Makalah Terbentuknya Suatu Negara
Makalah Terbentuknya Suatu Negara
Makalah Terbentuknya Suatu Negara
Oleh :
Akmal Akhimuloh
1503005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak kata negara diterima secara umum sebagai pengertian yang
menunjukkan organisasi teritorial sesuatu bangsa yang memilki kedaulatan, ia pun
mengalami berbagai pemahaman tentang hakikat dirinya.
Negara merupakan integrasi dari kekuatan politik, ia adalah organisasi pokok
dari kekuasaan politik. Negara adalahargency (alat) dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan
menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana
kerjasama, sekaligus suasana antagonistis dan penuh pertentangan. Negara adalah
organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan
dari kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di
mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama itu, baik oleh individu dan
golongan atau asosiasi, maupun oleh negara itu sendiri. Dengan demikian ia dapat
mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah
tujuan bersama.
Bayangkan, bila suatu kelompok masyarakat tidak mempunyai negara, apa yang
akan terjadi? Bagaimana bila tidak ada wilayah, tidak ada pemerintahan, tidak ada
kepala negara? Apakah teratur? Dapatkah mereka menjalankan aturan bersama?
Dapatkah mereka melakukan aktivitas hidup dengan tertib?
Tampaknya, manusia tidak akan dapat hidup dengan teratur tanpa adanya negara.
Mereka juga tidak akan hidup tertib dan menjamin keamanan bersama, tanpa adanya
negara. Tanpa adanya wilayah, ketertiban umum, bagi masyarakat juga tidak mungkin
terjamin.
BAB II
PEMBAHASAN
Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig gunplowitz, Karl Marx,
H.j.Laski, dan Machiavelli.
Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :
Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat untuk
3) Teori Juridis
Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori patrialchal, teori
matrialchal, teori patrimonial.
a) Teori patrialchal maksudnya, bahwa pemimpin pertama dari manusia itu
adalah semula dari seorang bapak yang merupakan kepala keluarga kecil,
yang kemudian akan menjadi keluarga yang lebih besar yang akhirnya
membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat membentuk suatu negara
dengan garis bapak sebagai pimpinan
b) Sedangkan teori matrialchal hampir sama dengan teori patrialchal, hanya
garis ibu yang menentukan
c) Sedangkan teori patrimonial juga hampir sama dengan teori diatas,
namun yang menentukan adalah garis ibu dan bapak.
4) Teori perjanjian masyarakat
Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara,
manusia hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada
masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga kekacauan mudah terjadi
di mana pun dan kapan pun. Teori perjanjian masyarakat beranggapan bahwa
Negara di bentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat. Tanpa
peraturan, kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidup binatang buas,
sebagaimana dilukiskan oleh Thomas Hobbes, manusia seakan-akan merupakan
bintang dan menjadi mangsa dari manusia yang fisik lebih kuat daripadanya.
Keadaan ini dilukiskan dalam peribahasa Latin homo homini lupus.Manusia
saling bermusuhan, saling berperang satu melawan yang lain. Keadaan ini
dikenal sebagai bellum omnium contra omnes (perang antara semua melawan
semua). Bukan perang dalam arti peperangan yang terorganisasikan, tetapi
perang dalam arti keadaan bermusuhan yang terus menerus antara individu dan
individu lainnya.[4] Teori Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku
Leviathan. Ketakutan akan kehidupan berciri survival of the fittest, itulah yang
menyadarkan manusia akan kebutuhannya: negara yang diperintah oleh seorang
raja yang dapat menghapus rasa takut. Demikianlah akal sehat manusia telah
membimbing dambaan suatu kehidupan yang tertib dan tenteram.
Maka, dibuatlah perjanjian masyarakat (sosial contract). Perjanjian antar
kelompok manusia yang melahirkan negara dan perjanjian itu sendiri disebut
pactum unions, bersamaan dengan itu terjadi pula perjanjian yang disebut
pactum subiectionis yaitu perjanjian antar kelompok manusia dengan penguasa
yang diangkat dalam pactum unionis. Isi pactum subiectionis adalah pernyataan
penyerahan hak-hak alami kepada penguasa dan berjanji akan taat kepadanya.
Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-1645), John
Locke(1632-1704), Immanuel Kant (1724-1804), Thomas Hobbes (1588-1679),
J.J.Rousseau (1712-1778). Ketika menyusun teorinya itu, Thomas Hobbes
berpihak kepada Raja Charles I yang sedang berseteru dengan Parlemen.
Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan raja. Maka ia
hanya
mengakui pactum
subiectionis,
yaitu pactum
yang
menyatakan
penyerahan seluruh haknya kepada penguasa dan hak yang sudah diserahkan itu
tak dapat diminta kembali. Sehubungan dengan itulah Thomas Hobbes
menegaskan
idealnya
bahwa
negara
seharusnya
berbentuk
kerajaan
mutlak/absolut.
John Locke menyusun teori Perjanjian Masyarakat dalam bukunya Two
Treaties on Civil Government, bersamaan dengan tumbuh kembangnya kaum
borjuis (golongan menengah) yang menghendaki perlindungan penguasa atas
diri dan kepentingannya. Maka John Locke mendalilkan bahwa dalam pactum
subiectionis tidak semua hak manusia diserahkan kepada raja. Seharusnya ada
beberapa hak tertentu (yang diberikan alam) tetap melekat padanya. Hak yang
tidak diserahkan itu adalah hak azasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak
kebebasan, dan hak milik. Hak-hak itu harus dijamin raja dalam UUD negara.
Menurut John Locke, negara sebaiknya berbentuk kerajaan yang berundangundang dasar atau monarki konstitusional.
Jean Jacques Rousseau dalam bukunya Du Contract Social berpendapat
bahwa setelah menerima mandat dari rakyat, penguasa mengembalikan hak-hak
rakyat dalam bentuk hak warga negara (civil rights) Ia juga menyatakan bahwa
negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat harus menjamin kebebasan
masyarakat
dalam
pembentukan
Negara
seperti
yang
dikemukakan oleh Hobbes dan Locke. Hukum Quran juga menolak teori
teokrasi dalam terbentuknya Negara.
b) Kekuasaan dalam Negara
Mengenai timbulnya kekuasaan dalam Negara Quran mempunyai
pendirian yang berlainan dari teori-teori kekuasaan dalam Negara seperti
berikut :
Hobbes dengan teori perjanjian masyarakat, mengatakan bahwa
kekuasaan yang ada dalam negara itu adalah kekuasaan yang diberikan
oleh orang ramai kepada pemegang kekuasaan itu (homo homini lupus)
dalam teorinya Hobbes mengatakan bahwa manusia memakai manusia
kapitalisme)
kelebihan
dalam
kekuatan
politik
(pemerintahan
parlementer). Dan harus pula kita ketahui bahwa kelebihan itu tidak hanya pada
hal-hal yang baik namun juga dalam arti kata yang buruk seperti kelebihan
dalam kelicinan dan kancil. Ini bisa kita lihat dalam pertumbuhan kekuasaan
dalam Negara semenjak terjadinya Negara dalam masyarakat umat manusa
bahwa, yang memegang kekuasaan itu selalu golongan yang mempunyai
kelebihan dibanding dengan golongan yang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok :
a. Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori
Kekuatan, dan Teori Juridis
b. Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.
3.2 Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat memperbaiki
Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ubaidillah, A,.(et al.), Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyarakat
Madani, (Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), cet. I.
Rosyada, Dede,(et al.), Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Denokrasi,
Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2000), cet. I.
http://www.scribd.com/doc/47869739/TEORI-TERBENTUKNYA-NEGARA17-03-2012.
http://dhymas.wordpress.com/teori-negara-menurut-quran/-16-032012.
http://makalah85.blogspot.com/2008/11/hubungan-antara-negaradan-agama.html-17-03-12.