 2 meter di depan samping sebelah kanan
saksi dan menangkis serangan senjata tajam dengan tangan dan senjata
17

untuk menolong Didik yang akan melerai tetapi jatuh tertelungkup, lalu
dibacok oleh para penyerang ;
 Bahwa saksi ada melihat Pingit, berdiri di depan dan kulitnya berbeda
dengan penyerang yang lain, jadi gampang dikenali, meski tidak kenal ;
 Bahwa sewaktu di rumah tidak ada membicarakan tentang datangnya akan
datangnya para penyerang karena mereka tidak tahu kalau akan ada
penyerangan ;
 Bahwa saksi tidak tahu kalau dalam penyerangan tersebut ada orang yang
meninggal dunia, karena korban setahunya hanya dari pihak keluarga
Terdakwa saja ;

9. Saksi : S A L I M (tidak disumpah / keterangan) :


 Bahwa malam sebelum kejadian hari Rabu tanggal 29 Agustus 2008 datang
seseorang yang bernama Medi meminta saksi datang menemui Dedi dan
Sanusi. Dalam pertemuan itu Sanusi mengatakan bahwa Terdakwa yang
adalah keponakannya akan merebut pekerjaan mereka di pabrik anggur ;
 Saat itu saksi sudah menjelaskan hal itu tidak mungkin dilakukannya karena
keponakannya yang mantan petinju saat ini sedang sibuk dengan
pekerjaannya. Oleh karena itu, saksi meminta penjelasan berita tersebut
dari siapa dan katanya dari Suwondo, tapi setelah diklarifikasi, iapun
katanya dari oarng lain ;
 Bahwa karena sudah memberi penjelasan kepada mereka kemudian saksi
pulang. Memang saat itu ada suar terdengar agar Terdakwa Ferdi hati-hati ;
 Bahwa kemudian saksi menyampaikan kejadian tersebut kepada
saudaranya yang bernama Didik, lalu Didik menyampaikannya ke
Terdakwa. Dan Terdakwa bilang : demi Tuhan saya tidak ada pikiran untuk
hal itu “ ;
 Bahwa sewaktu kejadian penyerangan saksi tidak ada di tempat, seingga
tidak mengetahui dengan pasti peristiwa penyerangan tersebut. Akan tetapi
saksi melihat setelah kejadian ada luka pada diri Terdakwa yang cukup
banyak antara lain sebagian tulang siku hilang, kepala, tangan kanan
tersayat benda tajam memar-memar di punggung bekas bacokan ;

10. Saksi : M. SUTAN RAMBING


 Bahwa saksi tidak tahu peristiwa terjadinya pengeroyokan yang menimpa
Terdakwa selaku bekas petinju yang pernah dilatihnya, karena baru
esoknya setelah kejadian saksi diberitahu oleh adiknya Terdakwa kalau
Terdakwa saat ini ada di Rumah Sakit, karena ada pengeroyokan pada hari
Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di Jl. Kakap
Semarang depan rumah Terdakwa oleh gali-gali kuningan ;
18

 Bahwa saat di rumah sakit keadaan Terdakwa banyak luka-luka, di kepala


ada tiga tempat, badan lengan, kaki/lutut, lukanya karena benda tajam ;
 Bahwa setahu saksi usaha Terdakwa kini jualan kayu dan sebagai
leveransir “sirtu”(Pasir/batu). Terdakwa tidak ada kerja dibidang jasa
keamanan ;
 Bahwa prestasi Terdakwa juara Nasioanal (ringan), OPBF ranking I,
sebetulnya banyak prestasi yang dapat dikembangkan dari Terdakwa. Tapi
kerana lingkungannya yang banyak preman, dia terpengaruh sehingga tidak
dapat mengembangkan prestasi lebih tinggi ;

11. Saksi : NURLAELA (tidak disumpah / keterangan) :


 Bahwa waktu kejadian peristiwa pengeroyokan yang menimpa Terdakwa
dan dan keluarganya nya saksi lupa habis Isak ;
 Bahwa saat penyerangan yang ada dirumah saksi adalah Terdakwa anak
perempuan saksi serta anaknya yang lain yakni Didik dan Jimmy ;
 Bahwa sebelumnya tidak ada berita akan diserang karena tidak ada yang
mengancam ;
 Bahwa saat kejadian saksi melihat Terdakwa dan Didik anaknya dibacok
para penyerang. Oleh karenanya saksi datang hendak menolong. Tapi
malahan kena bacok di bagian lutut kiri dan ditendang sampai 3 kali,
padahal saat itu juga sedang membantu Didik yang juga sudah bersimbah
darah. Mereka para penyerangnya berjumah + 45 orang ;
 Bahwa penyerang mundur karena datang polisi. Akibat pengeroyokan
tersebut, saksi dirawat di Rumah Sakit tiga hari selanjutnya berobat jalan.
Terdakwa tiga hari dan Didik dua hari ;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah memberikan keterangan yang pada


pokoknya adalah sebagai berikut :
- Bahwa kejadian pengeroyokan dirinya terjadi awalnya pada hari Kamis pagi
tanggal 28 Agustus 2008, saat di proyek peningkatan jalan yang
dikerjakannya karena Terdakwa mendapat order untuk mengirim pasir dan
batu untuk proyek tersebut, Terdakwa telah didatangi oleh Dedi dan Sanusi
yang mengatakan : saya akan mengambil alih keamanan di pabrik anggur,
saya katakan tidak ada. Setelah selesai dijelaskannya, mereka lalu pulang ;
- Bahwa sorenya sekitar jam 15.00 ketika sedang mengurug pasir di depan
pabrik anggur, ada beberapa orang yang sedang mabok memanggil dan
menanyakan lagi apakah benar bahwa Terdakwa akan mengambil alih
keamanan di pabrik anggur, lalu Terdakwa katakan bahwa masalah itu
sudah selesai karena sudah dijelaskan kepada Dedi danSanusi, tetapi tiba-
tiba ada diantara mereka yang memecahkan botol, karena dilihatnya
19

mereka sedang mabuk lalu Terdakwa pergi. Namum, malahan Kenthus


mengejarnya, kemudian datang polisi dan mereka pergi semua ;
- Bahwa kemudian datang rombongan hendak menyerangnya, sehingga
Terdakwa mengambil senjata yang di dapatnya di dekat pagar, tetapi
kemudian datang polisi yakni saksi Haris dan menyuruh Terdakwa
menyimpan senjatanya karena pasti aman dia yang akan
menyelesaikannya ;
- Bahwa karena mendapat jaminan dari petugas Polisi tersebut, kemudian
Terdakwa pulang melanjutkan pekerjaannya membuat totalan pengiriman
pasir dan batu yang telah dilaksanakannya. Namum, beberapa saat
kemudian datang serombongan orang dengan membawa senjata tajam
sambil berteriak : mati kau Ferdi” ;
- Bahwa dari dalam rumah dilihatnya pamannya yang bernama Didik
berusaha melerai namum dilihatnya terjatuh dan dibacok oleh mereka.
Seketika dipikirkannya kalau diam saja mungkin keluarganya akan habis ;
- Bahwa ketika keluar rumah langsung Terdakwa dilempari batu dan
dibalasnya, maka kemudian terjadi tawuran dan Terdakwa kena bacok, lalu
Terdakwa mengambil pedang yang didapatnya di dekat pagar rumahnya
untuk menangkis serangan tersebut dengan menggerak-gerakkan secara
ngawur karena jumlah mereka sangat banyak, akhirnya Terdakwa kena
bacok disana sini dan tertusuk. Begitu pula sebaliknya, dari pihak
penyerang benar ada yang terkena oleh senjata Terdakwa. Namum
Terdakwa tidak mengetahui siapa yang kena karena tidak dikenalnya dan
muka Terdakwa sudah dipenuhi darah sehingga tidak dapat melihat dengan
baik ;
- Bahwa untungnya kemudian polisi datang, sehingga para penyerangnya
bubar ;
- Bahwa Terdakwa sebelumnya tidak tahu kalau akan diserangnya karena
menurutnya masalah kesalaha pahaman tedakwa dikiranya akan
mengambil pekerjaan sebagai penjaga keamanan di pabrik anggur telah
selesai dan ada polisi. Oleh karenanya Terdakwa melanjutkan pekerjaannya
dalam mengirim pasir dan batu di royek peningkatan jalan karena Terdakwa
mendapat order mengerjakan pengurukan “sirtu” di proyek tersebut ;
- Bahwa sore harinya tidak benar Terdakwa telah melakukan pemukulan
terhadap Cipto dan Agung ketika mereka mendatangi Terdakwa, sebab
yang benar Terdakwa hanya mendorong pundak kiri dari arah belakang ;
- Bahwa yang menghampiri dan menyerang pertama kali terhadap dirinya
dalam tawuran tersebut emula tiga orang namum kemudia ada lebih
20

kurang tujuh orang, salah satunya yang masih diingatnya bernama Pingit,
meski sebelumnya belum kenal ;
- Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan orang yang bernama Darmadi dan
dari wajah yang ada dalam foto seingatnya saat penyerangan tidak ikut
menyerang ;
- Bahwa Terdakwa sebelumnya tidak melaporkan kejadian yang akan
dialaminya kepada polisi, karena tidak menyangka akan diserang lagi pula
sebelumnya sudah ada seorang polisi yang bernama pak Haris yang
berjanji akam menyelesaikan masalahnya dan menyuruhnya menyimpan
senjatanya, maka saat penyerangan Terdakwa tidak ada persiapan dan
juga tidak lapor polisi untuk mendapatkan perlindungan ;
- Bahwa terakhir bertemu dengan Dedi sore itu juga dan sebelumnya tidak
ada ancaman darinya ;
- Bahwa senjata terakwa yang telah digunakannya tidak ada di barang bukti,
tidak tahu dimana, karena setelah kejadian Terdakwa dibawa ke Rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan ;
- Bahwa Terdakwa diperiksa Seninnya ketika datang melapor, kemudian
diperiksa Pak Jais sebagai saksi korban. Tapi Kamisnya dijadikan
Tersangka, tanpa didampingi Penasehat Hukum sewaktu diperiksa lagi ;
- Bahwa Terdakwa akhirnya mengetahui kalau akibat penyerangan tersebut
katanya ada yang orang meninggal dunia dari adiknya ketika masih di
rumah sakit ;
- Bahwa akibat peristiwa penyerangan tersebut kini pekerjaan Terdakwa
hancur semua, usaha jual beli kabing, sarung dan berantakan setelah
Terdakwa ditahan ;
- Bahwa selama ini hubungannya dengan dengan seseorang yang bernama
Topo baik. Oleh karena itu Terdakwa juga mendengar kalau Topo sebelum
meninggal dunia, pernah memberitahukan kepada Dedi dan Sanusi agar
tetap mengerjakan pengurugan sirtu dalam proyek peningkatan jalan yang
sedang dikerjakannya saat itu ;
- Bahwa sewaktu diperiksa di kepolisian Terdakwa tidak pernah didampingi
oleh Penasehat Hukum yang bernama Padmono Widodo ;
- Bahwa Terdakwa mempunyai kemampuan bela diri berupa Tinju
profesional, Tarung bebas amatir (tanpa senjata) ;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini oleh Penuntut Umum juga telah
diajukan barang bukti yaitu : 11 (sebelas) senjata tajam berbagai bentuk, selain itu
juga diajukan satu lembar baju kaos switer, barang bukti tersebut telah
diperlihatkan kepada saksi-saksi dan Terdakwa ;
21

Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi dan Terdakwa


dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan di persidangan, telah

diketemukan adanya fakta-fakta yuridis sebagai berikut :


- Bahwa Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agutsus 2008 sekira pukul
12.00 Wib Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bertemu dengan Dedy
Pramono, Sucipto, Agung Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno,
Burhan dan Pingit Mahanani ketika mereka sedang minum minuman
beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik anggur Cap Orang Tua ;
- Bahwa dalam pertemuan tersebut, Terdakwa telah dituduh hendak
mengambil pekerjaan sebagai petugas keamanan di pabrik anggur cap
orang tua, namum telah dijelaskan oleh Terdakwa kepada Dedy Pramono
dan Sanusi bahwa Terdakwa sama sekali tidak berniat menjadi petugas
keamanan di pabrik tersebut, karena telah sibuk dengan kegiatannya.
Namum, setelah menerima penjelasan dari Terdakwa diantara mereka ada
yang memecahkan botol minuman keras ;
- Bahwa setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
pergi ke Karaoke Green Jl. Hasanudin Semarang. Akan tetapi Sucipto dan
Agung Setio Nugroho mendatangi rumah Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian di Jl. Kakap Semarang untuk menyelesaikan masalah keamanan di
pabrik anggur Cap Orang Tua ;
- Bahwa ketika di Jl. Kakap Semarang, Sucipto dan Agung Setio Nugroho
bertemu dengan Terdakwa dan Jimy bin Giles Adrian. Kemudian Sucipto
menanyakan masalah keamanan dan limbah pabrik anggur Cap Orang Tua,
namun oleh Terdakwa dijawab hal tersebut sudah dijelaskannya bahwa dia
tidak akan mengambil pekerjaan tersebut. Sehingga kemudian terjadi
pertengkaran menurut para saksi kemudian Terdakwa memukul Sucipto di
bagian mukanya, lalu Agung Setio Nugroho berusaha melerai namun juga
ikut dipukul oleh Terdakwa pada bagian perut sebanyak 2 kali. Bahwa akan
tetapi, menurut Terdakwa ia hanya mendorong bahu mereka sebab kalau
benar dia memukulnya pasti rahangnya patah sebab Terdakwa bekas
petinju dan bobot tubuhnya jauh lebih berat dari mereka. Keterangan
Terdakwa ini dikuatkan oleh saksi Sutan Rambing yang adalah mantan
pelatih tinju profesional Terdakwa ;
- Bahwa akibat kejadian tersebut kemudian saksi Sucipto dan Agung Setio
Nugroho menceritakan pemukulan tersebut kepada Dedy Pramono dkk
yang sedang berada di Karaoke Green JI. Hasanudin Semarang ;
- Bahwa selanjutnya sekira pukul 18.30 Wib Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Pingit Mahanani dengan
22

membawa senjam tajam, alat pemukul bersama-sama mendatangi rumah


Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang sambil
bereriak-teriak mereka memanggil Terdakwa untuk keluar dan dibunuh
atau dibakar rumahnya ;
- Bahwa selanjutnya paman Terdakwa yakni saksi Rusdi alias Didik
mendatangi mereka maksudnya hendak melerai namum terpeleset dan
langsung disabet dengan senjata tajam sehingga mengenai bagian tangan,
kepala dan punggungnya ;
- Bahwa melihat hal tersenut ibu Terdakwa lari keluar hendak menolongnya
namum juga disabet di bagian kaki dan ditendang oleh mereka sehingga
jatuh. Melihat hal tersebut Terdakwa terus lari keluar rumah sambil
mengambil senta tajam yang ada di dekat rumahnya untuk menolong
paman dan ibunya, sehingga akhirnya diserang oleh kelompok Dedy
Pramono dengan dilempari batu dan disabet senjata tajam ;
- Bahwa saat itu Terdakwa juga dibantu oleh adiknya yang bernama Jimmy
yang juga lari keluar dengan membawa bambu untuk mengusir para
penyerang tersebut sehingga antara Terdakwa dan para penyerangnya
saling mengayunkan senjam tajam yang mereka bawa ;
- Bahwa saat itu Terdakwa berhadapan dengan Pingit Mahanani dan lain-
lainnya yang menurut Terdakwa antara tiga sampai dengan tujuh orang
sehingga Terdakwa terkena senjata tajam di bagian tangan, punggung dan
kepalanya sehingga pandangannya menjadi kabur karena matanya tertutup
darah dari kepalanya ;
- Bahwa diantara para penyerangnya menurut saksi yang menyerang
Terdakwa antara lain adalah korban M. Darmadi yang terkena tusukan
Terdakwa di bagian dada kanannya hingga tembus ke punggung. Akan
tetapi menurut Terdakwa dari foto yang dilihatnya di berkas perkara ia tidak
kenal dengan korban dan seingat Terdakwa tidak ada orang yang mirip
korban yang telah menyerangnya. Namum diterangkannya mungkin dalam
pengeroyokan terhadap dirinya memang ada orang yang terkena
senjatanya karena saat ini Terdakwa mengayunkan senjatanya secara
acak ke kiri dan kekakan untuk menangkis serangan mereka ;
- Bahwa setelah itu datang serombongan polisi sehingga para penyerangnya
melarikan diri dan di sebuah gang dekat kejadian M. Darmadi menderita
luka tusuk dan oleh masyarakat dibawa kerumah sakit namum akhirnya
meningga dunia sesuai Visum et Repertum No. 137/KK/B.9/KRST-
LD/IX/2008 tanggal 28 Agustus 2008 yang dibuat dan ditandatangani oleh
dr. Gatoto Suharto, SH, Msi, Med. Spf dokter pada Rumah Sakit Kariyadi
Semarang ;
23

Menimbang, bahwa apakah dengan fakta-fakta juridis tersebut di atas,


Terdakwa sudah dapat dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sesuai dengan pasal-pasal tindak pidana yang
didakwakan kepadanya, tentunya harus dipertimbangkan dakwaan dari Penuntut
Umum sebagaimana tersebut dibawah ini ;

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum, telah didakwa dengan


surat dakwaan yang disusun secara alternatif Pertama sebagaimana diatur dan
diancam dalam Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP. Atau Kedua diatur dan diancam
dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Ketiga diatur
dan diancam dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 12/Drt/ 1951 ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa oleh penuntut Umum, telah


didakwa dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif, yaitu suatu tehnik
penyusunan surat dakwaan yang memberikan option (pilihan) kepada Majelis
Hakim untuk memilih dakwaan mana, yang paling tepat untuk dipertimbangkan
terlebih dahulu, berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan ;

Menimbang, bahwa pokok utama yang harus dipertimbangkan dalam


perkara ini adalah bahwa akibat adanya tindak pidana ini, ternyata telah
mengakibatkan seseorang yang bernama M. Darmadi telah menderita luka tusuk
dan setelah dibawa ke rumah sakit oleh masyarakat akhirnya meninggal dunia.
Oleh karena itu maka kini Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu
dakwaan, sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP Jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP., yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Penganiayaan ;
2. Yang mengakibatkan bahaya maut (meninggal dunia) ;
3. Dilakukan secara bersama-sama ;

Menimbang, bahwa Terdakwa membantah telah dengan sengaja


melakukan penganiayaan terhadap saksi korban M. DARMADI, sebagaimana
didakwakan oleh Penuntut Umum, karena menurutnya bahwa walaupun
senjatanya dirasakan telah mengenai seseorang, namum menurutnya dari foto
korban yang terdapat dalam berkas perkara Terdakwa tidak mengenalinya dan
dalam peristiwa tersebut, sebelumnya tidak pernah didengarnya kalaulah akibat
peristiwa pengeroyokan terhadap diri dan keluarganya telah mengakibatkan
matinya korban. Apalagi sebagai orang yang diserang sesungguhnya dirinya dan
keluarganyalah yang menjadi korban dari peristiwa tindak pidana ini dan perbuatan
yang dilakukannya merupakan upaya untuk mempertahankan diri semata, sebab
kalau tidak, pasti dirinya dan ataupun keluarganya akan habis terbunuh ;
24

Menimbang, bahwa KUHP tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan


penganiayaan, namun dalam praktek peradilan yang dimaksud penganiayaan
adalah kesengajaan untuk menimbulkan perasaan sakit atau untuk menimbulkan
luka pada orang lain (vide H.R. 25 Juni 1894, W. 6334; 11 Januari 1892, W.6138) ;

Menimbang, bahwa dengan demikian yang perlu dibuktikan terlebih dahulu


dalam tindak pidana penganiayaan adalah adanya suatu kesengajaan dalam
perbuatan Terdakwa tersebut ;

Menimbang, bahwa suatu kesengajaan tentunya berhubungan dengan


sikap bathin seseorang yang didakwa melakukan suatu tindak pidana, dan Majelis
Hakim menyadari tidaklah mudah untuk menentukan sikap bathin seseorang atau
membuktikan adanya unsure kesengajaan dalam perbuatan seseorang yang
didakwa melakukan suatu tindak pidana, atau ringkasnya apakah kesengajaan itu
benar-benar ada pada diri sipelaku, lebih-lebih bagaimanakah keadaan bathinnya
pada waktu orang tersebut melakukan tindak pidana, oleh karena itulah sikap
bathinnya tersebut, harus disimpulkan dari keadaan lahir yang tampak dari luar,
dengan cara Majelis Hakim harus mengobjektifkan adanya unsur kesengajaan
tersebut, dengan berpedoman pada teori ilmu pengetahuan hukum, untuk sampai
pada suatu kesimpulan apakah perbuatan Terdakwa merupakan suatu sebab
ataukah akibat dari suatu peristiwa pidana yang mesti dialaminya ;

Menimbang, bahwa dalam ilmu pengetahuan hukum pidana tentang unsur


dengan sengaja, dikenal dua teori untuk menentukan adanya unsure dengan
sengaja, yaitu Teori kehendak (wills theorie) yang diajarkan Von Hippel, dan teori
pengetahuan atau membayangkan (voorstilings theorie) dari Frank, yang menurut
Prof. Moelyatno, S.H. berdasarkan teori tersebut yang sangat memuaskan adalah
dalam kehandak dengan sendirinya diliputi pengetahuan (gambaran), dimana
apabila seseorang menghendaki sesuatu dengan sendirinya diliputi pengetahuan
(gambaran), artinya seseorang untuk menghendaki sesuatu lebih dahulu sudah
harus mempunyai pengetahuan tentang sesuatu itu, lagipula kehendak
merupakan arah, maksud, halmana berhubungan dengan motif (disarikan dari
Varia Peradilan No12 Tahun 1998, IKAHI, Jakarta, Halaman 86) ;

Menimbang, bahwa seuai dengan fakta-fakta juridis yang terungkap di


persidangan, telah ternyata saat peristiwa pidana tersebut terjadi, saat itu
Terdakwa berhadapan dengan saksi Pingit Mahanani, Kenthus, Agung dan lain-
lainnya yang menurut Terdakwa antara tiga sampai dengan tujuh orang yang tidak
dapat dihitungnya karena jumlah penyerangnya sangatlah banyak, sehingga
25

Terdakwa kena senjata tajam di bagian tangan, punggung dan kepalanya.


