Teori Terbentuknya Negara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya
tugas makalah softskill ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam saya curahkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabat.
Semoga kita masih dalam perlindungan Allah SWT.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang teori terbentuknya
nagara. Perlu diketahui materi atau pembahasan ini sangat penting dalam kehidupan
kita sehari hari. Materi ini akan dibahas secara singkat dan berbobot dalam makalah
ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu Pak Sri Waluyo yang telah memberikan saya tugas seperti ini
untuk menambah ilmu dan wawasan.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidaklah sempurna.
Namun, besar harapan saya makalah ini bisa menjadi sumber referensi bagi pembaca
serta bisa dimanfaatkan untuk memperluas ilmu pengetahuan khususnya dalam hal
pembentukan suatu negara

. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

Pendekatan teoritis (sekunder), yaitu dengan menyoal tentang bagaimana asal mulaterbentuknya
negara melalui metode filosofis tanpa mencari bukti-bukti sejarah tentanghal tersebut (karena
sulit dan bahkan tak mungkin), melainkan dengan dugaan-dugaanberdasarkan pemikiran logis.

Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu ketika unsur-unsur negara
(wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi, maka pada saatitu pula negara itu
menjadi suatu kenyataan.

Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan terjaditanpa
kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl(1802-1861) menyatakan bahwanegara tumbuh secara
berangsur-angsur melalui proses evolusi, mulai dari keluarga,menjadi bangsa dan kemudian
menjadi negara. ³Negara bukan tumbuh disebabkanberkumpulnya kekuatan dari luar,
melainkan karena perkembangan dari dalam. Iatidak tumbuh disebabkan kehendak manusia,
melainkan kehendak Tuhan,´ katanya.
Demikian pada umumnya negara mengakui bahwa selain merupakan hasil perjuanganatau
revolusi, terbentuknya negara adalah karunia atau kehendak Tuhan. Ciri negarayang
menganut teori Ketuhanan dapat dilihat pada UUD berbagai negara yang antaralain
mencantumkan frasa: ³Berkat rahmat Tuhan «´ atau³By the grace of God´.
Doktrin tentang raja yang bertahta atas kehendak Tuhan (divine right of king )bertahan
hingga abad XVII.

Teori Perjanjian Masyarakat


Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia hidupsendiri-
sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada masyarakat danperaturan yang
mengaturnya sehingga kekacauan mudah terjadi di mana pun dankapan pun. Tanpa peraturan,
kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidupbinatang buas, sebagaimana dilukiskan
oleh Thomas Hobbes:Homo homini lupus dan Bellum omnium contra omnes. Teori Perjanjian
Masyarakat diungkapkannyadalam buku Leviathan . Ketakutan akan kehidupan berciri survival
of the fittest itulahyang menyadarkan manusia akan kebutuhannya: negara yang diperintah
oleh seorangraja yang dapat menghapus rasa takut.
Demikianlah akal sehat manusia telah membimbing dambaan suatu kehidupan yangtertib dan
tenteram. Maka, dibuatlah perjanjian masyarakat (contract social ).Perjanjian antarkelompok
manusia yang melahirkan negara dan perjanjian itu sendiridisebutpactum unionis. Bersamaan
dengan itu terjadi pula perjanjian yang disebut pactum subiectionis, yaitu
perjanjian antarkelompok manusia dengan penguasa yangdiangkat dalam pactum unionis . Isi
pactum subiectionisadalah pernyataan penyerahanhak-hak alami kepada penguasa dan
berjanji akan taat kepadanya.
Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-1645), John Locke(1632-
1704), Immanuel Kant (1724-1804), Thomas Hobbes (1588-1679), J.J.Rousseau (1712-1778).
Ketika menyusun teorinya itu, Thomas Hobbes berpihak kepada Raja Charles I yangsedang
berseteru dengan Parlemen. Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan raja.
Maka ia hanya mengakui pactum subiectionis, yaitu pactum yang menyatakan penyerahan
seluruh haknya kepada penguasa dan hak yangsudah diserahkan itu tak dapat diminta
kembali. Sehubungan dengan itulah Thomas Hobbes menegaskan idealnya bahwa negara
seharusnya berbentuk kerajaan mutlak/absolut.

John Locke menyusun teori Perjanjian Masyarakat dalam bukunya TwoTreaties onCivil
Government bersamaan dengan tumbuh kembangnya kaum borjuis (golonganmenengah)
yang menghendaki perlindungan penguasa atas diri dan kepentingannya.Maka John Locke
mendalilkan bahwa dalam pactum subiectionis tidak semua hak manusia diserahkan kepada
raja. Seharusnya ada beberapa hak tertentu (yangdiberikan alam) tetap melekat padanya. Hak
yang tidak diserahkan itu adalah hak azasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak kebebasan dan hak
milik. Hak-hak ituharus dijamin raja dalam UUD negara. Menurut John Locke, negara
sebaiknyaberbentuk kerajaan yang berundang-undang dasar atau monarki konstitusional.

J.J. Rousseau dalam bukunya Du Contract Social berpendapat bahwa setelahmenerima mandat
dari rakyat, penguasa mengembalikan hak-hak rakyat dalam bentuk hak warga negara (
civil rights). Ia juga menyatakan bahwa negara yang terbentuk olehPerjanjian Masyarakat
harus menjamin kebebasan dan persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat, dibentuk
berdasarkan kehendak rakyat (volonte general ). Maka, apabilatidak mampu menjamin
kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.Mengenai kebenaran tentang
terbentuknya negara oleh Perjanjian Masyarakat itu,para penyusun teorinya sendiri berbeda
pendapat.Grotiusmenganggap bahwaPerjanjian Masyarakat adalah kenyataan sejarah,
sedangkan Hobbes, Locke, Kant,dan Rousseau menganggapnya sekadar khayalan logis.

Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan. Orangkuatlah
yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu iaberkuasa
memaksakan kehendaknya terhadap orang lain sebagaimana disindir
oleh Kallikles danVoltaire: “Raja yang pertama adalah prajurit yang berhasil”.
Karl Marx berpandangan bahwa negara timbul karena kekuasaan. Menurutnya,sebelum
negara ada di dunia ini telah terdapat masyarakat komunis purba. Buktinyapada masa itu belum
dikenal hak milik pribadi. Semua alat produksi menjadi milik seluruh masyarakat. Adanya hak milik
pribadi memecah masyarakat menjadi duakelas yang bertentangan, yaitu kelas masyarakat
pemilik alat-alat produksi dan yangbukan pemilik. Kelas yang pertama tidak merasa aman
dengan kelebihan yangdimilikinya dalam bidang ekonomi. Mereka memerlukan organisasi
paksa yangdisebut negara, untuk mempertahankan pola produksi yang telah memberikan
posisiistimewa kepada mereka dan untuk melanggengkan pemilikan atas alat-
alat produksi tersebut.
H.J. Laski
berpendapat bahwa negara berkewenangan mengatur tingkah lakumanusia. Negara menyusun
sejumlah peraturan untuk memaksakan ketaatan kepadanegara.
Leon Duguit
menyatakan bahwa seseorang dapat memaksakan kehendaknya terhadaporang lain karena ia
memiliki kelebihan atau keistimewaan dalam bentuk lahiriah(fisik), kecerdasan, ekonomi dan
agama.

Teori Hukum Alam


Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku abadi
danuniversal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum alam bukanbuatan
negara, melainkan hukum yang berlaku menurut kehendak alam.Penganut Teori Hukum
Alam antara lain:

o Masa Purba: Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)


o Masa Abad Pertengahan: Augustinus (354-430) dan Thomas Aquino (1226-1234)
o Masa Renaissance: para penganut teori Perjanjian Masyarakat

Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena:


1. adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehinggamenyebabkan mereka
harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;
2. manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungandengan manusia lain
dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisamelebihi kebutuhannya sendiri untuk
dipertukarkan;

3. mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudianbergabung dengan sesamanya
membentuk desa;

4. hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negarakota).

Aristoteles meneruskan pandangan Plato tentang asal mula terjadinya negara.Menurutnya,


berdasarkan kodratnya manusia harus berhubungan dengan manusia laindalam
mempertahankan keberadaannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.Hubungan itu pada
awalnya terjadi di dalam keluarga, kemudian berkembang menjadisuatu kelompok yang agak
besar. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari keluarga-keluarga itu kemudian bergabung
dan membentuk desa. Dan kerja sama antardesamelahirkan negara kecil (negara kota).

Augustinus dan Thomas Aquino mendasarkan teori mereka pada ajaran agama.Augustinus
menganggap bahwa negara (kerajaan) yang ada di dunia ini adalahciptaan iblis (Civitate
Diaboli), sedangkan Kerajaan Tuhan (Civitate Dei) berada dialam akhirat. Gereja dianggap
sebagai bayangan Civitate Dei yang akan mengarahkanhukum buatan manusia kepada azas-
azas Kristen yang abadi. Sedangkan ThomasAquino berpendapat bahwa negara merupakan
lembaga alamiah yang lahir karenakebutuhan sosial manusia. Negara adalah lembaga yang
bertujuan menjaminketertiban dalam kehidupan masyarakat, penyelenggara kepentingan
umum, danpenjelmaan yang tidak sempurna dari kehendak masyarakatnya.

Teori Hukum Murni


Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang bersifatmemaksa. Setiap
orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara adalah kehendak hukum. Negara identik dengan
hukum.
Paul Laband (1838-1918) dari Jerman memelopori aliran yang meneliti negarasemata-mata
dari segi hukum. Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria)yang mendirikan
Mazhab Wina. Hans Kelsen mengemukakan pandangan yuridis yangsangat ekstrim:
menyamakan negara dengan tata hukum nasional (national legal order ) dan berpendapat
bahwa problema negara harus diselesaikan dengan caranormatif. Ia mengabaikan faktor
sosiologis karena hal itu hanya akan mengaburkananalisis yuridis. Hans Kelsen dikenal
sebagai pejuang teori hukum murni (reinerechtslehre), yaitu teori mengenai mengenai
pembentukan dan perkembangan hukumsecara formal, terlepas dari isi material dan ideal norma-norma
hukum yangbersangkutan. Menurut dia, negara adalah suatu badan hukum (rechtspersoon,
juristicperson), seperti halnya NV, CV, PT. Dalam definisi Hans Kelsen, badan
hukum adalah ‘sekelompok orang yang oleh hukum diperlakukan sebagai suatu
kesatuan,yaitu sebagai suatu person yang memiliki hak dan kewajiban.’ (General T heory
of Law and State, 1961). Perbedaan antara negara sebagai badan hukum dengan badan-badan
hukum lain adalah bahwa negara merupakan badan badan hukum tertinggiyang bersifat
mengatur danmenertibkan.

Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk
memerolehkesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara. Para tokoh Teori
Modernadalah Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A. Logemann.

Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu organisasikekuasaan


yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya, Logemann
mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yangmenyatukan kelompok
manusia yang kemudian disebut bangsa. Perbedaan pandanganmereka sesungguhnya terletak
pada pengertian istilah bangsa. Kranenburgmenitikberatkan pengertian bangsa secara
etnologis, sedangkan Logemann lebihmenekankan pengertian rakyat suatu negara dan
memperhatikan hubunganantarorganisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di
dalamnya.
TEORI LENYAPNYA NEGARA
1) Teori Organis
Tokoh: Herbert Spencer, F.J. Schmittenner, Constantin Frantz, dan Bluntschi.
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme,selayaknya
makhluk hidup. Individu yang menjadi komponen negara diibaratkansebagai sel-sel makhluk
hidup itu. Fisiologi negara sama dengan makhluk hidupyang mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan dan kematian.

2) Teori Anarkhis
Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwasegala bentuk
negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karenaitu negara, pemerintahan,
beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

3) Teori Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari KarlMarx. Marx
menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistemekonomi, sistem sosialdan
sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagaiMarxis .Teori ini merupakan dasar
teorikomunisme modern. Teori ini tertuang dalambuku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh
Marx dan sahabatnya,Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap
pahamkapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
denganmengorbankan kaum proletar . Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena
dipaksa bekerjaberjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka
dinikmatioleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di
daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena
adanya"kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya.
Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa pahamkapitalisme diganti
dengan pahamkomunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan,menurut Marx kaum proletar akan
memberontak dan menuntut keadilan. Itulahdasar dari marxisme.

4) Teori Mati Tuanya Negara

Faktor Alam: suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya karenagunung meletus,
tenggelamnya pulau atau bencana alam lain. Lenyapnyasuatu wilayah berarti lenyapnya
negara dari percaturan dunia.

Faktor Sosial: suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain suatu ketikadapat lenyap
antara lain karena: terjadinya revolusi (kudeta yang berhasil),penaklukan, persetujuan,
penggabungan

DAFTAR PUSTAKA

www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai