Kliping Kisah Tiga Kisah Rasul
Kliping Kisah Tiga Kisah Rasul
Kliping Kisah Tiga Kisah Rasul
Harun bin Imran bin Qahits bin Lawi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim. Baginda ialah
adik-beradik seibu Nabi Musa, diutuskan untuk membantu Musa memimpin Bani
Israel ke jalan yang benar.
Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Beliau yang fasih berbicara dan
mempunyai pendirian tetap sering mengikuti Musa dalam menyampaikan dakwah
kepada Firaun, Hamman dan Qarun. Nabi Musa sendiri mengakui saudaranya fasih
berbicara dan berdebat, seperti diceritakan al-Quran: “Dan saudaraku Harun, dia
lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku
untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku khawaatir mereka akan
berdusta.” Sepanjang peninggalan Nabi Musa untuk bermunajat di Thur Sina, Harun
juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel
daripada melakukan kemungkaran, apa lagi menyekutukan Allah dengan benda lain.
Musa berkata kepada Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan
perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerusakan.”
Bagaimanapun, sepanjang kepergian Musa ke Thur Sina, berlaku ujian terhadap Bani
Israel. Sebilangan mereka menyekutukan Allah dengan menyembah anak lembu
yang diperbuat dari emas oleh Samiri. Mereka menyembah patung lembu itu yang
terpedaya dengan tipuan Samiri yang menjadikannya sehingga bisa berbicara. Harun
sudah mengingatkan mereka kelakuan itu adalah dosa besar, namun segala nasihat
dan amaran berkenaan tidak dipedulikan.
Selepas bermunajat selama 40 hari, Musa kembali kepada kaumnya dan sungguh
terkejut dengan perbuatan menyembah patung sapi itu. Musa bukan saja marah
kepada kaumnya, malah Harun sendiri turut ditarik kepala dan janggutnya. Musa
bertanya kepada Harun: “Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau daripada
mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak
mengikut aku atau engkau mendurhakai perintahku?”. Harun berkata: “Wahai anak
ibuku, janganlah engkau renggut janggutku dan janganlah engkau tarik kepalaku,
sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, “engkau adakan perpecahan dalam
Bani Israel dan engkau tidak pelihara perkataanku.” Kemudian Musa mendapatkan
Samiri, lalu berkata: “Pergilah kamu dari sini bersama pengikutmu. Patung sapi itu
yang menjadi tuhanmu akan aku bakar, kemudian aku akan hanyutkan ke dalam
laut. Kamu dan pengikutmu pasti mendapat siksa.”
Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Baginda wafat 11 bulan sebelum kematian
Musa, di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Mengenai Bani
Israel, mereka memang pembangkang, banyak bicara dan sukar dipimpin, namun
dengan kesabaran Musa dan Harun, mereka dapat dipimpin supaya mengikuti
syariat Allah, seperti terkandung dalam Taurat ketika itu.
Selepas Harun dan Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusya’ bin Nun.
Namun, selepas Yusya’ mati, lama-kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan
syariat yang terkandung dalam Taurat. Malah, ada kalangan mereka yang
mengubah hukum di dalam kitab Taurat, sehingga menimbulkan perselisihan dan
perbezaan pendapat, akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israel.
KISAH NABI ZULKIFLI AS
Pada waktu itu seorang raja yang telah berusia lanjut. Raja tersebut sudah tidak
mampu memimpin negerinya. Sayangnya, raja tidak mempunyai pewaris yang akan
menggantikan kedudukkannya sebagai raja. Oleh karena itu raja membuat suatu
pengumuman. Barang siapa yang sanggup berpuasa pada siang hari dan beribadah
pada malam hari ia akan diangkat menjadi raja. Raja itu juga mengharuskan untuk
bersabar dalam menghadapi segala urusan.
Hanya Basyar yang menyanggupi persyaratan tersebut. Lalu, raja memberi gelar
Basyar dengan gelar Zulkifli. Nabi Zulkifli adalah seorang raja yang sangat sabar.
Pada siang hari Nabi Zulkifli berpuasa dan pada malam hari menjalankan ibadah.
Meskipun demikian, dia tetap bertanggung jawab memimpin negerinya.
Nama Nabi Zulkifli disebut dalam Surat Shaad ayat 48 sebagai orang yang paling
baik. “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-
orang yang paling baik.”
Pada suatu ketika. Nabi Zulkifli pernah diganggu iblis. Iblis ini menyamar sebagai
manusia. Pada malam hari ketika Nabi Zulkifli hendak tidur, iblis yang menjelma
sebagai musafir itu bertamu ke istana Nabi Zulkifli.
Pada awalnya, penjaga istana meminta musafir itu kembali pada pagi hari. Namun,
musafir tetap berkeinginan untuk bertemu Nabi Zulkifli. Dengan sabar, Nabi Zulkifli
menemui musafir itu dan mendengar keluh kesahnya. Musafir itu mengatakan
bahwa seseorang telah menganiaya dirinya. Nabi Zulkifli meminta musafir ini untuk
datang pada malam hari berikutnya sehingga kedua belah pihak dapat
menyelesaikan permasalahan itu.
Pada hari berikutnya, musafir itu justru datang pada pagi hari. Ia mengeluhkan hal
yang sama. Kemudian, Nabi Zulkifli meminta musafir itu untuk datang hari
berikutnya pada pagi hari. Namun pada pagi hari berikutnya, musafir itu tidak
datang. Ia justru datang pada malam hari. Pada saat itu Nabi Zulkifli masih terus
bersabar dengan tingkah laku tamunya. Ia tetap menemui tamu tersebut dengan
baik. Iblis merasa kecewa karena Nabi Zulkifli sama sekali tidak marah.
Nabi Zulkifli berdoa kepada Allah untuk memanjangkan umur rakyatnya, Allah
mengabulkan doanya. Rakyat Nabi Zulkifli berumur panjang. Namun tanah dan
makanan tidak mencukupi kebutuhan rakyat yang banyak. Kemudian, rakyat
meminta Nabi Zulkifli mengembalikan umur mereka sebelumnya. Nabi Zulkifli
berdoa dan Allah mengabulkan doanya.
Seperti itulah tingkat kesabaran nabi Zulkifli sehingga Allah memujinya. Dalam Surat
Al-Anbiyaa ayat 85, Allah menggolongkan Nabi Zulkifli sebagai orang yang sabar.
Akan tetapi, burung Hud-hud itu menjawab bahwa ia membawa kabar dari ratu
Balqis di negeri Saba'. Nabi Sulaiman tidak mempercayai kabar tersebut maka ia pun
memeriksa kebenaran berita itu.
Sulaiman mempunyai bala tentara dari golongan Jin yang banyak ilmunya. Mereka
dapat mendatangkan singgasana ratu Balqis hanya dalam sekejap mata.
Kemudian ratu Balqis diantarkan melihat istana yang dibuat dari kaca. Ketika akan menginjakkan
kakinya, Ratu Balqis mengangkat kakinya karena menyangka hendak melewati air. Nabi Sulaiman
mengatakan bahwa lantainya tidak dibuat dari air melainkan dari kaca.
Sesudah itu, ratu Balqis masuk Islam beserta bala tentaranya. Ucapan Balqis ketika menyerah dan
masuk Islam terdapat dalam surat An-Naml ayat:44.
ظلَ ْمتُ ِإنِي َ َم َُع َوأ َ ْسلَ ْمتُ نَ ْف ِسي
َُ لِلِ سلَ ْي َم
ان َُ ِ ب
ُِ ين َر ْ
َُ العَالَ ِم....
Artinya:
"Aku telah menganiaya diriku. Dan sekarang Islamlah aku bersama Sulaiman kepada Tuhan seluruh
alam." (Q.S. An-naml: 44).
Setelah Ratu Balqis masuk Islam, maka bertambah kuatlah negeri Saba' di bawah pemerintahan Nabi
Sulaeman.a.s
Dalam pandangan umat Islam, Sulaiman seperti halnya Daud bukan hanya seorang raja, tetapi juga
berkedudukan sebagai seorang Nabi atau Rasul Allah.
Sebagai seorang nabi atau rasul, ia bukan sembarang orang, tetapi merupakan orang yang terpilih dan
memiliki kualitas jiwa istimewa, yang bukan saja memungkinkannya untuk mampu menerima wahyu
dari Allah, tetapi juga mampu mengendalikan diri dan hawa nafsu apalagi dari kekafiran.
Mengenai kekafiran ini, Al-Quran tegas-tegas menolak keterangan tradisi yhdi itu. Sebagaimana yang
terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 102.
Artinya:
"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada
mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia tersungkur,
tahulah Jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan
tetap dalam siksa yang menghinakan."
Nabi Sulaiman ketika telah mendekati ajalnya beliau duduk diatas singgasananya dengan bertelekan
diatas tongkatnya. Ketika itulah Nabi Sulaiman a.s. meninggal dunia dan tidak ada seorang pun yang
mengetahui bahwa ia sudah meninggal, baik pengawal-pengawalnya, penghuni istana, maupun jin-jin
yang selalu bekerja keras melaksanakan perintahnya.
Setelah beliau jatuh tersungkur karena tongkatnya dimakan rayap sehingga tidak dapat menahan lagi
berat badannya dan tongkat tersebut patah, mereka baru menyadari bahwa Nabi Sulaiman a.s. sudah
meninggal.
Di waktu itulah mereka mengakui kelemahan mereka, karena tidak dapat mengetahui bahwa Sulaiman
telah meninggal. Kalau mereka tahu bahwa Sulaiman telah meninggal tentulah mereka tidak akan
tetap kerja keras, karena mereka hanya diperintahkan Allah taat dan patuh kepada Nabi Sulaiman saja,
tidak kepada pembesar-pembesar di istananya.
Pemahaman sebagian ulama ini cukup mashyur beredar di kalangan umat Islam,
tetapi tidak demikian bagi sebagian ulama yang lain, yang mempunyai pemahaman
yang lain pula.
Menurut pemahaman yang ini, adalah benar Sulaiman mempunyai tiga kelompok
pasukan, tetapi semuanya manusia. Sebutan tentara dari kelompok jin dan dari
kelompok burung hanya dipahami sebagai sebutan atau hanya nama saja,
sebagaimana sekarang ada sebutan pasukan elang, pasukan rajawali, dan
sebagainya.
Hud-hud yang mengetahui keadaan rakyat dan kerajaan Saba' dipahami bukan
burung, tetapi manusia yang menjadi komandan pasukan divisi burung.
Lembah semut yang pernah dilewati oleh Sulaiman dan pasukannya, dipahami
sebagai lembah yang didiami manusia dari kabilah semut.
Adapu kursi singgasana yang akan dihadirkan di istana Sulaiman itu, dipahami
sebagai kursi singgasana yang persis seperti kursi ratu Saba', dibuat dan
dipersiapkan secepatnya (selesai ratu Saba' atau sebelum kehadiran perutusan
Sulaiman yang kembali mendahului kedatangan ratu Saba').
Pelajaran dan Hikmah yang dapat Diambil dari kisah Nabi Sulaiman a.s.
1. Nabi Sulaiman a.s. diberi oleh Allah SWT. karunia yang banyak, di
antaranya mengerti macam-macam bahasa binatang seperti bahasa semut,
burung, dan sebagainya.
2. Nabi Sulaiman a.s. bertambah besar kerajaannya, hingga dapat
memerintah jin, angin, burung, dan lain-lain, Nabi Sulaiman dapat
mengislamkan ratu Balqis.
3. Nabi Sulaiman a.s. diwaktu dia merasa ajalnya sudah dekat, ia berkata
di atas tongkatnya sehingga kematiannya tidak diketahui orang lain, kecuali
setelah ia tersungkur karena tongkatnya telah rapuh dimakan rayap.