Contoh Laporan Bekisting

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 95

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

JURUSAN TEKNIK SIPIL


LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia konstruksi semakin berkembang pesat. Khususnya pada konstruksi
gedung. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang konstruksi
pembangunan gedung agar dapat mengimbangi perkembangan di Indonesia dengan
perkembangan konstruksi pembangunan di dunia. Pembangunan menjadi salah satu
faktor penentu dari pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk itu pelaksanaan
pembangunan gedung dimulai seiring dengan semakin membaiknya perekonomian
dan kebutuhan di Indonesia. Salah satu bagian dari suatu konstruksi bangunan adalah
konstruksi acuan dan perancah atau yang sekarang dikenal dengan bekisting.
Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang
berupa mal atau cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton
yang dikehendaki. Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, sedangkan
perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi. Sehingga acuan
dan perancah harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan,
pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton mengeras sehingga
dapat menahan berat sendiri dan beban kerja. Kontruksi acuan dan perancah
merupakan konstruksi sementara dan biasa dipakai berulang kali, sehingga harus
dapat dibongkar dan dipasang kembali dengan mudah namun tetap kokoh.
Sebagai mahasiswa Teknik Sipil yang telah menekuni ilmu pengetahuan
teoritis di bangku kuliah, semestinya mengetahui pula bagaimana suasana dunia kerja
di lapangan untuk mengetahui bagaimana suatu pekerjaan baik perencanaan maupun
pelaksanaan proyek yang berjalan di dunia kerja. Sarana untuk mendapatkan
pendidikan ini adalah dengan adanya mata kuliah Laboratorium Konstruksi (Acuan
dan Perancah).
Selain untuk menambah pengalaman studinya di bidang praktek laboratorium
Konstruksi, diharapkan mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk memasuki dunia
profesional di bidang Teknik Sipil. Mahasiswa diberikan kewajiban untuk terjun
langsung melihat dan mengamati bagaimana proses pengerjaan acuan dan perancah
pada suatu proyek secara langsung.
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 1
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Pembangunan Gedung Kimia Farma Pameungpeuk yang berlokasi di Jalan


Raya Banjaran KM 16, Desa Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat. Total dana yang digunakan untuk proyek ini sekitar
Rp41,295,058,000.00.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari salah satu tugas Laboraturium Konstruksi 2 Acuan dan Perancah
(Bekisting) yaitu meninjau proses pemasangan acuan dan perancah ini ialah untuk
mengetahui dengan baik dan benar proses pemasangan acuan dan perancah di
lapangan pada proyek pembangunan Gedung Kimia Farma Pameungpeuk agar
mahasiswa-mahasiswi dapat mempunyai pengalaman baru di lapangan. Adapun
tujuan dari peninjauan ini adalah :
1. Mahasiswa-mahasiswi dapat memperoleh wawasan atau pengalaman yang
lebih banyak mengenai mata kuliah Laboratorium Konstruksi Acuan dan
Perancah 2.
2. Mahasiswa-mahasiswa mengetahui teori mengenai acuan dan perancah
khususnya pemasangan acuan dan perancah.
3. Mahasiswa-mahasiswi mengetahui secara langsung gambaran nyata mengenai
pemasangan acuan dan perancah di lapangan.
4. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
aspek pembahasan, kesimpulan dan saran serta pandai menyampaikannya
dalam bentuk tulisan dan lisan.
5. Mahasiswa-mahasiswi mengetahui metoda acuan dan perancah
beserta alat dan bahan yang digunakandilapangan.
6. Mahasiswa-mahasiswi mengetahui waktu siklus pekerjaan acuan dan
perancah dari pemasangan hingga pembongkaran.
7. Mahasiwa-mahasiswi mengetahui perhitungan bahan yang
digunakan dilapangan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 2


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana gambar dan detail pemasangan acuan dan perancah di lapangan.
2. Bagaimana pelakanaan atau metode pemasangan acuan dan perancah di
lapangan.
3. Bagaimana cara menghitung material atau bahan yang digunakan dan tenaga
kerja.
4. Bagaimana siklus waktu dari proses pemasangan acuan dan perancah.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan laporan yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
metode dengan cara mengumpulkan data dari hasil praktek kerja , tinjauan langsung
ke lapangan, dan mencari informasi dari internet yang tidak bisa didapatkan
dilapangan.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Proyek yang kami kunjungi untuk menyelesaikan laporan ini yaitu proyek
pembangunan Gedung Kimia Farma Pameungpeuk yang berlokasi di Jalan Raya
Banjaran KM 16, Desa Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut.
Kami sebagai penulis untuk melengkapi laporan ini dengan melakukan
survey/pencarian proyek, meminta surat perizinan kepada pihak polban maupun
pihak proyek , memulai proses pemantauan secara langsung pada proyek,
menganalisis serta menghitung kebutuhan acuan dan perancah, sehingga laporan ini
diselesaikan kurang lebih selama 4 minggu.

1.6 Sistem Penulisan


Laporan ini dibuat lima bab.
Bab 1
Untuk bab ini kami menjelaskan mengenai Pendahuluan yang meliputi latar belakang,
maksud dan tujuan , rumusan masalah, metode penulisan, waktu dan tempat pelaksaan
dan sistematika penulisan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 3


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Bab 2
Untuk bab ini kami menjelaskan mengenai Dasar Teori yang meliputi definisi acuan
dan perancah, syarat-syarat umum acuan dan perancah, kerugian-kerugian pada acuan
dan perancah, bagian-bagian acuan dan perancah, tipe kontruksi, perbandingan biaya
material, bahan da pealatan secara umum, perencanaan, pelaksanan sistem, jenis-jenis
acuan dan perancah, hak yang perlu diperhatikan dan pembongkaran.

Bab 3
Untuk bab ini kami menjelaskan mengenai Tinjaun Proyek yang meliputi latar
belakang proyek, lokasi, data proyek, gambar kondisi lapangan, struktur organisasi,
perencanaan site planning, pembersihan lokasi dan keselamatan kerja.

Bab 4
Untuk bab ini kami menjelaskan mengenai Pekerjaan Acuan dan Perancah
yangmeliputi spesifikasi alat dan bahan , metode pelaksanaan, analaisa harga, waktu
pelaksanaan dan permasalahan pada waktu proyek.

Bab 5
Untuk bab ini kami menjelaskan mengenai Kesimpulan yang meliputi kesimpulan dan
saran.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 4


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Acuan Perancah/Acuan dan Perancah/Formwork


Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa mal
atau cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang
dikehendaki. Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, sedangkan Perancah
berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi. Acuan perancah memiliki
beberapa fungsi, yaitu:

1. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton


2. Dapat mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
3. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
4. Mencegah hilangnya air semen (air pencampur) pada saat pengecoran
5. Sebagai isolasi panas pada beton

Dalam pengertian ilmu teknik sipil terdapat konstruksi yang kita kenal, namun
yang lebih kita kenal ada tiga jenis konstruksi, yaitu:

a. Konstruksi kayu.
b. Konstruksi baja.
c. Konstruksi beton

Masing-masing konstruksi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan.


a. Konstruksi kayu.
Keuntungan:
- Mudah dalam perawatan
- Tidak dapat menghantarkan listrik
Kerugian:
- Susah dibentuk sesuai keinginan

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 5


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

b. Konstruksi baja.
Keuntungan:
- Baja memiliki tingkat keutuhan tinggi.
- Mudah dibentuk menjadi profil.
- Mampu menahan tarik.
Kerugian:
- Membutuhkan biaya perawatan tinggi
- Bahaya terhadap kebakaran
c. Konstruksi beton.
Keuntungan:
- Mampu memikul beban yang berat.
- Kekuatannya tinggi.
Kerugian:
- Lemah terhadap kuat tarik
Dari tinjauan diatas kita dapat mengetahui kegunaan dari acuan perancah dan
dapat kita simpulkan pengertian dari acuan perancah itu sendiri adalah: suatu
konstruksi yang bersifat sementara yang digunakan atau berfungsi untuk mendapatkan
konstruksi beton yang dikehendaki apabila betonnya telah menjadi keras.

2.2 Syarat - Syarat Acuan Perancah

1 Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada acuan dan
perancah dan beban lain yang dipikul oleh acuan dan perancah itu sendiri. Oleh
karena itu, diperlukan suatu acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban
yang diterimanya.

2 Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu
Gempa atau Retakan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 6


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

3 Mudah Dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat
sementara, dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang
sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.

4 Ekonomis dan Efesien


Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus,
namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat
acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari acuan dan
perancah dan didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali sehingga
menghemat biaya.

5 Rapat
Kerapatan suatu acuan dan perancah sangat mempengaruhi didalam proses
pengecoran. Karena apabila acuan dan perancah yang kita pakai tidak rapat maka
adukan yang kita pakai tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang
kurang bagus karena pasta semen keluar dari acuan dan perancah.

6 Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan
mudah dalam penyusunan dan pembongkaran.

7 Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke
dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak
naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit
untuk dibersihkan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 7


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

2.3 Kerugian-Kerugian Acuan Perancah

1 Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya
akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing
lagi.

2 Penurunan Mutu Beton


Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan
air yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang.

3 Perubahan Dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya
jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal
ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.

2.4 Bagian - Bagian Acuan Perancah

1 Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan
maka penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu
diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air
yang keluar.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 8


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

2 Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi
yaitu :

1. Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun


melebar
2. Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar.
Klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong
potong sesuai ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang
masih cukup panjang dengan lebar papan yang disambung.

3 Tiang Acuan / Tiang Penyangga


Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi.
Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom. Jarak
pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
1. Beban yang ditopang
2. Ukuran balok
3. Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
4. Skur / pengaku.

4 Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu
berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari perencanaan pemakaian
bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk
menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm
maupun papan 2 x 20 cm.
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan kemudian
gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai papan duga terhadap
gelagar bagian tengah. Jarak pemasangan gelagar tergantung dari :
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 9
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1. Ukuran penampang bahan gelagar


2. Beban yang dipikul
3. Ketebalan papan acuan

5 Skur
Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk
memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada. Agar didapat
suatu sistem acuan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan, maka skur
dipasang pada dua posisi:
- Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsi untuk
mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut
akan bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya.
- Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal,
yang mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal
( goyangan ) yang timbul pada tiang penyangga.
Skur horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya. Skur diagonal saja tidak
mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang penyangga dan yang
bisa terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara skur horizontal dan diagonal akan
mempunyai kemampuan menopang gaya, karena terjadi kekompakan tiang dan skur.

6 Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak.
Landasan yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton.
Landasan berfungsi sebagai:
- Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap
ujung-ujung tiang penyangga.
- Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung
tiang akibat adanya gaya-gaya horizontal.
- Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang-tiang
apabila tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempat-tempat
bergelombang.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 10


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

2.5 Tipe Konstruksi Acuan dan Perancah


Sejalan dengan perkembangan pemakaian beton, konstruksi acuan perancah
juga mengalami perkembangan menjadi 3 sistem berikut.

a. Sistem Konvensional/ Tradisional


Acuan perancah sistem sederhana biasanya digunakan satu kali pakai.
Bahan yang digunakan dapat berupa bahan organis, bahan buatan, dan/ atau
gabungan keduanya. Depresiasi acuan perancah jenis ini sangat tinggi, karena
banyak volume bahan terbuang pada proses pembuatan serta membutuhkan
volume tenaga kerja yang cukup besar serta berpengalaman.

b. Sistem Semi Modern


Sistem ini dirancang untuk suatu pekerjaan dan ukuran-ukuran untuk
komponen tertentu dengan masa penggunaan satu kali atau lebih. Karena
kemungkinan dapat digunakan secara berulang, maka biaya investasi yang
diperlukan dan upah kerja yang tidak terlalu tinggi.

c. Sistem Modern
Perkembangan terakhir dalam pemanfaatan acuan perancah adalah
perancangan acuan perancah untuk memudahkan penggunaan dalam berbagai
bentuk komponen struktur. Sistem ini dapat memudahkan dan mempercepat
proses pemasangan dan pembongkaran. Dengan kualitas hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan sistem lain, acuan perancah dengan sistem ini dapat
dimanfaatkan untuk beberapa kali masa penggunaan. Untuk meningkatkan
kecepatan kerja, sistem ini telah dilengkapi dengan berbagai alat bantu yang
disesuaikan dengan tujuan penggunaan.

