Naskah Publikasi FIX

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Analisis Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA Keuangan) Dalam

Pengolahan Data Keuangan Pada Organisasi Pemerintah Daerah

(Studi Kasus Pada BPKAD Kabupaten Barito Kuala)

Hidayati

Djoko Sigit Sayogo

Siti Zubaidah

[email protected]

Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRACT

In this study, the author would like to know the description of Regional Financial
Management Information System implemented in the BPKAD of Barito Kuala Regency.
This study was a descriptive qualitative study and used relevant, accurate and timely
variables to analyze the quality of information produced by SIMDA. The types of data used
were primary data and secondary data. Data collection techniques were direct observation,
interview, and documentation.
From the research result, it’s discovered that Regional Financial Management
Information System in Barito Kuala BPKAD had been implemented although not optimally.
In input subsystem, data collection from each SKPD had been integrated online, but not all
SKPD were integrated due to geographic factor. In process subsystem, input data from each
SKPD had been processed by computer using SIMDA application and stored in the database.
The use of Information technology was adequate in terms of computerization, but there were
obstacles such as disconnected network which often happened if there was too much data
input. Meanwhile, output subsystem was able to to better than before.

Keywords: regional financial management information system, SIMDA, financial data


management of government organization
I. Latar Belakang

Undang-undang no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU.

32 Tahun 2004 dan diubah dengan Perpu No.3 Tahun 2005 serta UU No.25 tentang

pengimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi menjadi UU. No

33 Tahun 2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan

upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas dan potensi

daerah tersebut. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sistem pengelolaan keuangan

daerah yang baik difokuskan untuk mengelola dana secara desentralisasi dengan transparan,

efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. Untuk

mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu pemikiran cerdas melalui inovasi sistem akuntansi

(Bastian 2007 : 2).

Guna mewujudkan praktik pengelolaan keuangan daerah yang cepat, tepat, dan akurat,

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah mengembangkan sistem

aplikasi komputer yang dapat mengolah data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan

yang dapat dimanfaatkan setiap saat, yakni Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)

sebuah sistem berbasis aplikasi teknologi yang dikembangkan untuk mendukung tercapainya

akuntabilitas bagi pemerintahan daerah baik ditingkat pelaporan (SKPKD) ataupun ditingkat

akuntansi (SKPD).

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala merupakan salah

satu satuan kerja pengelola keuangan daerah yang telah menerapkan SIMDA sebagai sistem

informasi pengelolaan keuangan dan sistem informasi pelaporan keuangan sejak tahun 2009.

Penelitian ini mengambil Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Barito Kuala dikarenakan hasil audit laporan keuangan BPKAD Kabupaten Barito Kuala
pada tahun 2007, 2008dan 2009 mendapat opini tdak wajar, sehingga perlu dilakukan

penelitian sejauh mana upaya yang di lakukan BPKAD untuk meningkatkan kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan, salah satunya dengan penerapan SIMDA Keuangan.

Nugraha (2013) yang melakukan penelitian dengan Judul Analisis Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Keuangan Daerah Dalam Pengolahan Data Keuangan Pada Dinas

Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

SIMDA Keuangan sebagai sistem informasi akuntansi daerah dapat mempermudah tugas

pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah, pengendalian intern sistem yang diterapkan

guna mencapai tujuan pelaporan, dan cakupan analisa kualitas informasi yang

dihasilkan oleh sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan tenik analisis data deskriptif.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa aplikasi SIMDA Keuangan yang diterapkan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk sebagai aplikasi pengolah data keuangan

merupakan aplikasi sistem informasi manajemen yang secara terintegratif mengelola

keuangan pemerintah daerah mulai dari proses penganggaran, penatausahaan, sampai

dengan pembukuan/akuntansi. Prosedur pengelolaan keuangan seperti yang telah dijelaskan

dalam Permendagri No.13 tahun 2006 telah diimplementasikan dengan cukup baik oleh

