Naskah Publikasi FIX
Naskah Publikasi FIX
Naskah Publikasi FIX
Hidayati
Siti Zubaidah
ABSTRACT
In this study, the author would like to know the description of Regional Financial
Management Information System implemented in the BPKAD of Barito Kuala Regency.
This study was a descriptive qualitative study and used relevant, accurate and timely
variables to analyze the quality of information produced by SIMDA. The types of data used
were primary data and secondary data. Data collection techniques were direct observation,
interview, and documentation.
From the research result, it’s discovered that Regional Financial Management
Information System in Barito Kuala BPKAD had been implemented although not optimally.
In input subsystem, data collection from each SKPD had been integrated online, but not all
SKPD were integrated due to geographic factor. In process subsystem, input data from each
SKPD had been processed by computer using SIMDA application and stored in the database.
The use of Information technology was adequate in terms of computerization, but there were
obstacles such as disconnected network which often happened if there was too much data
input. Meanwhile, output subsystem was able to to better than before.
Undang-undang no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU.
32 Tahun 2004 dan diubah dengan Perpu No.3 Tahun 2005 serta UU No.25 tentang
pengimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi menjadi UU. No
33 Tahun 2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan
pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas dan potensi
daerah tersebut. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sistem pengelolaan keuangan
daerah yang baik difokuskan untuk mengelola dana secara desentralisasi dengan transparan,
mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu pemikiran cerdas melalui inovasi sistem akuntansi
Guna mewujudkan praktik pengelolaan keuangan daerah yang cepat, tepat, dan akurat,
aplikasi komputer yang dapat mengolah data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan
yang dapat dimanfaatkan setiap saat, yakni Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
sebuah sistem berbasis aplikasi teknologi yang dikembangkan untuk mendukung tercapainya
akuntabilitas bagi pemerintahan daerah baik ditingkat pelaporan (SKPKD) ataupun ditingkat
akuntansi (SKPD).
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala merupakan salah
satu satuan kerja pengelola keuangan daerah yang telah menerapkan SIMDA sebagai sistem
informasi pengelolaan keuangan dan sistem informasi pelaporan keuangan sejak tahun 2009.
Penelitian ini mengambil Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Barito Kuala dikarenakan hasil audit laporan keuangan BPKAD Kabupaten Barito Kuala
pada tahun 2007, 2008dan 2009 mendapat opini tdak wajar, sehingga perlu dilakukan
penelitian sejauh mana upaya yang di lakukan BPKAD untuk meningkatkan kualitas laporan
Nugraha (2013) yang melakukan penelitian dengan Judul Analisis Penerapan Sistem
Informasi Manajemen Keuangan Daerah Dalam Pengolahan Data Keuangan Pada Dinas
SIMDA Keuangan sebagai sistem informasi akuntansi daerah dapat mempermudah tugas
pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah, pengendalian intern sistem yang diterapkan
guna mencapai tujuan pelaporan, dan cakupan analisa kualitas informasi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan tenik analisis data deskriptif.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa aplikasi SIMDA Keuangan yang diterapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk sebagai aplikasi pengolah data keuangan
dalam Permendagri No.13 tahun 2006 telah diimplementasikan dengan cukup baik oleh
dalam aplikasi SIMDA Keuangan Dinas Kabupaten Nganjuk belum dapat diaplikasikan
SIMDA Keuangan dan hanya dapat dilakukan oleh admin/operator Dinas Pendapatan,
pengelolaan keuangan, maka dit er apkan pengendali an intern atas aplikasi SIMDA
Keuangan. Pengendalian yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut sudah sangat
masukan/input data keuangan dalam SIMDA Keuangan telah diotorisasi, divalidasi, dan
dicek kelengkapnya untuk diproses dalam aplikasi SIMDA Keuangan. Selain itu aplikasi
SIMDA Keuangan telah memberikan fungsi verifikasi pada dokumen keuangan yang
telah diproses sehingga kebenaran dalam dokumen tersebut dapat lebih dipercaya. Aplikasi
SIMDA Keuangan telah menghasilkan informasi laporan keuangan dan informasi keuangan
lainya dengan kualitas relevansi, akurasi dan transparansi yang lebih baik daripada
pengolahan dengan sistem sebelumnya atau sistem manual. Namun koreksi kesalahan data
setelah diterbitkanya SP2D memiliki prosedur yang cukup rumit sehingga menghambat
Alfianto (2009) yang melakukan penelitian dengan judul Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
ini menggunakan tenik analisis data deskriptif. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
mampu dijalankan meskipun belum optimal. Di dalam sub sistem input pengumpulan data
dari tiap-tiap SKPD sudah berjalan meskipun masih secara manual, karena belum
terintegrasinya SKPD dengan SKPKD melalui jaringan komunikasi data online. Dalam
subsistem proses, data yang masuk dari tiap-tiap 40 SKPD sudah mampu diproses dengan
komputerisasi melalui aplikasi SIMDA dan disimpan di bank data yang telah berfungsi
dengan baik. Penggunaan Teknologi Informasi sudah mencukupi dalam hal komputerisasi,
namun masih mengalami berbagai hambatan seperti belum adanya jaringan komunikasi data
dan terbatasnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Sedangkan Sub sistem output, telah
mampu mengahasilkan laporan keuangan yang akurat, akuntabel, dan transparansi dengan
pemberian akses informasi keuangan daerah kepada masyarakat luas melalui website
bagaimana penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan dan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan aplikasi sistem
keuangan diukur melalui delapan dimensi, yaitu: database terpadu, validasi data terjamin,
fleksibel, sistem secara keseluruhan terbangun, menghasilkan output, akses dan jaringan,
infrastruktur dan aplikasi, serta portal, organisasi pengelolaan dan pengolahan. Sementara
itu, kualitas laporan keuangan pemerintah daerah diukur melalui empat dimensi, yaitu:
relevan, andal, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Studi kasus dilakukan dengan subjek pemerintah
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penerapan aplikasi
sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
Daerah Terhadap Pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Sesudah
pada pemerintah daerah Kota Bandung. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk : (1)
mengetahui persepsi SKPD terhadap pembuatan laporan keuangan sebelum dan sesudah
terdapat perbedaan persepsi SKPD terhadap pembuatan laporan keuangan sebelum dan
sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan di Pemerintah Kota Bandung, (3) mengetahui
persepsi SKPD dan persepsi BPK terhadap hasil laporan keuangan sesudah pemanfaatan
SIMDA Keuangan di Pemerintah Kota Bandung. Analisis data yang dilakukan dalam
SKPD terhadap pembuatan LKPD sebelum dan sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan.
Pengumpulan data dalam penelitian tersebut dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan
63 Responden. Dari hasil pengolahan data didapat bahwa: (1) persepsi SKPD terhadap
pembuatan LKPD sebelum pemanfaatan SIMDA Keuangan adalah “cukup baik”, sedangkan
sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan adalah “sangat baik”, maka dapat dilihat bahwa
terdapat peningkatan persepsi SKPD, (2) dari pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa
terdapat perbedaan persepsi SKPD terhadap pembuatan LKPD di Pemerintah Kota Bandung
sebelum dan sesudah pemanfaatan SIMDA Keuangan, hal ini menunjukkan efektivitas
pemanfaatan SIMDA Keuangan dalam mendukung penyusunan LKPD. (3) adanya perbedaan
persepsi antara BPK dan SKPD terhadap hasil laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung
Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada
objek penelitian yaitu penelitian dilakukan pada aplikasi SIMDA sebagai pengolah data
terdahulu terletak pada lokasi penelitian serta meninjau kembali permasalahan yang muncul
di penelitian terdahulu.
Tujuan Penelitian
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer memegang peranan penting dalam sebuah
organisasi yang mengolah data transaksi dalam jumlah yang besar. Pengendalian intern atas
sistem informasi akuntansi berbasis komputer dilakukan karena sistem ini mengolah data
dalam jumlah besar sehingga kesalahan yang terjadi dalam prosedur pengolahan data akan
menimbulkan dampak yang besar pula. Untuk meminimalkan kesalahan pengolahan data
yang berpengaruh signifikan terhadap organisasi, maka diperlukan pengendalian intern atas
sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Pengendalian intern atas sistem informasi
akuntansi berbasis komputer dibagi menjadi dua antara lain (Mulyadi; 2001:182) :
a. Pengendalian Umum
Pengendalian umum merupakan standar dan panduan yang di -gunakan oleh karyawan
b. Pengendalian Aplikasi
Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam kerangka sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 (UU. No. 33 Tahun 2004). Organisasi Pemerintah Daerah terdiri dari Gubernur, Bupati,
Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban
melakukan pencatatan atas transaksi -transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja.
Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat
pemerintah daerah.Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah
yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah (Pemendagri No.13 Tahun 2006).
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah meliputi serangkaian proses maupun prosedur, baik
peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
daerah (Bastian 2011:98). Sistem akuntansi daerah akan membantu bendahara daerah dan staf
keuangan dinas terkait dalam mengolah data akuntansi dan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari serangkaian proses sistem informasi
akuntansi. Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan digunakan sebagai
media pertanggungjawaban atas alokasi APBD yang telah digunakan selama tahun berjalan.
Laporan keuangan dalam pemerintah daerah dibagi menjadi dua, yaitu laporan keuangan
untuk entitas pelaporan (SKPD) dan laporan keuangan untuk entitas akuntansi (SKPKD).
(SKPD) menyusun laporan keuangan meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Sementara untuk entitas akuntansi (SKPKD) menyusun laporan keuangan yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan
Menurut Jogiyanto (2005:10) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu akurat,
paket program aplikasi komputer yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam rangka
paket aplikasi terintegrasi yang dapat membantu proses administrasi pemerintahan daerah
daeri tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat kecamatan dan keluharan. SIMDA
terdiri dari 26 aplikasi terpisah yang dapat didistribusikan disetiap SKPD namun dengan
sistem database terintegrasi, sehingga outputnya dapat digunakan oleh pimpinan daerah
SIMDA mempunyai beberapa jenis aplikasi yang saling berhubungan dan bekerja
satu sama lain (BPKP dalam Niftahusaadah, 2010:31), yaitu Sistem Informasi Manajemen
Satu Atap (SIMTAP), Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMKEU), Sistem Informasi
Manajemen Bursa Industri Desa (SIMBID) SIMBID, Sistem Informasi Manajemen Tenaga
Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif yang berlokasi di Kantor Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini di lakukan
pada subjek tersebut karena hasil audit laporan keuangan BPKAD Kabupaten Barito Kuala
pada tahun 2009 mendapat opini tdak wajar, sehingga perlu dilakukan penelitian sejauh mana
upaya yang di lakukan BPKAD untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang
dihasilkan, salah satunya dengan penerapan SIMDA Keuangan. Jenis dan sumber data yang
digunakan dama pentlitian ini adalah data primer berupa data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) dengan teknik wawancara
dan data sekunder berupa data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan teknik dokumentasi.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis pengolahan data keuangan oleh aplikasi SIMDA Keuangan yang diuraikan
keuangan.
penulis lakukan di BPKAD Barito Kuala, yang meliputi Sub Sistem Input, Sub Sistem
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub sistem input tersebut, penulis dapat
diterapkan oleh BPKAD Kabupaten Barito Kuala dalam memperoleh input data dari tiap-tiap
SKPD sudah mampu dijalankan dengan baik karena BPKAD mampu mengembangkan
sistem jaringan komunikasi data sedangkan untuk SKPD yang belum terintegritas karna
faktor geografis masih harus datang ke BPKAD untuk penginputan data. Permasalahan lain
yang mungkin muncul adalah adanya laporan dari SKPD yang masih terdapat beberapa
kesalahan, misalnya terdapat digit angka yang kurang atau lebih dari yang seharusnya di
sajikan, hal ini dapat di minimalisir dengan adanya jurnal koreksi pada aplikasi SIMDA
Keuangan.
