Manu Skrip

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI SEBELUM TINDAKAN

OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA


PASIEN DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

1
Novitasari, 2 Sitti Syabariyah, 3Usman
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
[email protected]

Abstrak
Latar belakang : Tindakan pembedahan akan memberikan suatu reaksi emosional bagi
pasien dan keluarga seperti kecemasan pre operasi. Kecemasan dapat diakibatkan
karena ketidaktahuan akan prosedur pembedahan. Pemberian informed consent
sebagai salah satu tindakan preoperatif bertujuan memberi pemahanan bagi pasien
tentang pembedahan yang akan dilakukan.
Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian informasi sebelum
tindakan operasi terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien di RSUD Dr. Soedarso
Pontianak.
Metode : Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross sectional sampel
penelitian ini berjumlah 46 responden yaitu keluarga pasien pre operasi diperoleh
dengan accidental sampling pengumpulan data menggunakan kuesioner pemberian
informasi dan kuesioner tingkat kecemasan. Analisa data menggunakan uji sperman
rho pada α 0,05.
Hasil : Hasil penelitian ini uji sperman rho diperoleh nilai signifikan = 0,036 < 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian informasi sebelum
tindakan operasi terhadap tingkat kecemasan keluarga di RSUD Dr. Soedarso
Pontianak.
Simpulan dan saran : Dari penelitian ini kecemasan dipengaruhi oleh informasi,
informasi merupakan hal yang penting berfungsi untuk mengurangi kecemasan. Saran
sebaiknya meneliti tentang faktor-faktor pentingnya pemberian informed consent.

Kata kunci : Pemberian informasi, Pre operasi, Tingkat kecemasan


RELTIONSHIP BEETWEEN OF PROVISION INFORMATION
BEFORE CARRYING SURGERY WITH THE LEVEL OF CLIENT
FAMILY ANXIETY IN HOSPITAL DR. SOEDARSO PONTIANAK
1
Novitasari, 2 Sitti Syabariyah, 3 Usman
Institut Of Nursing Muhammadiyah Pontianak
[email protected] m

Abstrack
Background: Surgery will give an emotional reaction to the patient and families Such as
preoperative anxiety. Anxiety can be caused by ignorance of the procedure. Giving
informed consent as a preoperative measurement aims to give an understanding to the
patient and families about the surgery.
Objectives: The purpose of this study is to find out the relationship between provision of
information before carrying surgery with the level of client family anxiety in Dr, Soedarso
Pontianak public hospital.
Method: This research is quantitative cross sectional design. The sample in this study
amounted to 46 responden are preoperative client family obtained accidental sampling.
Data collection using questionnaire are through the provision of information questionnaire
and level of anxiety questionnaire. Analysis of the data using sperman rho test at α <
0,05.
Results: The results of the study of the sperman rho test shows a significant percentage
p= 0,036 < 0,05. It shows that there is a relationship between Informed Consent before
carrying surgery with the level of client family anxiety in Dr. Pontianak Public Hospital.
The researcher recommends: From result of research, anxiety is influenced by
knowledge or information, information is an important function in reducing the anxiety that
can decrease anxiety. Advice should factors scrunitize about the importance of giving
informed consent.

Keywords:provision of information, Pre operation, Level anxiety


LATAR BELAKANG kepuasan pasien dengan kualitas informasi
Pra-Operasi merupakan tahapan awal yang diberikan.
dalam proses pembedahan yang dimulai dari Studi internasional telah banyak
pra bedah (pre operasi), bedah (intra operasi), mengkonfirmasi bahwa pasien yang menunggu
pasca bedah (post operasi). Gambaran pengalaman operasi mengalami kecemasan.
informed consent sebelum tindakan operasi/ pre Beberapa kelompok pasien seperti perempuan,
-operasi idealnya dimulai ketika pasien pasien dengan tinggi kebutuhan-untuk
diberitahukan pertama kali tentang perlunya informasi, pasien tanpa pengalaman operasi
operasi. Semakin lama waktu pasien harus sebelumnya, dan pasien yang lebih muda,
bersiap-siap menghadapi operasi, secara fisik mengalami peningkatan tingkat kecemasan pra
maupun secara emosional, semakin baik pasien operasi7.
untuk dapat menyesuaikan diri1. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
Operasi dapat menimbulkan peneliti pada tanggal 18 januari 2017 di rumah
kecemasan baik bagi klien maupun keluarga sakit umum dokter Soedarso Pontianak di ruang
sehingga perawat dan tenaga kesehatan lain instalasi bedah sentral didapatkan data pasien
perlu memberi perhatian pada upaya yang menjalani tindakan operasi pada tahun
mengurangi kecemasan sekaligus menurunkan 2016 sebanyak 1.833 pasien dan pada bulan
resiko operasi yang dapat timbul. Persiapan pra januari sebanyak 113. Dari hasil wawancara
operasi penting sekali untuk memperkecil resiko peneliti dengan 4 orang keluarga pasien yang
operasi, karena hasil akhir suatu pembedahan akan menjalani tindakan operasi yang sudah
sangat bergantung pada penilaian keadaan diberikan informasi tentang tindakan operasi
penderita dan persiapan pra operasi yang telah yang akan dilakukan didapatkan 3 orang
dilakukan2. keluarga mengatakan cemas dan takut,
Tindakan operasi merupakan tindakan keluarga mengatakakan takut operasinya gagal
yang terdiri dari reposisi terbuka, fiksasi interna dan mengganggap operasi adalah jalan
dan reposisi tertutup dengan kontrol radiologis terakhir. Hasil dari pengamatan peneliti
diikuti fiksasi interna, dimana didalamnya keluarga tampak gelisah, sedih dan lemah. Dan
terdapat banyak prosedur yang harus 1 orang keluarga mengatakan hanya bisa
dilaksanakan3. Tindakan pembedahan pasrah dan percaya kepada tuhan karena tuhan
merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir lah yang menentukan segala sesuatu yang
semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk terjadi.
bisa saja terjadi yang bisa membahayakan bagi Fenomena yang terjadi sekarang
pasien. Maka tidak heran jika seringkali pasien meskipun sudah diberikan informasi sebelum
dan keluarganya menunjukan sikap yang agak tindakan operasi oleh perawat dan dokter tetapi
berlebihan dengan kecemasan yang mereka kecemasan pasien dan keluarga masih tetap
alami4. ada. Penyediaan informasi kepada pasien dan
Kecemasan terhadap tindakan operasi keluarga pada periode pre-operasi adalah
disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya teramat penting karena yang dijadwalkan untuk
adalah kurangnya pengetahuan klien dengan menerima perawatan bedah adalah
tindakan yang dilakukan. Selain itu juga dapat menakutkan, stres dan situasi asing bagi
disebabkan karena kurangnya sikap perawat sebagian besar pasien7..
dalam mengaplikasikan pencegahan Dampak dari kecemasan keluarga
kecemasan pada klien dan keluarga yang dapat menimbulkan ketidakmampuan keluarga
berhubungan dengan tindakan yang dilakukan5. dalam mengambil keputusan sehingga
Pereira6 dalam penelitian nya menghambat pemberian asuhan keperawatan9.
menunujukkan bahwa pendekatan berpusat Dukungan keluarga sangat dibutuhkan selama
pada pasien empatik diterapkan pada pra- proses pre operasi, dimana keluarga memiliki
operasi pengangkatan keperawatan secara fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan tetapi
signifikan mengurangi kecemasan pra operasi karena kecemasan yang dialami keluarga ketika
pasien, meningkatkatkan pemulihan bedah dan mendampingi anggota keluarga yang sedang
penyembuhan luka, dan meningkatkan dirawat akan berdampak terhadap kesehatan
dan menyebabkan sakit. Di dalam keadaan peneliti adalah sebanyak 46 orang keluarga
sakit keluarga tidak mampu melaksanakan pasien pre operasi.
fungsi-fungsi yang seharusnya dilaksanakan Instrument penelitian menggunakan
sehingga akan mengakibatkan kurangnya kuesioner. Kuesioner pemberian informasi
dukungan keluarga berkurang dan menggunakan skala Guttman yang terdiri dari
menyebabkan anggota keluarga yang sedang 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya dan
dirawat penyembuhannya semakin lama8. Tidak jika menjawab Ya bernilai 2 dan Jika
Cara mengatasi kecemasan pasien dan menjawab Tidak bernilai 1. Kuesioner tingkat
keluarga yang akan menjalani operasi salah kecemasan diukur dengan menggunakan
satunya adalah dengan pemberian informasi keusioner yang berdasarkan teori tingkat
melalui informed consent, tentang tindakan kecemasan dan karakteristik dari tiap tingkatan
persiapan dan kejadian yang akan dialami oleh kecemasan meliputi respon fisiologis kognitif
pasien selama dan setelah operasi. perilaku dan emosi yang terdiri dari 40
Pemahaman terhadap kerangka berfikir yang pernyataan dengan jawaban ya bernilai 2 dan
jelas akan menurunkan tingkat kecemasan dan tidak bernilai 1.
berguna bagi seseorang untuk menurunkan Hasil ukur pemberian informasi
tingkat kecemasann yang berat sampai kondisi dikategorikan berdasarkan cut off point
ringan atau sedang10. Berdasarkan uraian menggunakan nilai median karena data tidak
diatas peneliti tertarik untuk melakukan berdistribusi normal. Dikatakan baik nilai skor >
penelitian tentang hubungan pemberian 36,00 kurang baik skor nilai < 36,00. Hasil ukur
informasi sebelum tindakan operasi terhadap tingkat kecemasan dikategorikan berdasarkan
tingkat kecemasan keluarga pasien. cut off point menggunakan nilai median karena
data tidak berdistribusi normal. Dikategorikan
METODOLOGI PENELITIAN cemas ringan skor nilai < 56,00, cemas sedang
Jenis penelitian yang digunakan dalam skor nilai = 56,00 dan cemas berat > 56,00.
penelitian ini adalah kuantitatif dengan Prosedur pengumpulan data awal
pendekatan cross sectional menggunakan Peneliti menemui responden secara langsung
metode deskriptif korelasi yang bertujuan untuk dan menjelaskan tujuan (penjelasan penelitian),
mencari hubungan antara variabel yang teliti 11. memberikan lembar pernyataan persetujuan
Pada penelitian ini yang ingin diketahui oleh menjadi responden (informed consent), dan
peneliti adalah hubungan antara pemberian membagikan kuesioner, sebelum responden
informasi sebelum tindakan operasi terhadap mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan terlebih
tingkat kecemasan keluarga pasien. dahulu cara pengisian kuesioner, setelah
Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi kuesioner selesai diisi maka kuesioner akan di
Bedah Sentral RSUD Dr. Soedarso Pontianak berikan lagi kepada peneliti dan peneliti
pada tanggal 19 Juli sampai 14 Juni 2017. memeriksa lagi kelengkapan data tersebut.
Populasi merupakan seluruh subjek Data yang peneliti peroleh dari
atau objek dengan karakteristik tertentu yang responden selanjutnya akan dikumpulkan dan
akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek kemudian peneliti melakukan pengolahan data
yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik yaitu editing, coding, memasukan data, dan
atau sifat yang dimiliki subjek atau objek pembersihan data. Analisis data yang
tersebut11. Populasi dalam penelitian ini adalah digunakan oleh peneliti yaitu Analisis bivariate
keluarga pasien yang akan melakukan tindakan mengunakan uji sperman rho karena data tidak
operasi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. berdstribusi normal.
Penarikan sampel menggunakan
tekhnik accidental sampling yaitu pengambilan HASIL PENELITIAN
sampel yang dilakukan sesaat, sehingga Karakteristik Responden
sample yang diperoleh adalah sampel yang ada
atau tersedia pada waktu itu12. dan sesuai Tabel .1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang
Karakteristik frekuensi Presentase%
ditentukan. Jumlah sampel yang diambil oleh
Jenis kelamin
- Laki-laki 18 39,1 - D3 4 8,7
- Perempuan 24 60,9 - S1 6 13,0
Total 46 100% - S2 2 4,3
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017) Total 46 100%
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
Hasil analisa data didapatkan dari 46
responden yang diteliti jenis kelamin paling Hasil analisa data dari 46 responden
banyak adalah perempuan sebanyak 28 yang diteliti, tingkat pendidikan paling banyak
responden (60,9%) dan yang berjenis kelamin adalah pada kategori SMA yaitu sebanyak 26
laki-laki sebanyak 18 responden (39,1%). responden (56,5%), dan kategori paling sedikit
adalah pada kategori SD dan S2 yaitu sama -
Tabel .2 Distribusi Frekuensi Usia sama sebanyak 2 responden (4,3%).
Karakteristik frekuensi Presentase%
Usia Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
- 17-25 9 19,6 Karakteristik frekuensi Presentase%
- 26-35 12 26,1 Pekerjaan
- 36-45 13 28,3 - Tidak bekerja 6 13,0
- >46 12 26,1 - Swasta 19 41,3
Total 46 100% - PNS 8 17,4
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017) - IRT 7 15,2
- Buruh 6 13,0
Hasil analisa data didapatkan dari 46 Total 46 100%
responden yang diteliti, usia responden paling Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
banyak pada kategori usia 36 - 45 tahun
(28,3%), dan paling sedikit kategori 17 - 25 Hasil analisa data dari 46 responden
yaitu sebanyak 9 responden (19,6%). yang diteliti, pekerjaan yang paling banyak
adalah Swasta/ Karyawan yaitu sebanyak 19
Tabel .3 Distribusi Frekuensi Status responden (41,3%), dan kategori paling
Pernikahan sedikit yaitu pada kategori Buruh yaitu
Karakteristik frekuensi Presentase% sebanyak 6 responden (13,0%).
Status Pernikahan
- Menikah 34 73,9
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengalam
- Belum menikah 10 21,7
Menunggu operasi sebelumnya
- Duda/ janda 2 4,3
Karakteristik frekuensi Presentase%
Total 46 100%
Pengalaman
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
menunggu
- Pernah 24 52,2
Hasil analisa diatas status perkawinan
- Belum pernah 20 47,8
yang paling banyak dari 46 responden adalah
Total 46 100%
kategori menikah yaitu sebanyak 34
responden (73,9%), Dan kategori paling Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
sedikit adalah kategori duda/ janda yaitu
sebanyak 2 responden (4,3%). Hasil analisa data dari 46 responden
yang diteliti sebanyak 24 responden (52,2%)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan pernah menunggu operasi dan sebanyak 22
Karakteristik Frekuensi Presentase% responden (47,8%) belum pernah menunggu
operasi sebelumnya.
Pendidikan
- SD 2 4,3
Analisis Univariat
- SMP 6 13,0
- SMA 26 56,5
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pemberian Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
Informasi Sebelum Tindakan Operasi
Karakteristik frekuensi Presentase% Hasil uji statistik dengan menggunakan
Pemberian uji spearman rho menunjukkan ada hubungan
Informasi antara pemberian informasi sebelum tindakan
- Baik 26 56,5 operasi terhadap tingkat kecemasan keluarga
- Kurang Baik 20 43,5 pasien di RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Total 46 100% dibuktikan dengan nilai p value 0,036 < α 0,05.
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017)
4. PEMBAHASAN
Berdasarkan distribusi frekuensi pada 4.1 Karakteristik responden
tabel 6. dapat disimpulkan bahwa pemberian 4.1.1 Jenis kelamin
informasi sebelum tindakan operasi di RSUD Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Dr. Soedarso Pontianak menunjukkan kategori responden terbanyak berjenis kelamin
baik dengan frekuensi sebanyak 26 (56,5%). perempuan. Kecemasan lebih sering dialami
oleh wanita dikarenakan laki-laki lebih aktif,
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat eksploratif, sedangkan wanita lebih sensitif
kecemasan Keluarga Pasien Pre Operasi terhadap permasalahan sehingga mekanisme
Karakteristik frekuensi Presentase% koping perempuan lebih kurang baik dibanding
Tingkat laki-laki. Jenis kelamin mempengaruhi
Kecemasan kecemasan pada seseorang dikarenakan jenis
- Ringan 21 45,7 kelamin merupakan sifat pribadi yang diartikan
- Sedang 23 50,0 bahwa semua tingkah laku dan sifat sejak lahir
- Berat 2 4,3 ataupun yang diperoleh memberikan
Total 46 100% karakteristik pada seseorang9.
Sumber: Data Primer (Diolah Juli, 2017) Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Mariska13 yang menyatakan bahwa
Berdasarkan distribusi frekuensi pada perempuan lebih banyak mengalami tingkat
tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan dibanding dengan laki-laki. Hal
kecemasan keluarga pasien pre operasi di tersebut juga dijelaskan dalam penelitian
RSUD Dr. Soedarso paling banyak pada sebelumnya yang menyatakan bahwa laki-laki
kategori tingkat kecemasan sedang yaitu memiliki kondisi emosional yang lebih stabil
sebanyak 23 responden (50,0%), dan paling dibanding dengan perempuan7.
sedikit pada ketegori tingkat kecemasan berat
yaitu sebanyak 2 responden (4,3%). 4.1.2 Usia
Berdasarkan hasil penelitian responden
terbanyak berada pada usia 36-45 tahun. Usia
Analisis Bivariat dapat menentukan kemampuan seseorang
Tabel 9. Distribusi frekuensi pemberian untuk mengambil keputusan dalam berperilaku.
informasi sebelum tindakan operasi Semakin tua usia seseorang maka akan
terhadap tingkat kecemasan keluarga semakin baik pula dalam mengendalikan
pasien emosinya ini berkaitan dengan sedikit
banyaknya pengalaman masa lalu terhadap hal
Tingkat kecemasan
yang sama yang bisa menyebabkan
Pemberia Ringan Sedang Berat tot P
kecemasan9. Beberapa penelitian juga
n al Value
menyatakan bahwa semakin muda usia
Informasi N % N % N % N seseorang, maka kecemasan seseorang akan
Baik 15 57,7 11 42,3 0 0,0 26 semakin tinggi9.
Kurang 6 30,0 12 60,0 2 10,0 20 0,036 Hasil penelitian ini sejalan dengan
baik penelitian yang dilakukan oleh Sentana 8,
Total 21 45,7 23 50,0 0 4,3 46 didapatkan bahwa responden terbanyak
berumur 36-45 tahun. Usia dipandang sebagai kecemasan yang sedang dialami, Tingkat
suatu keadaan yang menjadi dasar kematangan pendidikan yang cukup juga mempengaruhi
dan perkembangan seseorang, semakin lanjut kesadaran dan pemahaman terhadap
usia semakin meningkat pula kedewasaan stimulus16.
tehnis dan tingkat kedewasaan psikologinya
yang menunjukkan dalam kematanngan jiwa, 4.1.5 Pekerjaan
dalam arti semakin bijaksana, mampu berpikir Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
secara rasional, dapat mengendalikan emosi pekerjaan yang paling banyak adalah swasta/
dan bertorelansi terhadap orang lain8 karyawan. Jenis pekerjaan swasta mempunyai
penghasilan yang tidak menentu mempengaruhi
4.1.3 Status pernikahan perilaku responden dalam menentukan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengobatan, membeli obat, biaya dirumah sakit
responden terbanyak berstatus sudah menikah. dan biaya pengobatan yang tinggi dapat
Keluarga Pasien yang sudah menikah lebih mempengaruhi atau meningkatkan kecemasan.
