Berfikir Kritis Manajemen Fixx
Berfikir Kritis Manajemen Fixx
Berfikir Kritis Manajemen Fixx
BERFIKIR KRITIS
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Keperawatan
Oleh :
Ana Yulia
Dede Diah Hardianti
Florentinus Jhon Hendra
Hendrikson
Marcelina Intisari Jamin
Mutiara Valerie
Yeremia Manibuy
Yudhita Sharlly Kurnia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dulu sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil
sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut
berpikir secara kritis, terutama seorang perawat. Seorang perawat harus bisa
berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan dalam
menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat serta melakukan tindakan yang cepat dan
tepat pula. Tapi masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga
masih ada tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu,
perawat harus bisa secara tepat dan cepat. Perawat sebagai bagian dari
pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir kritid
dalam berbagai situasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud berpikir kritis?
2. Apa saja model berpikir kritis?
3. Bagaimana Sikap untuk Berpikir Kritis?
4. Apa saja Komponen berpikir kritis?
5. Apa saja Karakteristik Berpikir Kritis?
6. Apa saja Tujuanberpikirkritisdalamkeperawatan?
7. Apa saja Strategidalammengoptimalkanpelayanankeperawatan?
8. Bagaimana Hasil dari berpikir kritis?
9. Apa saja Manfaat berpikir kritis dalam keperawatan?
10. Bagaimana penerapan berpikir kritis dalam keperawatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian berpikir kritis
2. Untuk mengetahui model berpikir kritis
3. Untuk mengetahui sikap untuk berpikir kritis
4. Untuk mengetahui komponen berpikir kritis
5. Untuk mengetahui karakteristik berpikir kritis
6. Untuk mengetahui tujuan berpikirkritisdalamkeperawatan
7. Untuk mengetahui strategidalammengoptimalkanpelayanankeperawatan
8. Untuk mengetahui hasil dari berpikir kritis
9. Untuk mengetahui manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
10. Untuk mengetahui penerapan berpikir kritis dalam keperawatan
BAB II
BERFIKIR KRITIS
A. Pengertian
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal
dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat
keputusan. Kritein yang berarti to choose, to decide. Krites berarti judge.
Criterion (bahasa Inggris) yang berarti standar, aturan, atau metode. Critical
thinking ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-aturan yang
terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan.
Critical thinking yaitu investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi
situasi, fenomena, pertanyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau
keputusan secara terintegrasi.
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), berpikir kritis adalah proses
kognitif atau mental yang mencakup penilaian dan analisa rasional terhadap
semua informasi dan ide yang ada serta merumuskan kesimpulan dan
keputusan.
Menurut Paul (2005) berpikir kritis adalah suatu seni berpikir yang
berdampak pada intelektualitas seseorang, sehingga bagi orang yang
mempunyai kemampuan berpikir kritis yang baik, akan mempunyai
kemampuan intelektualitas yang lebih dibandingkan dengan orang yang
mempunyai kemampuan berpikir yang rendah.
Paul (2005) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan dasar untuk
mempelajari setiap disiplin ilmu.Suatu disiplin ilmu merupakan suatu
kesatuan sistem yang tidak terpisah sehingga untuk mempelajarinya
membutuhkan suatu ketrampilan berpikir tertentu.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu
proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau
mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan
berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
H. Hasil
1. Dengan kita berpikir kritis kita bisa menggunakan bahasa secara reflektif,
mengekspresikan , idea , pikiran , fakta , perasaan , keyakinan dan sikap
terhadap klien , sesama perawat , profesi
2. Mengambil keputusan secara tepat , cermat dan bertanggung jawab.
3. Jika ada isu2 tidak enak , bisa memberikan penjelasan, mempertahankan
terhadap suatu tuntutan/tuduhan.
4. Menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan
pembaharuan dan memperbaiki mutu pelayanan atau asuhan keperawatan
serta penataan secara terus menerus
Strategi :
1. Tenaga pendidik dan lembaga ditingkatkan kualitasnya dibidang
keperawatan
2. Menerapkan E-learning dalam dunia pendidikan keperawatan
3. Menerapkan kolaborasi pendidikan dan praktek antar perawat profesi
4. Menyiapkan perawat yang sudah berkompetensi di era pasar global
I. Manfaat Berpikir Kritis dalam Keperawatan, adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab
dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan.
A. Contoh Kasus
1. Akan Mengambil Tindakan Namun Terhalang Otoritas
Seorang perawat berada dalam situasi ketika pasien mengalami
hipotensi dan dia ingin menolong pasien. Tetapi, dia tidak bisa melakukan
itu tanpa perintah dokter. Karena itu adalah kewenangan dokter.
Sementara dokter tidak ada di tempat.
2. Dasar pengetahuan khusus
Hipotensi merupakan penyakit tekanan darah rendah yang biasanya
ditandai dengan kondisi pasien yang melemah, kepala pusing dan
pembuluh darah pasien biasanya mengendur.
Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan
pertama pada pasien agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika
tidak segera ditolong bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bisa
berakibat fatal. Kemudian setelah itu perawat sesegera mungkin
menghubungi dokter agar mendapatkan perintah untuk melakukan proses
penanganan pasien selanjutnya.
3. Kompetensi
a. Berpikir kritis umum
Pada pasien yang menderita hipotensi, sebaiknya perawat
melakukan memberikan pertolongan dasar yaitu, pemeriksaan fisik
pasien (suhu, tekanan darah, umur, dan denyut nadi), pasien diberi
minum air, pasien ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah
misalnya dengan tidak diberi bantal agar suplai oksigen ke otak lebih
lancar, dan setelah melakukan pertolongan dasar kepada pasien
perawat segera menghubungi (menelepon) dokter.
b. Berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis
Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik pasien (suhu,
tekanan darah, dan denyut nadi), pasien diberi minum air, dan pasien
ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak
diberi bantal agar suplai oksigen ke otak lebih lancar, harus dilakukan
oleh perawat jika menghadapi pasien dengan keadaan hipotensi serta
tak lupa segera menghubungi (menelepon) dokter jika dokter tidak ada
di tempat setelah melakukan pertolongan dasar.
4. Sikap untuk Berpikir Kritis
a. Tanggung gugat dan Berpikir mandiri
1) Analysis : Melakukan pertolongan dasar tanpa menelepon dokter
berdasarkan pengalaman
Evaluasi
Positif :
a) Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan hipotensi yang
diderita pasien tidak akan bertambah parah.
b) Kelancaran suplai oksigen pada otak pasien dapat teratasi
dengan cepat dan tepat.
c) Tidak akan membahayakan jiwa pasien.
Negatif :
Negatif :
Negatif :
a) Bila dokter berada dalam jarak yang jauh dan tidak segera
datang, maka kondisi pasien dapat menjadi lebih parah karena
tidak segera ditangani.
b) Membahayakan jiwa pasien karena dapat berakibat fatal
(pasien tidak tertolong) jika masih menunggu dokter.
c) Mengambil resiko.
5) Analyisis : Melakukan injeksi secara langsung tanpa menunggu
dokter
Evaluasi
Positif :
a) Pasien tertangani dengan baik.
b) Suplai injeksi obat-obatan dapat membantu mengurangi
hipotensi yang terjadi pada pasien.
Negatif :
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting
bagi perawat. Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah
kesasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata
bukan pikiran. Berpkir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk
keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan
holistik untuk pemecahan masalah. Dalam berpikir kritis terdapat 3
kompetensi yaitu : berpikir kritis secara umum, berpikir kritis spesifik
dalam situasi klinis, dan berpikir kritis dalam keperawatan.
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2002. Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical –
Surgical Nursing, atau Buku Ajar Kepwrawatan Medikal – Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, I Made Karyasa, Julia, Y. Kuncara, dan
Yasmin Asih. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.