Kel.5 Rata Rata

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NILAI PUSAT


Untuk keperluan penganalisian data lebih lanjut, di samping pembuatan tabel dan grafik,
diperlukan juga ukuran-ukuran yang dapat mewakili data tersebut, sehingga dapat diucapkan
secara singkat dan dapat digunakan untuk membandikan keadaan berbagai kelompok data. Untuk
keperluan tersebut, statistik menyediakan suatu nilai berupa nilai tunggal yang cukup mewakili
keseluruhan nilai yang terdapat dalam data tersebut.

Nilai tunggal yang dianggap dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data diangap sebagai rata-
rata (averages), karena nilai rata-rata dihitung berdasarkan keseluruhan nilai yang terdapat dalam
data bersangkutan. Nilai rata-rata itulah yang disebut ukuran nilai pusat atau ukuran tendensi
pusat.

Ukuran nilai pusat merupakan ukuran yang dapat mewakili data secara keseluruhannya.
Artinya, jika keseluruhan nilai yang ada dalam data tersebut

diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai rata-rata ke dalamnya, nilai rata-rata
tersebut memiliki kecenderungan (tendensi) terletak di urutan paling tengah atau pusat.

B. JENIS-JENIS UKURAN NILAI PUSAT


1. Rata-Rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung (mean) adalah nilai rata-rata dari data yang ada. Rata-rata hitung dari
populasi diberi simbol 𝜇 (baca miu). Rata-rata hitung dari sampel diberi simbol 𝑋̅ (baca eks
bar). Mencari rata-rata hitung secara umum dapat ditentukan dengan rumus:

Jumlah semua nilai data


Rata-rata hitung =
Jumlah data

a. Rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal


Cara menghitung rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal ialah sebagai berikut:
1) Jika 𝑋1. 𝑋2. . . ., 𝑋𝑛 merupakan n buah nilai dari variabel X, maka rata-rata
hitungnya sebagai berikut.

Ʃ𝑋 𝑋1 + 𝑋2 +, , , +𝑋𝑛
𝑋̅ = =
𝑛 𝑛
Keterangan:

̅
𝑿 = rata-rata hitung (mean)

X = wakil data
n = jumlah data
Contoh soal:
Hitunglah rata-rata hitung dari nilai-nilai 7, 6, 3, 4, 8, 8!
Penyelesaian:
X = 7, 6, 3, 4. 8, 8!
n =6
ƩX = 7 + 6 + 3 + 4 + 8 + 8 = 36
Ʃ𝑿 𝟑𝟔
̅=
𝑿 = =6
𝒏 𝟔
2) Jika nilai 𝑋1 . 𝑋2 , . . .,𝑋𝑛 masing-masing memiliki frekuensi 𝑓1, maka rata-rata
hitungnya adalah:
𝑓1𝑥1+ 𝑓
∑ 𝑓𝑥 2𝑥2+⋯+ 𝑓
𝑛𝑥𝑛
𝑋̅ = ∑ 𝑓 = 𝑓1+ 𝑓2+⋯+𝑓
𝑛

Contoh soal:

Hitunglah rata-rata hitung dari nilai-nilai 3,4,3,2,5,1,4,5,1,2,6,4,3,6,1 !

Penyelesaiannya:

Angka 3 keluar sebanyak 3 kali, maka 𝑋1= 3, 𝑓1= 3

Angka 4 keluar sebanyak 3 kali, maka 𝑋2= 4, 𝑓2= 3

Angka 2 keluar sebanyak 2 kali, maka 𝑋3= 2, 𝑓3= 2

Angka 5 keluar sebanyak 2 kali, maka 𝑋4= 5, 𝑓4= 2

Angka 1 keluar sebanyak 3 kali, maka 𝑋5= 1, 𝑓5= 3

Angka 6 keluar sebanyak 2 kali, maka 𝑋6= 6, 𝑓6= 2

∑ 𝑓𝑥 = 3 x 3 + 3 x 4 + 2 x 2 + 2 x 5 + 3 x 1 + 2 x 6 = 50

∑ 𝑓 = 3+ 3 + 2 + 2 + 3 + 2 = 15

∑ 𝑓𝑥 50
𝑋̅ = ∑ 𝑓 = 15 = 3,3
2. Jika 𝑓1 nilai yang memiliki rata-rata hitung 𝑚1 𝑓2 nilai yang memiliki rata-rata
hitung 𝑋̅ 𝑖2 ..., dan 𝑓𝑘 nilai yang memiliki rata-rata hitung 𝑚𝑘 maka rata-rata
hitung dari keseluruhan nilai itu 𝑓1 + 𝑓2 + . . . + 𝑓3 dapat dihitung dengan rumus:
𝑓1𝑚1+ 𝑓
∑ 𝑓𝑚 2𝑚2 + …+𝑓𝑘𝑚𝑘
𝑋̅ = ∑ 𝑓 = 𝑓1+ 𝑓2+⋯+𝑓
𝑘

Contoh soal:
Rata-rata nilai statistik 40 mahasiswa adalah 77,1 kemudian masuk lagi seorang
mahasiswa sehingga nilai rata-rata menjadi 77,5. Berapakah nilai statistik
mahasiswa yang baru masuk?
Penyelesaian:
𝑓1 = 40 𝑚1 = 77,1 𝑓2 = 1 𝑚2 =?
𝑋̅ = 77,5
𝑓1𝑚1+ 𝑓
2𝑚2
𝑋̅ = 𝑓1+ 𝑓2

40 𝑥 77,1+1 𝑥 𝑚2
77,5 = 40+1

77,5 x 41 = 3.084 + 𝑚2
𝑚2 = 3.177,5 – 3.084 = 93,5

Jadi, nilai statistik mahasiswa yang baru masuk tersebut adalah 93,5.

3. Median data tunggal


Median untuk data tunggal dapat dicari dengan pedoman sebagai berikut:
1. Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang berada paling tengah.
2. Jika jumlah data genap, mediannya adalah hasil bagi jumlah dua data yang
berada di tengah. Pedoman tersebut dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk data ganjil ( n = ganjil )
Me = 𝑋𝑛
2

b. Untuk data genap ( n = genap )


𝑋𝑛 +𝑋𝑛+2
2 2
Me = 2

Atau secara singkat median dapat ditentukan:


1
Me = nilai yang ke 2 (n+1)

Contoh soal:

Tentukan median dari data berikut!


a. 4, 3, 2, 6, 7, 5, 8
b. 11, 5, 7, 4, 8, 14, 9, 12

Penyelesaian:

a. Urutan data: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Jumlah data (n) = 7 (ganji)
𝑋7+1
Me = = 𝑋4 = 5
2

b. Urutan data: 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14


Jumlah data (n) = 8 (genap)
𝑋4+𝑋5 8+9
Me = = = 8,5
2 2

3. Modus data tunggal


Modu data tunggal adalah dta yang frekuensinya terbanyk.

Contoh soal:
Tentukan modus dari data-data berikut!
a) 1,4,7,8,9,9,11
b) 1,4,7,8,9,11,13
c) 1,2,4,4,7,9,11,11,13
d) 1,1,3,3,7,7,12,12,14,15
Penyelesaian:
a. Modus = 9
b. Modus = tidak ada
c. Modus = 4 dan 11
d. Modus = 1,3,7, dan 12

2. Data Kelompok (Bergolong)

Data kelompok adalah data yang dikelompokkan menurut kelas-kelas dengan panjang
kelas tertentu. Pengelompokkan data atas kelas interval akan bermakna terutama bila kita
berhadapan dengan data dalam jumlah besar, sehingga menyulitkan untuk menyusun ukuran
pemusatan dalam bentuk data tunggal (individu).
a. Rata-rata (Mean)
Untuk menentukan rata-rata atau mean dari data kelompok (kelas interval)
diberikan contoh tentang distribusi frekuensi kemampuan koneksi matematis 100
siswa pada tabel berikut:
Distribusi frekuensi kemampuan koneksi matematis.
Nilai (f) Nilai tengah (x) f.x
45-50 4 47,5 190
51-56 4 53,5 214
57-62 8 59,5 476
63-68 30 65,5 1965
69-74 31 71,5 2216,5
75-80 20 77,5 1550
81-86 2 83,5 167
87-92 1 89,5 89,5
Jumlah 100 - 6868

∑𝑋 6868
Sehingga diperoleh Mean (𝑋̅) = ∑ 𝑓𝑖 = 100 = 68,68

Dengan demikian, rata-rata (Mean) kemampuan koneksi matematis dari 100 siswa
adalah sebesar 68,68. Cara lain menentukan rata-rata untuk data berkelompok adalah
menggunakan cara Coding. Dengan menggunakan cara coding akan lebih mudah dan efesien
serta dapat menghindari kesalahan perhitungan akibat bekerja dengan angka-angka besar.
Adapun rumus rata-rata dengan cara coding adalah sebagai berikut:

∑𝑓𝑖𝑐
𝑋̅ = 𝑋0 + p { ∑ 𝑓 𝑖 }
𝑖

Keterangan:

𝑋0= rata-rata sementara p = panjang kelas 𝐶𝑖= tanda kelas ke-i

Untuk lebih jelasnya penggunaan rumus tersebut, perhatikan contoh pada tabel berikut:

Nilai (𝑓𝑖 ) Nilai tengah (x) 𝐶𝑖 𝑓𝑖𝐶𝑖


45-50 4 47,5 -4 -16
51-56 4 53,5 -3 -12
57-62 8 59,5 -2 -16
63-68 30 65,5 -1 -30
69-74 31 71,5 0 0
75-80 20 77,5 1 20
81-86 2 83,5 2 4
87-92 1 89,5 3 3
Jumlah 100 - - -47

Keterangan:

1. Xo adalah rata-rata sementara yang dapat dipilih dari sembarang titik tengah kelas
interval, untuk contoh di atas lebih dipilih Xo = 71,5.
𝑋𝑖− 𝑋0 71,5−71,5
2. Ci = karena telah dipilih Xo = 71,5 maka 𝐶𝑖= = 0.
𝑝 6

Selantunya tanda kelas c = -1, c = -2, c = -3, dan c = -4 berturut-turut untuk titik
tengah 65,5 ; 59,5 ; 53,5 dan 47,5. Sedangkan harga c = 1, c = 2, dan c = 3 adalah
tanda kelas untuk titik tengah 77,5 ; 83,5 ; dan 89,5.
3. 𝑓𝑖𝑐𝑖 adalah perkalian kolom 𝑓𝑖 dan kolom 𝑐𝑖 sehingga jumlah perkalian di peroleh
adalah : ∑ 𝑓𝑖𝑐𝑖
𝑖𝑐 ∑𝑓 −47
4. Mean 𝑋̅ = 𝑋0 + p ( ∑ 𝑓 𝑖 ) = 71,5 + 6 ( 100 ) = 71,5 -2,82 = 68,68
𝑖

b. Median (Me)
Berdasarkan tabel ditentukan median dengan terlebih dahulu dicari letak median,
𝑛
yaitu :½ dari seluruh data = (2) atau ½ x 100 = 50 (lihat frekuensi kumulatif). Jadi

median akan terletak pada kelas interval ke lima.


Rumus Median:
1
𝑛−𝐹
Me = b + p (2 )
𝑓

Keterangan:
Me = Median
b = batas bawah kelas median (batas bawah – 0,5)
P = panjang kelas
n = banyak data
F = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
𝑛 100
letak median adalah 2 = , yaitu berada pada frekuensi kumulatif yang memuat 50,
2

yaitu 77 (karena frekuensi kumulatif 46 belum memuat nilai 50). Perhatikan tabel dibawah
ini letak kelas median pada tabel berikut:
Nilai (f) f . kumulatif
45-50 4 4
51-56 4 8
57-62 8 16
63-68 30 46
69-74 31 77
75-80 20 97
81-86 2 99
87-92 1 100
Jumlah 100 -

Sehingga diperoleh nilai median:

50−46 4
Me = 68,5 + 6 ( ) = 68,5 + 6 (31) =68,5 + 0,774 = 69,27
31

Jadi nilai median adalah 69,27.

c. Modus (Mo)

Berdasarkan tabel diatas , dihitung modus data berkelompok dengan menggunakan


rumus sebagai berikut:

𝑑1
Mo = b + p (𝑑1+𝑑2)

Keterangan:

Mo = Modus b = batas bawah kelas modus p = panjang kelas

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya

letak modus ditentukan berdasarkan pada kelas interval dengan frekuensi yang paling
besar yaitu sebesar 31, yaitu terletak pada kelas interval (69-74).

(31−30) 1
Mo = 68,5 + 6 ((31−30)+ (31−20)) = 68,5 + 6 (12) = 69.

Anda mungkin juga menyukai