Akibatnya, pandangannya menjadi kabur karena matanya tertutup darah dari
kepalanya. Diantara para penyerangnya menurut saksi yang menyerang Terdakwa
antara lain adalah korban M. Darmadi yang terkena tusukan Terdakwa di bagian
dada kanannya hingga tembus ke punggung. Akan tetapi menurut Terdakwa dari
foto yang dilihatnya di berkas perkara ia tidak kenal dengan korban dan seingat
Terdakwa tidak ada orang yang mirip korban yang telah menyerangnya. Namum
diterangkannya mungkin dalam pengeroyokan terhadap dirinya memang ada
orang yang terkena senjatanya karena saat ini Terdakwa mengayunkan
senjatanya secara acak ke kiri dan ke kanan untuk menangkis serangan mereka.
Setelah itu datang serombongan polisi sehingga para penyerangnya melarikan diri
dan di sebuah gang dekat kejadian M. Darmadi menderita luka tusuk dan oleh
masyarakat dibawa kerumah sakit namum akhirnya meninggal dunia sesuai Visum
et Repertum No. 137/KK/B.9/KRST-LD/IX/2008 tanggal 28 Agustus 2008 yang
dibuat dan ditandatangani oleh dr. Gatoto Suharto, SH, Msi, Med. Spf dokter pada
Rumah Sakit Kariyadi Semarang ;

Menimbang, bahwa di persidangan para saksi yang memberatkan


Terdakwa telah menerangkan bahwa pokok masalah perkara ini disebabkan,
karena para penyerang kesal terhadap Terdakwa karena sebelumnya telah
memukul temannya yang bernama Cipto dan Agung, karena ada masalah
mengenai jasa sebagai petugas keamanan di pabrik anggur. Namum atas
keterangan para saksi ini telah dibantah oleh Terdakwa dengan alasan bahwa
tidak benar sebelumnya ia telah memukul kedua saksi tersebut, karena yang
dilakukannya hanyalah mendorongnya dan hal tersebut dianggapnya telah selesai
karena akan diurus oleh petugas polisi yakni saksi Haris yang mendatanginya.
Namum malahan terjadi tindak ini, sehingga akhirnya Terdakwa diajukan di depan
persidangan ini ;

Menimbang, bahwa terhadap perbedaan fakta yang didasarkan pada


keterangan para saksi maupun Terdakwa tersebut, Majelis hakim telah berulang
kali mengingatkan agar para saksi maupun Terdakwa memberikan keterangan
yang benar sesuai dengan yang ditentukan dalam KUHAP, maupun menurut iman
dan kepercayaannya, karena mereka telah disumpah, peringatan Majelis Hakim
yang dilakukan berkali-kali semata-mata untuk menghindari kekeliruan dalam
menjatuh putusan perkara ini, karena Majelis Hakim mempunyai kesangsian,
manakala para saksi maupun Terdakwa mempunyai kepentingan, mungkin
memberi keterangan yang bersifat subjektif, yang bisa merugikan ataupun
menguntungkan Terdakwa dan ataupun saksi korban almarhum M. DARMADI,
sehingga nilai objektifitas keterangannya diragukan ;
26

Menimbang, bahwa peringatan Majelis hakim tersebut diatas, sengaja


dilakukan agar tidak perlu ada keraguan lagi bagi Majelis Hakim, untuk menilai
keterangan para saksi maupun Terdakwa, karena mereka sudah menghayati
dengan sungguh-sungguh arti hakikat bersaksi dalam menegakkan keadilan, tiada
lain adalah agar keadilan itu sungguh-sungguh dapat ditegakkan dan
dipertanggung jawabkan kepada Tuhan, seperti ditetapkan dalam Pasal 4 ayat (1)
UU No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman ;

Menimbang, bahwa oleh karena itu menjadi tugas dan kewajiban Majelis
Hakim untuk menilai kebenaran keterangan para saksi, dengan memperhatikan
secara sungguh-sungguh persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan
yang lain, persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain, alasan
yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu,
dan cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
dapat mempengaruhi dan dapat tidaknya keterangan itu dipercaya, sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 185 KUHAP ;

Menimbang, bahwa selain itu dipandang perlu dipertimbangkan dalam


putusan ini bagaimanakah pembuktian dan penerapan hukum mesti dilakukan
dalam perkara ini, sehingga Terdakwa maupun masyarakat yang dengan setia
mengikuti jalannya sidang perkara ini memahami, bagaimana secara sungguh-
sungguh telah dilakukan penegakan hukum secara represif dalam persidangan
Terdakwa saat ini ;

Menimbang, bahwa yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah


Majelis hakim didalam menjatuhkan putusan terhadap diri Terdakwa tersebut
diatas, senantiasa berpegang teguh pada ketentuan perundang-undangan
sebagaimana diatur dalam KUHP maupun KUHAP, sehingga dalam pemeriksaan
atas Terdakwa Majelis Hakim senantiasa berpedoman pada sistem pembuktian
yang digariskan dalam pasal 183 KUHAP, yaitu sistem Negatif menurut UU
(Negatif Wettelijk), artinya Majelis Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang, hanya didasarkan pada satu alat bukti saja, tetapi sesuai dengan azas
pemeriksaan Hukum Acara Perkara Biasa (Vordering), sekurang-kurangnya harus
dengan dua alat bukti yang sah, oleh karena itulah menjadi penting diperhatikan
alat-alat bukti yang ditentukan dalam Pasal 184 KUHAP, sehingga nantinya dapat
ditentukan bagaimanakah nilai alat-alat bukti tersebut masing-masing,
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 185 s/d Pasal 189 KUHAP ;
27

Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut diperlukan, agar


dapat diperoleh suatu keyakinan apakah benar suatu tindak pidana telah terjadi,
dan apakah benar bahwa Terdakwa lah yang terbukti secara sah dan meyakinkan
yang melakukannya ;

Menimbang, bahwa ternyata dalam peristiwa tindak pidana ini banyak para
saksi yang melihat kejadiannya secara langsung apa yang dialami oleh saksi
korban M. DARMADI dan ataupun yang dilakukan oleh Terdakwa, karena
keseluruhan para saksi mengetahui peristiwa tindak pidana ini karena telah terlibat
langsung dan ataupun melihat secara langsung tindak pidana ini, dan menurut
para saksi yang memberatkan Terdakwa apa yang telah dialaminya adalah akibat
dari perbuatan Terdakwa karena telah memukul temannya dalam perebutan jasa
keamanan di pabrik anggur. Namum Terdakwa dan saksi yang meringankannya
senantiasa menyangkalnya karena ia tidak pernah melakukan penikaman terhadap
saksi korban tersebut, dan dalam peristiwa tindak pidana ini Terdakwa hanyalah
berusaha menyelamatkannya dirinya dan keluarganya ;

Menimbang, bahwa oleh karena itulah kini akan dipertimbangkan secara


khusus nilai keterangan para saksi dan Terdakwa dan ataupun alat-alat bukti yang
lain, sesuai sistem pembuktian yang telah diuraikan di bagian awal Putusan ini,
sehingga dapat disimpulkan apakah benar telah terjadi peristiwa tindak pidana,
dan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
tersebut ;

Menimbang, bahwa keterangan seorang saksi yang dapat dijadikan sebagai


alat bukti yang sah adalah keterangan yang diberikannya di depan persidangan,
mengenai peristiwa tindak pidana yang ia lihat, ketahui dan atau alami sendiri,
oleh karena itu keterangan para saksi yang terlibat dan atau melihat langsung
mengenai peristiwa tindak pidana yang terjadi pada diri saksi korban haruslah
dipercaya. Sedangkan mengenai alasan Terdakwa dan ataupun para saksi yang
meringankannya bahwa dalam tindak pidana ini sesengguhnya Terdakwa yang
menjadi korban dalam peristiwa tindak pidana sehingga perbuatan yang
dilakukannya semata-mata sebagai upaya untuk mempertahankan diri dan
keuarganya. Atau ringkasnya, apa yang dilakukannya hanyalah sebatas akibat dari
suatu peristiwa pidana yang harus dialaminya akan dipertimbangkan pada bagian
kahir nanti ;

Menimbang, bahwa sebaliknya berdasarkan keterangan saksi yang


menyerang langsung Terdakwa dan atau mengalami peristiwa tindak pidana ini,
28

bahwa ternyata sebelum peristiwa tindak pidana ini terjadi Terdakwa telah
bertengkar dengan para penyerangnya, dan pertengkaran tersebut telah berusaha
didamaikan oleh saksi Harris yang telah mendatangi Terdakwa. Namum akhirnya
terjadi penyerangan kembali terhadap Terdakwa yang diantaranya telah ikut
korban M. DARMADI ;

Menimbang, bahwa dari luka-luka dan keadaan diri korban M. DARMADI


apabila dihubungkan dengan sangkalan Terdakwa, ternyata Terdakwa dan para
saksi yang meringankannya tidak dapat menerangkan/menguatkan sangkalannya
bahwa dalam peristiwa tindak pidana tersebut senjata Terdakwa tidak mengenai
saksi korban, karena dari keterangan Terdakwa ternyata tidak tahu persis pada
siapakah senjatanya telah melukai diantara para penyerangnya. Begitu pula para
saksi yang meringankannya tidaklah dapat menerangkan bahwa Terdakwa secara
pasti tidak melakukan tindak pidana terhadap diri korban M. DARMADI ;

Menimbang, makna penganiayaan yang dirumuskan dalam Pasal 351 ayat


(3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dari ketentuan dimaksud yang
terpenting adalah unsur kesengajaan untuk menimbulkan sakit atau bahaya maut
telah terpenuhi, sebab memperhatikan luka dan keadaan diri korban, maka luka
yang dialami oleh korban dapat dikatagorikan sebagai luka yang dapat
mandatangkan bahaya maut. Demikian pula pada saat kejadian korban adalah
orang yang ikut menyerang Terdakwa dan mengalami luka sehingga akhirnya
dibawa ke rumah sakit oleh masyarakat tetapi akhirnya meninggal dunia ;

Menimbang, bahwa untuk menilai perbuatan Terdakwa dalam relevansinya


dengan unsur secara bersama-sama dilakukan dengan orang lain melakukan
penganiayaan yang mendatangkan bahaya maut (meninggal dunia) dalam perkara
ini, maka perbuatan Terdakwa tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu :
a. Beberapa perbuatan tersebut timbul dari niat yang sama ;
b. Perbuatan-perbuatan tersebut harus sama dan sejenis ;
c. Para pelakusecara aktif melakukan suatu kerja sama untuk
mewujudkan adanya tindak pidana tersebut ;

Menimbang, bahwa oleh karena dalam dakwaan pokok masalah perkara a


quo adalah adanya penganiayaan terhadap saksi korban sehingga M. DARMADI
meninggal dunia sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum telah dilakukan
oleh Terdakwa, maka yang harus dipertimbangkan adalah bahwa ciri dari pada
kerjasama ialah bahwa mereka secara bersama-sama yang menentukan
kehendak yang jahat, sehingga timbullah perbuatan yang dapat dihukum, dan
29

terjadilah suatu kejahatan secara bersama-sama dalam suatu perbuatan tertentu,


apabila hal ini terjadi pada saat dimana pelaku telah mempunyai kehendak dan
diwujudkan dalam suatu kerjasama untuk melakukan kejahatannya ;

Menimbang, bahwa tentang perbuatan Terdakwa secara bersama-sama


melakukan kekerasan terhadap saksi korban sebagaimana didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum telah dikuatkan oleh para saksi yang memberatkannya yang
adalah teman-teman dari saksi korban. Ternyata keterangan para saksi dimaksud
dibantah oleh Terdakwa. Sanggahan Terdakwa ini juga dikuatkan keterangan
saksi yang meringankankannya. Berdasarkan hal tersebut, maka kini perlu dinilai
keterangan para saksi dimaksud dalam kaitannya dengan keseluruhan bukti-bukti
yang diajukan dalam perkara ini sebagai berikut :

Menimbang, bahwa dari keterangan para saksi maupun keterangan


Terdakwa, dapatlah disimpulkan bahwa adanya perkara ini ternyata bersumber
peristiwa keributan antara para saksi yang menyerang Terdakwa karena
sebelumnya ada perselisihan antara Terdakwa dengan para penyerangnya karena
adanya masalah dalam pekerjaan sebagai pengamana pabrik anggur Cap Orang
Tua ;

Menimbang, bahwa memperhatikan fakta yuridis dari keterangan para saksi


memberatkan dihubungkan dengan keterangan Terdakwa sendiri, ternyata mereka
telah dapat menerangkan secara runtut dan jelas perbuatan Terdakwa yang
mengakibatkan saksi korban M. DARMADI mengalami luka berat dan akhirnya
meninggal dunia. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka unsur
penganiayaan yang mengakibatakan bahaya maut pada saksi korban. telah
terpenuhi dalam perbuatan Terdakwa. Akan tetapi, Majelis Hakim berpendapat
perbuatan Terdakwa tersebut merupakan suatu upaya untuk membela hak-hak
nya guna membela diri terhadap suatau serangan dengan senjata tajam oleh
puluhan orang yang ditujukan pada diri Terdakwa, paman dan ataupun ibunya.
Sehingga tindakan yang dilakukan masuk dalam konteks noodweer-bela paksa,
sebab sekalipun perbuatannya memenuhi rumusan dan unsur-unsur tindak pidana,
dalam dirinya sendiri tidak dapat dianggap suatu tindakan yang layak dikenai
pidana ;

Menimbang, bahwa pendapat Majelis Hakim dimaksud didasarkan pada


pertimbangan bahwa dalam menerpkan suatu ketentuan pidana haruslah ditinjau
dari berbagai aspek dan ataupun situasi kondisi yang mengakibatkan terjadinya
tindak pidana tersebut. Dengan demikian motivasi pelaku tindak pidana sepanjang
sifatnya fungsional perlu digali, sehingga dapat diungkapkan latar belakang dan
30

motivasi perbuatan pelaku tindak pidana demi tegaknya hukum, kebenaran dan
keadilan. Oleh karena itulah Majelis Hakim dalam mengakkan hukum harus
memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan yang kongkrit, karena disadari
Undang-Undang hanyalah merupakan acuasi untuk pemecahan masalah dan
bukan merupakan satu-satunya sumber hukum. Majelis Hakim tidak mencari hasil
dari mendeduksi dengan menggunakan logika dari Undang-Undang yang bersifat
umum dan abstrak, akan tetapi dari perbuatan, dan harus mempertimbangkan
semua kepentingan dari nilai-nilai dalam sengketa (Perhatikan putusan Mahkamah
Agung RI No. 395 K/Pid/1995 tanggal 29 September 1995) ;

Menimbang, bahwa memperhatikan duduk masalah dan terjadinya


penyerangan serta keadaan luka-luka yang dialami oleh Terdakwa dan
keluarganya, maka jelas perbuatan Terdakwa tersebut bukan suatu perbuatan
yang melawan hukum, tapi justru tindakannya dalam membela dirinya dan
keluarganya yang telah diserang oleh berpuluh orang dengan menggunakan
senjata tajam dapat diakui dan diterima hukum, maka tentunya Terdakwa tidak
dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya tersebut ;

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis hakim sependapat dengan


argumentasi Terdakwa dan ataupun pembelaan penasihat hukum Terdakwa
tentang adanya noodweer – bela paksa. Hal ini dikarenakan para saksi yang
mengalami secara langsung kejadian peristiwa pidana ini yakni saksi SUWARNO
Als. KENTHUS BIN ATAM, AGUNG SETIO BUDI NUGROHO BIN SUPARDI,
PINGIT MAHANANI BIN MARTOWIYONO, ternyata justru berdasarkan Putusan
Pidana Pengadilan Negeri Semarang No.962/Pid/B/2008/PN.Smg tanggal 19
Januari 2009 yang telah berkekuatan tetap telah terbukti secara sah dan
meyakinkan mereka telah melakukan tindak pidana di muka umum secara
bersama-sama melakukan kekerasan terhadap Terdakwa yang mengakibabkan
luka-luka. Disamping itu, dari fakta yang terungkap di persidangan telah nyata
bahwa tindak pidana yang dilakukan para penyerang yang mendahului tindak
pidana ini merupakan provokasi dari suatu tindakan yang tidak berhak
dilakukannya. Sebaliknya tindakan Terdakwa bisa dibenarkan karena menyangkut
pembelaan diri, demi mempertahankan nyawa sendiri dan atau keluarganya yang
lain. Sebab senyatanya Terdakwa telah mendapat serangan yang seketika atau
sertamerta yakni suatu tindakan yang menimbulkan ancaman seketika/langsung
terhadap nyawa/badan yang dilakukan oleh para penyerangnya tersebut ;

Menimbang, bahwa oleh karena itulah walaupun dalam peristiwa tindak


pidana ini perbuatan Terdakwa, jelas telah memenuhi unsur-unsur dalam Pasal
351 ayat (3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Namum, memperhatikan
31

jalannya peristiwa tindak pidana ini terutama memperhatikan keterangan Terdakwa


yang dikuatkan oleh para saksi yang meringankannya tidaklah tepat dan adil
kalaulah perbuatan Terdakwa dimaksud dikategorikan sebagai suatu tindak
pidana dan Terdakwa harus dijatuhi pidana, karena berdasarkan keterangan
Terdakwa dan keseluruhan saksi-saksi dan barang bukti dalam perkara ini, telah
nyata bahwa Terdakwa sesungguhnya merupakan korban dari suatu tindak
pidana yang telah dialaminya. Dengan demikian, perbuatan yang dilakukannya
semata-mata didasarkan pada upayanya untuk mempertahankan keselamatan diri
dan keluarganya, sebab dalam KUHP sesungguhnya telah mengatur bahwa
seseorang bisa saja telah memenuhi unsur-unsur dalam rumusan suatu tindak
pidana, namum tidak dikenai pidana apapun. Didalamnya, tercakup pengakuan
bahwa tindak pidana dapat dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu
sedemikian rupa sehingga pidana tidak perlu dijatuhkan. Dasar-dasar yang
meniadakan pidana terhadap diri Terdakwa sesuai dengan ketentuan yang
dirumuskan dalam ketentuan Pasal 49 KUHP noodweer- bela paksa ;

Menimbang, bahwa memang istilah bela paksa, sekalipun disebut dalam


sejarah perundang-undangan (MvT), namum tidak kita temukan didalam
perundang-undangannya sendiri. Tetapi kenyataan bahwa istilah ini terkait dalam
ketentuan Pasal 49 KUHP tampak jelas dalam ketentuan pasal tersebut : ”Siapa
yang dengan terpaksa melakukan suatu tindakan (pembelaan diri) demi
mempertahankan nyawa diri sendiri atau orang lain, kehormatan atau kebendaan
terhadap suatu perbuatan melawan hukum yang tertuju kepadanya, tidak dapat
dipidana”. Ketentuan ini merupakan suatu prinsip yang bersifat universal bahwa
negara tidak layak menuntut warga negaranya untuk pasrah membiarkan
ketidakadilan menimpa mereka, Ketidakadilan tidak perlu mengalahkan hukum.
(Bandingkan dengan Pasal 51 Piagam PBB) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum


tersebut di atas, maka walaupun Terdakwa telah terbukti melakukan perbuatan
yang didakwakan kepadanya, akan tetapi perbuatan itu tidak dapat dituntut karena
didasarkan pada adanya suatu noodweer / bela paksa, sehingga dengan demikian
Terdakwa haruslah dilepaskan dari segala tuntutan hukum ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa saat ini menjalani tahanan


karena sedang ditahan di Rumah Tahanan Negara, maka perlu diperintahkan agar
Terdakwa dikeluarkan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan


hukum, maka Terdakwa patut mendapat rehabilitasi atau pemulihan nama baik
32

sesuai dengan kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya seperti


sedia kala ;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa 11 (sebelas) senjata


tajam oleh karena alat untuk melakukan suatu kejahatan dan dipandang
membahayakan orang lain kalau salah dipergunakannnya, maka diperintahkan
untuk dimusnahkan. Sedangkan satu lembar baju kaos switer karena milik saksi
korban maka perlu dikembalikan kepada ahli waris korban M. Darmadi yaitu saksi
Susi Setiasih ;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan


hukum, maka segala biaya yang ditimbulkan oleh perkara, ini harus dibebankan
kepada Negara, sejumlah bunyi amar putusan ini nanti ;

Memperhatikan, Pasal 351 ayat (3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
dan segala ketentuan hukum yang berkenaan dengan perkara ini antara lain dan
U.U.No.8 tahun 1981 (KUHAP) ;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa FERDINANDO Bin GILES ADRIAN telah terbukti


secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya, akan tetapi tidak dapat dijatuhi pidana karena didasarkan pada
bela paksa (noodweer) ;
2. Melepaskan Terdakwa tersebut oleh karena itu dari segala tuntutan
hukum ;
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan (rehabilitasi), kedudukan
dan harkat serta martabatnya ;
4. Memerintahkan Terdakwa dikeluarkan dari tahanan di Rumah Tahanan
Negara segera setelah putusan ini diucapkan ;
5. Memerintahkan barang bukti berupa :
- 11 (sebelas) senjata tajam berbagai bentuk dirampas untuk
dimusnahkan ;
- 1 (satu) lembar baju kaos switer dikembalikan kepada ahli waris
korban M. Darmadi yaitu saksi Susi Setiasih ;
6. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara sejumlah : NIHIL ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawarahan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Semarang, pada hari : Selasa, tanggal : 10 Maret 2009 oleh
33

kami TIGOR MANULLANG, SH., MH., selaku Hakim Ketua, SUJATMIKO, SH.MH.,
dan KURNIA YANI DARMONO, SH., M.Hum masing-masing sebagai Hakim
Anggota. Putusan mana pada hari : Kamis, tanggal 12 Maret 2009 diucapkan di
depan persidangan yang terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim tersebut di atas,
dengan didampingi oleh TONNY BUHA, SH, Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Semarang, SUGENG, SH. MH., Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Semarang, Terdakwa dan penasihat hukumnya.

HAKIM ANGGOTA I HAKIM KETUA MAJELIS

SUJATMIKO, SH.MH TIGOR MANULLANG, SH.MH

HAKIM ANGGOTA II

KURNIA YANI DARMONO, SH.M.Hum

PANITERA PENGGANTI,

TONNY BUHA, SH

Anda mungkin juga menyukai