cenderung mengalami kecemasan ringan. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya
Dengan adanya pasangan dapat memberikan kecemasan yang akan mempengaruhi
salah satu bentuk dukungan selain dari perannya17.
keluarga dan teman-teman, sehingga pasien Hasil penelitian ini sesuai dengan
mampu mengatasi kecemasan yang penelitian yang dilakukan Kusumarjhati18
dirasakan11. tentang tingkat kecemasan pasien pre operasi
Hasil penelitian Romani11, apendiktomi diruang Bima RSUD Sanjiwai
mengemukakan bahwa Status pernikahan Gianyar didapatkan responden yang menjalani
Seseorang juga mempengaruhi kecemasan, perawatan pre operasi didapatkan pekerjaan
seseorang yang sudah menikah cenderung responden sebagian besar adalah swasta.
lebih mengalami kecemasan ringan. Dengan
adanya pasangan dapat memberikan salah satu 4.1.6 Pengalaman Menunggu
bentuk dukungan selain dari keluarga dan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
teman-teman, sehingga keluarga mampu sebagian responden memiliki pengalaman
mengatasi kecemasan. menunggu operasi sebelumnya. Keluarga yang
memiliki pengalaman operasi sebelumnya
4.1.4 Pendidkan memiliki tingkat kecemasan yang ringan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Keluarga yang mempunyai pengalaman dalam
pendidikan responden terbanyak pada tingkat menghadapi kecemasan dan punya cara
SMA. Penelitian Sentana8 juga didapatkan menghadapinya akan cenderung lebih
sebagian besar responden memiliki tingkat menganggap stress beratpun sebagai masalah
pendidikan SMA. yang bisa diselesaikan9 .
Tingkat pendidikan individu Hasil penelitian Sentana8 juga
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir didapatkan bahwa responden terbanyak
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka individu memilki pengalamnan sehingga individu dapat
semakin mudah berfikir rasional dan mengatasi stress dan ansietas dengan
menangkap informasi baru, sehingga semakin menggerakkan sumber koping dilingkungan.
tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula Menurut Widiastuti19 Pengalaman merupakan
pengetahuan seseorang15, dan dengan guru terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
pengetahuan yang baik seseorang akan lebih bahwa pengalaman itu suatu cara untuk
mudah dalam menerima informasi tentang memperoleh kebenaran pengetahuan.
keadaannya sehingga seseorang akan lebih Pengalaman dapat digunakan sebagai upaya
mengerti tentang cara penatalaksanaan memperoleh pengetahuan. Hal ini dengan cara
terhadap tindakan dalam mengendalikan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
kecemasan dengan mekanisme koping yang dalam menyelesaikan permasalahan yang
efektif dan sebaliknya, jika berpendidikan dihadapi masa lalu.
rendah maka sulit menerima atau merespon
4.2.1 Pemberian informasi sebelum tindakan 4.2.2 Tingkat kecemasan keluarga pre
operasi operasi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil penelitian pada tebel 5.8
pemberian informasi sebelum tindakan operasi menunjukkan bahwa sebagian mengalami
pada keluarga pasien di Instalasi Bedah Sentral tingkat kecemasan sedang, Keluarga yang
RSUD. Dr. Soedarso Pontianak didapatkan mengalami kecemasan kemungkinan
bahwa pemberian informasi sebagian besar disebabkan pasien tidak memperoleh
dalam kategori baik. Pemberian informed keterangan secara terperinci tentang kondisi
consent yang baik kemungkinan disebabkan kesehatannya dan tindakan operasi yang akan
tanaga medis telah memahami dan mematuhi dilakukan. Hasil penelitian ini didukung dengan
SOP yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit, hasil penelitian Simamor22 Mengenai Tingkat
dan lembar informed consent yang dipakai Kecemasan Keluarga Di Ruang HCU di RSU
sudah memuat hal-hal penting yang harus ada Sumedang mengalami kecemasan sedang. Dari
dalam lembar informed consent sebagaimana kecemasan keluarga akan menimbulkan
yang dicantumkan dalam peraturan undang- ketidakmampuan keluarga dalam mengambil
undang menteri kesehatan Indonesia keputusan sehingga menghambat pemberian
No.290/2008 tentang prsetujuan tindakan medis asuhan keperawatan.
