Bab Ii Sediaan Steril Otik
Bab Ii Sediaan Steril Otik
Bab Ii Sediaan Steril Otik
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga manusia terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian
luar, tengah dan koklea pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran,
sedangkan saluran semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol
keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan saluran pendengaran luar; suara masuk ke dalam
saluran hingga sampai ke gendang telinga. Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh
manusia yang hanya dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunyai
panjang kira-kira 2,6 cm, dan pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat
menyakitkan karena tidak ada jaringan sub kutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan
kulit.
Infeksi telinga bagian luar (otitis eksterna) biasanya meliputi sakit ketika menarik atau
memindahkan cuping telinga, dan mungkin pula terjadi pengaliran lilin telinga. Kadang – kadang
diperlukan untuk memindahkan kotoran dan lilin telinga (serumen) dengan membasuh saluran
telinga dan kemudian menambahkan larutan asam (asam asetat atau aluminium asetat yang
diencerkan) untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga dan rongga timpani. Lubang timpani adalah
kantung yang berisi udara yang mengandung tulang – tulang pendengaran, yaitu maleus, inkus,
dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring melalui saluran eustachius yang berfungsi
menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga agar tetap berada dalam kesetimbangan.
Infeksi telinga tengah biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian nasofaring melalui saluran
eustachius. Pembengkakan pada telinga tengah disebut sebagai otitis media.
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran – saluran
yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol keseimbangan seseorang.
Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini
terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin telinga terdiri dari lipid, asam – asam
lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan bahan – bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi
sebagai lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu, dan benda – benda asing lainnya
yang masuk ke dalam saluran eksternal. Normalnya, serumen itu kering dan keluar dari telinga,
tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk yang kompak dan kemungkinan dapat
menutup saluran telinga.
Infeksi telinga luar
Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelembaban yang
cukup tinggi, adanya sel – sel epithelium, dan kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi
yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini. Beberapa flora
yang terdapat pada telinga luar adalah Micrococci (aureus dan ulbus) dan Corynebacteria.
Kurang dari 1 % dari telinga normal mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel epitel
mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika telinga berada dalam kondisi yang
lembab. Infeksi telinga luar (otitis eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau
larutan) dalam propilen glikol dan polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang
bersamaan dengan antibiotik yang selektif berdasarkan aktivitasnya melawan Pseudomonas
aeruginosa
Infeksi telinga tengah
Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan pembengkakan rongga
hidung yang terhubung melalui saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti
dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam.
Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari
saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam telinga dapat
menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan merupakan penghalang bagi
pemeriksaan secara otologik. Telah bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan
hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat
dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk aktivitas
cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin
polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang digunakan
sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu pengeluarannya.
Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai dengan
menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring 45o, lalu
memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul
dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot
telinga dari karet yang lunak.
Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi
adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin.
Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi)
dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak
antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya,
memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan
membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk
membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otik
antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti
lidokain dan benzokain.
pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam
pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan obat telinga
sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis
dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari
asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam
keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam
sedangkan yang lainnya basa.
Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk
suspensi yang seragam.
2.2 Tujuan
Memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab
infeksi pada kanal telinga eksternal)
Menghilangkan nyeri
Melunakkan serumen agar mudah diambil
Cara penggunaan tetes telinga yang benar
Menyuruh orang lain untuk membantumu menggunakan tetes telinga ini akan membuat prosedur
menjadi lebih mudah.
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
hati-hati, kemudian dikeringkan
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.
6. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan kebelakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
7. Untuk anak dibawah 3 tahun: tarik daun telinga ke bawahdan ke belakang untuk
meluruskan saluran telinganya.
8. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakankapas steril
untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
9. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.
10. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel