Tsia
Tsia
Tsia
1. Bahan Dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu
45oC.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih
banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media
bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau Zat Makanan
a. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg
dan unsur pelikan/trace element.
b. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan
sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam
organik.
c. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen
lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
d. Vitamin-vitamin.
3. Bahan Tambahan
a. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan
tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk
indikator perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
b. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
nontarget/kontaminan.
4. Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media
a. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat
(gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk
membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk
melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-
kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya
tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
c. Meat extract.
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta
dan daging sapi.
d. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
e. Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino
dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam
amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang
ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
D. JENIS-JENIS MEDIA
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan
dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya,
dan fungsinya:
1. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu:
a. Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini
dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu,
media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak
menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya, media
miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media
lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini
umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
b. Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar
kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% 0,4% sehingga media
menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan
untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup
anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.
c. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
2. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
a. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung,
daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar.
b. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari
:Pepton 10,0 g, Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
c. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis
dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.
3. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Media dasar atau media sederhana
Media yang secara rutin selalu tersedia di laboratoriom karena
bahan dasar yang sangat disukai oleh bakteri.
Contohnya: Nutrien Agar , Nutrien Broth, Infution Broth , dll.
b. Media Transport
Adalah media yang digunakan untuk pengiriman specimen dari
suatu tempat ketempat laboratrium pemeriksaan , yang berisi nutrisi dan
berfungsi untuk mempertahankan kehidupan bakteri , biasanya untuk
pengiriman bahan pemeriksaan bakteriologii yang menggunakan swab.
Contoh : Amies Transport Media , Cary & Blair Medium, dll.
c. Media pemupuk atau media Enrichment/ Media yang diperkaya
Adalah media yang berbentuk cair yang digunakan berisi bahan
kimia yang dapat menghambat beberapa flora normal dan memungkinkan
pertumbuhan bakteri pathogen yang mungkin terdapat dalam jumlah kecil
dalam specimen , sehingga bakteri mudah tumbuh dengan baik dan di
perbanyak .
Contoh : NaCl Broth, Pepton Alkalis 1%, Selenite Broth, Bouillon Broth,
BHIB, dll.
d. Media Differential
Adalah media yang mempuyai beberapa kandungan kimiawi yang
memberikan ciri khusus pada bakteri yang berbeda melalui penampilan /
gambaran koloni yang berbeda dengan kultur.
Contoh : Mac Conkey, EMB, Cled, KIA, dll.
e. Media selective
Adalah media yang secara selective menumbuhkan bakteri
komensal dengan membedakan warna dan kekeruhan koloni.
Contoh : TCBS agar, XLD agar , SS agar, dll.
f. Media Enriched
Adalah media yang mengandung bahan penambahan pertumbuhan
guna meningkatkan kualitas media. Organisme tertentu tidak dapat tumbuh
dalam nutrient media umum, mereka menambahkan darah, serum, telur,
glucose, dll.
Contoh : Agar darah, Livental agar, Loffler serum.
g. Media untuk reaksi biokimia
Adalah media yang digunakan untuk identifikasi kuman
berdasarkan sifat-sifat biokimia dari masing-masing kuman.
Contoh : Indol reaksi, Methyl Red, Voges Proskeur, Simon Citrat Agar,
Urea Agar, SIM medium,Lysine dekarboxylase
h. Media Test kepekaan
Media yang digunakan untuk test kepekaan, jadi sesudah bakteri
ditanam secara merata dipermukaan media kemudian diletakkan
antibiotic disk pada permukaan media itu inkubasi 24 jam kemudian
diamati zona hambatannya.
Contoh :
Diagnostic Sensitivity Test (DST)
Muller Hinton, Media yang digunakan untuk test kepekaan digunakan
sesuai prosedur standart international.
i. Media Perbenihan Jamur
Media yang bersifat asam yang digunakan untuk isolasi jamur dan
yeast
Contoh : SDA ( Saboroud Dextrose Agar )
j. Media Kultur Aerob
Media yang digunakan untuk kultur anaerob atau kedap udara
biasanya diletakkan dalam tabung tutup ulir.
Contoh : Media Thioglycolate, Media cooked meat.
E. PERSYARATAN MEDIA
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 – 7,0
merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan kapang
dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu
optimum tertentu untuk pertumbuhannya. Berdasarkan kisaran suhu
pertumbuhan, mikroba dibedakan atas tiga kelompok sebagai berikut:
a. Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan pada
suhu 0-20o C.
b. Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu pertumbuhan 20-
45o C.
c. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas 45 o C.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan
sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih dan higinis pada
lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir
sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba
dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:
a. Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
b. Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
c. Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa
adanya oksigen.
d. Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada konsentrasi
yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang normal di udara.
Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong aerob, yaitu
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, kecuali bakteri yang dapat
tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang tergolong anaerob
fakultatif.
5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan
osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami plasmolisis.
Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Oleh karena itu,
dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat
tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi,
perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya tidak boleh terlalu besar.
6. Sterilitas
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
= 1,625 gram
TSI Agar merupakan media untuk melihat kemampuan suatu mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula. TSIA digunakan untuk pengujian biokimia untuk membedakan
beberapa jenis bakteri yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae yang bersifat gram
negatif dan memfermentasikan glukosa kemudian membentuk asam, sehingga dapat
dibedakan dengan bakteri gram negatif lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola
fermentasi karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Media ini memiliki 3 gula
dalam kandungannya, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, dengan konsentrasi 1%
sukrosa, 1% laktosa, dan 0,1% glukosa. Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap
penggunaan karbohidrat dan keadaan asam yang terbentuk. Indikator pH, yaitu Phenol
Red, ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan pH akibat fermentasi
karbohidrat. Adapun komposisi yang terkandung dalam media TSI Agar beserta
fungsinya:
Pada prinsipnya, prosedur pembuatan media ini sama dengan media pada umumnya,
hanya saja wadah yang digunakan untuk media ini adalah tabung reaksi dan peletakkan
tabung reaksi harus miring. Digunakannya tabung reaksi adalah bertujuan untuk
mempermudah pengamatan hasil fermentasi karbohidrat dari mikroorganisme, apakah
sempurna atau tidak dengan adanya lereng (slant) dan dasar (butt). Sedangkan posisi yang
dimiringkan berguna untuk memperluas permukaan untuk tumbuhnya mikroorganisme
nantinya.
V. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Neraca
2. Tabung reaksi
3. Enlemyer
4. Kaki tiga
5. Gelas beker
6. Spritus
7. Sendok tanduk
8. Ball filler
9. Pipet tetes
10. Kawat kasa
11. Autoclave
12. Batang pengaduk
B. BAHAN
1. Powder TSIA
2. Kertas ph
3. Aluminium Foil
4. Aquadest
25
= x 65
1000
= 1,625 gram