sehingga memberikan informed consent sesuai Kecemasan adalah suatu perasaan
dengan ketentuan yang berlaku. tidak santai yang samar-samar karena
Penelitian ini Sesuai dengan penelitian ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai
yang dilakukan oleh Lapian1 didapati hasil suatu respon atau suatu perasan takut akan
penelitian pemberian informed consent pada terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi
keluarga pasien pre operasi di Instalasi Bedah bahaya. Hal ini merupakan sinyal yang
Sentral RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou pemberian menyadarkan bahwa peringatan tentang
informasi dalam kategori baik. Informed consent bahaya yang akan datang dan memperkuat
adalah lembar persetujuan yang diberikan individu mengambil tindakan menghadapi
sebelum operasi dan ditanda tangani oleh ancaman23.
pasien atau keluaga. Pendapat lain Hasil penelitian Sriningsih24, didapatkan
mengatakan bahwa informed consent adalah tingkat kecemasan pasien pre operatif di ruang
lembar persetujuan yang diberikan pada saat Srikandi di RSUD kota Semarang didapatkan
sebelum operasi dan ditandatangani oleh bahwa mayoritas responden mengalami tingkat
pasien dan keluarga untuk dilakukan tindakan kecemasan sedang. Hasil penelitian ini juga
medik terhadapnya1. sama dengan penelitian sebelumnya yang
Tenaga kesehatan adalah setiap orang dilakukan Aryani24 yang menyebutkan bahwa
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan pasien pre operatif pada pembedahan mayor
serta memilki pengetahuan dan keterampilan mengalami tingkat kecemasan sedang,
melalui pendidikan kesehatan yang untuk jenis meskipun jenis operasinya berbeda.
tertentu memerlukan upaya kesehatan20. Oleh Sesuai dengan teori Nevid21 yang
karena itu untuk mengatasi diperlukan petugas menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu
kesehatan yang mempunyai peranan penting keadaan khawatir yang menegeluhkan bahwa
terhadap peningkatan pengetahuan, dan sikap sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Teori
keluarga akan membuat keluarga termotivasi ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
untuk melakukan mengikuti prosedur operasi Semium22 yang mengatakan bahwa kecemasan
yang dianjurkan, selain itu mengingat perlunya adalah perasaan afektif yang tidak
peran keluarga dalam melakukan prosedur pre menyenagkan disertai dengan sensasi fisik
operasi maka sebagai solusi nya dari yang mengikutkan orang terhadap bahaya yang
kurangnya pengetahuan tentang prosedur akan datang. Secara umum dapat dikatakan
operasi tersebut agar keluarga tidak bersikap bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang
cemas perlu dilaksanakan bimbingan oleh diikuti oleh tanda-tanda fisik dan perilaku yang
perawat20. timbul ketika dalam tekanan.
4.3.1 Hubungan Pemberian Informasi mengurangi kecemasan, dengan kata lain
Sebelum Tindakan Operasi Terhadap Tingkat kecemasan keluarga dipengaruhi oleh
Kecemasan Keluarga Pasien pengetahuan keluarga, semakin tinggi
Hasil uji statistik dengan menggunakan pengetahuan maka akan semakin rendah
uji spearman rho diperoleh hasil p value 0,036 kecemasan yang dialami, sebaliknya semakin
lebih kecil dari α < 0,05. Yang berarti Ho ditolak rendah penegtahuan maka akan semakin tinggi
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada tingkat kecemasan seseorang.
hubungan antara pemberian informasi sebelum Hasil penelitian yang juga sejalan
tindakan operasi terhadap tingkat kecemasan dengan penelitian ini adalah penelitian
keluarga pasien di RSUD Dr. Soedarso Budikasi27 yang menunjukkan bahwa ada
Pontianak. Hasil penelitian ini juga sesuai hubungan pemberian informed consent dengan
dengan penelitian Rohmawati11, yang tingkat kecemasan pasien pre operasi di
menunjukkan bahwa terdapat hubungan instalasi gawat darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
pemberian informed consent dengan tingkat Kandou manado dengan nilai p value 0,03 < α
kecemasan pasien pre operasi di Instalasi rawat 0,05. Penelitian lain juga sejalan dengan
inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan peneltian ini dilakukan oleh wahyu28 mendapat
dengan nilai p value 0,026 < 0,05 sehingga hasil adanya hubungan antara pemberian
dapat dikatakan bahwa semakin adekuat informed consent dengan tingkat kecemasan
pemberian informed consent maka semakin pasien pre operasi elektif dirumah sakit umum
berkurang tingkat kecemasan. DR. R. Soetrisno Rembang dengan nilai p value
Pemberian informasi yang baik seperti 0,000 < 0,05. Pemberian informed consent
memberikan informasi selengkap-lengkap nya bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada
seperti mengenai penyakit yang diderita, terapi pasien dalam melakukan tindakan medik,
yang harus dilakukan, perasaan sakit, segala sehingga pasien tidak diliputi ketidakpastian
kemungkinan yang bisa terjadi bila tidak dan kecemasan yang berlebihan terhadap
dilakukan operasi, cara operasi dan efek resiko yang ditimbulkan dari tindakan medis
samping, hak pasien untuk untuk menolak dan yang diambil oleh tenaga kesehatan. Hasil
meminta pendapat dokter atas tindakan yang penelitian ini sesuai dengan penelitian
dilakukan maksud penandatanganan formulir Sudibyo27 yang menyatakan bahwa terdapat
dan alternatif lain dari tindakan operasi yang pengaruh pemberian informed consent dengan
dilakukan14. Hal ini sesuai dengan teori Dalami 25 tingkat kecemasan pasien pre operasi.
