Evaluasi Biologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi biologi

1. Uji efektivitas pengawet antimikroba (khusus untuk formula yang menggunakan


pengawet) (FI IV <61>, hal 854-855)
a. Tujuan: Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada
sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti
produk parenteral yang dicantumkan pada etiket produk yang bersangkutan.
b. Prinsip: Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan ke dalam sediaan yang
mengandung pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan sebagai
parameter efektifitas pengawet dalam sediaan. Inokulasi mikroba pada sediaan
dengan cara menginkubasi tabung bakteri biologik (Candida Albicans, Aspergillus
Niger, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus) yang berisi sampel
dari inokula pada suhu 20-25C dalam media Soybean-Casein Digest Agar.
c. Syarat/penafsiran hasil:
Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang diuji, jika:
- Jumlah bakteri viabel pada hari ke-14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1%
dari jumlah awal.
- Jumlah kapang dan khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau
kurang dari jumlah awal.
- Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap
atau kurang dari bilangan yang disebut pada a dan b.

2. Kandungan zat antimikroba (khusus untuk formula yang menggunakan pengawet)


(FI IV<441> hal 939-942)
Khusus Pengawet:
Metode I  Kromatografi gas (Benzil alkohol, Klorbutanol, Fenol, NipaginNipasol)
Metode II  Polarigrafi (Fenil Raksa (II) Nitrat, Timerosal)
a. Tujuan: Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan ditujukan
untuk zat-zat yang paling umum digunakan untuk menunjukkan bahwa zat yang
tertera memang ada, tetapi tidak lebih dari 20% dari jumlah yang tertera di etiket.
b. Prinsip: Penentuan kandungan zat antimikroba menggunakan kromatografi gas atau
polarografi (sesuaikan dengan pengawet yang digunakan)
Persyaratan : Produk harus mengandung sejumlah zat antimikroba seperti yang
tertera pada etiket ± 20%.
c. Penafsiran Hasil : kandungan zat antimikroba dinyatakan dalam satuan b/v atau v/v

3. Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik) (FI IV, 891-899)
a. Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses
pembuatan laruta dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
b. Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam
sediaan yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan
mikroba berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.
c. Penafsiran hasil : Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis
lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas
(FI IV,hal 898). Harga KHM yang makin rendah, makin kuat potensinya. Pada
Umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan
diameter hambat yang besar

Anda mungkin juga menyukai