Berpikir Kritis Dalam Keperawatan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan proses yang berjalan secara berkesinambungan


mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal
dari bahasa Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat
keputusan. Kritein yang berarti to choose, to deside.Kretin juga berarti
jugde.Criterion berasal dari bahasa inggris, yang berarti standar, aturan, atau
metode.Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana, dan bahkan aturan-
aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan(Mz.
Kenzie).

Dulu sebagian orang jarang berpikir kritis dalam pengambilan sebuah


keputusa dan menyelesaikan sebuah masalah.Namun sekarang kita dituntut
untuk berpikir secar kritis, terutama seorang perawat.Seorang perawat harus
bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan dalam tindakan
menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat serta melakukan tindakan yang cepat dan
tepat pula.

Tapi masih ada perawat yang belum berpikir kritis, sehingga masih ada
tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, kami
menyusun makalah yang berjudul ”Berpikir Kritis dalam Keperawatan”.
Untuk menjadi pedoman bagi seorang perawat agar mampu berpikir secara
kritis dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep berpikir kritis?
2. Bagaimana definisi berpikir kritis?

[Type text]Page 1
3. Sebutkan elemen berpikir kritis!

4. Jelaskan yang dimaksud dengan berpikir kritis dan belajar!


5. Jelaskan macam-macam karakteristik berpikir kritis!

C.Tujuan

1. Mengetahui apa itu berpikir kritis


2. Mengetahui definisi berpikir kritis
3. Mempelajari elemen berpikir kritis
4. Memahami maksud dari berpikir kritis dan belajar
5. Mengetahui macam-macam karakteristik berpikir kritis

[Type text]Page 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Berpikir kritis

Berpikir merupakan proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup


interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Critical berasal dari bahasa
Grika yang berarti : bertanya, diskusi, memilih, menilai, membuat keputusan.
Kritein yang berarti to choose, to deside.Kretin juga berarti jugde.Criterion
berasal dari bahasa inggris, yang berarti standar, aturan, atau metode.Critical
thinking ditujukan pada situasi, rencana, dan bahkan aturan-aturan yang
terstandar dan mendahului dalam pembuatan keputusan(Mz. Kenzie).

Critical thinking yaitu investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi


situasi, fenomena, pernyaan atau masalah untuk menuju pada hipotesa atau
keputusan secara terintegrasi. Berpikir adalah menggunakan pikiran dan
mencakup membuat pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan dan
merefleksikan (Gordon, 1995). Berpikir merupakan suatu proses yang aktif dan
terkoordinasi (Chaffee, 1994). Ketika perawat mengarahkan berpikir kearah
pemahaman dan menentukan jalan keluar dari masalah kesehatan klien, prosesnya
menjadi bertujuan dan berorientasi pada tujuan. Dalam kaitannya dengan
keperawatan, berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang
masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang
harus diyakini dan dilakukan(Kataoka-Yahiro dan Saylor,1994) .

Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis
dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar

[Type text]Page 3
berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas
dalam berpikir kritis

B. Definisi Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh,
asumsi, prisip-prisip, argument, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan,
keyakinan dan aktivitas (Bandman, 1998). Berpikir kritis adalah proses
kognitif atau mental yang mencakup penelitian dan analisa rasional terhadap
semua informasi dan ide serta merumuskan kesimpulan dan keputusan
(Brunnner dan Suddart 1997). Berpikir secara kritis menantang individu untuk
menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk menginterpretasikan
serta mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai simpulan suatu prespektif
baru(Stader, 1992).

Berpikir kritis adalah proses penertiban intelektual yang secara aktif dan
secara terampil mengonsep, menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan atau
mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan melalui
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan
untuk percaya dan bertindak (Scriven dan Paul,n.d.,).

Banyak yang telah mendefinisikan berpikir kritis, tapi dasarnya berpikir


kritis lebih banyak diartikan sebagai suatu proses dari pada suatu tujuan
(Facione, 2015). Perawat diharapkan dapat menggunakan pola berpikir kritis
untuk memecahkan masalah klien dan mengambil pilihan yang lebih baik.
Oleh karena itu, berpikir krisis, pemecahan masalah, dan pengambilan
keputusan adalah proses yang saling terkait, disertai kreativitas yang
meningkatkan hasil.

Berpikir kritis sangat penting untuk melakukan praktik keperawatan yang


terampil, kompeten, dan aman.Banyaknya pengetahuan yang harus digunakan
perawat dan pertumbuhan pesat pengetahuan ini menghambat perawat

[Type text]Page 4
menjadi praktisi yang efektif apabila mereka berupaya menjalankan fungsinya.
Keputusan yang harus diambil perawat mengenai perawatan klien dan
menegnai penyebaran sumber yang terbatas memaksa untuk berpikir dan
bertindak di area tertentu yang serta-gamang, tanpa jawaban yang jelas dan
prosedur yang tetap serta memiliki banyak kepentingan yang saling
berbenturan yang mempersulit proses pembuatan keputusan. Perawat diminta
untuk bisa berpikir kritis dengan menggunakan pengetahuan mengenai ilmu
keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan perawatan yang
efektif.

Perawat harus menunjukan keterampilan kognitif untuk berpikir secara


kritis, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan bahwa
keterampilan ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab (Potter &
Perry, 2005).Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan berpikir kritis yang
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi secara
baik serta bisa berkomunikasi dengan lancer dan jelas (Fero et al, 2009).

Perawat akan menemukan berbagai situasi klinis yang berkaitan dengan


masyarakat atau pasien, anggota keluarga dan tenaga kesehatan lainnya,
sehingga penting untuk berpikir krisis pada setiap situasi. Perawat professional
akan mengambil tindakan klinis yang cepat dan tepat ketika keadaan klien
memburuk, mendeteksi jika pasien mengalami komplikasi serta memiliki
inisiatif untuk mengatasinya (Potter & Perry dalam Aprisunadi, 2011). Proses
keperawatan mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan perawat
membuat penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan nalar (Potter &
Perry, 2005).

Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan :

1. Mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.


2. Penerapan profesionalisme.

[Type text]Page 5
3. Penggetahuan teknis dan keterampilan teknis dalam emberi asuhan
keperawatan.
4. Berpikir kritis menggunakan jaminan yang terbaik bagi perawat dalam
menuju keberhasilan dalam berbagai aktifitas.

Freely mengidentifikasikan bahwa berpikir kritis diperlukan guna


mengembangkan kemampuan analisa, kritis, dan ide advokasi.Freely
mengidentifikasi bahwa berpikir kritis menggunakan kemampuan deduktif
dan induktif, kemampuan mengambil keputusan yang tepat didasarkan pada
fakta dan keputusan yang dihasilkan melalui berpikir kritis.

Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu berjalan dengan keterlibatan


kita dalam pengalaman baru dan menerapkan yang kita miliki, kita menjadi
lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan
yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir
dan belajar.

Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan


pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator
umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri.

Perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis dalamm berbagai cara :

1. Perawat menggunakan pengetahuan dari subjek dan bidang


lain. Perawat berhadapan dengan respons manusia secara
holistik, sehingga harus mendapatkan informasi penting dari
area subjek lain untuk memahami arti data klien dan
merencanakan interverensi yang aktif. Sebagai contoh, perawat
dapat menggunakan pengetahuan dari ilmu gizi, fisiologi dan
fisika untuk meningkstksn penyembuhan luka dan mencegah
pemburukan cedera pada klien yang mengalami ulkus
decubitus.

[Type text]Page 6
2. Perawat menghadapi perubahan dalam lingkungan yang penuh
tekanan. Perawat bekerja pada situasi yang cepat berubah.
Terapi, obat-obatan, dan teknologi selalu berubah, dan kondisi
pasien dapat berubah setiap menitnya. Ketika muncul situasi
yang tidak diharapkan, berpikir kritis memampukan perawat
mengenali tanda penting, merespons dengan cepat dan
mengadaptasi intervensi guna memenuhi kebutuhan khusus
klien.
3. Perawat mengambil keputusan penting. Keputusan ini sering
kali menentukan kesejahteraan dan bahkan keselamatan klien,
sehingga penting untuk mengambil keputusan yang baik.

C. Elemen berpikir kritis


Kreatifitas adalah komponen utama berpikir kritis. Dengan kreatifitas
diharapkan perawat mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat,
keputusan ini akan berdampak pada kesejahteraan dan keselamatan jiwa
pasien. Sehingga untuk mengambil keputusan yang baik, perawat harus
mampu berpikir kritis untuk mengumpulkan dan mengiterpretasikan informasi
yang diperoleh untuk pengambilan keputusan yang terbaik untuk pasien.Para
pemikir kreatif harus memiliki pengetahuan mengenai masalah.Mereka harus
mengkaji masalah saat ini dan paham mengenai landasan bukti dan prinsip
yang berlaku. Contohnya, ned mengetahui anatomi dan fisiologi fungsi
pernapasan dan menyadari tujuan spirometri intensif.
Ia juga memahamitumbuh kembang anak. Dalam upaya membantu dia
mengembangkan pengetahuannya dan menemukan pemecahan yang kreatif.
Dengan menggunakan kreativitas,

[Type text]Page 7
1. Menghasilkan banyak gagasan dengan cepat.
2. Umumnya fleksibel dan alami; yaitu, mereka dapat
mengubha sudut pandang atau arah piker dengan cepat dan
mudah.
3. Menciptakan pemecahan masalah yang asli.
4. Cenderung mandiri dan percaya diri, walaupun di bawah
tekanan.
5. Menampilkan individualitas.

Berbagai elemen yang digunakan dalam berpikir kritis untuk membuat


suatu keputusan dalam pemecahan masalah, keperawatan serta kriteria yang
digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap berpikir kritis.

Elemen berpikir kritis antara lain:

1. Menetukan tujuan
Menentukan atau merumuskan tujuan dalam proses keperawatan
merupakan tahapan yang paling utama dan paling penting. Tujuan
merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah yang
dihadapi atau dikeluhkan oleh pasien. Oleh karena itu, perawat dituntut
untuk mampu berpikir kritis, dengan berpikir kritis tujuan yang
dirumuskan atau ditentukan oleh perawat bisa tercapai atau tidak
dengan menetapakan kriteria hasil sesuai dengan standar asuhan
keperawatan.
2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka masalah
Merupakan keputusan kliniks mengenai masalah pasien yang harus
diidentifikasi dan divalidasi berdasarkan informasi dan kondisi nyata.
Pada tahap ini perawat dituntun untuk berpikir kritis, karena untuk
mengangkat atau menyusun masalah keperawatan (diagnosis
keperawatan yang tepat dibutuhkan beberapa pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki perawat, seperti kemampuan
memahami beberapa masalah, factor yang memahami beberapa
masalah, bahasan dan karakteristiknya, batasan atau ukuran normal

[Type text]Page 8
dari masalah tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat
untuk memecahkan masalah yang diangkat secara rasional dan
objektif.
3. Menunjukan bukti
Kemampuan perawat untuk memahami bukti atau data dengan cara
memvalidasi data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada
data yang telah dikumpulkan dengan mengunakan pembandingan data
subjektif dan objektif yang didapatkan dari berbagi sumber dengan
berdasarkan standar nilai. Untuk itu diperlukan kemampuan atau
keterampilan berpikir kritis oleh perawat.

D. Berpikir Kritis dan Belajar


Belajar merupakan proses sepanjang hidup. Untuk tumbuh, masing-
masing manusia membutuhkan pengetahuan baru dan memperbaiki
kemampuan untuk berpikir, memecahkan masalah, dan membuat
penilaian.Belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan. Sepanjang waktu,
sejalan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapakan
pengetahuan yang kita miliki, kita akan lebih mampu untuk membentuk
asumsi, menyajikan ide-ide, dan membuat simpilan yang vaid.

Sebagai perawat professional, perawat harus selalu melihat dan berpikir ke


depan. Perawat tidak dapat membiarkan berpikir sesuatu yang rutin atau
standar.Praktik keperawatan harus selalu berubah.

Sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, perawat


professional harus selalu menantang cara-cara tradisional dalam melakukan
sesuatu dan mencari apa yang paling efektif, yang mempunyai bukti-bukti
mendukung secara ilmiah, dan memberikan hasil yang lebih baik untuk klien.
Untuk berpikir kritis membuat perawat mampu belajar dan untuk secara
positif mempengaruhi praktik keperawatan. Kedewasaan seorang perawat
diukur dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan baru dan

[Type text]Page 9
terlibat dalam proses penemuan yang menguntungkan bagi klien juga bagi
profesi.

E. Karakteristik Berpikir Kritis


1. Konseptualitasi
Konseptualisasi yang artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan
sejenisnya.Dengan demikian konseptualitasi merupakan pikiran abstrak
yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan
dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan
secar benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba berubah dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan

[Type text]Page 10
Berpikir kritis digunakkan untuk mengevaluasi suatu argumentasi an
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternative solusi tindakan
yang akan diambil

Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi

1. Kegiatan merumuskan pertanyaan


2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentoleransi ambiguitas

[Type text]Page 11
BAB III
PEMAHAMAN ANGGOTA KELOMPOK TENTANG
BERPIKIR KRITIS

Berpikir merupakan proses berjalan secara berkesinambungan baik itu


interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Terdiri dari dua kata critical
yang berarti diskusi, memilih, menilai dan membuat keputusan.Sedangkan
criterion berarti standar, aturan atau metode. Dari dua kata itu dapat diartikan
bahwa berpikir kritis merupakan rangkaian pikiran dan persepsi yang didalamnya
terdapat aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam setiap membuatan keputusan
baik mendesak atau tidak mendesak. Kemudian berpikir merupakan proses aktif
dan terkoordinir yang berarti berpikir secara cepat dan mencapai tujuan dari
masalah itu sendiri sesuai dengan yang diharapkan sehingga meminimalisir
adanya masalah lainnya, sehingga berpikir kritis ini merupakan konsep berpikir
yang berhubungan dengan proses belajar.

Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan


dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat
tidaknya atau layaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses
berpikir (kognitif) yang mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua
informasi, masukan, pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan
kesimpulan. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan
dan dukungan. Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus
nyata akan memberikan gambaran tentang pemberian asuhan keperawatan yang
komperhensif dan bermutu.

Pemikir kritis mencoba mengedepankan persaan dalam melakukan


pengamatan kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan
perhatian.Misalnya terhadap aktivitas pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan
gejala, petunjuk, dan perhatian dan pernyataan serta pikiran klien.Model-model
ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisai dan

[Type text]Page 12
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide
tentang permasalahan kesehatan klien.Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari
prisip-prinsip pengertian dan peran pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya kita


harus paham dari komponen berpikir kritis itu sendiri, dan komponen berpikir
kritis meliputi pengetahuan dasar, pengalaman, kompetensi, sikap dalam berpikir
kritis, standar/karakteristik berpikir kritis.Berpikir kritis merupakan suatu
pendapat atau pemikiran yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang disengaja
dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah
informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan yang ada.

Alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis menggunakan bahasa,


merumuskan masalah, menjelaskan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta
mencari beberapa fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar dan hasil yang
diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.

[Type text]Page 13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar
dalam mempertanggung jawabkan profesi dan kualitas
perawatan.Pemikir kritis keperawatan menunjukan kebiasaan mereka
dalam berpikir, kepercayaan diri, kreatifitas, fleksibilitas, pemeriksaan
penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker terbuka,
pemeliharaan dan refleksi.Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas,
penggalian data, rasional tindakan, prediksi dan sesuai dengan ilmu
pengetahuan.
Berpikir kritis adalah salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang
dapat digunakan dalam pembentukan system konseptual perawat.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat
esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan efektif dalam semua aspek
kehidupan.Berpikir secara kritis menantang individu untuk menelaah
asumsi tentang informasi terbaru dan untuk menginterpretasikan serta
mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai simpulan suatu
perspektif baru.
B. Saran

[Type text]Page 14
Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa
berpikir secara kritis, sehingga dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat. Serta dapat menyelesaikan masalah dengan baik .

[Type text]Page 15
DAFTAR PUSTAKA

Yophi Nugraha. dan Arni Wianti. 2017. Konsep Dasar


keperawatan.Majalengka :LovRinzPublishing.
Erb.Glenora.2011. Fundamental Keperawatan.Jakarta :Kedokteran
EGC.

[Type text]Page 16

Anda mungkin juga menyukai