Pidana B 2008 1002
Pidana B 2008 1002
Pidana B 2008 1002
DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PERTAMA :
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bersama-sama dan
bersekutu dengan Jimy bin Giles Adrian (DPO), Rusdi alias Didik (DPO) pada hari
Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya pada
waktu lain dalam bulan Agutsus 2008 bertempat di Jl. Kakap Kelurahan Kuningan
Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang atau setidak-tidaknya di tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negen Semarang, telah
dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan
terhadap orang yang mengakibatkan maut, adapun perbuatan Terdakwa
dilakukan sebagai berikut :
Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agutsus 2008 sekira pukul 12.00 Wib
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bermaksud minta pekerjaan sebagai
keamanan pabrik anggur Cap Orang Tua, namun pabrik tersebut sudah
mempercayakan keamanan kepada Dedy Pramono ;
Selanjutnya sekira pukul 12.30 Wib saat Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
sedang minum minuman beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik
anggur Cap Orang Tua, didatangi oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama Nasir dan Kiswo sehingga, terjadi perang mulut, kemudian
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian diajak keluar oleh Dedy Pramono ;
Setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Dedy Pramono, Sucipto, Agung Setio
Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani pergi
ke Karaoke Green Jl. Hasanudin Semarang, namun saat itu Sucipto
mengajak Agung Setio Nugroho mendatangi rumah Terdakwa Ferdinando
bin Giles Adrian di Jl. Kakap Semarang untuk menyelesaikan masalah
keamanan di pabrik anggur Cap Orang Tua ;
Sesampainya di Jl. Kakap Semarang, Sucipto dan Agung Setio Nugroho
bertemu dengan Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian dan Jimy bin Giles
Adrian. Kemudian Sucipto menanyakan masalah keamanan dan limbah
pabrik anggur Cap Orang Tua, namun oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian dijawab "Lha Kamu Mau apa”kemudian Ferdinando bin Geles Adrian
memukul Sucipto sebanyak 3 kali dibagain perut dan mulut, lalu Agung
Setio Nugroho berusaha melerai namun juga ikut dipukul oleh Terdakwa
dipukul oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian pada bagian perut
sebanyak 2 kali, kemudian Sucipto dan Agung Setio Nugroho melarikan diri
4
Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 170 ayat (2)
ke-3 KUHP ;
A TA U: KEDUA:
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian batik secara bersama-sama atau
bertindak sendiri-sendiri dengan Jimy bin Giles Adrian (DPO), Rusdi alias Didik
(DPO) sebagai orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta
melakukan, pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukut 18.30 Wib atau
setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Agustus 2008 bertempat di Jl. Kakap
Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang atau setidak--
tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Semarang, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan mati
5
tajam Pingit Mahanani lalu Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian mundur
dan melawan korban M. Darmadi sedangkan Pingit Mahanani melawan
Rusdi alias Didik, kemudian posisi Rusdi alias Didik digantikan oleh Jimy bin
Giles Adrian. Pada saat Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian berhadapan
dengan korban M. Darmadi tersebut, Terdakwa mengayunkan senjatanya
mengenai telinga kiri korban M. Darmadi, kemudian menusuk dada kanan
M. Darmadi hingga tembus ke punggung. Setelah melihat M. Darmadi
menderita luka, lalu kelompok Dedy Pramono membubarkan diri ;
Akibat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama-sama dengan Jimy bin Giles Adrian dan Rusdi alias Didil
tersebut, korban M. Darmadi meninggal dunia sesuai Visum et Repertum
No. 137/KK/B.9/KRST-LD/IX/2008 tanggal 28 Agustus 2008 yang dibuat
dan ditandatangani oleh dr. Gatoto Suharto, SH, Msi, Med. Spf dokter pada
Rumah Sakit Kariyadi Semarang ;
Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 351 ayat (3)
KUHP Jo Pasal 55 ayat(1)ke-1 KUHP ;
A TA U: KETIGA :
Bahwa ia Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian pada hari Kamis tanggal
28 Agustus 2008 sekira pukul 18.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan Agutsus 2008 bertempat di Jl. Kakap Kelurahan Kuningan Kecamatan
Semarang Utara, Kota Semarang ataun setidak-tidaknya di tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, telah secara tanpa
hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnva,
menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai
persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,
menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu
senjata pemukul, senjata penikam atau senjata penusuk (slaag, steek of
stootwapen), adapun perbuatan Terdakwa dilakukan sebagai berikut :
Awalnya pada hari Kamis tanggal 28 Agustus 2008 sekira pukul 12.00 Wib
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian bermaksud minta pekerjaan sebagai
keamanan pabrik anggur Cap Orang Tua, namum pabrik tersebut sudah
mempercayakan keamanan kepada Dedy Pramono;
Selanjutnya sekira pukul 12.30 Wb saat Dedy Pramono, Sucipto, Agung
Setio Nugroho, Suwarno, M. Darmadi, Tikno, Burhan dan Pingit Mahanani
sedang minum minuman beralkohol jenis Chongyang di belakang pabrik
anggur Cap Orang Tua, didatangi oleh Terdakwa Ferdinando bin Giles
Adrian bersama Nasir dan Kiswo sehingga, terjadi perang mulut, kemudian
Terdakwa Ferdinando bin Giles Adrian diajak keluar oleh Dedy Pramono ;
Setelah itu sekira pukul 15.30 Wib, Sucipto mengajak Agung Setio Nugroho
7
6. Saksi : DEDY PRAMONO Bin ARIS SUNARDI (dibacakan dari berita acara
pemeriksaan di penyidikan)
Bahwa penganiayaan yang dilakukan Terdakwa dan temannya dilakukan di
depan rumah Jl. Kakap Kel. Kuningan Kec. Semarang Utara pada hari Kamis,
tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 18.30 wib ;
Bahwa akibat penganiayaan tersebut ada korban yaitu teman- temannya
yang bernama Darmadi dan Sucipto ;
Bahwa korban Darmadi ada luka pada bagian kepala bawah telinga dan
dada kanan bawah sehingga akhirnya meninggal dunia di RS. Kariadi ;
Bahwa awal mula kejadian adanya perebutan sebagai keamanan di daerah
pabrik anggur Jl. Kakap yang awalnya sebagai keamanan adalah Suhartopo
al Topo, kakak saksi. Namum setelah kakanya meningga dunia tugas
tersebut akan direbut oleh Terdakwa ;
Bahwa saksi tidak ikut dalam tawuran tersebut dan tidak ada membawa
senjata ;
2. Saksi : S U T R I S N O
Bahwa saksi mengetahu perkara perkelahian yang terjadi pada hari Kamis,
tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di Jl. Kakap Semarang di
depan rumah Terdakwa. Saat itu saksi dan Djoni setelah dari masjid sedang
berteduh dekat rumah Terdakwa. Kemudian datang serombongan orang
dengan membawa gobang sambil berteriak : bakar rumah dan bunuh Ferdi”
Bahwa sewaktu penyerangan Terdakwa ada di dalam rumah, lalu keluar
dengan memakai sarung tanpa membawa senjata. Terdakwa dilempari batu
dan diserang. Karena saksi juga terkena lemparan batu lalu pulang ;
Bahwa kenal dengan Terdakwa karena bertetangga. Namum, saksi tidak
kenal dengan para penyerangnya ;
3. Saksi : S U G I H A R T O
Bahwa saksi mengetahui kejadian penyerangan di rumah Terdakwa
sehabis mahgrib pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam
19.00 wib di Jl. Kakap Semarang di depan rumah Terdakwa. Saat itu saksi
14
5. Saksi : S I S W A N T O
Bahwa pada hari Kamis, tanggal 28 Agustus 2008 sekitar jam 19.00 wib di
Jl. Kakap Semarang ketika saksi sedang berteduh kira-kira 7-10 meter dari
tempat Terdakwa , saksi mendengar ada suara : “serbu”. Lalu saksi turun ke
jalan dan melihat dari jauh ada serombongan orang membawa senjata,
karena takut lalu saksi lari kekampung ;
Bahwa saksi saat itu saksi sehabis kerja di rumah Terdakwa sehingga saksi
melihat Terdakwa tidak ada persiapan untuk menghadapi penyerangan ;
Bahwa tidak tahu kalau akibat pengeroyokan tersebut ada orang yang
meninggal dunia ;
Bahwa saksi tidak tinggal di rumah Terdakwa. Namum, saat kejadian saksi
sedang di rumah Ibu/Terdakwa dan dilihatnya mereka sedang
membicarakan “sirtu” ;
Bahwa akibat penyerangan tersebut saksi terluka di bagian tangan
kanannya sehingga harus dijahit sampai dengan 15 jahitan, punggung
belakang, dan kepala juga luka disabet dengan senjata tajam ;
Bahwa saksi tidak tahu siapa yang membacoknya. Tapi dari penyidik
katanya yang membacoknya adalah Agung ;
Bahwa saat penyerangan Terdakwa ada di sebelah kanan depan saksi,
karena saksi terjatuh lalu ditarik oleh Terdakwa. Saat itu dilihatnya
Terdakwa sudah bersimbah darah ;
Bahwa saksi tidak dapat melakukan perlawanan karena jatuh tertelungkup
dan langsung disabet dengan senjata tajam ;
Bahwa ibu saksi kena bacok saat Terdakwa dan saksi mundur, kemudian
ibunya datang dan kena bacok dibagian lututnya ;
Bahwa sebelum kejadian sebenarnya telah datang seorang anggota polisi
yang bernama Abdul Haris, setelah bicara dengan Terdakwa, Terdakwa
lantas masuk ke dalam rumah, sedangkan polisi Abdul Haris ke luar rumah.