Dalam sub sistem proses ini, data-data yang masuk yaitu laporan dari 46 SKPD diolah
dan direkap menggunakan aplikasi dan format SIMDA sehingga nantinya akan menghasilkan
output berupa laporan keuangan daerah dan APBD. Dengan aplikasi SIMDA tersebut
BPKAD Barito Kuala dapat dengan mudah mengkompilasi laporan dari masing-masing
Proses pelaksanaan SIMDA sendiri diawali dari input data Anggaran Kas yang dibuat
oleh SKPD sesuai dengan ketersediaan dana pemerintah daerah sepanjang tahun anggaran
berdasarkan rekapitulasi anggaran kas dari seluruh SKPD. Berdasarkan rancangan anggaran
Kas SKPD yang telah diverifikasi kemudian PPKAD selaku BUD menyusun Anggaran Kas
Pemerintah Daerah. Setelah penomoran DPA SKPD dan penetapan anggaran kas, maka
diterbitkan SPD (Surat Pencairan Dana) yang ditandatangani oleh PPKD. Kemudian SKPD
dapat mengajukan SPP (Surat Perintah Pencairan) dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang
akan dibuatkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) oleh PPKAD selaku BUD yang dapat
dicairkan melalui bank yang ditunjuk. Setelah semua proses dilakukan maka semua laporan
dapat dicetak baik dari laporan tata usaha, bendahara, dan pembukuan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub sistem proses dalam Sistem Informasi
Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) yang ada di BPKAD Barito Kuala dapat
disimpulkan bahwa aplikasi SIMDA yang ada telah mampu memproses input data dari SKPD
menjadi laporan keuangan daerah yang outputnya adalah APBD. Dalam hal proses
penyimpanan melalui Database telah berfungsi dengan baik, data telah tersimpan dan
sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil. Tetapi server kadang mengalami kendala yaitu
jaringan sering terputus jika terlalu banyak yang mengakses ke sistem sehingga proses
penginputan harus diulang. Di samping itu, BPKAD Barito Kuala melakukan backup data
yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan baik dari jurnal, buku besar pembantu,
sampai dengan laporan realisasi anggaran dan neraca. Informasi yang dihasilkan tersebut
sangat tergantung oleh data yang di input oleh SKPD kedalam program SIMDA, karena
laporan yang dihasilkan SKPD akan dikompilasi oleh SKPD selaku BUD untuk menyusun
membutuhkan format berbeda dari output SIMDA, contohnya Mentri Keuangan yang
memiliki format khusus sehingga BPKAD menyesuaikan output SIMDA dengan format yang
ditetapkan.
kualitas informasi aplikasi SIMDA Keuangan yang dilakukan melalui wawancara terbuka
dengan pengguna laporan keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Barito Kuala. Pengguna laporan keuangan yang dimaksud adalah Kepala Bidang
Akuntansi dan Pelaporan selaku staff yang berhubungan langsung dengan output yang
Dari hasil wawancara dan menganalisis output yang dihasilkan oleh SIMDA
Keuangan penulis dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh
aplikasi SIMDA Keuangan lebih baik dari pada pengolahan dengan sistem sebelumnya atau
sistem manual.
Pengendalian Intern SIMDA Keuangan Dalam Pengolahan DataKeuangan
Terdapat beberapa jenis pengendalian intern yang diterapkan dalam pengelolaan data
keuangan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dirancang bisa mencapai efisiensi dan
efektifitas pengelolaan dan pelaporan keuangan melalui aplikasi SIMDA Keuangan, yaitu:
SIMDA Keuangan dibatasi hanya kepada pihak-pihak tertentu. Pengendalian wewenang user
operator. Administrator memiliki kewenangan pembuatan user dan otoritas user, setting
Untuk menjamin validitas input data aplikasi SIMDA Keuangan secara terintegrasi,
pembukuan.
Dalam fungsi penganggaran pengendalian dilakukan dengan adanya sistem yang akan
menolak perubahan anggaran bila saldo realisasi suatu pos belanja lebih besar daripada
warning bila saldo sisa SPD tidak mencukupi untuk pengajuan SPP dan bila ada pengajuan
Pengendalian Aplikasi
diproses dalam aplikasi SIMDA Keuangan merupakan transaksi yang valid, terotorisasi dan
dicatat secara lengkap, akurat dan benar. Pengendalian aplikasi dikategorikan menjadi
a. Pengendalian Masukan
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kekeliruan dalam tahap
b. Pengendalian proses
Pengendalian ini pada dasarnya telah terintegrasi dengan pemrogaman pada aplikasi
SIMDA Keuangan seperti fungsi penolakan otomatis terhadap transaksi yang tidak
sesuai dengan jenis transaksinya, fungsi koreksi bila terjadi kesalahan penginputan.
c. Pengendalian Output
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa output yang telah diproses
oleh aplikasi SIMDA Keuangan merupakan output yang benar, sah, dan
Daerah (BUD) pada saat pelaporan hasil pengolahan data keuangan melalui aplikasi
tiap-tiap SKPD dan membandingkanya dengan data ABPD yang telah disusun pada
awal tahun. Bila telah sesuai maka akan dilakukan prosedur penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah, sementara bila datanya tidak sesuai maka dilakukan
proses koreksi.
untuk pengamanan daya pada komputer server.Dalam hal pengamanan data diterapkan
kebijakan bahwa tidak diperbolehkan memakai flashdrive untuk mengcopy data dari
komputer server hal ini dimasksudkan agar komputer server tidak terjangkit virus yang
melakukan backup data satu kali dalam satu minggu dengan menggunakan CD. Tetapi untuk
tenaga ahli lainya seperti programer SIMDA Keuangan tidak terdapat di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Kuala karena setiap program update versi
V. Penutup
Kesimpualan
Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIMDA Keuangan) pada BPKAD Barito
Kuala pada sub bagian input sudah cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa kesalahan dari
laporan yang dikumpulkan SKPD salah satunya adalah masih terdapat digit angka yang
kurang atau lebih dari yang seharusnya di sajikan, tetapi kesalahan tersebut dapat
diminimalisir dengan adanya jurnal koreksi, BPKAD Kabupaten Barito Kuala belum
melakukan penambahan fungsi administrator untuk menangani proses koreksi input data.
Dari segi sistem pengumpulan data sudah terintegritas secara online, tetapi masih ada
sebagian SKPD yang masih melaporkan dengan sistem manual yaitu harus datang langsung
ke BPKAD untuk melakukan input data dikarenakan faktor geografis yang tidak
memungkinkan adanya jaringan komunikasi secara online. Pada sub bagian proses sudah
cukup baik karena aplikasi SIMDA Keuangan sudah mampu melakukan proses penyimpanan
data melalui database secara online dan data yang sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil,
tetapi di bagian proses masih terkendala server yang kadang mengalami jaringan yang sering
terputus jika terlalu banyak yang mengakses ke sistem sehingga proses penginputan harus
diulang. Pada sub sitem output, output yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah (SIMDA) Keuangan lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan, tetapi
ada beberapa instansi/lembaga yang membutuhkan format berbeda dari hasil yag dikeluarkan
output SIMDA dengan format yang dibutuhkan. Pengendalian yang diterapkan di BPKAD
Kabupaten Barito Kuala sudah sangat memadai, ditunjukan dengan ada- nya pengendalian
aplikasi yang menjamin bahwa masukan/input data keuangan dalam SIMDA Keuangan telah
diotorisasi, divalidasi, dan dicek kelengkapnya untuk diproses dalam aplikasi SIMDA
Keuangan. Selain itu aplikasi SIMDA Keuangan telah memberikan fungsi verifikasi pada
dokumen keuangan yang telah diproses sehingga kebenaran dalam dokumen tersebut dapat
dengan kualitas relevansi, akurasi dan ketepatan waktu yang lebih baik daripada pengolahan
Saran
Beberapa saran dibawah ini yang sekiranya dapat oleh instansi dan peneliti selajutnya,
agar sistem informasi manajemen keuangan daerah menjadi lebih baik, yaitu :
Network (LAN) agar pada saat proses input data jaringan tidak terputus sehingga tidak
perlu melakukan pengulangan input data yang akan menghambat proses pembuatan
laporan keuangan dan perlu ada nya tenaga khusus yang menangani ketika terjadi
dari BKP.
2. Peneliti selanjutnya yang mengambi tema sejenis dengan penelitian ini, diharapkan