aplikasi SIMDA Keuangan. Namun terdapat kekurangan yakni fungsi pembukuan/akuntansi

dalam aplikasi SIMDA Keuangan Dinas Kabupaten Nganjuk belum dapat diaplikasikan

secara maksimal karena fungsi menu pembukuan/akuntansi didisable oleh admin

SIMDA Keuangan dan hanya dapat dilakukan oleh admin/operator Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD). Untuk menjamin tujuan

pengelolaan keuangan, maka dit er apkan pengendali an intern atas aplikasi SIMDA

Keuangan. Pengendalian yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut sudah sangat

memadai, ditunjukan dengan adanya pengendalian aplikasi yang menjamin bahwa

masukan/input data keuangan dalam SIMDA Keuangan telah diotorisasi, divalidasi, dan
dicek kelengkapnya untuk diproses dalam aplikasi SIMDA Keuangan. Selain itu aplikasi

SIMDA Keuangan telah memberikan fungsi verifikasi pada dokumen keuangan yang

telah diproses sehingga kebenaran dalam dokumen tersebut dapat lebih dipercaya. Aplikasi

SIMDA Keuangan telah menghasilkan informasi laporan keuangan dan informasi keuangan

lainya dengan kualitas relevansi, akurasi dan transparansi yang lebih baik daripada

pengolahan dengan sistem sebelumnya atau sistem manual. Namun koreksi kesalahan data

setelah diterbitkanya SP2D memiliki prosedur yang cukup rumit sehingga menghambat

proses koreksi tersebut.

Alfianto (2009) yang melakukan penelitian dengan judul Sistem Informasi Manajemen

Keuangan Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Boyolali.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran Sistem Informasi

Manajemen Keuangan Daerah yang diterapkan di DPPKAD Kabupaten Boyolali.Penelitian

ini menggunakan tenik analisis data deskriptif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa

gambaran Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah di DPPKAD Boyolali sudah

mampu dijalankan meskipun belum optimal. Di dalam sub sistem input pengumpulan data

dari tiap-tiap SKPD sudah berjalan meskipun masih secara manual, karena belum

terintegrasinya SKPD dengan SKPKD melalui jaringan komunikasi data online. Dalam

subsistem proses, data yang masuk dari tiap-tiap 40 SKPD sudah mampu diproses dengan

komputerisasi melalui aplikasi SIMDA dan disimpan di bank data yang telah berfungsi

dengan baik. Penggunaan Teknologi Informasi sudah mencukupi dalam hal komputerisasi,

namun masih mengalami berbagai hambatan seperti belum adanya jaringan komunikasi data

dan terbatasnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Sedangkan Sub sistem output, telah

mampu mengahasilkan laporan keuangan yang akurat, akuntabel, dan transparansi dengan

pemberian akses informasi keuangan daerah kepada masyarakat luas melalui website

pemerintah Kabupaten Boyolali.


Ridwan (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan aplikasi sistem

informasi managemen daerah (SIMDA) keuangan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah . Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan dan

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan aplikasi sistem

informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah. Penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah (SIMDA)

keuangan diukur melalui delapan dimensi, yaitu: database terpadu, validasi data terjamin,

fleksibel, sistem secara keseluruhan terbangun, menghasilkan output, akses dan jaringan,

infrastruktur dan aplikasi, serta portal, organisasi pengelolaan dan pengolahan. Sementara

itu, kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diukur melalui empat dimensi, yaitu:

relevan, andal, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Studi kasus dilakukan dengan subjek pemerintah

kabupaten Indramayu.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan

penelitian lapangan dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner.Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penerapan aplikasi

sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah.

Niftahusaadah (2010) melakukan penelitian tentang Persepsi Satuan Kerja Perangkat

Daerah Terhadap Pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Sesudah

Pemanfaatan Sistem Informasi Managemen Daerah (SIMDA) Keuangan yang dilakukan

pada pemerintah daerah Kota Bandung. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk : (1)

mengetahui persepsi SKPD terhadap pembuatan laporan keuangan sebelum dan sesudah

pemanfaatan SIMDA Keuangan di Pemerintah Kota Bandung, (2) mengetahui apakah

terdapat perbedaan persepsi SKPD terhadap pembuatan laporan keuangan sebelum dan
sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan di Pemerintah Kota Bandung, (3) mengetahui

persepsi SKPD dan persepsi BPK terhadap hasil laporan keuangan sesudah pemanfaatan

SIMDA Keuangan di Pemerintah Kota Bandung. Analisis data yang dilakukan dalam

penelitian tersebut adalah metode deskriptif komparatif untuk membandingkan persepsi

SKPD terhadap pembuatan LKPD sebelum dan sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan.

Pengumpulan data dalam penelitian tersebut dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan

63 Responden. Dari hasil pengolahan data didapat bahwa: (1) persepsi SKPD terhadap

pembuatan LKPD sebelum pemanfaatan SIMDA Keuangan adalah “cukup baik”, sedangkan

sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan adalah “sangat baik”, maka dapat dilihat bahwa

terdapat peningkatan persepsi SKPD, (2) dari pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa

terdapat perbedaan persepsi SKPD terhadap pembuatan LKPD di Pemerintah Kota Bandung

sebelum dan sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan, hal ini menunjukkan efektivitas

pemanfaatan SIMDA Keuangan dalam mendukung penyusunan LKPD. (3) adanya perbedaan

persepsi antara BPK dan SKPD terhadap hasil laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung

sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan.

Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada

objek penelitian yaitu penelitian dilakukan pada aplikasi SIMDA sebagai pengolah data

keuangan organisasi pemerintahan daerah.Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian

terdahulu terletak pada lokasi penelitian serta meninjau kembali permasalahan yang muncul

di penelitian terdahulu.

Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi bagaimana penerapanSistem Informasi Keuangan

Daerah(SIMDA Keuangan) pada BPKAD Barito Kuala.


II. Tinjauan Pustaka

Pengendalian SIA Berbasis Komputer

Sistem informasi akuntansi berbasis komputer memegang peranan penting dalam sebuah

organisasi yang mengolah data transaksi dalam jumlah yang besar. Pengendalian intern atas

sistem informasi akuntansi berbasis komputer dilakukan karena sistem ini mengolah data

dalam jumlah besar sehingga kesalahan yang terjadi dalam prosedur pengolahan data akan

menimbulkan dampak yang besar pula. Untuk meminimalkan kesalahan pengolahan data

yang berpengaruh signifikan terhadap organisasi, maka diperlukan pengendalian intern atas

sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Pengendalian intern atas sistem informasi

akuntansi berbasis komputer dibagi menjadi dua antara lain (Mulyadi; 2001:182) :

a. Pengendalian Umum

Pengendalian umum merupakan standar dan panduan yang di -gunakan oleh karyawan

untuk melaksanakan fungsinnya.

b. Pengendalian Aplikasi

Berbeda dengan pengendalian umum, pengendalian aplikasi dirancang untuk memenuhi

persyaratan pengendalian khusus setiap aplikasi.

Organisasi Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam kerangka sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD

1945 (UU. No. 33 Tahun 2004). Organisasi Pemerintah Daerah terdiri dari Gubernur, Bupati,

atau Walikota, dan Perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dalam struktur

Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban
melakukan pencatatan atas transaksi -transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja.

Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :

a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat

daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang (Pemendagri

No.13 Tahun 2006).SKPD merupakan entitas pelaporan dalam struktur organisasi

pemerintah daerah.Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau

lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

b. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah

perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang,

yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah (Pemendagri No.13 Tahun 2006).

SKPKD merupakan entitas akuntansi dalam struktur organisasi pemerintah daerah.

Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan

oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan

untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah meliputi serangkaian proses maupun prosedur, baik

manual maupun terkomputerisasi, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan

peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintahan

daerah (Bastian 2011:98). Sistem akuntansi daerah akan membantu bendahara daerah dan staf
keuangan dinas terkait dalam mengolah data akuntansi dan menyusun laporan keuangan

pemerintah daerah.

Laporan Keuangan Akuntansi Pemerintah Daerah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian proses sistem informasi

akuntansi. Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan digunakan sebagai

media pertanggungjawaban atas alokasi APBD yang telah digunakan selama tahun berjalan.

Laporan keuangan dalam pemerintah daerah dibagi menjadi dua, yaitu laporan keuangan

untuk entitas pelaporan (SKPD) dan laporan keuangan untuk entitas akuntansi (SKPKD).

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD entitas pelaporan

(SKPD) menyusun laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

Catatan Atas Laporan Keuangan

Sementara untuk entitas akuntansi (SKPKD) menyusun laporan keuangan yang terdiri

dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan

Keuangan

Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas informasi merupakan unsur terpenting dari proses penyampaian informasi.

Informasi yang berkualitas akan meningkatkan kulaitas pengambilan keputusan pula.

Menurut Jogiyanto (2005:10) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu akurat,

tepat waktu, dan relevan.


Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah

Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA Keuangan) merupakan

paket program aplikasi komputer yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam rangka

meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Program aplikasi komputer SIMDA merupakan

paket aplikasi terintegrasi yang dapat membantu proses administrasi pemerintahan daerah

daeri tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat kecamatan dan keluharan. SIMDA

terdiri dari 26 aplikasi terpisah yang dapat didistribusikan disetiap SKPD namun dengan

sistem database terintegrasi, sehingga outputnya dapat digunakan oleh pimpinan daerah

dalam membantu proses pengambilan keputusan.

Jenis Aplikasi SIMDA

SIMDA mempunyai beberapa jenis aplikasi yang saling berhubungan dan bekerja

satu sama lain (BPKP dalam Niftahusaadah, 2010:31), yaitu Sistem Informasi Manajemen

Pemerintah Daerah (SIMPEDA), Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA),

Sistem Informasi Manajemen Statistik (SIMSTA), Sistem Informasi Manajemen Pelayanan

Satu Atap (SIMTAP), Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMKEU), Sistem Informasi

Manajemen Geografis (SIMGEO), Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG),

Sistem Informasi Manajemen Administrasi Kependudukan (SIMAK), Sistem Informasi

Manajemen Potensi Daerah (SIMPOTENDA), Sistem Informasi Manajemen Penanaman

Modal (SIMPEDAL), Sistem Informasi Manajemen Proyek (SIMPRO), Sistem Informasi

Manajemen Bursa Industri Desa (SIMBID) SIMBID, Sistem Informasi Manajemen Tenaga

Kerja (SIMNAKER), Sistem Informasi Manajemen Kepariwisataan (SIMPAR), Sistem

Informasi Manajemen Lingkuangan Daerah (SIMLIDA), Sistem Informasi Manajemen

Kehutanan (SIMHUT), Sistem Informasi Manajemen Perikanan (SIMIKA).


III. Metodelogi Peneltian

Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif yang berlokasi di Kantor Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini di lakukan

pada subjek tersebut karena hasil audit laporan keuangan BPKAD Kabupaten Barito Kuala

pada tahun 2009 mendapat opini tdak wajar, sehingga perlu dilakukan penelitian sejauh mana

upaya yang di lakukan BPKAD untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang

dihasilkan, salah satunya dengan penerapan SIMDA Keuangan. Jenis dan sumber data yang

digunakan dama pentlitian ini adalah data primer berupa data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) dengan teknik wawancara

dan data sekunder berupa data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan teknik dokumentasi.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis pengolahan data keuangan oleh aplikasi SIMDA Keuangan yang diuraikan

kedalam bagian input, proses, dan output.

a) Pada bagian input menjelaskan subsistem input dari SIMDA Keuangan

b) Pada bagian proses mendeskripsikan bagaimana prosedur pengelolaan

keuangan dan pelaporan keuangan pemerintah daerah yang dilakukan melalui

aplikasi SIMDA Keuangan.

c) Pada bagian output menganalisis bagaimana kualitas output (informasi) yang

dihasilkan oleh aplikasi SIMDA Keuangan

2. Analisis pengendalian internal aplikasi SIMDA Keuangan dalam pengolahan data

keuangan.

3. Analisis karakteristik kualitas laporan keuangan SIMDA.


IV. Hasil dan Pembahasan

Gambaran Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) yang telah

penulis lakukan di BPKAD Barito Kuala, yang meliputi Sub Sistem Input, Sub Sistem

Proses, Sub Sistem Output sebagai berikut :

a. Sub Sistem Input

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub sistem input tersebut, penulis dapat

mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) yang

diterapkan oleh BPKAD Kabupaten Barito Kuala dalam memperoleh input data dari tiap-tiap

SKPD sudah mampu dijalankan dengan baik karena BPKAD mampu mengembangkan

sistem jaringan komunikasi data sedangkan untuk SKPD yang belum terintegritas karna

faktor geografis masih harus datang ke BPKAD untuk penginputan data. Permasalahan lain

yang mungkin muncul adalah adanya laporan dari SKPD yang masih terdapat beberapa

kesalahan, misalnya terdapat digit angka yang kurang atau lebih dari yang seharusnya di

sajikan, hal ini dapat di minimalisir dengan adanya jurnal koreksi pada aplikasi SIMDA

Keuangan.

b. Sub Sistem Proses

Dalam sub sistem proses ini, data-data yang masuk yaitu laporan dari 46 SKPD diolah

dan direkap menggunakan aplikasi dan format SIMDA sehingga nantinya akan menghasilkan

output berupa laporan keuangan daerah dan APBD. Dengan aplikasi SIMDA tersebut

BPKAD Barito Kuala dapat dengan mudah mengkompilasi laporan dari masing-masing

SKPD ke dalam bentuk dan format yang telah ditentukan.

Proses pelaksanaan SIMDA sendiri diawali dari input data Anggaran Kas yang dibuat

oleh SKPD sesuai dengan ketersediaan dana pemerintah daerah sepanjang tahun anggaran

berdasarkan rekapitulasi anggaran kas dari seluruh SKPD. Berdasarkan rancangan anggaran
Kas SKPD yang telah diverifikasi kemudian PPKAD selaku BUD menyusun Anggaran Kas

Pemerintah Daerah. Setelah penomoran DPA SKPD dan penetapan anggaran kas, maka

diterbitkan SPD (Surat Pencairan Dana) yang ditandatangani oleh PPKD. Kemudian SKPD

dapat mengajukan SPP (Surat Perintah Pencairan) dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang

akan dibuatkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) oleh PPKAD selaku BUD yang dapat

dicairkan melalui bank yang ditunjuk. Setelah semua proses dilakukan maka semua laporan

dapat dicetak baik dari laporan tata usaha, bendahara, dan pembukuan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub sistem proses dalam Sistem Informasi

Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) yang ada di BPKAD Barito Kuala dapat

disimpulkan bahwa aplikasi SIMDA yang ada telah mampu memproses input data dari SKPD

menjadi laporan keuangan daerah yang outputnya adalah APBD. Dalam hal proses

penyimpanan melalui Database telah berfungsi dengan baik, data telah tersimpan dan

sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil. Tetapi server kadang mengalami kendala yaitu

jaringan sering terputus jika terlalu banyak yang mengakses ke sistem sehingga proses

penginputan harus diulang. Di samping itu, BPKAD Barito Kuala melakukan backup data

dari database dengan menggunakan CD untuk menghindari kemungkinan kerusakan database

ataupun adanya kerusakan data karena virus.

c. Sub Sistem Output

Output akhir informasi yang dihasilkan oleh SIMDA merupakan laporan-laporan

yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan baik dari jurnal, buku besar pembantu,

sampai dengan laporan realisasi anggaran dan neraca. Informasi yang dihasilkan tersebut

sangat tergantung oleh data yang di input oleh SKPD kedalam program SIMDA, karena

laporan yang dihasilkan SKPD akan dikompilasi oleh SKPD selaku BUD untuk menyusun

laporan pertanggungjawaban selama satu tahun anggaran yang nantinya disampaikan ke


DPRD, BPK, Gubernur, Menkeu, dan Mendagri. Tetapi ada sebagian lembaga yang

membutuhkan format berbeda dari output SIMDA, contohnya Mentri Keuangan yang

memiliki format khusus sehingga BPKAD menyesuaikan output SIMDA dengan format yang

ditetapkan.

Tabel 3.Matriks Hasil Temuan Penelitian Sistem Informasi Manajemen


Keuangan Daerah BPKAD Kabupaten Barito Kuala

No Aspek Hasil Penelitian


1 Sub Sistem  Sistem
Input Unit kerja sudah mempunyai jaringan komunikasi data
secara online dengan BPKAD Kabupaten Barito Kuala
tetapi ada beberapa unit kerja yang belum terintegritas
karena faktor geografis sehingga harus datang ke BPKAD
untuk penginputan data.
 Pengguna
Masih adanya beberapa kesalahan dari laporan yang
dikumpulkan SKPD salah satunya adalah masih terdapat
digit angka yang kurang atau lebih dari yang seharusnya di
sajikan. Untuk dapat meminimalisir kesalahan tersebut,
terdapat jurnal koreksi di SIMDA Keuangan, BPKAD
Kabupaten Barito Kuala belum melakukan penambahan
fungsi administrator untuk menangani proses koreksi input
data.
2 Sub Sistem  Sistem
Proses SIMDA yang ada telah mampu memproses input data dari
SKPD menjadi laporan keuangan daerah yang outputnya
adalah APBD. Dalam hal proses penyimpanan melalui
Database telah berfungsi dengan baik, data telah tersimpan
dan sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil. Tetapi server
kadang mengalami kendala yaitu jaringan sering terputus
jika terlalu banyak yang mengakses ke sistem sehingga
proses penginputan harus diulang. Di samping itu, BPKAD
Barito Kuala melakukan backup data dari database dengan
menggunakan CD untuk menghindari kemungkinan
kerusakan database ataupun adanya kerusakan data karena
virus.
 Pengguna
Jika ada pembaruan aplikasi dari BPKP, BPKAD akan
melakukan koordinasi dengan melakukan sosialisasi
melalui bimbingan teknik ke personil yang terkait.
3 Sub Sistem  Sistem
Output Ada beberapa instansi/lembaga yang membutuhkan format
berbeda dari hasil yag dikeluarkan oleh SIMDA Keuangan,
contohnya Kementrian Keuangan, sehingga BPKAD
menyesuaikan output SIMDA dengan format yang
dibutuhkan.
 Pengguna
Terkait masalah waktu yang sudah ditetapkan, pimpinan
bertanggung jawab untuk mengkoordinir personil yang
terkait.

Kualitas Informasi/Output (Laporan Keuangan) SIMDA Keuangan

Dalam penelitian ini kualitas informasidinilai melalui persepsi responden terhadap

kualitas informasi aplikasi SIMDA Keuangan yang dilakukan melalui wawancara terbuka

dengan pengguna laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Barito Kuala. Pengguna laporan keuangan yang dimaksud adalah Kepala Bidang

Akuntansi dan Pelaporan selaku staff yang berhubungan langsung dengan output yang

dihasilkan SIMDA Keuangan.

Dari hasil wawancara dan menganalisis output yang dihasilkan oleh SIMDA

Keuangan penulis dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh

aplikasi SIMDA Keuangan lebih baik dari pada pengolahan dengan sistem sebelumnya atau

sistem manual.
Pengendalian Intern SIMDA Keuangan Dalam Pengolahan DataKeuangan

Terdapat beberapa jenis pengendalian intern yang diterapkan dalam pengelolaan data

keuangan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dirancang bisa mencapai efisiensi dan

efektifitas pengelolaan dan pelaporan keuangan melalui aplikasi SIMDA Keuangan, yaitu:

Pengendalian Akses dan Wewenang User

Pengendalian askes merupakan jenis pengendalian dimana akses terhadap aplikasi

SIMDA Keuangan dibatasi hanya kepada pihak-pihak tertentu. Pengendalian wewenang user

dilakukan dengan pembagian tingkat kewenangan, meliputi: administrator, supervisor, dan

operator. Administrator memiliki kewenangan pembuatan user dan otoritas user, setting

aplikasi, posting anggaran, dan unposting jurnal. Supervisor memiliki kewenangan

mengotorisasi input data, maupun penyesuaian/koreksi. Operator hanya memiliki

kewenangan untuk menginput data dan melihat laporan

Pengendalian Menu Berdasarkan Fungsi

Untuk menjamin validitas input data aplikasi SIMDA Keuangan secara terintegrasi,

maka diterapkan pengendalian berdasarkan fungsi-fungsi: penganggaran, penatausahaan, dan

pembukuan.

Dalam fungsi penganggaran pengendalian dilakukan dengan adanya sistem yang akan

menolak perubahan anggaran bila saldo realisasi suatu pos belanja lebih besar daripada

jumlah perubahan anggaran.

Dalam fungsi penatausahaan pengendalian input dilakukan dengan memberikan

warning bila saldo sisa SPD tidak mencukupi untuk pengajuan SPP dan bila ada pengajuan

TU untuk kegiatan yang sama dimana sebelumnya terdapat TU yang belum


dipertanggungjawabkan. Dalam fungsi penatausahaan validasi terhadap dokumen SPM

dilakukan oleh pejabat yang berwenang.

Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi digunaka untuk menjamin bahwa seluruh transaksi yang

diproses dalam aplikasi SIMDA Keuangan merupakan transaksi yang valid, terotorisasi dan

dicatat secara lengkap, akurat dan benar. Pengendalian aplikasi dikategorikan menjadi

pengendalian masukan, pengendalian proses, dan pengendalian output.

a. Pengendalian Masukan

Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap

masukan pengolahan data.Pengendalian ini meliputi berbagai hal seperti otorisasi

transaksi, validasi, akurasi dan kelengkapan data.

b. Pengendalian proses

Pengendalian proses dirancang untuk memastikan apakah proses pengolahan data

keuangan melalui aplikasi SIMDA Keuangan telah dilakukan secara benar.

Pengendalian ini pada dasarnya telah terintegrasi dengan pemrogaman pada aplikasi

SIMDA Keuangan seperti fungsi penolakan otomatis terhadap transaksi yang tidak

sesuai dengan jenis transaksinya, fungsi koreksi bila terjadi kesalahan penginputan.

c. Pengendalian Output

Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa output yang telah diproses

oleh aplikasi SIMDA Keuangan merupakan output yang benar, sah, dan

didistribusikan kepada pengguna laporan yang tepat. Pengendalian output dalam

aplikasi SIMDA Keuangan dilakukan dengan verifikasi oleh Bendahara Umum

Daerah (BUD) pada saat pelaporan hasil pengolahan data keuangan melalui aplikasi

SIMDA Keuangan. Sebelum dilakukan konsolidasi dan penyusunan laporan keuangan


pemerintah daerah bendahara umum memverifikasi semua data yang diinputkan oleh

tiap-tiap SKPD dan membandingkanya dengan data ABPD yang telah disusun pada

awal tahun. Bila telah sesuai maka akan dilakukan prosedur penyusunan laporan

keuangan pemerintah daerah, sementara bila datanya tidak sesuai maka dilakukan

proses koreksi.

Pengendalian Keamanan Umum

Dalam pengendalian fisik (Hardware) pengendalian dilakukan dengan memasang UPS

untuk pengamanan daya pada komputer server.Dalam hal pengamanan data diterapkan

kebijakan bahwa tidak diperbolehkan memakai flashdrive untuk mengcopy data dari

komputer server hal ini dimasksudkan agar komputer server tidak terjangkit virus yang

menyebabkan hilangnya data.Sementara untuk mengantisipasi kehilangan data, server

melakukan backup data satu kali dalam satu minggu dengan menggunakan CD. Tetapi untuk

tenaga ahli lainya seperti programer SIMDA Keuangan tidak terdapat di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala karena setiap program update versi

terbaru langsung diberikan oleh BPKP.

V. Penutup

Kesimpualan

Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA Keuangan) pada BPKAD Barito

Kuala pada sub bagian input sudah cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa kesalahan dari

laporan yang dikumpulkan SKPD salah satunya adalah masih terdapat digit angka yang

kurang atau lebih dari yang seharusnya di sajikan, tetapi kesalahan tersebut dapat

diminimalisir dengan adanya jurnal koreksi, BPKAD Kabupaten Barito Kuala belum

melakukan penambahan fungsi administrator untuk menangani proses koreksi input data.

Dari segi sistem pengumpulan data sudah terintegritas secara online, tetapi masih ada

sebagian SKPD yang masih melaporkan dengan sistem manual yaitu harus datang langsung
ke BPKAD untuk melakukan input data dikarenakan faktor geografis yang tidak

memungkinkan adanya jaringan komunikasi secara online. Pada sub bagian proses sudah

cukup baik karena aplikasi SIMDA Keuangan sudah mampu melakukan proses penyimpanan

data melalui database secara online dan data yang sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil,

tetapi di bagian proses masih terkendala server yang kadang mengalami jaringan yang sering

terputus jika terlalu banyak yang mengakses ke sistem sehingga proses penginputan harus

diulang. Pada sub sitem output, output yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen

Keuangan Daerah (SIMDA) Keuangan lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan, tetapi

ada beberapa instansi/lembaga yang membutuhkan format berbeda dari hasil yag dikeluarkan

oleh SIMDA Keuangan, contohnya Kementrian Keuangan, sehingga BPKAD menyesuaikan

output SIMDA dengan format yang dibutuhkan. Pengendalian yang diterapkan di BPKAD

Kabupaten Barito Kuala sudah sangat memadai, ditunjukan dengan ada- nya pengendalian

aplikasi yang menjamin bahwa masukan/input data keuangan dalam SIMDA Keuangan telah

diotorisasi, divalidasi, dan dicek kelengkapnya untuk diproses dalam aplikasi SIMDA

Keuangan. Selain itu aplikasi SIMDA Keuangan telah memberikan fungsi verifikasi pada

dokumen keuangan yang telah diproses sehingga kebenaran dalam dokumen tersebut dapat

lebih dipercaya.Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh aplikasi SIMDA

Keuangantelah menghasilkan informasi laporan keuangan dan informasi keuangan lainya

dengan kualitas relevansi, akurasi dan ketepatan waktu yang lebih baik daripada pengolahan

dengan sistem sebelumnya atau sistem manual.

Saran

Beberapa saran dibawah ini yang sekiranya dapat oleh instansi dan peneliti selajutnya,

agar sistem informasi manajemen keuangan daerah menjadi lebih baik, yaitu :

1. Diharapkan instansi mengoptimalkan teknologi jaringan elektronik seperti Local Area

Network (LAN) agar pada saat proses input data jaringan tidak terputus sehingga tidak
perlu melakukan pengulangan input data yang akan menghambat proses pembuatan

laporan keuangan dan perlu ada nya tenaga khusus yang menangani ketika terjadi

permasalahan dalam sistem aplikasi SIMDA Keuangan tersebut tanpa pendamping

dari BKP.

2. Peneliti selanjutnya yang mengambi tema sejenis dengan penelitian ini, diharapkan

dapat menyempurnakan penelitiannya dengan cara mempelajari kekurangan-

kekurangan dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai