Bab Ii Sediaan Steril Otik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. Teori Umum Sediaan Tetes Telinga


Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi yang dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan dan menggunakan penetes.
Obat tetes tetes telinga (guttae auricularis), tetes hidung (guttae nasales), dan tetes mulut
(guttae oris), tetes mata (guttae ophthalmicae).
Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan
cara meneteskan obat kedalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat
menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus
mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga,
umumnya digunakan Gliserol dan Propilenglikol. Dapat juga digunakan Etanol,
heksilenglikol dan minyak lemak nabati. Zat pensuspensi dapat digunakan sorbitan,
polisorbat atau surfaktan lain yang cocok. Keasaman-kebasaan kecuali dinyatakan lain, pH
5,0 sampai 6,0.
Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya larutan otik Benzokain dan
Antipirin larutan otik neomisin dan polimiksin B sulfat dan larutan otik Hidrokortison.

2.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga

Telinga manusia terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian
luar, tengah dan koklea pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran,
sedangkan saluran semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol
keseimbangan.
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan saluran pendengaran luar; suara masuk ke dalam
saluran hingga sampai ke gendang telinga. Saluran pendengaran merupakan rongga pada tubuh
manusia yang hanya dilapisi dengan jaringan epidermis (kulit). Saluran eksternal mempunyai
panjang kira-kira 2,6 cm, dan pembengkakan pada saluran telinga ini akan terasa sangat
menyakitkan karena tidak ada jaringan sub kutan untuk mengurangi tekanan dan peregangan
kulit.
Infeksi telinga bagian luar (otitis eksterna) biasanya meliputi sakit ketika menarik atau
memindahkan cuping telinga, dan mungkin pula terjadi pengaliran lilin telinga. Kadang – kadang
diperlukan untuk memindahkan kotoran dan lilin telinga (serumen) dengan membasuh saluran
telinga dan kemudian menambahkan larutan asam (asam asetat atau aluminium asetat yang
diencerkan) untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga dan rongga timpani. Lubang timpani adalah
kantung yang berisi udara yang mengandung tulang – tulang pendengaran, yaitu maleus, inkus,
dan stapes. Rongga ini dihubungkan ke faring melalui saluran eustachius  yang berfungsi
menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga agar tetap berada dalam kesetimbangan.
Infeksi telinga tengah biasanya bersamaan dengan infeksi pada bagian nasofaring melalui saluran
eustachius. Pembengkakan pada telinga tengah disebut sebagai otitis media.
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran – saluran
yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol keseimbangan seseorang.
Serumen (lilin telinga) adalah campuran dari sekret kelenjar sebaseus dan serumen. Kelenjar ini
terletak pada 1 cm bagian luar pada saluran telinga. Lilin telinga terdiri dari lipid, asam – asam
lemak, mukoprotein, alcohol lilin, dan bahan – bahan lipofilik lainnya. Serumen berfungsi
sebagai lubrikan dan perlindungan dan menyingkirkan debu, dan benda – benda asing lainnya
yang masuk ke dalam saluran eksternal. Normalnya, serumen itu kering dan keluar dari telinga,
tetapi serumen dapat terakumulasi menjadi bentuk yang kompak dan kemungkinan dapat
menutup saluran telinga.
Infeksi telinga luar
Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelembaban yang
cukup tinggi, adanya sel – sel epithelium, dan kondisi pH yang alkali yang menyediakan kondisi
yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme pada rongga yang hangat ini. Beberapa flora
yang terdapat pada telinga luar adalah Micrococci (aureus dan ulbus) dan Corynebacteria.
Kurang dari 1 % dari telinga normal mengandung Pseudomonas aeruginosa. Ketika sel epitel
mengalami luka, infeksi dapat timbul, terutama sekali ketika telinga berada dalam kondisi yang
lembab. Infeksi telinga luar (otitis eksternal) dapat diobati dengan kortikosteroid (suspensi atau
larutan) dalam propilen glikol dan polietilen glikol. Penggunaan bahan ini juga kadang
bersamaan dengan antibiotik yang selektif berdasarkan aktivitasnya melawan Pseudomonas
aeruginosa
Infeksi telinga tengah
Pembengkakan pada telinga tengah biasanya bersamaan dengan pembengkakan rongga
hidung yang terhubung melalui saluran eustachius. Infeksi ini biasanya sangat sakit dan diikuti
dengan kehilangan pendengaran secara parsial dan demam.

Preparat untuk melepaskan kotoran telinga

Kotoran telinga adalah campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari
saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam telinga dapat
menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan merupakan penghalang bagi
pemeriksaan secara otologik. Telah bertahun-tahun minyak mineral encer, minyak nabati, dan
hydrogen peroksida biasan digunakan untuk melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat
dikeluarkan. Baru-baru ini, larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk aktivitas
cerumenolitik dalam melepaskan lilin telinga. Salah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin
polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang digunakan
sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu pengeluarannya.
Tata cara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya dimulai dengan
menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring  45o, lalu
memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat dalam telinga selama 15 – 30 menit, disusul
dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot
telinga dari karet yang lunak.
Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi
adalah zat – zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin.
Pada umumnya zat – zat ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi)
dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak
antara obat dengan jaringan telinga yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya,
memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan
membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk
membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otik
antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin dan anestetika local seperti
lidokain dan benzokain.
pH optimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam
pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 – 7,8. keefektifan obat telinga
sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis
dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga berubah dari
asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam
keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam
sedangkan yang lainnya basa.
Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk
suspensi yang seragam.

2.2 Tujuan
 Memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyebab
infeksi pada kanal telinga eksternal)
 Menghilangkan nyeri
 Melunakkan serumen agar mudah diambil
Cara penggunaan tetes telinga yang benar
Menyuruh orang lain untuk membantumu menggunakan tetes telinga ini akan membuat prosedur
menjadi lebih mudah.
1. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun.
2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak rusak
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat atau kain lembab dengan
hati-hati, kemudian dikeringkan
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya menggunakan tangan selama
beberapa menit. Kocok botol obat tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat menghadap ke atas.
6. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan kebelakang untuk meluruskan saluran
telinganya.
7. Untuk anak dibawah 3 tahun: tarik daun telinga ke bawahdan ke belakang untuk
meluruskan saluran telinganya.
8. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang telinga. Pertahankan posisi
kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut kulit penutup kecil telinga atau gunakankapas steril
untuk menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran telinga.
9. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan menyeka atau membilas
ujung botol tetes.
10. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin
menempel

2.3 Keuntungan dan Kerugian sediaan tetes telinga


Keuntungan :
- Terjamin sasaran pemakaian
- Pengunaan mudan dan praktis
- Sangat baik digunakan untuk pemberian dosis kecil
- Obat lebih mudah di absorbsi
- Melalui botol inaktinis sehingga mutu obat dapat terjaga
Kerugian :
- Diperlukan ketepatan dosis yang presisi
- Kesalahan menekan perangkat untuk meneteskan maka dosis yang diteteskan
dapat berjumlah besar
- Harga relative mahal (karena membutuhkan teknologi setara parenteral)
- Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik

2.4 Jenis-jenis dan contoh sediaan tetes telinga


Berdasarkan jenisnya, ada beberapa obat tetes telinga yang bisa ditemui, yaitu :
- Kandungan antibiotik untuk menangani infeksi akibat bakteri
- Kandungan steroid untuk meredakan pembengkakan dan rasa nyeri
- Kandungan antijamur untuk menangani infeksi jamur dalam telinga
Sekarang ini banyak obat sakit telinga yang kandungan obat didalamnya merupakan
kombinasi antara pereda nyeri dan penghilang bakteri dan jamur. Dengan begitu obat-
obatan tersebut bisa digunakan lebih praktis. Meskipun begitu semua penggunaan obat-
obatan ini harus dipantau oleh dokter.
Berikut beberapa contoh obat tetes telinga yang mungkin direkomendasikan oleh dokter :
1. Polymyxin kombinasi (Otopain)
Otopain adalah obat yang digunakan untuk mengatasi radang pada telinga akibat
bakteri. Otopain mengandung bahan lidocaine yang berfungsi untuk mengatasi rasa
sakit pada telinga
2. Chloramphenicol kombinasi ( Otolin, Colme)
Otolin dan colme sama-sama mengandung chloramphenicol yang berfungsi
mengobati infeksi akibat bakteri ditelinga bagian luar. Bedanya selain mengandung
chloramphenicol, otolin juga mengandung obat antibakteri lainnya, seperti
polymyxin. Selain antibakteri, kedua obat ini juga mengandung pereda nyeri, otolin
mengandung pereda nyeri bahan benzocaine sedangkan colme mengandung pereda
nyeri bahan lidocaine
3. Neomycin sulfat kombinasi (Otopraf, Otozambon)
Otopraf dan otozambon adalah obat sakit telinga yang mengandung neomycin sulfat
bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri dalam telinga. Obat-obatan ini
dikatakn kombinasi karena mengandung pereda nyeri dan pereda bengkak.
4. Chloramphenicol (Erlamycetin, Reco, Ramicort)
Kandungan utama dalam obat sakit telinga ini adalah chloramphenicol yang berfungsi
melawan pertumbuhan bakteri. Kandungan chloramphenicol juga sering digunakan
sebagai obat tetes telinga anak.
5. Clotrimazole (Canesten)
Untuk mengatasi infeksi ditelinga akibat adanya pertumbuhan jamur, clotrimazole
adalah salah satu obat sakit telinga yang di gunakan. Clotrimazole bekerja melawan
pertumbuhan jamur kulit atau jamur di liang liang kulit telinga.

Anda mungkin juga menyukai