yang menyatakan bahwa informasi yang harus Kesimpulan
diberikan sebelum persetujuan tindakan medis Dari hasil penelitian yang dilakukan
yaitu tujuan dari tindakan medis yang akan mengenai hubungan pemberian informasi sebelum
dilakukan, tata cara tindakan medis yang akan tindakan operasi terhadapa tingkat kecemasan
dilakukan, tentang resiko dan komplikasi dari keluarga pasien di RSUD. Dr. Soedarso Pontianak
tindakan medis dan alternatif lain dari tindakan dengan jumlah sampel 46 responden dapat ditarik
medis yang akan dilakukan, dan tentang kesimpulan sebagai berikut.
prognosis penyakit bila tindakan dilakukan. 1. Sebagian besar pemberian informasi sebelum
Hasil analisis diketahui bahwa sebagian tidakan operasi di RSUD. Dr. Soedarso
besar responden yang mendapat pemberian Pontianak dalam kategori baik
informasi yang baik mengalami tingkat 2. Sebagian besar tingkat kecemasan keluarga
kecemasan ringan yaitu sebesar (57,7%), pasien di RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Pasien yang mengalami kecemasan ringan sebagian besar mengalami tingkat kecemasan
kemungkinan disebabkan karena keluarga ringan.
pasien sudah memperoleh informasi yang baik 3. Terdapat hubungan antara pemberian informasi
dari dokter/ perawat sebelum dilakukan sebelum tindakan operasi terhadap tingkat
tindakan operasi. Sesuai dengan teori kecemasan keluarga pasien di RSUD Dr.
Nursalam dan Pariani 200126, kecemasan Soedarso Pontianak.
dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi,
informasi merupakan fungsi penitng dalam Saran
1. Bagi tenaga kesehatan diharapkan selalu diakses pada tanggal 27 januari 2017
memberikan informasi yang baik dengan http://repo.unand.ac.id/226/
komunikasi terapeutik agar kecemasan
keluarga pasien yang menjalani tindakan 6. Pereira, L., Figueiredo-Braga, M., & Carvalho,
operasi bisa berkurang. I. P. (2016). Preoperative anxiety in ambulatory
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa surgery: The impact of an empathic patient-
melanjutkan penelitian ini menggunakan centered approach on psychological and
analisis teoritis untuk menganalisis tingkat clinical outcomes. Patient education and
kecemasan keluarga pasien yang akan counseling, 99(5), 733-738. Diakses pada
menjalani tindakan operasi berdasarkan teori tanggal 26 Januari 2016
karakteristik dari tiap tingkat kecemasan www.sciencedirect.com/science/article/pii/S073
sehingga hasil analisis maksimal 8399115301324
3. Bagi tempat penelitian ini bisa jadi referensi
literatur keperawatan tentang hubungan 7. Homzová, P., & Zeleníková, R. (2015).
pemberian informasi sebelum tindakan operasi Measuring Preoperative Anxiety In Patients
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien. Undergoing Elective Surgery In Czech
Republic. Education, 38, 11-1.diakses pada
DAFTAR PUSTAKA tangga 21 Desember 2016
1. Lapian, W. P. S., Mulyadi, N., & Onibala, F. http://periodika.osu.cz/cejnm/dok/201504/23-
(2016). Hubungan Pemberian Informasi homzova-zelenikova.pdf
Sebelum Tindakan Operasi Dengan Tingkat
Kepuasan Keluarga Pasien Di RSUP PROF. 8. Sentana, A., D. ( 2016). Analisis Faktor-Faktor
DR. RD Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
4(1). Diakses pada tanggal 21 Januari 2017 Keluarga Pasien Yang Dirawat di Ruang
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/ Intensif Care RSUD Provinsi NTB. Jurnal
view/10855 kesehatan prima vol. No. 2., Agustus. Dikases
pada tanggal 19 Maret
2. Triana, E. (2013). Perbedaan Tingkat 2017http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/art
Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian icle/view/2807
Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di
RSUD Kabupaten Gayo Lues. Diakses pada 9. Elias, Y., Susanti. I. L., Hayati, N. I. ( 2013).
tanggal 9 januari 2017 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
http://eprints.undip.ac.id/500036/ Kecemasan Keluarga di Ruang High Care Unit
(HCU) Rumah Sakit Immnuel Bandung.
3. Mansjoer, A dkk, 2007. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius 10. Arifah, S., & Trise, I. N. (2012). Pengaruh
Fakultas Kedokteran UI. Pemberian Informasi Tentang Persiapan
4. Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murottal Operasi Dengan Pendekatan Komunikasi
dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan
Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pasien Pre Operasi di Ruang Bougenville
Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) RSUD Sleman. Jurnal Kebidanan, 4(1).
5(2). Diakses pada tanggal 14 Febuari 2017 11. Hidayat, A. A. ( 2012). Riset Keperawatan dan
http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.id/journal/in Tekhnik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta:
dex.php/index/index Salemba Medika.

5. Siska, A. (2010). Gambaran Tingkat


12. Suyanto, (2011). Metodelogi Dan Aplikasi
Kecemasan (Anxiety) Suami Terhadap Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Tindakan Operasi Sectio Caesarea Yang Tidak Medika.
Direncanakan di RSUP. DR. M. Djamil Padang
Tahun 2010. Penelitian, Fakultas Keperawatan
13. Mariska, R., F., Opod, H., Hutagalung, B., S., P.
( 2016). Hubungan Komunikasi Interpersonal
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum 21. Nevid, J. S., Rathus, S. A & Greene, B
Tindakan Pencabutan Gigi Di RSGM FK (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima
UNSRAT . Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No. 4 Jilid 1. Erlangga, Jakarta
ISSN 2302-23094. Diakses pada tanggal 19
Januari 2017 22. Semiun, Yustinus., OFM. (2006). Kesehatan
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/ mental 2. Yogyakarta: Kanisius
article/view/13971
23. Dariah, E. D., & Okatiranti, O. (2016).
14. Romani, N. K., Hendarsih, S., & Asmarani, F. L. Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas
(2013). Hubungan Mekanisme Koping Individu Tidur Lansia Di Posbindu Anyelir
Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung
Ginjal Kronis Di Unit Hemodialsa RSUP Dr. Barat. Keperawatan, 3(2). Diakses pada
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Medika Respati, tanggal 2 Agustus 2017.
8(1). Diakses pada tanggal 23 Juli 2017 http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/
http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/inde article/view/156
x
24. Sriningsih, R. K. S. (2014). Tingkat
15. Stuard dan Sundeen.1998. Buku Saku Kecemasan Pasien Preoperatif Pada
Keperawatan Jiwa. Ed 3. Jakarta : EGC Pembedahan Seksio Sesarea Di Ruang
Srikandi. Jurnal Keperawatan Maternitas.
Volume, 2(2), 106-110. Diakses pada
16. Lutfa ,U. Maliya ,A. 2008. Faktor-Faktor Yang tanggal 31 juli Agustus 2017.
Mempengaruhi Kecemasan Pasien http://ppnijateng.org/wp-
DalamTindakan Kemoterapi di Rumah Sakit Dr. content/uploads/2014/09/
Moewardi Surakarta. Dikases pada tanggal 13
juli 2017. http://eprints.ums.ac.id/1131/1/4g.pdf 25. Dalami, et al (2009). Asuhan Keperawatan
Jiwa Dengan Masalah Psikososial : Jakarta
17. Neno, M. L., Kristiyawati, S. P., & Purnomo, S. E. Timur : CV. Trans Info Media.
C. (2013). pengaruh terapi relaksasi masase
punggung terhadap penurunan tingkat 26. Nursalam, (2011). Konsep Dan Penerapan
kecemasan pada pasien pre operasi bedah Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan
mayor. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen
1(9).http://182.253.1 Penelitian Keperawatan Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika, 2011.
18. Kusumarjathi, NI Ketut. (2009). Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi 27. Budikasi, F. I. E., Mulyadi, N., & Malara, R.
Apendictomy Di RSUD Sariwangi Gianyar. 1(2). (2015). Hubungan Pemberian Informed
72-76 Consent Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi Kategori Status Fisik I-II
19. Widiastuti, Y. P., Rejeki, S., & Khamidah, N. Emergency American Society Of
(2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anesthesiologists (ASA) Di Instalasi Gawat
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Darurat RSUP Prof. Dr. RD Kandou
Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Manado. Jurnal Keperawatan, 3(2). Diakses
Soewondo Kendal. Jurnal Keperawatan pada tanggal 26 Januari 2017
Maternitas,1(2).http://jurnal.unimus.ac.id/index.p http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/arti
hp cle/view/9595

20. Nugroho, C. (2017). Hubungan pengetahuan 28. Wahyu, (2011). Hubungan Pemberian
keluarga tentang pre operasi dengan tingkat Informed Consent dan Dukungan Keluarga
kecemasan keluarga pada klien pre operasi. dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Jurnal AKP, 3(1).
Operasi Elektif di Rumah Sakit Umum dr. R.
Soetrasno Rembang. Diakses 16 juli 2017.

Anda mungkin juga menyukai