Sehingga waktu penyerangan polisi yang bernama Abdul Haris tidak ada ;
Bahwa sebelumnya tidak ada ancaman untuk Terdakwa maupun
keluarganya ;
Bahwa bajunya yang bersimbah darah tidak ada dijadikan barang bukti, ada
info yang saksi dengar dibawa ke Polres Semarang Timur ;
Bahwa sepengetahuan saksi tidak ada korban yang meninggal akibat
penyerangan tersebut ;
untuk menolong Didik yang akan melerai tetapi jatuh tertelungkup, lalu
dibacok oleh para penyerang ;
Bahwa saksi ada melihat Pingit, berdiri di depan dan kulitnya berbeda
dengan penyerang yang lain, jadi gampang dikenali, meski tidak kenal ;
Bahwa sewaktu di rumah tidak ada membicarakan tentang datangnya akan
datangnya para penyerang karena mereka tidak tahu kalau akan ada
penyerangan ;
Bahwa saksi tidak tahu kalau dalam penyerangan tersebut ada orang yang
meninggal dunia, karena korban setahunya hanya dari pihak keluarga
Terdakwa saja ;
kurang tujuh orang, salah satunya yang masih diingatnya bernama Pingit,
meski sebelumnya belum kenal ;
- Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan orang yang bernama Darmadi dan
dari wajah yang ada dalam foto seingatnya saat penyerangan tidak ikut
menyerang ;
- Bahwa Terdakwa sebelumnya tidak melaporkan kejadian yang akan
dialaminya kepada polisi, karena tidak menyangka akan diserang lagi pula
sebelumnya sudah ada seorang polisi yang bernama pak Haris yang
berjanji akam menyelesaikan masalahnya dan menyuruhnya menyimpan
senjatanya, maka saat penyerangan Terdakwa tidak ada persiapan dan
juga tidak lapor polisi untuk mendapatkan perlindungan ;
- Bahwa terakhir bertemu dengan Dedi sore itu juga dan sebelumnya tidak
ada ancaman darinya ;
- Bahwa senjata terakwa yang telah digunakannya tidak ada di barang bukti,
tidak tahu dimana, karena setelah kejadian Terdakwa dibawa ke Rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan ;
- Bahwa Terdakwa diperiksa Seninnya ketika datang melapor, kemudian
diperiksa Pak Jais sebagai saksi korban. Tapi Kamisnya dijadikan
Tersangka, tanpa didampingi Penasehat Hukum sewaktu diperiksa lagi ;
- Bahwa Terdakwa akhirnya mengetahui kalau akibat penyerangan tersebut
katanya ada yang orang meninggal dunia dari adiknya ketika masih di
rumah sakit ;
- Bahwa akibat peristiwa penyerangan tersebut kini pekerjaan Terdakwa
hancur semua, usaha jual beli kabing, sarung dan berantakan setelah
Terdakwa ditahan ;
- Bahwa selama ini hubungannya dengan dengan seseorang yang bernama
Topo baik. Oleh karena itu Terdakwa juga mendengar kalau Topo sebelum
meninggal dunia, pernah memberitahukan kepada Dedi dan Sanusi agar
tetap mengerjakan pengurugan sirtu dalam proyek peningkatan jalan yang
sedang dikerjakannya saat itu ;
- Bahwa sewaktu diperiksa di kepolisian Terdakwa tidak pernah didampingi
oleh Penasehat Hukum yang bernama Padmono Widodo ;
- Bahwa Terdakwa mempunyai kemampuan bela diri berupa Tinju
profesional, Tarung bebas amatir (tanpa senjata) ;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini oleh Penuntut Umum juga telah
diajukan barang bukti yaitu : 11 (sebelas) senjata tajam berbagai bentuk, selain itu
juga diajukan satu lembar baju kaos switer, barang bukti tersebut telah
diperlihatkan kepada saksi-saksi dan Terdakwa ;
21
Menimbang, bahwa oleh karena itu menjadi tugas dan kewajiban Majelis
Hakim untuk menilai kebenaran keterangan para saksi, dengan memperhatikan
secara sungguh-sungguh persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan
yang lain, persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain, alasan
yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu,
dan cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
dapat mempengaruhi dan dapat tidaknya keterangan itu dipercaya, sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 185 KUHAP ;
Menimbang, bahwa ternyata dalam peristiwa tindak pidana ini banyak para
saksi yang melihat kejadiannya secara langsung apa yang dialami oleh saksi
korban M. DARMADI dan ataupun yang dilakukan oleh Terdakwa, karena
keseluruhan para saksi mengetahui peristiwa tindak pidana ini karena telah terlibat
langsung dan ataupun melihat secara langsung tindak pidana ini, dan menurut
para saksi yang memberatkan Terdakwa apa yang telah dialaminya adalah akibat
dari perbuatan Terdakwa karena telah memukul temannya dalam perebutan jasa
keamanan di pabrik anggur. Namum Terdakwa dan saksi yang meringankannya
senantiasa menyangkalnya karena ia tidak pernah melakukan penikaman terhadap
saksi korban tersebut, dan dalam peristiwa tindak pidana ini Terdakwa hanyalah
berusaha menyelamatkannya dirinya dan keluarganya ;
bahwa ternyata sebelum peristiwa tindak pidana ini terjadi Terdakwa telah
bertengkar dengan para penyerangnya, dan pertengkaran tersebut telah berusaha
didamaikan oleh saksi Harris yang telah mendatangi Terdakwa. Namum akhirnya
terjadi penyerangan kembali terhadap Terdakwa yang diantaranya telah ikut
korban M. DARMADI ;
motivasi perbuatan pelaku tindak pidana demi tegaknya hukum, kebenaran dan
keadilan. Oleh karena itulah Majelis Hakim dalam mengakkan hukum harus
memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan yang kongkrit, karena disadari
Undang-Undang hanyalah merupakan acuasi untuk pemecahan masalah dan
bukan merupakan satu-satunya sumber hukum. Majelis Hakim tidak mencari hasil
dari mendeduksi dengan menggunakan logika dari Undang-Undang yang bersifat
umum dan abstrak, akan tetapi dari perbuatan, dan harus mempertimbangkan
semua kepentingan dari nilai-nilai dalam sengketa (Perhatikan putusan Mahkamah
Agung RI No. 395 K/Pid/1995 tanggal 29 September 1995) ;
Memperhatikan, Pasal 351 ayat (3) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
dan segala ketentuan hukum yang berkenaan dengan perkara ini antara lain dan
U.U.No.8 tahun 1981 (KUHAP) ;
M E N G A D I L I
kami TIGOR MANULLANG, SH., MH., selaku Hakim Ketua, SUJATMIKO, SH.MH.,
dan KURNIA YANI DARMONO, SH., M.Hum masing-masing sebagai Hakim
Anggota. Putusan mana pada hari : Kamis, tanggal 12 Maret 2009 diucapkan di
depan persidangan yang terbuka untuk umum oleh Majelis Hakim tersebut di atas,
dengan didampingi oleh TONNY BUHA, SH, Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Semarang, SUGENG, SH. MH., Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Semarang, Terdakwa dan penasihat hukumnya.
HAKIM ANGGOTA II
PANITERA PENGGANTI,
TONNY BUHA, SH