Ekstrak Kentang 1
Ekstrak Kentang 1
Ekstrak Kentang 1
Asep
1 Mohammad D.,2 Bertha Rusdi,3 Kiki Mulkiya
1,2,3
Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak. Kulit kentang (Solanum tuberosum L) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Pada
penelitian ini telah dilakukan pengujian efektivitas ekstrak kulit kentang dalam menghambat
terjadinya
ketengikan, dengan parameter angka peroksida. Ekstrak kulit kentang diperoleh dengan proses
ekstraksi
secara refluks menggunakan pelarut air. Selanjutnya formulasi sediaan krim yang mengandung
ekstrak
kulit kentang dilakukan evalusi selama 28 hari dan ditentukan angka peroksidanya menggunakan
titrasi iodometri. Hasil menunjukkan bahwa krim yang mengandung ekstrak kulit kentang 200 ppm
Kata kunci:
dapat Ekstrak kulit
menghambat kentang, angka
peningkatan antioksidan, angka
peroksida peroksida,
sampai krim
hari ke-14.
A. Pendahuluan
332
Analisis Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Kentang Sebagai Antioksidan ... | 333
B. Landasan Teori
I. Kulit Kentang
Sebagai bahan makanan, kentang banyak mengandung karbohidrat, sumber
mineral (fosfor, besi, dan kalium), mengandung vitamin B (tiamin, niasin, vitamin
B6), antioksidan dan sedikit vitamin A. Senyawa antioksidan yang terdapat pada
kentang yaitu antosianin, asam klorogenat, dan asam askorbat (Soelarso dan
Bambang,
1997).
II. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan menggunakan pelarut yang sesuai. Struktur kimia yang berbeda-
beda
akan mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-senyawa yang terdapat di
dalam simplisia terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat, dan derajat
keasaaman. Dengan demikian, diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarutdan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM,
2000:1).
Berdasarkan penelitian Rodriguez de Sotillo at al., (1994) ekstraksi yang
dilakukan pada kulit kentang menggunakan metode refluks dan ekstraksi ultrasonik.
Refluks adalah proses ekstraksi dengan pelarut pada suhu titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin
balik (Dirjen POM, 2000:11).
Metode ekstraksi ultrasonik adalah metode yang menggunakan gelombang
ultrasonik yaitu gelombang akustik dengan frekuensi lebih besar dari 16-20 kHz.
Gelombang ultrasonik terbentuk dari pembangkitan ultrasonik secara lokal dari kavitasi
mikro pada sekeliling bahan yang akan diekstraksi sehingga terjadi pemanasan pada
bahan tersebut, sehingga melepaskan senyawa ekstrak (Suslick, 1988).Ekstraksi baku
kering yang digunakan pada kulit kentangmenunjukkan aktivitas yang dapat
menghambat peroksidasi lipid yang diinduksi pada hati tikus dengan FeCl2 - H2O2
(Singh dan Rajini, 2013).
III. Krim
Krim merupakan suatu sediaan berbentuk setengah padat mengandung satu
atau lebih bahan kosmetika terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai,
berupa emulsi kental mengandung tidak kurang 60 % air ditujukan untuk pemakaian
luar. Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari
suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas
yaitu temperatur 70 – 80 oC.
Dalam pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar. Bahan dasar yang
digunakan harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Keuntungansediaan krim ialah
kemampuan penyebarannya yang baik pada kulit, memberikan efek dingin karena
lambatnya penguapan air pada kulit, mudah dicuci dengan air, serta pelepasan obat
yang baik. Selain itu tidak terjadi penyumbatan dikulit dan krimnya tampak putih
dan bersifat lembut kecuali krim asam stearat (Voight,1994).
Secara umum formula sediaan krim terdiri dari zat aktif dan zat tambahan
seperti bahan pengawet, pembasah, pengental, dan surfaktan yang didispersikan
dalam basis atau pembawa yang berupa campuran minyak, lemak, serta zat-zat
tambahan lainnya agar krim dapat stabil sebagai suatu sediaan kosmetika.
Untuk mendapatkan formula krim yang lebih baik biasanya ditambahkan
beberapa bahan tambahan dengan maksud tertentu. Zat pengemulsi, zat pengawet,
zat
pelembab, zat pewangi.
IV. Antioksidan
Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi
elektron (donor elektron). Secara biologis antioksidan adalah senyawa yang mampu
menangkal atau meredam dampak negatif dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan
cara mendonorkan salah satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat (Winarsi, 2007: 77-79).
Antioksidan banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada bahan pangan maupun
pada sediaan kosmetik seperti krim. Antioksidan yang dapat ditambahkan yaitu BHA,
BHT, alfatokoferol, natrium metabisulfat (Rowe, 2006:75)
berdasarkan pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam dengan ikatan
peroksida. Iodida yang dibebaskan pada reaksi ini kemudian dititrasi dengan natrium
tiosulfat (AOAC, 1980).
C. Metodologi Penelitian
D. Hasil Penelitian
Seluruh
Tabeldata
IV. Hasil
hasilAnalisis
evaluasiANOVA
kadar peroksida selama penyimpanan 28 hari pada
40 oC dianalisis dengan Anova yang dilanjutkan dengan uji posthoc LSD,
suhu
sedangkan untuk melihat pengaruh perbedaan bermakna dari kandungan ekstrak kulit
kentang dalam sediaan krim dapat dilihat pada Tabel IV diatas pada hari ke-28 nilai
signifikansi F2 kurang dari 0,05 terhadap F3, sehingga dapat dikatakan bahwa angka
peroksida sediaan krim yang mengandung ekstrak kulit kentang 200 ppm berbeda
bermakna dengan bilangan peroksida pada pembanding.
F. Kesimpulan
Sediaan krim yang mengandung ekstrak kulit kentang 200 ppm dapat
menghambat pembentukan peroksida hingga hari ke-14. Berdasarkan uji statistika
ANOVA angka peroksida pada hari ke-28 nilai signifikansi F2 kurang dari 0,05
terhadap F3, sehingga dapat dikatakan bahwa angka peroksida sediaan krim yang
mengandung ekstrak kulit kentang 200 ppm berbeda bermakna dengan bilangan
peroksida pada pembanding.
E. Pembahasan
Daftar Pustaka
Penapisan
AOAC, 1980. Fitokimia
Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists,
Berdasarkan
Washington D.C. Tabel I diatas dapat diketahui bahwa simplisia kulit kentang
mengandung senyawa
Azadeh Mohagheghi S,Hashem yang sama baik sebelum
Poorazarang., dkk.maupun sesudah proses
2012. Phenolics autoklaf,
in Potato
yaituPeels Extraction and Utilization as Natural Antioxidants. World Applied Sci.
berupa flavonoid,
Journal 18 (2):tanin, polifenolat, monoterpen dan seskuiterpen. Sehingga dapat
191-195.
disimpulkan bahwa, proses
BloisMS.1958.Antioxidant autoklaf tidak by
determinations mempengaruhi
the use of stable kandungan metabolit
free radical.
sekunder
Nature kulit kentang. Secara kualitatif proses autoklaf dimaksudkan untuk
181:1199-1200.
menginaktivasi
Direktorat Jendralenzim agar tidak
Pengawasan merusak
Obat kandungan
dan Makanan metabolit
(2000). sekunder.
Parameter Standar
Dari hasil penapisan fitokimia tersebut diatas, senyawa
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang biasanya memiliki
aktivitas antioksidan
Jakarta. adalah flavonoid. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit
kentang yaitu antosianin, asam klorogenat, dan asam askorbat
Fransworth, N.R. (1966).Biological and Phytochemical Screening of Plants. (Soelarso dan
Bambang,
Journal1997). Asam klorogenat
of Pharmaceutical mempunyai aktivitas
Sciences.Volume 55. No.3.antioksidan mencegah
Chicago: Reheis
terjadinya radikal
Chemical Company. bebas (Rodriguez de Sotillo at al., 1994).
Halliwell, B., Gutteridge, J. M. C., & Cross, C. E. (1992). Free radicals, antioxidants
and human
Evaluasi Sediaandisease:
Krim where are we now? Journal of Laboratory and Clinical
Medicine, 119, 598–620.
Aktivitas antioksidan ekstrak kulit kentang dalam sediaan krim diukurdengan
Hanani E, Mun’im angka
cara menghitung A, Sekarini R. 2005.
peroksida Identifikasi
pada senyawa
masing-masing antioksidan
formula dalam spons
setiap interval waktu
Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian
tertentu selama 28 hari pada suhu 40oC. Ekstrak kulit kentang yang ditambahkan 2(3):127-
133.
Janero, D. R.akan
diharapkan (1990). Malondialdehyde
menghambat oksidasiand thiobarbituric
lemak sehingga nilai acid peroksida
reactivit ypada
as sediaan
diagonostic indices of lipid peroxidation
krim akan menurun seiring pertambahan hari. and peroxidative tissue injury. Free
Radical Biology Medicine, 9, 515–540.
Berdasarkan Tabel III diatas angka peroksida terendah dihasilkan oleh F3
Nandita
pada hari Singh
ke-28.& Rajini,
Hal ini P.S. (2003). Free
menunjukkan radical
bahwa scavenging
sediaan activity of an antioksidan
yang mengandung aqueous
extract of potato peel. Food Chemistry 85 (2004) 611–
sintetik BHT bekerja dalam menghambat angka peroksida hingga 2 meq/kg pada 616.
Rodriguez
hari ke-28.de Sotillo, D.,sediaan
Sedangkan Hadley,dengan
M. Andekstrak
Holm, E.T.1994.
kulit kentangPhenolic in aquoeous
F2 dapat menghambat
angkapotato peel extract:
peroksida hingga 4Extraction,
meq/kg pada identification
hari ke-28.and Haldegradation.
ini menunjukkanJ. Food Sci. 59:
bahwa
649-651. ekstrak kulit memberikan aktivitas antioksidan yang dihasilkan. Hal
penambahan
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanani et al. (2005) yaitu
bahwa persentase penghambatan ekstrak terhadap aktivitas radikal bebas meningkat
seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak.