Makalah Metodologi Keperawataan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAAN

“Konsep Berpikir Kritis dan Mengambil Keputusan dalam


Keperawatan “

Oleh:
Wahyu Dewi Utari
233311371
Dosen pengampu:
Ns. Yessi Fadriyanti, S. Kep,M.Kep

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SERJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadiran Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang,14 Januari 2024

Wahyu Dewi Utari

Ii

DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Tujuan(goal) dan hasil akhir (outcomes)
3. Expert Thinking
4. Pengembangan Clinical judgment (Clinical Reasoning Skill)

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

Iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat
mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis
proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan. Kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian. Rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas Pemikir kritis dalam praktik
keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk
menganalisis, menerapkan standar, mencan informasi, menggunakan alasan rasional,
memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif,
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan
perseverance.
Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan
nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya perawat menggunakan perpaduan
antara thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan
keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan
lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan membuat
keputusan penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud definisi dari Konsep Berpikir Kritis dan Pengambilan Keputusan
Dalam Keperawatan?
2. Apa tujuan uan dari (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan?
3. Apa yang dimaksud Thinking (Berfikir Kritis)?
4. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning
Skill!
5. Apa yang dimaksud dengan proses keperawatan?
6. Apa tahapan proses keperawatan
7. Apa manfaat proses keperawatan?
8. Proses Keperawatan Sebagai Metode Penyelesaian Masalah Keperawataan?

C. Tujuan
Setelah mempelajarai materi ini, Anda diharapkan mampu memahami makna dan maksud
dari berpikir kritis dalam keperawatan, serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir
kritis dalam keperawatan sehingga kita mampu menyelesaikan suatu masalah serta dapat
mengambil suatu keputusan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Pengambilan Keputusan Klinis dalam Praktik Keperawatan Pengambilan keputusan
klinis akan memperlihatkan perbedaan antara perawat dengan staf telnis, yaitu perawat
akan cepat bertindak ketika kondisi pasien menurun mendeteksi masalahnya dan
berinisiatif untuk memperbaikinya. Benner (1984) berpendapat bahwa pengambilan
keputusan klinis sebagai keputusan yang terditi. Atas pemikiran kritis dan penuh
pertimbangan, serta penetapan dari ilmu serta pikiran kritis.
Klien tentu akan memiliki keluhan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
kesehatan fisik, gaya hidup, budaya, hubungan kekerabatan, lingkungan tempat tinggal,
hingga pengalaman klien itu sendiri. Oleh karena itu, perawat tidak bisa langsung
mengetahui apa yang klien butuhkan, melainkan klien tersebut harus menyampaikan
keluhan yang ia punya dan perawat harus banyak bertanya dan memiliki rasa ingin tahu
untuk melihat suatu hal dengan perspektif yang berbeda. Pemikiran kritis adalah pusat
praktik keperawatan profesional karena hal tersebut membuat seorang perawat terus
memperbaiki cara pendekatan kepada klien dan menempkan pengetahuan pengetahuan
baru yang berdasarkan pengalaman dari sebelumnya.

2. Tujuan (goal) dan Hasil Akhir (Outcomes)


Perawat harus selalu berpikir secara kritis tentang klien dan respons klien terhadap
masalah kesehatan mereka untuk memberikan tingkat perawatan yang paling efektif dan
paling sesuai. Kapan saja terjadi perubahan pada klien, pengobatan medis, fungsi
kehidupan sehari-hari. Lingkungan, atau sumber eksternal, perawat harus berpikir secara
kritis untuk membuat penilaian yang benar. Suatu tanda praktik keperawatan ahli adalah
kemampuan untuk tetap terbuka terhadap perubahan dalam situasi klinis (Carnevali &
Thomas, 1993).
Pentingnya bagi perawat untuk belajar berpikir kritis tentang apa yang harus dikaji,
sehingga perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pendekatan berpikir
kritis dalam pengkajian. Karena pada berpikir kritis ada komponen yang sangat penting
yang menunjukkan kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel. Di mana dalam
pengkajian, penting bagi perawat harus berpikir kritis dalam memproses informasi yang
didapatkan dari klien ataupun keluarga klien.
3. Expert Thinking
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kulitas perawat, pemikiran kritis perawat
3
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,kreativitas, pemeriksaan
penyebab, integritas intelektual, intuisi, pola pikir terbuka pemeliharaan dan refleksi
Pemikir kritis keperawatan mempraktikkan keterampilan kognitif meliputi analisa.
Menerapkan standar, prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada
pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah doneminatur umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri. Perawat
dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menemukan, menjelaskan
kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu
tuntutan tuduhan. Argumentasi Badman and Badman (1988) terkait dengan konsep
berfikir dalam keperawatan:
1) Berhubungan dengan situasi perdebatan.
2) Debat tentang isu
3) Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
4) Penjelasan yang rasional.
4. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skill)
Psikologi klinis tidak akan pernah bisa dilepaskan dari assessment dan diagnosa
psikologis. Pada pembahasan kali ini kita akan mengupas bagaimana seorang Clinical
bisa menjadikan data pada assessment nya menjadi sebuah keputusan, keakuratan Clinical
Judgment dan kesan (impresionis), serta bagaimana hasil dari assessinent biasanya
disampaikan atau dikomunikasikan. Sebagai laporan klinis Proses and Acuracy. Untuk
pembahasan ini akan dimulai dari hal yang paling mendasar dari Clinical Judgment yakni
interpretasi.
Interpretasi adalah sebuah aktivitas yang sangat penting dalam membangun
Clinical Judgment. Interpretasi adalah hal yang dapat dilakukan. Seorang Clinical untuk
memperkirakan apa yang sedang terjadi, membuat rancangan kemungkinan dan yang
lainnya untuk mempermudah jalannya diagnosa. Interpretasi klinis ini merupakan hal
yang kompleks. Di mana, setelah clinician mendapatkan data tes psikologis ataupun data
dari wawancara seperti suara, gesture dan mimic, interpretisi juga melibatkan respons dari
clinician sendiri. Meliputi apa yang in pikirkan tentang si pasien, kognitif clinician hingga
karakteristik si clinician sendiri. Situasi juga berpengaruh dalam Clinical Judgment ini.
Seperti lokasi, apakah pasien berada di tempat terapi atau di rumah sakit, bagaimana
kondisi pasien. Sebelumnya apakah memang tanpa masalah atau sudah bermasalah,
banyak sekali yang bisa menjadi landasan pikiran seorang clinician umuk
diinterpretasikan sejalan dengan tujuannya yakni clinician Judgment. The Theoretical
Framework (kerangka teon) pada sumber yang ada telah ditegaskan bahwa clinician
bukan mencari kebenaran melainkan cara yang ampuh untuk mengerti pasien sehingga
mereka dapat ditolong.
4
Dengan Menggunakan beberapa pendekatan seperti psikoanalisis, behavoris,
humanistic dan lainnya para clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami
pasien. Namun tipe pendekatan memiliki cara pandangnya tersendiri. Pula, sehingga
interpretasi yang di dapatkan juga akan berbeda. Cara mengevaluasi interpretasi mereka
adalah dengan kembali merujuknya pada sumber pendekatan dan teori yang digunakan
Banyaknya interpretasi yang hadir dari observasi, data atau hasil interview juga nantinya
bisa membingungkan sehingga kerangka teori yang paling banyak digunakan nantinya
akan mengurangi kebingungan.
5

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemikiran kritis adalah pusat praktik keperawatan professional. Tujuannya untuk
mengetahui bagaimana pendekatan berpikir kritis dalam pengkajian, karena ada
komponen penting yang menunjukkan kebiasaan. Berpikir seseorang yang bersifat
fleksibel, untuk memberikan tingkat perawatan yang paling efektif dan paling sesuai
shingga perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Clinical Judgement dimulai dari interpretasi. Interpretasi adalah sebuah aktivitas
yang sangat penting dalam membangun clinical judgment. Dengan menggunakan
beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic dan lainnya para
clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien.
Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis, berurutan,
berkelanjutan berkesinambungan dimulai dari pengumpulan dara, menentukan
masalah keperawatan, menyusun desain rencana tindakan keperawaran, melaksanakan
tindakan dan atan menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan dan
mengevaluasi keberhasilan, Proses keperawaran merupakan metode yang digunakan
dalam memberikan asuhan keperia pasien.
Proses keperawatan adalah, suatu metode yang terorganinir dan sistematis dalam
pemberian asuhan keprawatan kepada klien, yang berfokus pada respon manusia-bark
sebagai individu, keluarga, maupun masyarakat-karena adanya ganguan kesehatan
aktual maupun potensial.

2. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis
pengertian hubungan dan masing-masing indikasi penyebab, teguran, dan tingkat
hubungan dalam keperawatan Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien
akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6749000/BERFIKIR
KRITIS DALAM KEPER AWATAN BAB I PENDAHULUAN

https://www.google.com/amp/s/muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/0
1/16/konsep-berfikir-kritis-dalam-keperawatan/amp/

http://dadangdot.blogspot.com/2013/12/makalah-riset-keperawatan.html? M1

KRITIS DALAM KEPERAWATAN BAB I PENDAHULUAN Widyawati, E. (2020).


Pentingnya Proses Pengambilan Keputusan dengan Berpikir Kritis dalam
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai