Pembuatan Sirup Mangga
Pembuatan Sirup Mangga
Pembuatan Sirup Mangga
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM. 070 500 136
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
NIM. 070 500 136
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Ir. Wartomo, Mp
NIP. 19631028 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal : 16 Agustus 2010
iii
ABSTRAK
buah – buahan, salah satunya adalah mangga. Warna buah mangga cepat sekali
berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta
pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu
mangga dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman, salah satunya yaitu sirup
Dari penelitian yang talah dilakukan, diperoleh hasil bahwa dari kedua
varietas mangga yang digunakan dalam pengolahan sirup mangga inferior yaitu
nilai rata – rata pada kandungan kadar gula telah memenuhi Standar Nasional
terhadap Kandungan vitamin C pada kedua varietas sirup mangga inferior yang
terhadap rasa, aroma dan warna pada sirup mangga inferior yang dihasilkan.
iv
RIWAYAT HIDUP
Negeri (SLTPN) 3 Samarinda dan memperoleh ijazah pada tahun 2004 dan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Karena atas berkat serta rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan karya ilmiah ini. Laporan ini
dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian
Samarinda.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah memberikan do’a
Samarinda.
3. Bapak Edy Wibowo Kurniawan, S.TP, MSc, selaku Ketua Program Studi
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf, teknisi dan Administrasi Politeknik
Hasil Perkebunan.
Ningsih dan seluruh teman-teman yang saya cintai. Semoga amal baik dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Refraktometer .................................................................................... 59
x
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
penting terhadap devisa negara. Buah – buahan juga sangat berperan penting
sebagai sumber mata pencaharian para petani Indonesia. Para petani biasanya
Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang di mana – mana. Mangga
termasuk buah bertempurung; pada bagian yang paling luar terapat kulit,
kemudian disusul daging buah yang melekat pada tempurung yang keras dan enak
dimakan. Hasil yang diperoleh dan dimanfaatkan dari pohon mangga ternyata
bukan hanya buah segar saja, tetapi buah mangga dapat diolah secara khusus
menjadi bahan makanan yang berguna bagi tubuh manusia (AAK, 1991).
sudah menganggap mangga sebagai salah satu tanaman buah – buahan asli
Indonesia. Mangga merupakan buah yang disukai hampir segala bangsa karena
Warna buah mangga cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya
sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah
2
menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa
simpannya sangat penting. Buah mangga dapat diolah menjadi berbagai bentuk
minuman, salah satunya yaitu sirup sehingga buah mangga tersebut tetap memiliki
pembuatan sirup mangga inferior, kajian varietas mangga terhadap kualitas sirup
yang dihasilkan.
sirup mangga inferior yang dihasilkan dari dua varietas mangga yang berbeda,
kewirausahaan.
3
Indonesia ini, menurut perkiraan para ahli berasal dari daerah sekitar bombay
dan daerah disekitar kaki gunung Himalaya, kemudian dari daerah tersebut
- Genus : Mangifera
- Ordo : Sapindales
Jenis dan varietas mangga budidaya dapat berasal dari alam (liar) dan
sudah terkenal bagus mutunya. Antara lain golek, arumanis, manalagi, endog,
a. Mangga Kuweni
memiliki buah yang bau harum dan daging buah yang lembut. Karena
tebal 3 - 4 cm, dengan daging buah berwarna kuning sampai jingga. Rasa
buah mangga kuweni ini manis asam berserat yang mengandung banyak
sari buah, serta bau mangga kuweni sangat harum dan menyengat (Heyne,
1987).
b. Mangga Arumanis
Buah yang telah tua berkulit hijau tua tertutup lapisan lilin, sehingga
Bobot rata – rata bisa mencapai 450 gram per buah. Bentuk buah
Daging buah tebal, lunak, berwarna kuning dan tidak berserat (serat
sedikit). Aroma harum, tak begitu berair. Rasa manis, tapi bagian ujung
6
kadang – kadang masih ada rasa asam. Pelok pipih, berserat pendek.
Sari buah pekat/ sirup, yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan
daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara
pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa
udara, dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus
diencerkan dulu dengan air (1 bagian sirup dengan 5 bagian air) (Tri Margono,
Sirup yang akan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan mutu sirup
bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi
manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa
8
(yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan
Indonesia, pernah menjadi produsen gula nomor satu sedunia namun kemudian
tersaingi oleh industri gula baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula
Jenis gula yang biasa dipakai dalam pembuatan sirup adalah sukrosa,
tetapi bisa juga digunakan jenis gula yang lain (Tressler dan Woodroof, 1976).
Sukrosa termasuk jenis disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa
Sukrosa diperoleh dari gula tebu dan gula bit. Sukrosa diproduksi melalui
pemurnian. Secara komersial, istilah “gula” mengacu pada sukrosa (Pancoast dan
Junk, 1980).
manis yang sangat diinginkan, dapat berperan sebagai bulking agent, mempunyai
tingkat kelarutan yang tinggi, dan pengawet yang baik. Sukrosa akan membentuk
flavor dan warna pada saat pemanasan, mempunyai daya simpan yang baik,
9
mudah dicerna, dan tidak beracun. Selain itu, sukrosa juga murah, tidak berwarna,
mempunyai kemurnian yang tinggi baik dari sifat kimia maupun mikrobiologi
(Nicol, 1982).
Sukrosa dapat memperbaiki aroma dan cita rasa dengan cara membentuk
keseimbangan yang lebih baik antara keasaman, rasa pahit dan rasa asin, ketika
digunakan pada pengkonsentrasian larutan (Nicol, 1979). Aroma dan cita rasa
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya
beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi , asparagus, kol,
susu, mentega, kentang, ikan, dan hati (Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010).
10
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra
kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi
penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian suatu
ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula karena
benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini
atau penilaian indrawi. Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi
11
tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau,aroma,
rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran
susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Bagian organ tubuh yang
berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga, indra pencicip, indra pembau
1. Tempat
2. Waktu
a. Timbangan analitik
b. Baskom
c. Ember plastik
d. Pisau
e. Blender
f. Panci
g. Kompor
h. Torong
j. Sendok pengaduk
13
k. Saringan
l. Refraktometer
n. Labu ukur
o. Buret
p. Erlenmeyer 125 ml
d. Aquades
e. Larutan amilum 1%
C. Prosedur Penelitian
Bahan
(Buah Mangga)
Ditimbang 1 kg
Diblender/dihaluskan
Didihkan 300 ml air,
kemudian ditambahkan
850 gram gula pasir Bubur Mangga
Diangkat, didinginkan
sebentar, kemudian disaring
Botol ditutup
D. Analisa Data
A1 = Mangga Kuweni
A2 = Mangga Arumanis
berikut :
Keterangan :
U1 = Ulangan 1
U2 = Ulangan 2
U3 = Ulangan 3
16
kandungan vitamin C, kadar gula dan tingkat kesukaan panelis terhadap dua
jenis sirup yang dihasilkan dengan menggunakan uji organoleptik atau uji
tingkat kesukaan. Sirup yang pertama berasal atau terbuat dari jenis mangga
golek, sedangkan sirup yang kedua terbuat dari jenis mangga arumanis.
- Perhitungan :
Uji total padatan terlarut ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula
pada sirup yang sesuai dengan SNI. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
meneteskan produk (sirup) pada kaca sensor yang ada pada hand
dengan beracuan pada literatur rasa, aroma, warna dan tekstur lalu
Sangat tidak suka, Tidak suka, Agak suka, suka dan Sangat suka, kemudian
Total Jumlah
Rata rata Jumlah Panelis
18
inferior yang dihasilkan dari dua varietas mangga yang berbeda, yaitu mangga
Standar Nasional Indonesia (SNI). Adapun kualitas sirup yang dihasilkan antara
lain :
kandungan kadar gula didalam sirup mangga inferior kuweni dan arumanis
yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil analisa total padatan terlarut (TPT), rata – rata pada
sirup mangga inferior kuweni yang diperoleh adalah 143,23. Sedangkan rata –
rata pada sirup mangga inferior arumanis yang diperoleh adalah 142. Data
1 2 3 (%) (%)
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Menurut SNI 01-3544-1994 (1994), syarat mutu pada kadar gula sirup
adalah minimal 65%. Kadar gula yang dihasilkan pada sirup mangga inferior
kuweni rata – rata adalah 143,23 serta sirup mangga inferior arumanis rata –
gula pada sirup mangga inferior kuweni dengan sirup mangga inferior
arumanis tidak berbeda jauh walaupun kandungan kadar gula sirup mangga
arumanis. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
20
142 142
160 142.4 143.3 142
144
140
120
100
80
60 kuweni
40 arumanis
20
0
Ulangan Ulangan
1 Ulangan
2 3
rancangan percobaan, analisa sidik ragam untuk total padatan terlarut adalah
sebagai berikut :
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
Dari analisa sidik ragam diatas, diketahui bahwa perbedaan varietas
tidak nyata terhadap kandungan kadar gula yang dihasilkan, dimana pada
analisis sidik ragam diperoleh f hitung lebih kecil dari f tabel 5% dan f tabel
1%.
varietas mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior
adalah mangga kuweni dan mangga arumanis. Hal tersebut dikarenakan oleh
kandungan kadar gula pada sirup mangga inferior kuweni dan sirup mangga
2. Vitamin C
vitamin C yang terdapat didalam sirup mangga inferior kuweni dan arumanis
yang dihasilkan.
pada sirup mangga inferior kuweni rata – rata adalah 0,528 mg. Sedangkan
pada sirup mangga inferior arumanis rata – rata adalah 0,587 mg. Data tersebut
1 2 3 (mg) (mg)
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa kandungan
vitamin C pada sirup mangga inferior kuweni dengan sirup mangga inferior
inferior arumanis lebih tinggi dibandingkan sirup mangga inferior kuweni. Hal
0.6 0.587
0.58
0.56
0.54 0.528 Kuweni
0.52 Arumanis
0.5
0.48
yodium dan analisa rancangan percobaan, analisa sidik ragam untuk uji
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
Dari analisa sidik ragam diatas, diketahui bahwa perbedaan varietas
tidak nyata terhadap kandungan vitamin C didalam sirup mangga inferior yang
dihasilkan, dimana pada analisis sidik ragam diperoleh f hitung lebih kecil dari
bahwa varietas mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga
vitamin C pada sirup mangga inferior arumanis lebih tinggi dibandingkan sirup
pada sirup mangga inferior kuweni rata – rata adalah 3,11. Sedangkan pada
sirup mangga inferior arumanis rata – rata adalah 3,42 mg. Data tersebut dapat
1 2 3
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Keterangan Range Penilaian Panelis :
mangga inferior kuweni dan sirup mangga inferior arumanis agak disukai oleh
panelis.
panelis terhadap rasa sirup mangga inferior kuweni dengan sirup mangga
inferior arumanis cukup berbeda yaitu tingkat kesukaan panelis terhadap sirup
kuweni. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.
3.5 3.42
3.4
3.3
3.2 Kuweni
3.11
3.1 Arumanis
3
2.9
percobaan, analisa sidik ragam untuk uji organoleptik (rasa) adalah sebagai
berikut :
26
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
Dari analisa sidik ragam diatas, diketahui bahwa perbedaan varietas
tidak nyata terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap rasa didalam sirup
mangga inferior yang dihasilkan, dimana pada analisis sidik ragam diperoleh f
mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior adalah
mangga arumanis. Hal tersebut dikarenakan penelis lebih menyukai rasa dari
pada sirup mangga inferior kuweni rata – rata adalah 3,27. Sedangkan pada
sirup mangga inferior arumanis rata – rata adalah 3,15 mg. Data tersebut dapat
1 2 3
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Keterangan Range Penilaian Panelis :
sirup mangga inferior kuweni dan sirup mangga inferior arumanis agak disukai
oleh panelis.
panelis terhadap aroma sirup mangga inferior kuweni dengan sirup mangga
inferior arumanis cukup berbeda yaitu tingkat kesukaan panelis terhadap sirup
28
arumanis. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.
3.3 3.27
3.25
3.2
3.15 Kuweni
3.15 Arumanis
3.1
3.05
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(*) = Berbeda Nyata
29
berbeda nyata terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap aroma didalam sirup
mangga inferior yang dihasilkan, dimana pada analisis sidik ragam diperoleh f
mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior adalah
mangga kuweni. Hal tersebut dikarenakan penelis lebih menyukai aroma dari
pada sirup mangga inferior kuweni rata – rata adalah 2,65. Sedangkan pada
sirup mangga inferior arumanis rata – rata adalah 3,53 mg. Data tersebut dapat
1 2 3
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
30
mangga inferior kuweni agak disukai oleh panelis sedangkan sirup mangga
panelis terhadap warna sirup mangga inferior kuweni dengan sirup mangga
inferior arumanis cukup berbeda yaitu tingkat kesukaan panelis terhadap sirup
kuweni. Hal tersebut juga dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini.
4 3.53
3 2.65
2 Kuweni
Arumanis
1
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(**) = Berbeda Sangat Nyata
Dari analisa sidik ragam diatas, diketahui bahwa perbedaan varietas
didalam sirup mangga inferior yang dihasilkan, dimana pada analisis sidik
ragam diperoleh f hitung lebih besar dari f tabel 5% dan f tabel 1%.
mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior adalah
mangga arumanis. Hal tersebut dikarenakan penelis lebih menyukai warna dari
yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior adalah mangga
arumanis. Hal tersebut dikarenakan oleh kualitas yang dihasilkan oleh sirup
A. Kesimpulan
mangga yang baik digunakan untuk pengolahan sirup mangga inferior adalah
mangga arumanis. Hal tersebut dikarenakan oleh kualitas yang dihasilkan oleh
Nasional Indonesia dan tingkat kesukaan panelis, yaitu kandungan kadar gula
rata – rata adalah 142 %, kandungan vitamin C rata – rata adalah 0,587 mg,
tingkat kesukaan pada rasa adalah agak suka, tingkat kesukaan pada aroma
adalah agak suka dan tingkat kesukaan pada warna adalah suka.
B. Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang suhu yang digunakan pada
2. Untuk menghasilkan warna yang menarik pada sirup mangga inferior yang
harus dihitung sesuai dengan bahan yang digunakan agar kandungan kadar
gula tidak terlalu tinggi atau 65% sehingga bisa menghemat biaya
produksi.
34
DAFTAR PUSTAKA
21 Juni 2010.
Margono, Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Buku Panduan Teknologi
Nicol, W.M. 1979. Sucrose and Food Technology. Applied Science Publishers
Ltd. London.
Pancoast, H.M, W. Ray. Junk. 1980. Hand Book of Sugars Second edition. The
Sulistyowati, Retno, Hari Tri Wasono, Viva Kusnandar. 2009. Berlimpah pada
Tressler, D.K, J.G. Woodroof. 1976. Fruit Products Formulary Volume 3: Fruit,
Westport, Connecticut.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN
37
Panelis
Kode Kode Rata-
Jumlah
Sampel Acak Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1UI E 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 47 3,13
A1U2 D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 49 3,27
A1U3 A 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 44 2,93
A2U1 C 4 4 4 4 5 2 2 2 2 2 5 5 4 2 4 51 3,40
A2U2 B 4 4 4 4 5 2 2 2 2 2 5 5 4 2 5 52 3,47
A2U3 F 4 4 4 4 5 2 2 2 2 2 5 5 4 2 4 51 3,40
A1UI E 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 5 3 49 3,27
A1U2 D 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 49 3,27
A1U3 A 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 49 3,27
A2U1 C 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 3 4 47 3,13
A2U2 B 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 3 4 47 3,13
A2U3 F 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 48 3,20
38
A1UI E 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 5 3 40 2,67
A1U2 D 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 5 3 40 2,67
A1U3 A 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 39 2,60
A2U1 C 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 52 3,47
A2U2 B 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 53 3,53
A2U3 F 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 5 3 54 3,60
1 2 3 (%) (%)
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Total Padatan Terlarut (%) :
- A1U1 = 142,4
- A 1U 2 = 143,3
39
- A 1U 3 = 144
- A2U1 = 142
- A 2U 2 = 142
- A 2U 3 = 142
1. FK = Tij 2
rxt
= 855,7 2
6
= 122.037,082
2. JKT = T (yij 2) – FK
= 122.040,65 – 122.037,082
= 3.568
3. JKP = TA 2
– FK
r
= (429,7 2 + 426 2)
– 122.037,082
3
= (184.642,09 + 181.476)
– 122.037,082
3
= 366.118,09
– 122.037,082
3
= 3.568 – 2.281
= 1.287
5. db Perlakuan =t–1
=2–1
=1
6. db Total = ( r x t) – 1
= (3 x 2) – 1
=6–1
=5
=5–1
=4
8. KTP = JKP
t–1
= 2.281
2–1
= 2.281
9. KTG = JKG
db Galat
= 1.287
4
= 321,75
41
= 2.281
321,75
= 7,089
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
1. Jika nilai F hitung < F tabel 5% maka di nyatakan tidak berbeda nyata.
2. Jika nilai F hitung > F tabel 5% maka di nyatakan berbeda nyata.
3. Jika nilai F hitung > F tabel 1% maka di nyatakan berbeda sangat nyata.
42
1 2 3 (mg) (mg)
Keterangan :
A1 : Kuweni
A2 : Arumanis
Kadar vitamin C adalah 1 ml 0,01 N yodium = 0,88 mg asam askorbat
1. FK = Tij 2
rxt
= 3,344 2
6
= 1,864
43
2. JKT = T (yij 2) – FK
– 1,864
= 2,137 – 1,864
= 0,273
3. JKP = TA 2
– FK
r
= (1,584 2 + 1,760 2 )
– 1,864
3
= (2,509056 + 3,0976 )
– 1,864
3
= 5,606656
– 1,864
3
= 1,869 – 1,864
= 0,005
= 0,273 – 0,005
= 0,268
5. db Perlakuan =t–1
=2–1
=1
44
6. db Total = ( r x t) – 1
= (3 x 2) – 1
=6–1
=5
=5–1
=4
8. KTP = JKP
t–1
= 0,005
2–1
= 0,005
9. KTG = JKG
db Galat
= 0,268
4
= 0,067
10. F hitung = KTP
KTG
= 0,005
0,067
= 0,0746
45
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
1. Jika nilai F hitung < F tabel 5% maka di nyatakan tidak berbeda nyata.
2. Jika nilai F hitung > F tabel 5% maka di nyatakan berbeda nyata.
3. Jika nilai F hitung > F tabel 1% maka di nyatakan berbeda sangat nyata.
1. FK = Tij 2
rxt
= 19,6 2
6
= 384,16
6
= 64,0266
2. JKT = T (yij 2) – FK
– 64,0266
= 64,294 – 64,027
= 0,609
46
3. JKP = TA 2
– FK
r
= (9,33 2 + 10,27 2)
– 64,0266
3
= (87,0489 + 105,4729)
– 64,0266
3
= 192,5218
– 64,0266
3
= 64,172 – 64,0266
= 0,1473
= 0,609 – 0,1473
= 0,4617
5. db Perlakuan =t–1
=2–1
=1
6. db Total = ( r x t) – 1
= (3 x 2) – 1
=6–1
=5
=5–1
=4
47
8. KTP = JKP
t–1
= 0,1473
2–1
= 0,1473
9. KTG = JKG
db Galat
= 0,4617
4
= 0,1154
= 0,1473
0,1154
= 1,276
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(tn) = Tidak Berbeda Nyata
1. Jika nilai F hitung <F tabel 5% maka di nyatakan tidak berbeda nyata.
2. Jika nilai F hitung >F tabel 5% maka di nyatakan berbeda nyata.
48
3. Jika nilai F hitung >F tabel 1% maka di nyatakan berbeda sangat nyata.
1. FK = Tij 2
rxt
= 19,27 2
6
= 371,3329 2
6
= 61,8888
2. JKT = T (yij 2) – FK
– 61,8888
= 61,9125 – 61,8888
= 0,0237
3. JKP = TA 2
– FK
r
= (9,81 2 + 9,46 2 )
– 61,8888
3
= (96,2361 + 89,4916)
– 61,8888
3
= 185,7277
– 61,8888
3
= 61,9092 – 61,8888
= 0,0204
49
= 0,0237 – 0,0204
= 0,0033
5. db Perlakuan =t–1
=2–1
=1
6. db Total = ( r x t) – 1
= (3 x 2) – 1
=6–1
=5
=5–1
=4
8. KTP = JKP
t–1
= 0,0204
2–1
= 0,0204
9. KTG = JKG
db Galat
= 0,0033
4
= 0,000825
50
= 0,0204
0,000825
= 24,73
SK DB JK KT F hitung F tabel
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(*) = Berbeda Nyata
1. Jika nilai F hitung < F tabel 5% maka di nyatakan tidak berbeda nyata.
2. Jika nilai F hitung > F tabel 5% maka di nyatakan berbeda nyata.
3. Jika nilai F hitung > F tabel 1% maka di nyatakan berbeda sangat nyata.
1. FK = Tij 2
rxt
= 18,54 2
6
= 343,7316
6
= 57,2886
51
2. JKT = T (yij 2) – FK
– 57,2886
= 58,4796 – 57,2886
= 1,191
3. JKP = TA 2
– FK
r
= (7,94 2 + 10,6 2 )
– 57,2886
3
= (63,0436 + 112,36)
– 57,2886
3
= 175,4036
– 57,2886
3
= 58,4678 – 57,2886
= 1,1792
= 1,191 – 1,1792
= 0,0118
5. db Perlakuan =t–1
=2–1
=1
6. db Total = ( r x t) – 1
= (3 x 2) – 1
52
=6–1
=5
=5–1
=4
8. KTP = JKP
t–1
= 1,1792
2–1
= 1,1792
9. KTG = JKG
db Galat
= 0,0118
4
= 0,00295
= 1,1792
0,00295
= 399,73
53
5% 1%
Total 5
Keterangan :
(**) = Berbeda Sangat Nyata
1. Jika nilai F hitung < F tabel 5% maka di nyatakan tidak berbeda nyata.
2. Jika nilai F hitung > F tabel 5% maka di nyatakan berbeda nyata.
3. Jika nilai F hitung > F tabel 1% maka di nyatakan berbeda sangat nyata.
54
menggunakan Refraktometer