2.6 Perbandingan Biaya Material dari Ketiga Acuan dan Perancah


Laju biaya untuk acuan dan perancah tradisional, acuan dan perancah semi
modern dan acuan dan perancah system modern, dalam hubungan terhadap satuan-
satuanyang akan dilaksanakan pada sebuah proyek saling berbeda satu sama
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 11
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

lain.dalam grafik-grafik berikut diperlihatkan sifat dari ketiga metode kaitannya


terhadap biaya material untuk acuan dan perancah lantai . dalam biaya ini mencakup:

Untuk acuan dan perancah tradisional :


a. Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama
b. Penyusutan nilai kayu akibat pemakaian
c. Acuan dan perancah tepi
d. Penyewaan alat bantu
Untuk acuan dan perancah semi modern :
a. Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama
b. Penyusutan nilai kayu akibat pemakaian
c. Acuan dan perancah tepi
d. Penyewaan alat bantu
Untuk acuan dan perancah semi modern :
a. Biaya angkutan untuk bagian-bagian yang tahan lama
b. Penyusutan nilai kayu akibat pemakaian
c. Acuan dan perancah tepi
d. Penyewaan alat bantu untuk kemungkinan pemakaian lebih dari satu lantai.

2.7 Bahan dan Peralatan Konstruksi Acuan dan Perancah


a. Bahan acuan perancah
Bahan yang sering digunakan untuk konstruksi acuan dan perancah antara lain:
kayu, kayu lapis, dolken, aluminium dan baja. Dibawah ini adalah penjelasan
mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi acuan dan perancah:
1. Kayu
Menurut PBBI tahun 1971 bab 5 ayat 1, memberikan pedoman bahwa
acuan dan perancah harus terbuat dari bahan-bahan yang baik, tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dilepas dari
beton tanpa merusak keadaan pada beton. Kayu yang akan digunakan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

- Sebaiknya kayu yang akan digunakan memiliki kadar air 10% s/d 20%.
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 12
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Partikel-partikel yang dikandung kayu reaktif dan tidak merusak beton.


- Perubahan bentuk kayu akibat temperatur rmaupun kelembaban udara
setempat sekecil mungkin.
- Kuat dan ekonomis
- Mudah dikerjakan dan mudah dipasang alat sambung.
- Mudah dibongkar.

2. Kayu lapis (Plywood)


Untuk pekerjaan yang cukup besar, kayu lapis banyak dipergunakan
sebagai bahan papan acuan (cetakan). Pada acuan yang menggunakan kayu
lapis diusahakan meminimalisir penggunaan paku, agar pada saat
pembongkaran dapat dengan mudah dilakukan dan dapat meminimalisir
kerusakan bahan akibat metode pembongkaran yang salah. Keuntungan dari
kayu lapis adalah karena kayu lapis dapat dibengkokan dan ditempatkan pada
cetakan untuk pengecoran, dan dapat digunakan berulang-ulang.

Tabel 2.1 Tebal dan Jumlah Lapisan Kayu Lapis untuk Cetakan Beton

Tebal (mm) JumlahLapisan


6 3
9 3
12 5
15 5
18 7
21 7 dan 9
24 9

Sumber: Standar Kehutanan Indonesia (SKI.C-bo-002;1987)


Tabel 2.2 Panjang dan Lebar Kayu Lapis
Lebar (mm) Panjang (mm)
450 1800
600 1800

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 13


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

900 1800
500 2000
600 2400
1200 2400
1220 2440
1500 3000
1525 3050
Sumber: Standar Kehutanan Indonesia (SKI.C-bo-002;1987)
Metode penentuan Momen Inersia (I) dan Modulus irisan (Z) kayu lapis
struktural.
Besar Momen Inersia (I) dihitung dengan rumus

dimana:

𝑚𝑚4
I = Momen Inersiaefektif kayu lapis ( 𝑚𝑚 )

𝑘𝑖 = Konstanta, bernilai 1 untuk lapisan searah serat sejajar bentang dan


0,03 untuk lapisan tegak lurus serat bentang.
𝑡𝑖 = Tebal lapisan ke-i dari bidang netral (mm)
𝑛 = Jumlah lapisan ke-i dari bidang netral sampai lapisan terluar.

Besar Modulus Penampang (Z) dihitungdenganrumus:


dimana:
𝑚𝑚3
Z = Modulus Penampang kayu lapis ( 𝑚𝑚 )
𝑚𝑚4
I = Momen Inersia efektif kayu lapis ( 𝑚𝑚 )

c = Jarak dari bidang netral sampai lapisan terluar (mm)


Besarnya nilai Momen Inersia (I) dan Modulus Penampang (Z) kayu
lapis struktural yang berkonstruksi standar dilihat pada Tabel 2.3

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 14


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Tabel 2.3 Momen Inersia dan Modulus Penampang kayu lapis

Sejajar serat Tegak lurus serat


Tebal Momen Inersia
Jumlah Modulus
panel (I) Modulus Momen
lapisan Irisan
(mm) 𝑚𝑚4 Penampang (Z) Inersia (I)
( ) (Z)
𝑚𝑚
6 3 15,81 5,25 2,72 1,50
9 3 58,57 13,00 4,00 1,50
12 5 197,91 18,22 31,33 7,98
15 5 226,31 29,86 65,83 13,07
18 7 263,44 40,55 117,87 18,22
7 260,14 52,56 241,14 29,86
21
9 532,44 49,60 279,62 32,08
24 9 820,65 68,23 333,86 34,84
Sumber: Standar Kehutanan Indonesia (SKI.C-bo-002;1987)

Keterangan: Nilai Momen Inersia untuk lapisan yang tegak lurus bentang
tidak diperhitungkan dalam perhitungan modulus penampang.

3. Dolken
Dolken dikategorikan sebagai kayu bulat dengan diameter 5 cm-10 cm.
Keuntungan penggunaan kayu dolken sebagai bahan untuk konstruksi acuan
dan perancah:

- Mudah didapat dipasaran.


- Karena bentuk penampang dolken bulat, maka kekuatan tekuk kearah
sumbu potongan melintang batang sama untuk semua arah.
- Dapat digunakan berulang-ulang.

Kerugian penggunaan kayu dolken sebagai bahan untuk konstruksi acuan dan
perancah:

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 15


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Diameter tidak merata dari pangkal sampai ujung batang


- Batang tidak lurus sehingga mengurangi kekuatan kayu bila menerima
gaya normal yang sentries akibat adanya asentris pada batang.
- Investasi yang tertanam besar, sebab bila konstruksi selesai, sisa kayu
sering tidak dapat digunakan kembali untuk konstruksi yang lain.
- Karena bentuk penampang bulat, maka agak sulit dipasang di alat
sambung dibandingkan dengan kayu olahan lainnya.

4. Aluminium
Karena adanya sifat-sifat tertentu yang lebih menguntungkan seperti
berat dan biaya pemeliharaanya yang ringan, maka aluminium cenderung lebih
digunakan pada konstruksi acuan perancah bila dibandingkan dengan logam
lain. Tetapi karena harganya yang lebih mahal, menyebabkan penggunaannya
sangat dibatasi.
Campuran aluminium yang paling sesuai untuk konstruksi acuan
perancah adalah: tipe Al-Mg-Si (campuran dengan kadar silisium yang
rendah). Kadar patahnya dapat dikatakan cukup baik (250 N/𝑚𝑚2 −
400𝑁/𝑚𝑚2) dan ketahanan terhadap korosi hamper sama dengan aluminium
murni.

5. Baja
Penggunaan baja sebagai acuan perancah pada konstruksi untuk beton
dengan syarat tertentu. Pemilihan baja sebagai acuan perancah dikarenakan
oleh:

- Pemakaian dalam jumlah yang tinggi.


- Membutuhkan toleransi kesalahan yang sangat kecil
- Melibatkan tegangan (stress) yang tinggi
- Memerlukan beberap atingkat mekanisasi pada system pekerjaan
konstruksi.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 16


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Dalam teknik konstruksi acuan dan perancah, baja digunakan dalam


berbagai bentuk, baik sebagai alat sambung maupun sebagai penyangga
konstruksi.

Keuntungan baja sebagai acuan perancah:

- Kekuatan dan kekerasan yang tinggi


- Ketahanan terhadap keausan yang tinggi
- Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, baja sangat sesuai untuk
pembuatan sambungan dan untuk digabungkan dengan material
lainnya
- Memiliki nilai sisa yang lebih tinggi bila dibandingkan bahan lainnya

Kerugian penggunaan baja dalam acuan perancah:

- Berat massa yang cukup tinggi


- Tidak tahan terhadap karat
- Memerlukan peralatan pendukung
- Hantaran panas yang cukup tinggi

b. Peralatan Acuan Perancah


Peralatan utama yang sering digunakan pada konstruksi acuan dan perancah
adalah:

1. Pipe Support
Pipe support adalah tiang perancah berupa pipa baja yang terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pada ujung atasnya dibuat ulir
untuk mempermudah penyesuaian kertinggian yang dibutuhkan. Umumnya
digunakan sebagai penyangga pada konstruksi balok dan lantai.
Keuntungan penggunaan pipe support:

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 17


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Mudah disesuaikan sesuai dengan katinggian yang dibutuhkan.


- Perawatan yang mudah.
- Cocok digunakan untuk perancah pada balok dan lantai yang
mempunyai berat persatuan panjang maupun luas yang besar, sehingga
jarak perancah dapat diperlebar dan memberikan keleluasaan gerak
bagi para pekerja.
Kerugian penggunaan pipe support:
- Sulit digunakan untuk kebutuhan perancah yang pendek.
- Membutuhkan biaya investasi yang besar.
- Bila terjadi kerusakan pada pipa maka akan sulit untuk depierbaiki, dan
bila akan digunakan kembali maka reduksi kekuatan yang dirancang
harus lebih besar dari sebelum terjadi kerusakan.

Komponen dari pipe support terdiri dari :


- Top plate, berfungsi sebagai tumpuan balok gelagar atau bagian yang
akan ditumpu.
- Inner tube, yaitu pipa bagian atas yang dapat dimasukan kedalam pipa
bagian bawah (iouter pipe). Pada inner tube terdapat adjustable
holeyaitu lubang – lubang untuk menaik turunkan ketinggian pipe
support ang kemudian dikunci oleh pin.
- Handle, fungsinya untuk memutar ring pengatur ketinggian pipa inner
yang diatur melalui pipa bagian bawah.
- Pin, adalah besi penahan inner tube yang dimaksudkan kedalam
adjustable hole antara elah ulir lower tube yang ditahan oleh ring.
- Best plate, adalah landasan dari pipe support agar dapat berdiri tegak
dan tidak mudah bergeser.

Tabel 2.4 Perpanjanagan Maksimum dari Pipe Support

Height Height Safe Load


Model Weight
Closed Extended Closed Closed
TS-50 1.550 mm 2.750 mm 2 ton 2 ton 12 kg

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 18


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

TS-60 1.850 mm 3.050 mm 2 ton 1.5 ton 12 kg


TS-70 2.150 mm 3.350 mm 2 ton 1.5 ton 12 kg
TS-90 2.700 mm 3.900 mm 2 ton 1.5 ton 12 kg

Sumber: “Slab & Beam, Formwork & Scaffolding”by: Beton Concrete Form specialist

Tabel 2.5 Tebal Maksimum yang Dapat Ditahan oleh Satu Pipe Suport

Prop grid Maksimum slab thickness


size When props fully extended
(mm) TS - 50 TS – 60 TS - 70 TS – 90
2.438 x 1.295 177 mm 101 mm 101 mm 101 mm
2.134 x 1.295 228 mm 140 mm 140 mm 140 mm
1.829 x 1.295 254 mm 190 mm 190 mm 190 mm
1.524 x 1.295 330 mm 228 mm 228 mm 228 mm
1.219 x 1.295 432 mm 305 mm 305 mm 305 mm

Sumber: “Slab & Beam, Formwork & Scaffolding”by: Beton Concrete Form specialist

2. Scaffolding
Scaffolding adalah suatu bagian dari perancah yang berfungsi untuk
menyangga acuan pelat dan acuan balok. Scaffolding terdiri dari beberapa
tiang baja yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan ketinggian yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada pelaksanaannya penggunaan Scaffolding di lapangan cenderung
lebih cepat bila dibandingkan dengan perancah lain.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 19


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 2.1 Rangkaian Scaffolding


Sumber: “Slab & Beam, Formwork & Scaffolding”
by: Beton Concrete Form specialist

Elemen pokok Scaffolding adalah sebagai berikut:


- Main frame
Main frame merupakan unsur paling pokok dalam scaffolding. Seluruh
elemen-elemen dalam scaffolding dirangkai saling berkaitan.
- Ladder frame
Elemen ini mempunyai main frame hanya ukurannya lebih pendek.
Fungsi ladder frame adalah untuk melengkapi kekurangtinggian dari
scaffolding. Pemasangan ladder frame diatas main frame dengan cara
menyambungkannya dengan joint pin.
- Cross brace
Fungsi Cross brace adalah sebagai pengikat main frame/ ladder frame
sehingga main frame/ ladder frame yang lainnya menjadi satu kesatuan
yang utuh.
- Joint pin
Fungsi joint pin adalah untuk menyambung main frame (bawah)
dengan main frame yang lain (diatas).
- Base jack

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 20


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Base Jack adalah landasan dari scaffolding. Dalam batang base jack
terdapat quick jack nut yang berfungsi untuk mengatur tinggi
rendahnya scaffolding supaya diperoleh ketinggian yang diharapkan.
- U head jack
U head jack letaknya diatas main frame. Pada batang U head jack
terdapat quick jack nut yang berfungsi untuk mengatur tinggi
rendahnya scaffolding supaya diperoleh ketinggian yang diharapkan,
serta dapat mempermudah pembongkaran.
- Cross head jack S-40
Cross head jack letaknya diatas main frame/ ladder frame yang
berfungsi sebagai perletakan sambungan girder. Pada batang cross
head jack terdapat quick jack nut yang berfungsi untuk mengatur tinggi
rendahnya scaffolding supaya diperoleh ketinggian yang diharapkan,
serta dapat mempermudah pembongkaran.

Data teknis scaffolding: scaffolding terbuat dari baja karbon bermutu


tinggi. Scaffolding mempunyai diameter luar 42,7 mm (1,25”) dengan
ketebalan 2,4 mm dan memiliki kuat tarik 51 kg/mm2.
Beban maksimum scaffolding (FK = 2)

Tabel 2.6 Tabel kekuatan Main Frame

MF A-1217B
2500 kg perkaki
MF 0917
MF A-1219 2250 kg perkaki

Sumber: “Slab & Beam, Formwork & Scaffolding”by: Beton Concrete


Form specialist

Langkah-langkah pemakaian scaffolding:

Pemasangan:

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 21


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Pasang base jack dengan jarak 60 cm kesamping kiri dan kanan dari
axis balok.
- Pasang dan masukkan main frame ke base jack dengan jarak kelipatan
90 cm atau 180 cm.
- Pasang diagonal (cross brace) ke main frame.
- Pasang dan masukkan ke main frame.
- Pasang atau sambungkan ladder frame ke joint pin.
- Pasang diagonal ke ladder frame.
- Pasang U head jack ke ladder frame yang paling atas

Pembongkaran:
- Turunkan atau kendorkan quick jack nut yang terdapat U head jack dan
yang terdapat base jack.
- Lepaskan U head jack dari ladder frame.
- Lepaskan cross brace dari ladder frame.
- Lepaskan ladder frame dari main frame.
- Lepaskan joint pin.
- Lepaskan cross brace dari main frame.
- Lepaskan main frame dari base jack.

Keuntungan penggunaan scaffolding sebagai perancah:

- Ketinggiannya dapat diatur sesuai dengan rancangan.


- Pemasangan dapat dilakukan dalam waktu singkat.
- Daya dukung yang cukup kuat.
- Stabil, kuat, dan aman.
- Sangat efisien untuk pemakaian berulang.

Kerugian penggunaan scaffolding sebagai perancah:

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 22


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Investasi besar, untuk bangunan dengan volume konstruksi yang kecil


kurang menguntungkan.
- Kerusakan pada scaffolding sulit diatasi, dan bila ingin digunakan
kembali nilai reduksi harus diperbesar.

3. Horry Beam
Horry beam adalah perancah horizontal yang biasanya digunakan
untuk mendukung acuan perancah pelat lantai dimana tumpuan
pembebanannya terletak pada balok.
Bentuk dari horry beam itu boleh dikatakan menyerupai konstruksi
rangka jembatan dan bentangnya dapat diset sesuai dengan panjang yang
diperlukan.
Desain yang khusus dari horry beam ini bertujuan untuk memperoleh
kekuatan dan daya dukung yang baik sehingga menjadi kelebihan dalam
pemakaian dan penggunaannya. Manfaat lain dari penggunaan horry beam
adalah:
- Efisiensi kerja dapat ditingkatkan karena beratnya yang ringan dan
konstruksinya yang kaku sehingga memudahkan pelaksanaan
pemasangan.
- Pelaksanaan pekerjaan tidak rumit sehingga tidak memerlukan
keahlian khusus dalam pelaksanaannya.
- Kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran

4. Sistem Pery (sebagai gelagar)


Peri girder disebut juga timber beam adalah balok penyangga acuan lantai
atau balok I. Bentuk profil I ini dimaksudkan agar girder atau timber
beam tersebut menjadi ringan, menghemat beban, dan menambah daya
dukung.

5. Vario GT 24 Steel Waller SRZ

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 23


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Formwork ini digunakan untuk membentuk cross-section dan tinggi


kolom. Untuk cross-section kolom yang berbentuk segi-empat atau
persegi panjang sampai ukuran 80 x 120 cm. VARIO GT 24 didisain
untuk tekanan konkrit fresh sebesar 100 KN/m2. Jika dibutuhkan,
formwork dapat didisain khusus untuk tekanan yang lebih tinggi.

6. Tie Rod 600 mm

7. Scafold Brachet GB 80

8. Beton Decking
Fungsinya untuk membuat spasi anatara tulangan dan cetakan agar
cetakan tidak langsung menempel pada tulangan.

9. Meteran Baja (kecil)


Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak
sebagai pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi.
Gunanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan
tinggi.

9. Anchor

10. Unting-unting
Alat ini terbuat dari kuningan, besi atau timah dengan berat 100 gr s/d 500
gr. Ditengahnya dipasang benang. Gunanya untuk mengukur ketegakkan.

11. Waterpass
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung yang
berisi cairan ether yang ada gelembung udaranya. Digunakan untuk
mengukur kedataran dan ketegakkan pasangan.

12. Gergaji Mesin


Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 24
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Digunakan untuk memotong dan membelah kayu sama seperti Gergaji


manual, namun gergaji ini menggunakan daya listrik sehingga kerjanya
lebih cepat, rapi, dan mudah digunakan.

13. Roll Kabel


Digunakan menyambungkan listrik dengan alat kerja yang menggunakan
listrik seperti ketam listrik, gergaji listrik, bor listrik dan macam-macam
alat kerja bantu yang menggunakan listrik yang berada jauh dari sumber
listrik.

14. Palu Cakar


Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti
paku dan digunakan juga untuk mencabut paku.

15. Gergaji Tangan


Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual.
Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi
tajam dan diberi tangkai pegangan dari kayu.

16. Penggaris Siku


Mistar yang daun dan badannya terbuat dari baja. Sudut yang berbentuk
dari keduanya adalah 90º. Berfungsi membuat garis-garis penyiku
sekeliling kayu, mengecek kesikuan kayu, dan memberi garis melintang
serat.

17. Klem
Berfungsi sebagai pengunci atau pengikat dari cetakan yang kita buat.
Terbuat dari kuningan atau baja.

18. Kunci Clamp


Sebagai alat yang mempermudah mengunci atau mengikat rapid clamp.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 25


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

19. Plat Clamp


Berfungsi sebagai pengunci atau pengikat dari cetakan yang kita
buat.Terbuat dari baja.

20. Baji
Berfungsi sebagai pengunci rapid clamp baja yang berbentuk lempengan
baja yang dimana di tengah rapid clamp baja tersebut terdapat lubang
untuk baji sebagai pengikat atau pengunci cetakan yang kita buat.

21. Gegep
Gegep digunakan sebagai pemotong kawat dan pengencang kawat

22. Linggis.
Linggis digunakan untuk membuka sambungan paku dan kayu

23. Kapur/Pensil
Kapur/Pensil digunakan sebagai penanda, ataupun sebagai untuk membuat
gambaran antride optride tangga.

24. Tangga
Alat bantu naik jika tempatnya tinggi dan untuk akses ke area kerja yang
mempunyai ketinggian.

25. Helm
Helm digunakan sebagai pelindung kepala agar benda yang jatuh tidak
langsung terbentur kepala pada saat melakukan pembongkaran.

26. Baja tulangan


Sebagai sambungan clamp/ Tie Rod.

27. Roll Meter Besar

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 26


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Fungsinya sama dengan meteran baja, namun meteran ini bisa digunakan
dengan jarak yang lebih panjang.

28. Selang
Selang digunakan sebagai pengukur kedataran

2.8 Perencanaan Acuan


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan/membuatacuan dan perancah
adalah;
a. Kecepatan dan cara pengecoran beton.
b. Beban yang harus dipikul, termasuk beban, horisontal dan beban kejut.
c. Selain kekuatan dan kekakuan acuan, kestabilitas juga perlu
diperhitungkan dengan baik.
d. Tiang-tiang acuan dari kayu harus dipasang di atas papan kayu
yang kokoh dan mudah distel dengan baji. Tiang-tiang acuan
tersebut tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang
tidak disokong ke arah samping. Bambu sebaiknya tidak digunakan
sebagai tiang acuan.

2.9 Pelaksanaan Sistem Konstruksi Acuan dan Perancah


Untuk merealisasikan perencanaan konstruksi acuan dan perancah dengan
sistem yang dipilih, maka harus disusun suatu rencana kerja berdasarkan:

a. Kesinambungan kelompok kerja


Jumlah jam kerja untuk suatu pekerjaan akan ditentukan oleh banyaknya
pekerjaan yang harus dikerjakan dan oleh ketentuan waktu yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.
Metoda yang semakin banyak digunakan untuk menentukan secara rasional
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah metoda analitis. Namun hal ini
memerlukan pengetahuan khusus, antara lain:
- Penganalisaan berbagai pekerjaan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 27


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Penentuan waktu pekerjaan.


- Penentuan frekuensi dari berbagai pekerjaan.
- Penentuan banyaknya orang yang melaksanakan berbagai pekerjaan.
- Penentuan tambahan upah atas waktu pekerjaan netto

b. Pemasangan yang minimal


Pemasangan konstruksi acuan dan perancah ditentukan oleh perbandingan masa
perputaran pembangunan kasar/ satuan (cycle time). Masa perputaran konstruksi
acuan dan perancah adalah periode konstruksi acuan dan perancah tersebut
sedang berisi rangkaian jangka waktu untuk:
- Menyetel konstruksi acuan dan perancah.
- Memasang tulangan.
- Pengecoran.
- Masa pengecoran.
- Pembongkaran sebagian atau seluruhnya.

c. Mengangkut
Jangka waktu pemasangan yang optimal
Jangka waktu pemasangan atau pembangunan yang optimal dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
- Kesinambungan kelompok-kelompok kerja secara optimal.
- Pemasangan konstruksi acuan dan perancah yang minimal.
- Penguasaan alat-alat angkut secara maksimal
-
2.10 Jenis-Jenis Acuan Dan Perancah

2.10.1 Acuan dan Perancah Pondasi


Bagian-bagian utama acuan dan perancah pondasi, yaitu:
1. Papan acuan fondasi terdiri atas papan 2/20 yang disambung sampai mencapai
ukuran yang dikehendaki. Papan acuan pondasi ini hanya bagian kedua belah sisi.
Kualitas permukaan beton tidak begitu dituntut karena nantinya akan terurug oleh

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 28


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

tanah, walaupun demikian, kerapatan sambungan acuan tidak boleh diabaikan karena
akan berpengaruh terhadap jumlah air yang ada pada beton, yaitu hilangnya air
pencampur tersebut. Gaya yang bekerja merupakan tekanan ke samping dari beton
yang baru dituang dan berangsur-angsur akan berkurang dan pada suatu saat akan
menjadi nol sesuai dengan tingkat perkembangan ikatan dan pengerasan pada beton.
2. Patok berfungsi mendukung papan acuan agar tidak bergerak dan beerdiri kokoh
pada tempatnya. Patok ini terdiri atas bahan kaso 4/6, 5/7 atau dolken yang
ditancapkan masuk ke dalam tanah sampai kokoh kedudukannya.
3. Penggantung pada umumnya ada pada acuan dan perancah fondasi menerus, yaitu
bagian ini berupa gelagar dari papan 2/20 yang dipasang melintang di atas acuan
untuk menggantungkan acuan.
4. Penjepit berfungsi untuk menjepit acuan kolom. Bagian ini berupa papan 2/20 atau
kaso 4/6, 5/7 dipasang mengapit keempat sisi acuan. Dengan adanya penjepit ini
diharapkan acuan ujung bawah kolom dapat berdiri tegak dan tidak bergeser ke
samping.
Mengingat kedudukan fondasi berada di bawah permukaan tanah, sehingga
penampilan permukaan bukanlah merupakan suatu yang harus dicapai, yang penting
adalah kepadatan dari sisi pelaksanaan pengecoran. Dengan demikian, bahan acuan
dan perancah bekas pada pekerjaan lainnya yang masih layak pakai dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan acuan fondasi. Sebagai alternative pekerjaan
pembuatan acuan dan jika memungkinkan dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan
permukaan tanah dan tanah galian sebagai acuan, sehingga tidak perlu lagi bahan
avuan dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan segera. Selain itu, dapat juga acuan
dengan pasangan batako berukuran 10 x 20 x 40 cm, disusun miring dengan tebal
pasangan ½ batu dan setelah beton mengeras pasangan batako tadi tidak dilepas lagi.
Untuk mewujudkan struktur fondasi sesuai dengan bentuk, kedudukan, ketinggian
yang diinginkan digunakan bahan sebagai berikut:
 Bahan acuan dibuat dari papan 2/20 yang dipotong dan disambung sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
 Bahan perancah dari bahan kayu berukuran kaso 4/6 atau 5/7, bahan ini juga
dipotong sesuai dengan kebutuhan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 29


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

 Sebagai bahan pengaku dapat digunakan papan atau kaso, disesuaikan dengan
kebutuhan.
 Bahan perangkai atau alat sambung dipakai paku 4 – 5 cm.
Bahan-bahan tersebut dipotong-potong dan sebagian dirangkai di tempat lain
dan kemudian pasang di tempat beton akan dibentuk.
Papan duga (stake out) adalah suatu acuan atau pedoman yang dibuat dan
dipakai untuk menentukan ukuran bangunan. Ukuran yang dimaksud adalah ukuran
ke arah mendatar misalnya jarak as fondasi/dinding, ke arah vertical misalnya
kedalaman fondasi, ketinggian lantai, ketinggian kuda-kuda dan sebagainya. Papan
duga merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum bangunan dibuat dan keberadaannya
hanya sementara, sehingga setelah bangunan berdiri atau sudah tidak difungsikan lagi
papan duga dibongkar.
Papan duga dengan bangunan sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan
pekerjaan acuan dan perancah, namun untuk mendapat fondasi harus ada lebih dahulu
papan duganya. Segala ukuran pada fondasi diambil dari papan duga, misalnya as,
kedalaman, lebar, panjang, dan sebagainya. Papan duga berupa papan berukuran 2/20
yang dipasang pada posisi miring dan horizontal. Didukung oleh pato-patok pada
jarak tertentu mengelilingi rencana bangunan yang akan dibuat. Tetapi dapat juga
dibuat hanya pada tempat-tempat tertentu, misalnya pada sudut bangunan dan jalur-
jalur fondasi/dinding.
Syarat-syarat utama papan duga, antara lain:
1. Patok harus kokoh, tidak bergerak ke arah mendatar maupun tegak (masuk ke dalam
tanah).
2. Papan duga harus lurus dan horizontal, mempunyai ketinggian tertentu dari
permukaan tanah asli.
3. Berjarak 1 sampai dengan 2 m dari tepi galian fondasi.
4. Membentuk segi empat siku.
Ketinggian atau elevasi papan duga terhadap elevasi lantai (peil + 0,00 m) bisa
di atas misalnya + 25 cm, ataupun sama dengan ketinggian lantai. Mengingat begitu
pentingnya papan duga dalam penentuan ukuran bangunan, maka tidak boleh
diganggu, misalnya diduduki, ditimbun bahan bangunan dan sebagainya. Titik-titik
penting pada arah mendatar langsung diletakkan pada papan duga, as fondasi diukur
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 30
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

dan diberi tanda berupa segitiga dari cat berwarna mencolok (merah) atau diberi dua
buah paku dipasang miring dan dapat juga digergaji dengan kedalaman 1 mm.
Benang as fondasi dapat ditarik dari kedua papan duga yang berhadapan dan diberi
pemberat menggantung bebas agar benang tetap tegang. Benang pada as inilah yang
dipakai sebagai acuan untuk menentukan ukuran-ukuran fondasi.
Bagian utama papan acuan, yaitu:
1. Patok yang digunakan kaso 4/6, 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm, merupakan
pendukung papan-papan duganya agar bisa berada pada posisinya.
2. Papan yang digunakan 2/20, merupakan bagian titik penting arah horizontal
diletakkan.
3. Penyokong atau sekur, adalah bagian papan duga untuk menyokong patok apabila
terlalu tinggi agar kokoh kedudukannya.

2.10.2 Acuan dan Perancah Kolom


Bagian-bagian acuan dan perancah kolom diantaranya adalah :
1. Acuan merupakan bagian acuan dan perancah yang berhubungan dan membentuk
langsung terhadap kolom beton yang dibuat. Papan acuan dipilhkan dari bahan yang
cukup halus dan rata. Untuk mendapatkan hubungan yang rapat, bahan acuan dipilih
papan yang lurus dan diserut. Papan-papan acuan dibelah dan dirangkai sesuai dengan
bentuk kolom yang akan dibuat, khusus untuk kolom yang berpenampang bulat dan
bukan segi empat perlu diperhatikan khusus terutama dalam menyediakan papan-papan
perangkainya.
2. Papan perangkai atau klam merupakan bagian acuan dan perancah yang berfungsi
untuk untuk merangkaikan papan-papan acuan. Papan perangkai dipasang pada jarak-
jarak tertentu melalui proses perhitungan, sehingga dengan jarak tersebut setelah
mendapatkan tekanan samping masih dalam kondisi layak.
3. Penguat atau pengaku tegak merupakan bagian acuan dan perancah yang menempel
langsung klem di sisi luar acuan. Pengaku tersebut dari kayu kaso 4/6 atau 5/7 dan
dipilih bahan yang lurus. Apabila acuan dan perancah membentuk kolom segi empat,
maka setiap sisi dipasang minimum 2 batang atau dengan jarak tertentu sesuai dengan
perhitungan perencanaan. Pengaku inilah yang akan memperkaku atau menambah
kekuatan papan acuan secara keseluruhan.
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 31
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

4. Penguat atau pengaku mendatar terbuat dari bahan kaso 4/6 atau 5/7 yang terletak
diluar pengaku tegak. Pengaku mendatar berfungsi menyatukan acuan kolom sekaligus
menopang tekanan samping beton, sehingga semua gaya-gaya yang disebabkan oleh
pengaruh pengecoran dapat dieliminasi dan tidak perlu sekur penyangga. Jika dipasang
sekur penyangga, hanya dipakai agar acuan dan perancah dapat berdiri dengan kokoh
dan tegak. Bahan pengaku dipotong sepanjang yang diperlukan, dipasang tepat pada
klam papan acuan dengan jarak-jarak tertentu di sekelilingnya, menempel langsung
pada pengaku tegak serta diperkuat dengan paku agar papan acuan tidak lepas dari
kedudukannya dan kuat mendukung gaya-gaya horizontal.
5. Sekur terbuat dari bahan kaso 4/6 atau 5/7 yang dipasang pada bagian ujung atas dan
bawah acuan dan perancah kolom. Apabila kolom menggunakan acuan dan perancah
tunggal dalam arti tidak mengkombinasikan dengan acuan dan perancah balok maupun
lantai, maka sekur perlu dipasang. Tetapi, jika kolom dikombinasikan dengan acuan
dan perancah balok dan laitai, maka tidak perlu memasang sekur, karena antara acuan
dan perancah kolom dan balok serta lanti merupakan satu kesatuan dan dilengkapi
dengan sekur-sekur perancah, sehingga cukup memperkokoh kedudukan acuan dan
perancah kolom. Pada ujung bagian bawah sekur dipasang balok beton atau balok kayu
yang sudah diperkokoh sebagai tumpuan sekur yang ada. Dalam pelaksanaan
pemasangan acuan selalu berkaitan dengan pekerjaan pembesian, agar tidak saling
terganggu, maka acuan yang akan dipasang dirangkai pada ketiga sisinya (khusus acuan
kolom segi empat), kemudian apabila pembesian kolom sudah berdiri baru dipasang
sisi satunya lagi.
Pada bagian dasar kolom yang pengecorannya dilaksanakan di lantai dua ke atas,
dipasang mal atau penentu (semacam proil) yang bertujuan untuk memudahkan
pemasangan papan acuan, menempatkan as kolom dan mencegah gaya geser.
Acuan kolom yang diabuat dengan ketinggian tertentu sangat sulit diambil jika ada
kotoran yang masuk kedalamnya, apalagi acuan mempunyai ukuran yang terbatas dan
banyak tulangan yang telah dirangkai. Bahan lain selain bahan beton merupakan bahan
asing, jika ikut serta dalam pencampuran dapat mengurangi kekuatan atau kalau
berhubungan dengan udara luar akan menjadi peratara yang dapat menghantarkan
pengaruh-pengaruh yang mempunyai sifat merusak besi beton, contohnya kayu. Oleh
karena itu benda-benda sepertin ini harus dihilangkan. Berdasarkan PBI 1971 halaman
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 32
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

48 disyaratkan bahwa pada cetakan kolom, dinding dan balok tinggi, harus diadakan
perlengkapan - perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji,
potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Suatu syarat yang harus dipenuhi dalam dalam pengecoran adalah bila bidang
kontak beton (acuan dalam) sudah bebas dai bahan-bahan yang tidak dibutuhkan,
misalnya adanya serbuk gergaji, potongan-potongan atau sisa kayu, dan adanya peralatan
yang jatuh ke dasr kolom. Keadaan seperti itu tidak boleh terjadi sampai saat pengecoran
dilaksanakan, maka untuk mengatasinya harus dibuat lubang sementara dibagian
samping dasr kolom, yang nantinya setelah bagian dasar kolom dibersihkan, lubang
pembersih tersebut ditutup kembali dan diperkuat. Lubang tersebut berukuran 15 x 15
cm yang dibuat dengan digergaji dan harus dipersiapkan penutupnya. Pengecoran kolom,
balok dan lantai biasanya dilakukan secara terpisah dengan urutan pengecoran pertama
adalah kolom, setelah bekisiting kolom dibongkar dilakukan pengecoran kedua yaitu
pengecoran balok dan lantai yang menumpang di ujung kolom (sisi balok bagian bawah)
secara bersamaan. Dengan dilaksanakan pengecoran sacara bertahap terbeut berarti
kolom dicor dua tahap yang dapat memperpendek tinggi jatuh pengecoran. Pekerjaan
acuan dan perancah kolom segi empat merupakan bentuk kolom yang sering
dilaksanakan karena mudah dalam pelaksanaan baik pembuatan acuan dan perancahnya
maupun pekerjaan finishingnya. Selain itu, ditinjau dari analisis strukturnya juga lebih
menguntungkan. Apabila penampang kolom bukan merupakan segi empat, yang perlu
mendapat perhatian adalah pada waktu penyetelan acuannya, bentuk tersebut akan
mempunyai posisi tersendiri. Papan acuan selain dari papan 2/20 dapat juga dari kayu
lapis 18 mm yang dipotong-potong sesuai kebutuhan.
Pekerjaan acuan dan perancah kolom segi delapan perlu diperhitungkan lebih
dahulu lebar setiap sisinya setelah diketahui diagonal terpanjangnya. Setiap bagian acuan
dibelah miring pada kedua sisi panjangnya menuju titik pusat (as) kolom dan
diperhitungkan pula bahwa beton yang akan dicetak berada di bagian dalam. Klam
dibentuk dari papan 3/20 memuat 2 lembara acuan, dalam sekeliling acuan ada 4 bagian
klam yang dibuat seemikian rupa, sehingga setelah dirangkai akan membentuk bidang
bujur sangkar bagian dalamnya terisi oleh acuan kolom segi delapan. Hubungan antara
klam dengan oapan acuan dipaku dari arah dalam acuan minimum 2 buah pku. Untuk
menyatukan klam yang ada dipakai papan 2/10 yang sudah dipotong pendek, dipasang di
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 33
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

atas klam tegak lurus terhadap arah sambungan. Sebagai pengaku digunakan kaso 4/6
atau 5/7 yang dipasang pada tepi klam minimum 2 batang di sepanjang acuan kolom.
Dari bentuk kolom berpenampang segi delapan, maka dapat dikembangkan kolom
berpenampang segi banyak beraturan lainnya.
Pekerjaan acuan dan perancah kolom lingkaran terdiri atas sususan papan tebal 2 cm
dan lebar 3 cm yang disusun pada klam membentuk lingkaran. Klam ini sama halnya
dengan acuan kolom segi delapan yaitu dipotong-potong dan dibentuk lengkungannya.
Bagian lengkung membentuk busurseperempat lingkaran merupakan sisi luar acuan dan
tumpuan papan-papan tersebut serta dipaku dari arah dalam.

2.10.3 Acuan dan PerancahBalok


Bagian-bagian bakisting balok, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Papan acuan dan papan perangkai atau klam sama halnya dengan papan acuan
kolom dalam hal penyambungan maupun perangkaiannya, yang membedakan
adalah kedudukan dari acuan balok yang mendatar.
Papan acuan balok terdiri atas dua macam, yaitu;
 Papan acuan samping mendapat gaya berupa tekanan samping dan diperlukan
bahan pengaku tambahan dan penyangga agar mampu berada di tempat
kedudukannya.
 Papan acuan bawah mendapat tekanan akibat berat sendiri beton balok, dan
ditopang oleh gelagar.
2. Gelagar adalah bagian pendukung langsung dari papan acuan bagian bawah
yang dapat dipakai dari bahan papan 2/20, balok 4/6, 5/7, 5/10, 6/12, 8/12, dan
sebagainya. Untuk balok yang tidak terlalu berat digunakan gelagar dari bahan
papan 2/20 dengan batang tiang pendukungnya, atau bias juga menggunakan
gelagar berukuran balok dengan satu tiang pendukung di tengahnya serta
dilengkapi sekur gelagar dengan tiang pada kedua bentangnya agar tidak miring
(stabil).
3. Pengaku acuan dipasang pada sisi luar samping atas acuan balok agar acuan
menjadi lebih kaku. Pengaku ini dari bahan papan 2/20 atau kaso 4/5 dipasang
sepanjang acuan balok, dipaku secukupnya tetapi tidak tembus ke dalam acuan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 34


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

4. Penjepit berfungsi untuk menjaga agar acuan samping balok bagian bawah tidak
bergeser keluar akibat tekanan beton segar waktu pengecoran. Penjepit dipasang
sepanjang bagian luar bawah acuan samping kedua sisinya. Papan ini dipakai
dari bahan kaso atau papan 2/19, pada waktu memasangnya harus didorongkan
ke dalam agar mendesak acuan sehingga menjadi rapat. Penjepit dipakukan
secukupnya pada gelagar.
5. Sekur acuan berfungsi mempertahankan acuan samping agar tetap tegak
walaupun mendapat gaya tekanan dari dalam acuan. Bahan sekur ini
menggunakan kaso atau papan 2/20 dipasang miring menyokong bagian atas
acuan balok dan bagian bawah berhubungan dengan gelagar serta tiang
kemudian diperkuat memakai paku.
6. Tiang perancah menggunakan bahan kaso atau dolken berdiameter 8 – 10 cm,
jika digunakan hanya satu tiang berarti balok beton yang ditopangnya tidak
begitu berat, sehingga tiang dipasang di tengah-tengah dan untuk menjaga
kestabilannya dipakai dua batang sekur yang dipakukan ke gelagar dan
ketiangnya itu sendiri. Apabila digunakan dua buah tiang, maka dipasang di
bawah acuan balok pada bagian luar atau ujung gelagar. Jika gelagar dari bahan
berukuran balok, maka hubungan antara tiang dengan gelagar memakai klam.
Ini berarti tiang harus dipotong di bawah gelagar dan kedua bagian tersebut
harus mempunyai ukuran penampang yang sama untuk mendapatkan
smabungan yang kuat. Jika gelagar dari papan, maka hubungan antara gelagar
dengan tiang cukup dipaku dengan minimum memakai 2 buah paku, papan
menempel pada tiang yang berarti tiang perancah bias lebih tinggi lagi. Tiang
yang lebih tinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai tumpuan sekur atau penyetop
papan acuan balok, atau jika balok dikombinasikan dengan acuan lantai, maka
dapat dipakai juga sebagai tiang perancah lantai.
7. Sekur tiang perancah akan memperkokoh kedudukan acuan dan perancah balok.
Sekur ada dua, yaitu sekur miring dan sekur horizontal. Sekur miring sangat
penting dalam mencegah goyangan-goyangan, dipasang menghubungkan
beberapa tiang perancah. Jika panjangnya tidak mencukupi, maka dipasang lagi
dengan bahan yang baru disambung dan sejajar dengan sekur miring yang telah
ada. Sekur horizontal berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi pergeseran
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 35
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

horizontal antara tiang perancah yang satu dengan yang lainnya. Bahan sekur
biasanya dibuat dari bahan papan 2/20. bahan ini dipilih karena mudah dipaku
dan bias lebih dari satu paku. Dengan demikian, jika menggunakan 2 buah paku
yang mempunyai jarak yang cukup, maka akan lebih kokoh.
8. Papan alas perancah mencegah penurunan tiang ke dalam tanah, baik
untukbalok yang berukuran besar (berat) maupun kecil (ringan). Papan alas ini
dibuat dari bahan papan 2/20.

2.10.4 Acuan dan Perancah Lantai


Pada acuan lantaiyang perlu diperhatikan adalah ketinggian dari lantai itu sendiri
dan cetakan konstruksi yang harus kuat dan kokoh.

1. Syarat-syarat Acuan Lantai, yaitu:


 Syarat umum
 Kedataran
 Elevasi
2. Bagian-bagian yang penting dari plat lantai :
1) Tiang acuan dan pengaku
Tiang acuan dipasang di atas papan landasan yang berada di atas tanah.
Pemasangan tiang ini bersamaan dengan sebagian papan pengaku yang berfungsi
sebagai perangkai-perangkai tiang itu sendiri dan sisanya dipasang setelah gelagar.

2) Gelagar
Gelagar-gelagar yang dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian
yang dibutuhkan. Pemasangan dimulai dengan gelagar-gelagar bagian tepi dan
kemudian bagian tengah. Bagian atas gelagar ini kita hubungkan dengan dua atau
tiga benang yang fungsinya untuk pedoman ketinggian dari gelagar-gelagar bagian
tengah. Jika papam gelagar sudah dipasang, maka papan pengaku dipasang
semuanya.

3) Lantai cetakan
Lantai cetakan dipasang di atas tiang gelagar. Apabila pada pekerjaan ini

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 36


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

menggunakan papan, maka sisi papan harus diketam terlebih dahulu. Untuk
pekerjaan beton yang tidak memerlukan finishing biasanya lantai cetakan memakai
plywood lebih licin dari pada permukaan papan.

2.10.5 Acuan dan Perancah Tangga


Acuan dan perancah tangga mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dari acuan dan perancah lainnya. Secara umum, acuan dan perancah tangga
menyerupai acuan dan perancah kolom balok dan acuan dan perancah lantai. Tangga
mempunyai lebar terbatas yang berarti memerlukan papan acuan samping di
sepanjang tangga itu sendiri. Tangga membentang miring menghubungkan lantai
bawah ke lantai atas, serta mempunyai bagian pendukung yang disebut ibu tangga
atau boom dan trap-trap yang disebut anak tangga atau trede. Semua itu membutuhkan
acuan atau cetakan yang memenuhi syarat. Pada bagian lantai, pengaturan
perancahnya seperti perancah lantai, namun tiang perancah tangga mempunyai ukuran
yang berbeda-beda dikarenakan bentuk tangga yang miring. Apabila tangga didukung
oleh lantai, maka cetakan samping berfungsi sebagai acuan anak tangga, sehingga
lebarnya harus diperhitungkan supaya lebarnya bias mencukupi. Jika direncanakan
menggunakan bordes posisinya harus jelas, misalnya elevasinya, terletak pada anak
tangga yang ke berapa, panjangnya berapa dan sebagainya.
Bagian-bagian acuan dan perancah tangga antara lain:
1. Papan acuan tangga tidak jauh berbeda dengan papan acuan balok maupun
lantai.
2. Papan cauan samping tangga juga mirip dengan papan acuan samping pada
balok. Selain sebagai papan acuan samping untuk lantai tangga, juga
berfungsi untuk papan acuan samping anak tangga, maka lebarnya harus
mencukupi.
3. Pengaku, penjepit, dan sekur acuan sama seperti pada acuan dan perancah
balik.
4. Papan optrede berfungsi untuk membentuk anak tangga terutama bagian
tegaknya. Papan optrede terbuat dari papan 2/20 yang dipotong sesuai
dengan lebar anak tangga dan dibelah sesuai dengan ukuran optredenya.
Papan optrede ini didukung oleh papan acuan samping dan diperkuat dengan
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 37
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

klos agar tidak bergeser dan lepas dari posisinya. Ukuran optrede dan
antredesebelumnya telah direncanakan dan dapat dilukis pada papan acuan
samping dengan menggunakan waterpass dan penggaris, selanjutnya papan
optrede bisa dipasang mengikuti tanda yang ada.
5. Pengaku papan optrede merupakan balok kayu yang dipasang pada
sepanjang tangga di atas tengah-tengah papan optrede. Kegunaannya adalah
untuk memperkaku papan optrede agar tidak terjadi lendutan ke arah
mendatar akibat tekanan samping beton ataupun injakan oleh para pekerja.
Selain itu, juga berguna untuk menyediakan tempat pijakan bagi para
pekerja.
6. Gelagar pada acuan dan perancah tangga banyak kesamaannya dengan acuan
dan perancah lantai atau balok. Yang berbeda adalah elevasinya, bahwa
tangga mempunyai permukaan lantai yang miring. Jadi penyetelannya
disesuaikan dengan kemiringan tangga.
7. Tiang perancah dan sekur merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisah-
pisahkan, karena perancah dapat berdiri dengan kuat dan kaku karena
adanya sekur. Tiang perancah dipotong sesuai dengan ketinggian setiap
bagian lantai tangga dan dipasang pada jarak tertentu. Untuk selanjutnya
tentang pemasangan tiang perancah dan sekur sama seperti pada acuan dan
perancah balok maupun lantai.

2.10 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Acuan Perancah


Dalam Acuan Perancah harus tetliti dan hati-hati dalam bekerja, diantaranya:
- Cetakan harus serapat mungkin.
- Pada saat pemasangan paku tidak boleh tembus dalam cetakan, sehingga kita kita
harus tahu berapa tebal papan dan paku mana yang diguanakan.
- Cetakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan
mutu Beton.
- Cetakan harus kuat dan kaku serta harus datar dan tegak.
- Perhatikanlah Keselamatan Kerja,karena dalam Konstruksi Acuan Perancah
sangat berbahaya sehingga kita harus berhati-hati.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 38


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

2.11 Pembongkaran Acuan dan Perancah


Pembongkaran merupakan pekerjaan akhir dari pekerjaan acuan dan perancah,
kecerobohan pada pembongkaran dapat berakibat fatal terhadap struktur beton yang
baru saja dihilangkan system pendukungnya. Pekerjaan acuan dan perancah bukan
merupakan pekerjaan struktur pada beton, namun jika dilaksanakan dengan
sembarangan saat pembongkaran akan berpengaruh terhadap hasil akhir bentuk beton
maupun terhadap pembiayaan.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan, diantaranya sebagai berikut:


- Acuan dan perancah dibongkar sebelum beton cukup umur. Hal ini akan berakibat
runtuhnya struktur beton dan terjadi kerusakan pada permukaan berupa bercak-
bercak dan terkelupas pada permukaan beton yang berhubungan dengan acuan dan
perancah karena ikatan antara material beton belum cukup kuat. Di lain pihak,
masih adanya ikatan antara beton dengan papan acuan.
- Pelepasan sambungan dilakukan dengan paksa, misalnya pelepasan memakai palu
tanpa dilepas terlebih dahulu pakunya, sehingga dapat mengakibatkan bahan
menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
- Pelepasan bagian-bagian acuan dan perancah tidak dilakukan secara berurutan
yang sesuai dengan tingkat keselamatan dan keamanan kerja. Hal ini dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
- Bahan bekas acuan dan perancah tidak segera dikumpulkan pada tempat tertentu,
maka akibatnya ruang kerja menjadi sempit.Berdasarkan peraturan beton
bertulang Indonesia tahun 1971, pada Bab 5.8 halaman 54 – 55 disebutkan antara
lain sebagai berikut:

1. Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut
dengan system cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai kekuatan
yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang
bekerja padanya, maka bila tidak ditentukan lain cetakan dan acuan baru boleh
dibongkar setelah beton berumur 3 minggu. Apabila dalam hal ini ada jaminan

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 39


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

bahwa setelah cetakan dan acuan dibongkar beban yang bekerja pada bagian
konstruksi itu tidak akan melampaui 50 % dari beban rencana total, maka
pembongkaran cetakan dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 3
minggu. Jika tidak ditentukan lain cetakan samping dari balok, kolom dan
dinding boleh dibongkar setelah 3 hari.
2. Pada bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan dan acuan akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan atau akan
terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari pada keadaan yang diperhitungkan,
maka cetakan dan acuan dari bagian-bagian konstruksi itu boleh dibongkar
selama pekerjaan tetap berlangsung. Pembongkaran cetakan dan acuan dari
konstruksi-konstruksi yang langsung akan memikul praktis seluruh beban
rencana, seperti pada atap-atap atau busur-busur harus dilakukan dengan
sangat hati-hati.
3. Cetakan-cetakan balok dpat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata baik
pembetonannya.k
Pekerjaan pembongkaran harus dipersiapkan sejak awal yaitu sambungan-
sambungan dibuat sederhana namun cukup kuat, sesuai dengan yang
dipersyaratan dalam pekerjaan acuan dan perancah. Selain itu, permukaan
acuan yang berhubungan dengan beton diperhalus dan dilapisi bahan-bahan
seperti cat, oli, plastik. Penghematan dapat
dilakukan dengan jalan memakai ulang bahan-bahan yang masih layak, maka
pekerjaan pembongkaran snagat berperan. Membongkar acuan dan
perancahasal roboh akan berakibat banyak bahan menjadi rusak yang berarti
akan menjadi limbah yang tak dapat dimanfaatkan dalam pekerjaan yang
sama.

Maka dari itu agar sesuai dengan peraturan yang ada dan mencapai hasil yang
baik, maka pembongkaran acuan dan perancah perlu memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 40


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

- Secara umum, acuan dan perancah harus dilepas setelah beton cukup umur
mencapai 21 hari. Kenyataan di lapangan umur 21 hari sulit untuk dipenuhi
karena pelaksanaan terikat oleh waktu kontrak. Untuk mengatasinya agar dapat
dilepas sebelum waktunya dilakukan dengan berbagai metode, misalnya dengan
memasang penunjang pada jarak tertentu pada sisi bawah beton (lantai). Acuan
pada bagian samping dapat dilepas pada umur kurang lebih 3 hari setelah
pengecoran, sebab bagian ini tidak mendukung beban setelah beton mengeras.
- Pelepasan dimulai dari bagian sekur, kemudian dilanjutkan pada bagian yang lain
seperti perancah, gelagar, dan akhirnya papan acuan.
- Untuk struktur balok dan lantai, pembongkaran dimulai dari tengah menuju ke
tepi, dengan maksud agar tidak terjadi penurunan atau defleksi mendadak karena
berat sendiri yang akhirnya dapat berakibat retaknya struktur tersebut.

BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KIMIA FARMA
PAMEUNGPEUK

3.1 Latar Belakang Proyek


Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan
yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berfikir
manusia. Begitu juga dalam dunia konstruksi, perkembangan zaman memicu lahirnya
inovasi-inovasi baru dalam jenis material atau alat bantu proses konstruksi, maka dari itu
juga diperlukan metode yang baik untuk menyesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan
zaman.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang terdapat di


dalam dokumen lelang pada Lembar Data Pemilihan. Metode Pelaksanaan ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti pelelangan Umum
Paket pekerjaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Kimia Farma
Pameungpeuk.

Pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan selama 240 (Dua Ratus Empat


Puluh) hari kalender. Dengan waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan tersebut kontraktor

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 41


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

wajib memaksimalkan kinerja dengan maksimal tanpa mengesampingkan kualitas dan


kuantitas yang telah ditentukan.

Yang perlu diingat banyaknya hal–hal yang harus dipertimbangkan serta


dievaluasi kembali dalam pekerjaan ini, dikarenakan tingginya Kompleksitas pekerjaan yang
ada disamping terbatasnya waktu pelaksanaan. Oleh sebab itu perlu dilakukan seleksi yang
ketat terhadap sumber daya manusia, material dan alat bantu untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan perencanaan.

Gambar 3.1 Pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I yang akan di bangun

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.2 Lokasi Proyek


Berikut adalah gambar denah lokasi Proyek Pembangunan Tower Asrama kampus II
Tahap I Jl. Kolonel Masturi Cipageran Kota Cimahi.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 42


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 3.2 Lokasi Proyek

3.3 Data Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kimia Farma Pameungpeuk

Lokasi Proyek : Pameungpeu, Banjaran

Pemilik (Owner) : APBD Provinsi Jawa Barat (DPA-SKPD) Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Konsultan MK : PT. Sangkuriang

Kontraktor Pelaksana : PT. Dambha Prima Utama

Konsultan Perencana : PT. Maratama Cipta Mandiri

Manajer Proyek : Harri Agustian

Deputi Manajer Proyek : Bramanto Aji

Luas bangunan :

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 43


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Jumlah lantai : 4 lantai

Fungsi bangunan : Gedung Asrama

Struktur bangunan : Beton Bertulang

Kontruksi Atap : Atap Galvanis (Atap Metal)

Kontruksi Tangga : Tangga Beton Bertulang

Kontruksi Dinding : a. untuk lantai 1 (basement) : Dinding Beton Bertulang

b.Untuk lantai 2 - 4 : Pasangan Bata ½ Bata

Tipe Pondasi : Bore Pile

Mutu Beton : K-300 dan K-125

Pendanaan proyek “Pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I “ berasal


dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, berikut adalah data
mengenai administrasi proyek:

Nama Proyek : Pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I

Pemilik Proyek (Owner) : APBD Provinsi Jawa Barat (DPA-SKPD) Badan Pendidikan

dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Konsultan MK : PT. Sangkuriang

Konsultan Perencana : PT. Maratama Cipta Mandiri

Kontraktor Utama : PT. Dambha Prima Utama

Jenis Kontrak :

Sistem Pelelangan :

Nomor Kontrak : 1103-SP/PPK/1.20.12.61.08.5.2/BADIKLATDA/2016

Sumber Dana : APBD Provinsi Jawa Barat (DPA-SKPD) Badan Pendidikan

dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 44


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Tahun Anggaran : 2016

Lokasi : Kampus II Bandiklatda Jl. Kol. Masturi Cipageran Kota

Cimahi

Nilai Kontrak : 41,295,058,000.00

Waktu Pelaksanaan : 240 hari kalender

Mulai Pelaksanaan : 25 April 2016

3.4 Gambar-Gambar Kondisi Lapangan


Gambar dibawah ini menunjukkan layout pembangunan Tower Asrama
Kampus II Tahap I

Gambar 3.3 Layout Pembangunan

Gambar dibawah ini menunjukkan papan nama proyek di pembangunan Tower


Asrama Kampus II Tahap Idi lihat pada gambar 3.4 :

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 45


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 3.4Papan Nama Proyek

Sumber : Dokumntasi Pribadi

Gambar di bawah ini menunjukkan rambu K3 yang harus di patuhi di dalam pekerjaan
proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I, di lihat pada gambar 3.5 :

Gambar 3.5 Rambu K3


Sumber : Dokmentasi Pribadi

3.5 Struktur Oraganisasi Proyek


Definisi Organisasi Proyek

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 46


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Berikut struktur proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I ini


dapat di lihat pada Gambar 3.6 di bawah ini :

DIREKTUR UTAMA
Ir. Ferdamos Sitanggang

PROJECT MANAGER
Harri Agutian

DEPUTI PM
Bramanto Aji
PELAKSANA
Asep Juherman

SITE MANAGER
Azis

ADM LOGISTIK PEL.STRUKTUR SURVEVOR


PEL. ARSITEK PEL. M E
KEUANGAN Anggi Surradi Umam
Agus Mulyadi Wahyudin
Elisa Ekananda

DRAFTER
Lina

MANDOR

PEKERJA

Keterangan :
: Garis Komando

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 47


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

: Garis Koordinasi

3.6 Perencanaan Site Planing Proyek

Perencanaan site plan adalah pekerjaan untuk mengatur tata letak fasilitas proyek.
Harus diatur sedemikian rupa agar mengefektifkan aktifitas pekerjaan di lapangan.
Yang termasuk dalam perencanan Site Plan adalah :

3.6.1 Kantor Proyek

Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf baik staf dari
Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di lapangan, yang dilengkapi dengan
ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh
fasilitas dan sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara.
Oleh karena itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak permanen.

Gambar 3.6 Kantor Proyek

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.6.2 Gudang Material dan Peralatan

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 48


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan
material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu diperlukan
tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi
untuk tempat penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton,
alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur pekerjaan finishing (mesin potong
keramik, mesin bor), sertaberbagai komponen peralatan lainnya.

Gambar 3.7 Tempat Material


Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.6.3 Pagar dan Papan Proyek

Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap lahan
yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa berupa seng yang ditempel pada
batang besi yang berfungsi sebagai penguat. Papan proyek dibuat untuk menunjukan
identitas pekerjaan yang ada di lapangan. Berisi tentang identitas proyek, seperti :
pemilik/pemberi tugas, nama perusahaan kontraktor, nama paket pekerjaan, nilai
paket, nomor ijin, lama pekerjaan dll.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 49


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 3.8 Pagar dan Papan Proyek

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.7 Pembersihan Lokasi ,Pekerjaan Pengukuran serta Mobilisasi Demobilisasi


Alat,Bahan dan Tenaga Kerja pada Proyek

3.7.1 Pembersihan lokasi

Mengingat jenis pekerjaan untuk bangunan ini adalah rehabilitasi bangunan


yang sudah ada maka pekerjaan pembersihannya adalah dengan membersihkan
sampah-sampah dan sisa-sisa bongkaran. Namun pekerjaan ini harus tetap dilakukan
sebagai wujud mengaplikasikan K3 Kontruksi.

Gambar 3.9 Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 50


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.7.2 Pekerjaan Pengukuran

Sebelum melakukan pembongkaran, maka dilakukan pengukuran dan


marking terhadap bagian bangunan yang akan dibongkar dan direhabilitasi.
Agar pekerjaan rehabilitasi sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar dan
BOQ (Bill Of Quantiy). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur
meteran atau juga dengan menggunakan theodolit. Sedangkan marking
menggunakan piloks, sipatan, benang atau pensil.

- Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh tenaga ahli surveyor dengan


menggunakan theodolite dan water pass
- Hasil pengukuran merupa : leveling lantai, titik bench mark, titik-titik pondasi,
siku bangunan dll.
-

B A

Gambar 3.10 Pekerjaan Pengukuran


Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Tower Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3.7.3 Mobilisasi dan Demobilisi alat, bahan dan tenaga kerja

Mobilisasi pekerjaan dan persiapan diperlukan untuk membawa personil,


peralatan, pemasokan, dan suplemen lain ke lokasi proyek. Demobilisasi adalah
mengeluarkan alat-alat dan suplemen lain saat proyek telah selesai.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 51


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Mobilisasi alat dan bahan pada proyek pembangunan ini masih sangat
konvensional yaitu dilakukan dengan cara pengangkutan menggunakan tangga
kaso melalui scaffolding dan juga katrol, tergantung kesulitan saat pemindahan.

a. Mobiliasi Alat dan bahan

Bahan dan alat pada pekerjaan acuan dan perancah harus sesuai dengan yang
tertulis dalam persyaratan. Semua alat dan bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini haerus dalam keadaan baik tanpa cacat.

Adapun peralatan yang akan digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :

• Excavator 80-140 HP • Welding Machine


• Concrete Mixer • Survey Equipment
• Shcafolding • Concrete Pump
• Dump Truck • Concrete Pan Mixer
• Craune service • Concrete vibrator
• Vibratory Roller • Pick Up
• Bar Cutter • Bar Bender
• Acuan dan perancah Knock Down

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dibutuhkan pada (Acuan dan perancah) proyek pembangunan
Tower Asrama Kampus II Tahap I untuk keseluruhan terdiri dari 145 orang. Dapat diuraikan
sebagai berikut

1. Project Manager
2. Site Manager
3. Ahli K3
4. Ahli Struktur
5. Ahli Arsitek
6. Ahli Mekanikal dan elektrikal
7. Pelaksana bangunan

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 52


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

8. Logistic
9. Surveyor
10. Pekerja (tukang)

Untuk para pekerja sendiri diberi fasilitas berupa bedeng pekerja dan toilet pekerja.
Bedeng pekerja difungsikan untuk tempat beristirhat dan tempat tinggal sementara untuk
pekerja selama proyek berlangsung.

3.8 Keselamatan Tenaga Kerja

3.8.1 Sistem Manajemen K3 Kontruksi

1. Pihak proyek akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk


identifikasi bahaya, Penilaian risiko danpengendaliannya secara berkesinam-
bungan sesuai dengan Rencana K3Kontrak (RK3K) yang telah disetujui
olehMK. Pihak proyek akan melibatkan Ahli K3Konstruksi pada paket
pekerjaan denganrisiko K3 tinggi atau sekurangkurangnyaPetugas K3
Konstruksi pada paketpekerjaan dengan risiko K3 sedang dankecil. Ahli K3
Konstruksi atau Petugas K3bertugas untuk merencanakan,melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi, tingkat risikoK3 ditetapkan
oleh Pengguna Jasa
2. Pihak proyek akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
3. Pihak proyek akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak proyek akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian
yang memang perlu dilakukan kaji ulang)setiap bulan secara
berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
Pihak kontraktor akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai
dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk
kondisi berikut ini:

• Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkaninfeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 53


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

• Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan
air dingin;
• Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
• Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi basah yangtidak biasa sehingga menyebabkan para
pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kamiakan
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan
jumlah yang memadai.
• Untuk kondisi normal, Pihak proyek akan menyediakan pancuran air untuk
mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

3.8.2 Toilet Fasilitas Sanitasi

• Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yangdiperkerjakan di dalam atau di sekitar
tempat kerja.
• Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
• Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang,
ditambah apabila jumlah pekerjalebih dari 15 orang sampai dengan tambahan
30 orang maka kami akan tambah satu urinal peturasanuntuk setiap 30 orang
tambahan;
• Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja
lebih dari 15 orang sampaidengan tambahan 30 orang maka kami menambah
satu kloset ditambah beberapa kloset untuk setiap 30orang tambahan.
• Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
mudah diakses, mempunyaipenerangan dan ventilasi yang cukup, dan
terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan sedemikianrupa sehinga
dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan
yang mudahdibersihkan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 54


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

3.8.3 Air Minum

• Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
• Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum;
• Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
• Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan
terlindungi dari kontaminasi dan panas;dikosongkan dan diisi air minum setiap
hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

3.8.4 Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

• Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di


tempat kerja.
• Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam PertolonganPertama Pada Kecelakaan.

3.8.5 Akomodasi Untuk Makan dan Baju

• Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat, dan
perlindungan dari cuaca.
• Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta
furnitur lainnya untuk menjamintersedianya tempat istirahat makan dan
perlindungan dari cuaca
• Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
• Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan baju
pakaian yang tidak digunakanselama bekerja.

3.8.6 Penerangan

• Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 55


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

jalan, jalan penghubung, tanggadan gang. Semua penerangan dapat


dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
• Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
• Penerangan darurat yang memadai.
• Pemeliharaan fasilitas

3.8.7 Pengamanan

• Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan


pelaksanaan konstruksi dan harusmenyediakan anggota Satuan Pengamanan
(SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-syaratini. Tugas dari
Satpam Penyediaadalah menjaga ketertiban dankeamanan di lokasi proyek,
melakukanpengawalan, mengatur lalu lintasdilokasi proyek, mencatat
danmemeriksa kendaraan setiap tamuyang keluar-masuk, , dan hal-hal
lainyang dianggap perlu untukperlindungan pelaksanaan konstruksididalam
lokasi proyek termasukperlindungan dan penjagaanperalatan, material
Penyedia, MK dan orang-orang yang bekerja sertaberhubungan dengan proyek
ini secara terus menerus pada jam kerjamaupun bukan jam kerja siang dan
malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainyaseluruh
pekerjaan dan telah diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah
didemobilisasi darilapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal tersebut.

• Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia,


perwakilan penyedia atau Subpenyediamemakai kartu tanda pengenal yang
disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitaspenyedia,
subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.

• Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh
Penyedia dan subpenyediatermasuk peralatan penyedia harus diberi label
nama dari penyedia atau subpenyedia.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 56


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

3.8.8 Penyiapan Peralatan Standar yang Harus Disiapkan Untuk K3


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan
perlengkapan K3 seperti diuraikan berikut ini:
• Helm safety
• Sepatu safety
• Safety harness
• Sarung tangan
• Rompi safety
• Ear plug
• Masker
• Kacamata safety
• Baricade
• Tali pengaman
• Jaring Pengaman
• Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3
• Tempat sampah organic dan non organic
• Tangga scaffolding
• Lampu Trobolight
• APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
• Jas hujan
• Kotak P3K
• Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 57


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

BAB IV

PEKERJAAN ACUAN DAN PERANCAH PROYEK PEMBANGUNAN TOWER


ASRAMA KAMPUS II TAHAP I

1.6 Spesifikasi Alat dan Bahan

NO NA GAMBAR KETERANGAN
MA

The
1 odol
ite

Meteran terbuat dari plat baja tipis


Met sekali dan digulung dalam suatu kotak
2 eran sebagai pelindungnya. Gunanya untuk
mengukur pekerjaan untuk tebal,
lebar, panjang, dan tinggi.

Tint
a
3 /alat
pena
nda

Bon Terbuat dari galvanum atau


dek alumunium

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 58


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Digunakan untuk memotong dan


membelah kayu dengan cara manual.
Gerg Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis
aji yang tipis satunya dibuat bergigi
tajam dan diberi tangkai pegangan
dari kayu.

Berfungsi membuat garis-garis


Siku penyiku sekeliling kayu, mengecek
90o kesikuan kayu, dan memberi garis
melintang serat.

Alat ini terbuat dari kuningan, besi


atau timah dengan berat 100 gr s/d
Unti
500 gr. Ditengahnya dipasang benang.
ng-
Gunanya untuk mengukur ketegakkan
unti
ng
Kerangka terbuat dari alumunium
dan dilengkapi dengan tabung yang
Wat berisi cairan ether yang ada
erfas gelembung udaranya. Digunakan
s untuk mengukur kedataran dan
ketegakkan pasangan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 59


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Umumnya digunakan untuk memukul


Palu
benda-benda dari besi/baja seperti
Cak
paku dan digunakan juga untuk
ar
mencabut paku

Digunakan untuk membenamkan


patok kayu ke dalam tanah waktu
Mart
pembuatan papan duga maupun
il
patok-patok untuk keperluan acuan
dan perancah pondasi
Digunakan untuk memotong dan
Gerg membelah kayu sama seperti Gergaji
aji manual, namun gergaji ini
Mesi menggunakan daya listrik sehingga
n kerjanya lebih cepat, rapi, dan mudah
digunakan
Wat
erpa Berguna untuk membantu
ss menentukan elevasi dari bagian acuan
sela dan perancah
ng
untuk pedoman dalam menentukan
kelurusan atau kedataran titik-titik
Ben
diantara dua titik yang telah
ang
ditentukan kedudukannya.

Pekerjaan acuan dan perancah tidak


Pens dapat dilepaskan dari pengukuran
il panjang, untuk memberi tanda pada
bahan dipergunakan pensil.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 60


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Win untuk menahan cetakan kolom berupa


gnut baut dan mur (tension nut). Tension
s nut biasanya dipergunakan untuk
cetakan dinding dan kolom.

Besi
Holl
ow

Mult
iplek
Poly
film
18
mm

Kas
o 5/6

Terp
al
/plas
tik
cor

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 61


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Scaf
foldi
ng

Tele
scop
ic

Tiro
d

Sup
port/
skur

Brac
e
kecil

Lead
er
fram
e

Base Sebagai tempat dudukan main frame,


jack jake base yang memilki ukuran tinggi

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 62


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

40 cm dan 60 cm
Mai
n
fram
e
Cros
s
brac
e
U
head

Tula
ngan

1.7 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Acuan dan perancah

1.7.1 Kolom

Tahapan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun
dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah
teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut :

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 63


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

 Penentuan As kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal
ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti theodolit, meteran, tinta, sipatan, dll.

Proses pelaksanaan :

1 Penentuan as kolom dengan theodolit dan waterpass berdasarkan


shopdrawing dengan menggunakan acuan yang telah menentukan bersama
dari titik BM (Bench Mark).
2. Buat as kolom dari garis pinjaman
3. Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan

 Pembesian kolom

Proses pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

• Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan ditempat
lain yang lebih aman.

• Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja

• Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,


terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.

• Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama


dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 64


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

• Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Gambar 4.1 Pembesian Kolom


Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

 Pemasangan acuan dan perancah kolom

Pemasangan acuan dan perancah kolomdilaksanakan apabila pelaksanaan


pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.

Berikut ini adalah uraian mengenai proses pembuatan acuan dan perancah kolom

• Bersihkan area kolom dan marking posisi acuan dan perancah kolom
• Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing kolom
• Setelah mendapatkan garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan acuan dan perancah kolom.
• Marking sepatu kolom sebagai tempat acuan dan perancah
• Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang
• Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
• Atur kelurusan acuan dan perancah kolom dengan memutar push pull
• Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 65


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 4.2Pemasangan Acuan dan perancah Kolom

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

 Pengecoran kolom

Langkah kerja pengecoran kolom adalah sebagai berikut :

 Persiapan pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus


benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton.

 Pelaksanaan pengecoran

- Sebelum campuran beton dituangkan ke dalam acuan dan perancah, dilakukan slump
test

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 66


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kekentalan campuran beton yang

direncanakan (dengan disaksikan pengawas)

- pengecoran dilakukan dengan menggunakal mesin concrete pump yang memompakan

campuran dari mixer.

- Penuangan beton dialkukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari

terjadinya segresi yaitu pemisahan aggregat yang dapat mengurangi mutu beton.

Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal

tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai

pemadatan yang maksimal.

Gambar 4.3 Pengecoran Kolom

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

 Pembongkaran acuan dan perancah

Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran acuan dan


perancah. Proses pembongkaran adalah sebagai berikut :

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 67


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

• Setelah beton cukup keras, maka acuan dan perancah kolom sudah dapat
dibongkar

• Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar


lekatan beton pada plywood dapat terlepas.

• Kendorkan push pull(penyangga acuan dan perancah). Lalu lepas pushpull

• Kendorkan baut-baut yang ada pada acuan dan perancah kolom, sehingga
rangkaian
acuan dan perancah terlepas.

 Perawatan beton kolom

Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon,


yaitu dengan disiram 3kali sehari selama 3 hari

4.2.2 Balok

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.


Pada proyek ini sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Malok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok
utama (balok induk) dan balok anak.

Semua pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan acuan dan perancah, pengecoran
sampai perawatan.

 Tahap persiapan

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 68


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1. Pekerjaan pengukuran

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/mamastikan kerataan ketinggian


balok dan plat. Pad pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolit.

2. Pembuatan acuan dan perancah

Pekerjaan acuan dan perancah balok dan plat lantai merupakan satu kesatuan
pekerjaan. Karena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan acuan dan
perancah balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan multiplex
harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau
balok yang akan dibuat.

3. Pabrikasi besi/tulangan

Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dikerjakan sesuai


kebutukan dengan bar cutter dan bar bender. Pembesian balok dilakukan
dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit di atas acuan dan
perancah yang telah terpasang.

 Tahap pekerjaan balok

1. Pemacuan dan perancahan balok

Tahap pemacuan dan perancahan balok adalah sebagai berikut

 Scaffolding dengan masing-masing jarak 100 cm disusun berjajar


sesuai dengan kebutuhan dilapangan,

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 69


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

 Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur


base jack atau u-head jack nya.

 Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah
cross brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm
(kayu 5/7) dengan arah melintang. Kemudian dipasang pasangan
multiplex sebagai alas balok.

 Setelah itu dipasang dinding acuan dan perancah balok dan dikunci
dengan
siku yang dipasang di atas suri-suri.

Gambar 4.4Acuan dan perancah Balok

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

2. Pembesian balok

Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :

 Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi


kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan
dipasang.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 70


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas acuan
dan perancah balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom
 Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping
balok lalu diikat.

Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode


pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan
pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun
ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan
sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.

Gambar 4.5 Pembesian Balok

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 71


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

 Pemasangan precast (Half Slab)

a. Erection

Erection adalah proses penyatuan komponen bangunan yang berupa


beton precast yang telah diproduksi dan cukup umur untuk disatukan menjadi
bagian dari bangunan. Dalam pelaksanaan erection diperlukan alat bantu,
antara lain mobil crane/tower crane. Terdapat dua jenis metode erection, yaitu:

• Metode Vertikal

Kegiatan erection beton precast yang dilaksanakan pada arah

vertikal struktur bangunan yang memiliki kolom menerus dari

lantai dasar sampai lantai teratas.

• Metode Horizontal

Proses erection yang pelaksanaannya tiap satu lantai (arah

horisontal bangunan).

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 72


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Gambar 4.6 Metode

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin


Towe

Badiklatda Provinsi Jawa Barat

 Tahap Pengecoran balok, sambungan dan over topping plat K-300

1. Administrasi pengecoran

 Setelah acuan dan perancah dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi
atau zona yang akan dicor

 Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas

 Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam


surat

 Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut

 Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh


dilaksanakan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 73


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

2. Proses Pengecoran Balok dan sambungan plat Half slab

Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket,


truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata.

Adapun proses pengecoran plat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai
berikut :

 Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching


plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan

 Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih

 Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari concrete
batching plan menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume

 Mesin concrete pump disiapkan terlebih dahulu. Sebelum diisi dengan campuran baru
tank pompa beton sebaiknya dibersihkan dengan menyemprotkan air.

 Setelah dilakukan slump test dan membuat kubus beton, pengecoran siap dilaksanakan

 Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 74


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

 Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar

 Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

Gambar 4.7 Pengecoran Balok

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

3. Pembongkaran acuan dan perancah

Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 10 hari pengecoran


sedangkan untuk balok pembongkaran acuan dan perancah dilakukan 11 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

4. Shoring

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 75


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Sistem shoring dilakukan untuk penunjang atau penyangga sementara balok dan
slab sampai benar-benar kuat untuk menyangga bebannya sendiri dan beban
konstruksi lain.

5. Perawatan

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Gambar 4.8 Perawatan Balok

Sumber: “Dokumentasi proyek Twin Towe Badiklatda Provinsi Jawa Barat

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 76


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1.8 Analisa Harga Satuan


1.8.1 Acuan dan perancah Kolom

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
1 Bertulang K-300 Kolom Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
K1
Tenaga:
Pekerja 0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Tukang 0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Mandor 0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
225.1555 kg 9,126.29 2,054,834.15
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 85,714.50
Penolit 18 mm
32.4898 m 2,500.00 81,224.50
Kayu 5/10
16.0000 buah 12,500.00 200,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku
Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 3,533,560.46

Overhead dan Keuntungan 15% 530,034.07

Jumlah Harga Satuan 4,063,595.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 77


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
2 Bertulang K-300 Kolom Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
K1a
Tenaga:
Pekerja 0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Tukang 0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Mandor 0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
189.6731 kg 9,126.29 1,731,011.51
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 85,714.50
Penolit 18 mm
32.4898 m 2,500.00 81,224.50
Kayu 5/10
16.0000 buah 12,500.00 200,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku
Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -
Jumlah harga 3,209,737.82
Overhead dan Keuntungan 15% 481,460.67
Jumlah Harga Satuan 3,691,199.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 78


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

3 1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
Bertulang K-300 Kolom Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
K2
Tenaga:
Pekerja 0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Tukang 0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Mandor 0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75

Bahan :
Beton Ready Mix 1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan 167.8800 kg 9,126.29 1,532,121.38
Acuan dan perancah (4
kali Pakai) 31.1111 m2 15,000.00 466,666.50
Penolit 18 mm 108.0889 m 2,500.00 270,222.25
Kayu 5/10 16.0000 buah 12,500.00 200,000.00
Teerod/Wing Nut 1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah Harga 3,580,797.45


Overhead dan Keuntungan 15% 537,119.62
Jumlah Harga Satuan 41,117,918.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 79


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton Harga


4 Koef Sat Jumlah (Rp)
Bertulang K-300 Kolom K3 satuan (Rp)

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
348.1100 kg 9,126.29 3,176,952.44
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
11.2000 m2 15,000.00 168,000.00
Penolit 18 mm
57.6000 m 2,500.00 144,000.00
Kayu 5/10
16.0000 buah 12,500.00 200,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 80


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Alat :
250,000.00 33,325.00
Concrete Pump 0.1333 jam
37,000.00 9,250.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam
400,000.00 140,000.00
Genset 250 kva 0.3500 jam
- -
Alat bantu 1.0000 ls

Jumlah harga 4,800,739.75


Overhead dan Keuntungan 15% 720,110.96
Jumlah Harga Satuan 5,520,851.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 81


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
5 Bertulang K-300 Kolom Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
K4

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix 1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan 167.8800 kg 9,126.29 1,532,121.38
Acuan dan perancah (4
kali Pakai) 70.0000 m2 15,000.00 1,050,000.00
Penolit 18 mm 40.0000 m 2,500.00 100,000.00
Kayu 5/10 16.0000 buah 12,500.00 200,000.00
Teerod/Wing Nut 1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah Harga
Overhead dan Keuntungan 15%

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 82


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Jumlah Harga Satuan 4,592,996.00

1.8.2 Acuan dan perancah Balok

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
1 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam TB 1

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
212.4800 kg 9,126.29 1,939,153.87
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 85,714.50
Penolit 18 mm
108.6531 m 2,500.00 271,632.75
Kayu 5/10
0.0000 buah 12,500.00 -
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 83


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Jumlah harga 3,408,288.43


Overhead dan Keuntungan 15% 511,243.26
Jumlah Harga Satuan 3,919,532.00

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
2 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam TB 2

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix 1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan 126.1644 kg 9,126.29 1,151,412.77
Acuan dan perancah (4
kali Pakai) 10.0000 m2 15,000.00 150,000.00
Penolit 18 mm 185.3333 m 2,500.00 463,333.25
Kayu 5/10 0.0000 buah 12,500.00 -
Teerod/Wing Nut 1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat : 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00


Concrete Pump 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Concrete Vibrator 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 84


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Genset 250 kva 1.0000 ls - -


Alat bantu

Jumlah harga 2,876,533.33


Overhead dan Keuntungan 15% 431,480.00
Jumlah Harga Satuan 3,308,014.00

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
3 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam B 1

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
212.4800 kg 9,126.29 2,488,150.34
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 93,750.00
Penolit 18 mm
108.6531 m 2,500.00 218,500.00
Kayu 5/10
0.0000 buah 12,500.00 300,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 85


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 4,212,187.66


Overhead dan Keuntungan 15% 631,828.15
Jumlah Harga Satuan 4,844,016.00

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
4 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam B 2

Tenaga: 14,856.56
0.2500 or/hr 59,426.25
Pekerja 10,541.70
0.1500 or/hr 70,278.00
Tukang 4,650.75
0.0500 or/hr 93,015.00
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix 1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan 212.4800 kg 9,126.29 1,939,141.09
Acuan dan perancah (4
kali Pakai) 5.7143 m2 15,000.00 107,143.50
Penolit 18 mm 108.6531 m 2,500.00 271,632.75
Kayu 5/10 0.0000 buah 12,500.00 350,000.00
Teerod/Wing Nut 1.2000 kg 17,052.75 20,463.30

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 86


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 3,779,704.66


Overhead dan Keuntungan 15% 566,955.70
Jumlah Harga Satuan 4,346,661.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 87


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
5 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam B 3

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
212.4800 kg 9,126.29 1,668,747.41
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 124,999.50
Penolit 18 mm
108.6531 m 2,500.00 357,111.00
Kayu 5/10
0.0000 buah 12,500.00 450,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 3,712,645.22


Overhead dan Keuntungan 15% 556,896.78
Jumlah Harga Satuan 4,269,543.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 88


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
6 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam B 4

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
212.4800 kg 9,126.29 2,239,517.38
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 150,000.00
Penolit 18 mm
108.6531 m 2,500.00 512,000.00
Kayu 5/10
0.0000 buah 12,500.00 700,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 4,713,304.69


Overhead dan Keuntungan 15% 706,995.70
Jumlah Harga Satuan 5,420,301.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 89


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 90


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1 m3 Pekerjaan Beton
Harga
7 Bertulang K-300 Tee Koef Sat Jumlah (Rp)
satuan (Rp)
Beam B 5

Tenaga:
0.2500 or/hr 59,426.25 14,856.56
Pekerja
0.1500 or/hr 70,278.00 10,541.70
Tukang
0.0500 or/hr 93,015.00 4,650.75
Mandor

Bahan :
Beton Ready Mix
1.0100 m3 870,000.00 878,700.00
Besi Tulangan
212.4800 kg 9,126.29 762,633.77
Acuan dan perancah (4
kali Pakai)
5.7143 m2 15,000.00 187,500.00
Penolit 18 mm
108.6531 m 2,500.00 793,000.00
Kayu 5/10
0.0000 buah 12,500.00 1,050,000.00
Teerod/Wing Nut
1.2000 kg 17,052.75 20,463.30
Paku

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 91


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

Alat :
Concrete Pump 0.1333 jam 250,000.00 33,325.00
Concrete Vibrator 0.2500 jam 37,000.00 9,250.00
Genset 250 kva 0.3500 jam 400,000.00 140,000.00
Alat bantu 1.0000 ls - -

Jumlah harga 3,904,921.08


Overhead dan Keuntungan 15% 585,738.16
Jumlah Harga Satuan 4,490,660.00

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 92


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

1.9 Waktu Pelaksanaan Pemasangan Acuan dan perancah

1.9.1 Kolom
Pada proyek pembangunan tower ini , waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu kolom dengan panjang 3 meter dan diameter 70 x 70
ataupun diameter 60 x 60 yaitu membutuhkan waktu satu hari dengan jumlah
pekerja 2 orang.

1.9.2 Balok

Sama halnya dengan pemasangan bekisiting kolom, pemasangan acuan


dan perancah balok dengan panjang 5 meter membutuhkan waktu selama satu
hari dengan pekerja 2 orang.

4.5 Permasalah pada Pelaksaan Pekerjaan Acuan dan perancah


a. Pemasangan cetakan acuan dan perancah yang kurang baik sehinnga
mengakibatkan air semen keluar.
b. Terperatur dari beton basah yang mana akan mengakibatkan keretakan pada
beton
c. Terjadinya lendutan pada cetakan acuan dan perancah yang diakibatkan
pembuatan acuan dan perancah yang tidak kuat menahan gaya tekan dari
beton basah.
d. Alat cetakan acuan dan perancah yang sudah cacat dikarenakan telah beberapa
kali dipakai sehingga hasil dari beton ada yang retak maupun bolong.
e. Pembersihan pada permukaan balok maupun kolom sebelum pengecoran
sehingga banyak sampah dari potongan kayu, butiran tanah tercetak pada
beton.

4.6 Permasalahan pada Waktu Pelaksanaan

Permasalahan pada waktu pelaksaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok,


yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerjaan, urutan pekerjaan yang kurang
tepat, adanya kesulitan dalam mengaplikaskan gambar rencarana dan pekerjaan
yang dilakukan pada saat musim hujan.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 93


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I ini merupakan proyek


pemerintah APBD yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Dambha Prima Utama. Adapun
pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek ini adalah PT. Sangkuriang selaku
pengawas dan PT. Maratama Cipta Mandiri sebagai perencana. Hal-hal yang dapat
disimpulkan pada proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I adalah
sebagai berikut:
- Sistem acuan dan perancah di proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I
menggunakan sistem konvensional dan sistem semi konvensional .
- Pengerjaan acuan dan perancah dalam proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II
Tahap I terdapat hambatan mengenai pekerjaan acuan dan perancah dikarenakan cuaca
yang tidak mendukung pada hari hari tertentu khususnya pada saat pengecoran.
- Adapun permasalahan pada saat pengocoran cetakan bekisting yaitu terjadi kebocoran
faktor air semen pada cetakan bekisting kolom yang berlubang.
- Area pekerjaan tidak terganggu oleh lalu lintas kendaraan karena berada didalam komlpek
perumahan kampus Badiklatda Cimahi.
- Pada faktor keselamatan kerja proyek pembangunan Tower Asrama Kampus II Tahap I
sangat dijaga keselamatannya dilihat dari perlengkaapan K3 yang diberikan oleh
pelaksana K3 dan tercatat hingga tanggal 22 Oktober 2016 tidak ada korban
kecelakaan.

5.2 Saran
Acuan dan Perancah merupakan kosntruksi sementara tetapi baik atau buruknya
pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu beton yang
dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan
material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur bangunan, dan juga dapat
mempengaruhi keselamatan pekerja.
Adapun saran-saran yang penulis berikan untuk pelaksanaan proyek terutama
pada pekerjaan acuan dan perancah agar menjadi lebih baik lagi yaitu pada
Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 94
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM KONSTRUKSI
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp. 022-214 583

penyimpanan bahan dan alat pada proyek harus lebih diperhatikan karena bila tidak
disimpan dengan benar dapat merugikan biaya, mutu dan kualitas, pada saat
pemasangan acuan dan perancah harus diperiksa terlebih dahulu sebelum melakukan
pengecoran agar beton memilki mutu sesuai dengan standar yang direncanakan. Selain
itu untuk para pekerja atau tukang diharapkan menggunakan APD (Aat Pelindung Diri)
seperti bodybelt maupun helm.
Dan pada perencanaan harus lebih teliti agar proses pelaksanaan tidak terhambat
karena timbul masalah seperti pada waktu pelaksanaan diperhatikan kembali, agar tidak
terjadi keterlambatan pekerja.

Laobratorium Kontruksi Acuan dan Perancah 2 Page 95

Anda mungkin juga menyukai