Tahap Pengenalan - Kelompok 10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PEMASARAN

“Tahap Pengelanan Keripik Nangka Bhineka”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
1. Restu Budi Nugroho (20160220056)
2. Nanda Dwi M (20160220057)
3. Rozian Achmad
4. Muhammad Rifki Fauzi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA YOGYAKARTA
MEI 2018
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. Sejarah Singkat UMKM Bhineka ........................................................................................ 5
B. Pemasaran Kripik Nangka Bhineka ..................................................................................... 5
C. Strategi Pemasaran UMKM Kripik Nangka Bhineka .......................................................... 6
1. Strategi Product ................................................................................................................ 6
2. Strategi Harga ................................................................................................................... 6
3. Strategi Promosi ............................................................................................................... 6
4. Strategi Tempat/Distribusi ............................................................................................... 7
D. Siklus Hidup Produk (Life Cycle Product) .......................................................................... 7
E. STP (Segmentation, Targetting, Pisitioning) ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 10
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan berkembangnya perekonomian suatu negara banyak kemajuan dan
perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat
membuat para pengusaha harus dapat mencari strategi yang tepat dalam memasarkan
produknya. Dengan adanya hal tersebut membuat seorang produsen harus dapat memutar
ide dan kreativitas mereka agar produk yang dihasilkan mendapatkan tempat di hati
konsumennya, sehingga perusahaan dalam ketepatan menentukan produk dan strategi
pemasaran dituntut untuk memiliki tingkat kemampuan yang luas serta kepekaan dalam
menganalisa masalah – masalah yang ada, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan
tersebut.

Salah satunya manajemen yang harus dijalankan secara profesional oleh


perusahaan untuk menghadapi situasi dan kondisi persaingan yang semakin kompetitif dan
kompleks tersebut adalah kemampuan dalam menjalankan manajemen pemasaran. Dalam
lingkungan industri yang cepat berubah, memperkenalkan suatu produk adalah salah satu
cara perusahaan untuk survive. Pengembangan produk saat ini sangat dibatasi oleh
teknologi, oleh sebab itu perusahaan perlu mengetahui strategi-strategi pengembangan
produk agar menjadi efektif dan efesien (Sunarso & Suseno,2008).

Pada dasarnya, produk baru yang akan diluncurkan menghadapi empat tahapan
dalam hidupnya yaitu tahap perkenalan, taham pengembangan, tahap kedewasaan dan
tahap penurunan. Hal ini dilakukan agar produk agar perusahaan mampu melewati
kegagalan produk yang diproduksi saat ini, serta perusahaan dituntut untuk melakukan
pengembangan produk untuk menyesuaikan dengan kondisi di pasaran. Salah satu faktor
yang dilihat adalah customer need (kebutuhan konsumen). Kebutuhan konsumen akan
peningkatan nilai suatu produk sudah menjadi kunci dari siklus hidup suatu produk, dengan
melakukan penelitian terhadap product life cycle memungkinkan suatu perusahaan untuk
melakukan inovasi dalam memperkenalkan rancangan atau pengembangan produknya,
sehingga dapat lebih mengembangkan perusahaannya (Hadisoegondo, 2010).

Tahapan dalam siklus hidup produk merupakan salah satu faktor penting dalam
penentuan kebijakan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang akan dijalankan.
Walaupun dalam hal tertentu masih terdapat penyesuaian strategi dalam suatu tahap siklus
hidup produk, namun dalam kombinasi bauran pemasaran yang tidak tepat dapat
menurunkan kurva penjualan produknya.

3
Jumlah usaha kecil banyak dan tersebar luas diseluruh wiliyah tanah air yang
disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah. Perkembangan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini juga semakin berkembang karena turut
didukungnya usaha ini oleh pemerintah. Begitu pula yang terjadi di Kabupaten Subang.
Khususnya di Desa Belendung memiliki banyak usaha kecil salah satunya yaitu usaha kecil
keripik Bhineka, sudah berdiri dari tahun 2000, yang awal mulanya diberi nama
GAPOKTAN (gabungan kelompok tani) karena usaha ini merupakan usaha gabungan yang
didirikan oleh para petani, akan tetapi saat ini usahanya sudah dipegang oleh satu pemilik,
yang memproduksi keripik pisang, rambutan dan keripik nangka yang menjadi produk
unggulan Bhineka. Nangka adalah buah yang sifatnya musiman, untuk tetap bisa
memasrkan produknya, Bhineka memilih pengganti keripik pisang dan rambutan disaat
bahan baku nangka kosong, dan memasarkan produk rambutan ketika musimnya rambutan,
dari ketiga produk yang dipasarkan oleh Bhineka produk keripik nangka yang paling
banyak diminati oleh konsumen.

Dalam suatu perusahaan perlu adanya pemasaran agar produkya dikenal oleh
masyarakat dan dikonsumsi. Perusahaan perlu menetapkan strategi pemasaran yaitu
dengan strategi pemasaran marketing mix, menetapkan sasaran produk, perlu menetapkan
harga dari produk yang dijual karena untuk menarik konsumen, adanya promosi untuk bisa
dikenal oleh konsumen, dan memperhatikan tempat penjualan dan saluran distribusi
tergantung dari sasaran konsumen dari produk tersebut.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat UMKM Bhineka


Usaha keripik Bhineka berdiri pada tahun 2000 dan masih berjalan sampai sekarang
usahanya. Usaha keripik Bhineka ini usaha yang memproduksi keripik nangka yang
menjadi keripik unggulan produk keripik Bhineka, dan ketika buah nangka tidak musim,
pengrajin mengsiasatinya dengan memproduksi keripik pisang dan keripik rambutan untuk
dipasarkan ke masyarakat.
Dasar mendirikan usaha keripik Bhineka ini awalnya adalah usaha bersama
gabungan para petani yang disebut dengan GAPOKTAN gabungan kelompok tani
Bhineka, yaitu perkumpulan para petani yang mendirikan usaha bersama membuat olahan
makanan ringan pertama kali yaitu emping, karena di Desa Belendung prioritas warganya
petani, dan banyak buah tangkil yang dimanfaatkan para petani untuk membuat emping,
seiring dengan berjalannya waktu GAPOKTAN ini banyak mengikuti penyuluhan dan
dapat bantuan dari pemerintah berupa mesin vakum untuk mengembangkan usahanya tidak
hanya memproduksi emping saja, akan tetapi mengembangkan potensi yang ada di daerah
sekitar Desa Belendung Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang banyak buah nangka
yang bisa dijadikan keripik untuk menambah nilai gunanya tidak dikonsumsi langsung.

Usaha keripik yang diproduksi oleh kelompok Tani Agribisnis Bhineka ini sudah
terdaftar di Disperindagsar Subang, dan Dinkop Subang yang sudah memiliki label halah
dan no ijin usaha yaitu P-IRT NO: 215321301367, dan sudah memiliki label halal dengan
No. MUI-JB: 01101022490607. Keripik Bhineka adalah usaha yang memproduksi sejenis
makanan ringan keripik yang terbuat dari buah-buahan asli tampa ada campuran bahan
pewarna atau pengawet. Tempat usahanya yang terletak di Desa Belendung Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Subang, tempat produksi keripik Bhineka ini dekat dengan pemasok
bahan baku yaitu dengan para petani yang berada di Desa Belendung.

B. Pemasaran Kripik Nangka Bhineka


Memasarkan produksi keripik Bhineka saat ini, para pengrajin keripik Bhineka
masih berhubungan dengan pedagang atau pedagang besar. Hal ini terjadi karena sistem
tersebut dianggap praktis dan untuk memasarkan produk agar dikenali oleh konsumen dan
masyarakat, para pengrajin Bhineka berkeliling kepada pedagang besar dan pedagang besar
untuk menawarkan produknya.

Awal mulanya para pengrajin menitipkan produk keripiknya ke pedagang besar


dengan berjalannya waktu produk keripik telah dikenali oleh masyarakat, para pengrajin
rutin untuk mengirimkan produknya sesuai dengan pesanan pedagang besar dan pedagang
besar. Namun ada juga konsumen yang datang langsung ke rumah pengrajin keripik
Bhineka untuk keperluan sendiri. Biasanya konsumen dari luar daerah yang datang
langsung adalah untuk dikonsumsi sendiri dan untuk oleh-oleh.

5
C. Strategi Pemasaran UMKM Kripik Nangka Bhineka
Setiap perusahaan harus memperhatikan beberapa aspek pemasaran untuk bisa
bertahan hidup. Beberapa aspek pemasaran tersebut termasuk dalam konsep-konsep bauran
pemasaran yang meliputu produk, harga, promosi, dan tempat/distribusi, sebagaimana
dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Strategi Product
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar dan dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Keputusan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik
produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk.
Pemilihan kemasan produk keripik Bhineka menggunakan kemasan plastik yang
trasparan atau plastik bening. Kemasan ini berisi keripik sangat beragam, ada yang berisi
1Kg, 500 gram, dan 250 gram untuk keripik nangka dan 1Kg, 500 gram, 250 gram untuk
keripik pisang, sama halnya dengan keripik rambutan berisi 500 gram dan 250 gram, bisa
juga kemasan diisi keripik sesuai dengan permintaan. Dan untuk para pedagang besar
keripik nangka tidak dijual dalam kemasan kiloan akan tetapi dalam bentuk balan besan
yang isinya sekitar 5kg sesuai dengan permintaan pedagang besar dan pedagang untuk
keripik yang diminta.
Prioritas utama yang dilakukan oleh keripik Bhineka adalah dengan memilih bahan
baku dalam pembuatan keripik dari kualitas yang baik. Buah nangka yang akan dijadikan
keripik nangka harus benar-benar pas tingkat kematangannya, tidak terlalu matang dan
mentah, dan juga buah nangka yang manis agar menghasilkan keripik nangka yang renyah
dan rasanya masih khas dari buah nangka. Varian rasa produk keripik nangka tidak ada
varian rasanya, hanya varian rasa original saja.

2. Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditetapkan untuk suatu produk atau jasa. Harga
juga merupakan hal yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian
suatu produk jasa.
Penentuan harga untuk usaha keripik Bhineka ini sama dengan pesaing keripik
lainnya, ditentukan dari harga bahan baku buah nangka, dan pisang. Akan tetapi hal ini
disiasati oleh para pengrajin dengan menyiapkan stok bahan baku buah nangka dan pisang
yang banyak pada musimnya buah nangka dan buah pisang untuk pengganti ketika buah
nangka tidak ada. Peneliti memperoleh jawaban dari pengelola keripik Bhineka untuk
harga masing-masing keripik nangka, yaitu 1Kg keripik nangka Rp.110.000, untuk
pengecer ke konsumen, dan harga Rp. 100.000 untuk para agen/pedagang besar, isi 500
gram Rp. 60.000, isi 250 gram Rp.30.000.

3. Strategi Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Berapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

6
mendengarkannya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi konsumen, maka
konsumen tidak akan pernah membelinya.
Promosi sebagai sarana informasi kepada masyarakat atau konsumen tentang hasil
produksi yang ada di industri rumah tangga keripik Bhineka selama ini hanya secara mouth
to mouth (mulut ke mulut) dan cara ini dirasakan cukup akurat karena keripik nangka
digemari oleh masyarakat. Tetapi dalam penjaringan konsumen dapat memperoleh jumlah
yang besar, apabila cara ini harus dikombinasikan dengan cara promosi modern. Promosi
yang dilakukan usaha rumah tangga keripik Bhineka ini sudah mempunyai pangsa
pasarnya sendiri yaitu dengan mengirimkan produk keripiknya ke para pedagang besar dan
pedagang sentra oleh-oleh.

4. Strategi Tempat/Distribusi
Distribusi atau Tempat (place) dalam Marketing Mix Saluran distribusi. Dalam
usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap
perusahaan melakukan kegiatan penyaluran (distribusi). Penyaluran kegiatan penyampaian
produk ke tangan konsumen atau pemakai pada waktu yang tepat. Ada 3 (tiga) aspek pokok
yang berkaitan dengan keputusan distribusi (tempat) : Sistem Trasportasi, penyimpanan
dan pemeliharaan saluran distribusi.
Meninjau aspek place dari segi tempat, Desa Belendung adalah salah satu Desa
yang terdapat di Kabupaten Subang yang memproduksi keripik, salah satunya yaitu
memproduksi keripik nangka yang letaknya strategis karena berada di tengah-tengah
penduduk warga Desa Belendung. Untuk paparan data mengenai distribusi yang dilakukan
usaha keripik Bhineka ini menggunakan model distribusi sebagai berikut:
Pengrajin - Pedagang besar - Pengecer - Konsumen
Pengrajin - Konsumen

D. Siklus Hidup Produk (Life Cycle Product)


Menurut Herlambang (2014:39) siklus hidup produk adalah suatu konsep penting
yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk, yaitu suatu
grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar.

Adapun tahap – tahap yang biasanya dialami produk sejak diluncurkan dipasaran
diawali dengan
1. Tahap perkenalan (introduction)

Dimulai pada saat produk masuk ke pasaran, diperlukan waktu untuk menyebarkan
produk dan mengisi saluran penjualan, sehingga pertumbuhan penjualan akan berjalan
lambat. Biasanya perusahaan melakukan promosi dengan gencar agar konsumen
menyadari keberadaan produk.
2. Tahap Pertumbuhan (growth)
7
Dimana perusahaan telah mendapatkan tempat di masyarakat, penjualan produk
meningkat seiring dengan permintaan yang tinggi. Tahap ini ditandai dengan lonjakan
cepat dalam penjualan. Tingkat pertumbuhan, akhirnya berubah dari tingkat dipercepat ke
tingkat yang berkurang kecepatannya, Sehingga perusahaan harus memperhatikan
permulaan tingkat yang berkurang untuk menyiapkan strategi baru.
3.Tahap kedewasaan (maturity)

Tahap ini merupakan tahap dimana produk telah mencapai tingkat tertinggi dalam
siklus hidupnya. Umumnya, produk berada pada tahap ini dalam jangka waktu yang lama
dan perusahaan menerapkan strategi yang tepat agar produknya tetap bertahan di pasaran.
Setelah mengalami tahap kedewasaan (maturity), produk yang tidak bertahan karena
strategi pemasaran yang tidak tepat akan mengalami tahap penurunan.
4. Tahap penurunan (declining).

Pada tahap ini produk mulai dilupakan konsumen karena mengalami keusangan
dalam perkembangan produk. Dalam tahap ini perusahaan diharapkan mampu melakukan
inovasi baik dari segi produk dan cara pemasaran agar siklus hidup produk dapat didaur
kembali. Produk yang tidak ditangani secara tepat pada tahap ini dapat mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan (Naibaho:2007).

Pembahasan menganai siklus hidup produk (Life Cycle Product) akan lebih
difokuskan pada tahap pengenalan dari Keripik Nangka Bhineka. Mengenalkan sebuah
produk baru itu sangatlah penting untuk mempertahankan suatu perusahaan, berikutlah
tahap pengenalan dari keripik nangka Bhineka :

 Pemasaran keripik Bhineka konsumen sasarannya adalah golongan menengah


ke atas, dengan produk yang dipasarkan adalah keripik nangka, keripik pisang
dan rambutan dengan strategi produk menetapkan kualitas produk yang bagus,
dan produk keripik nangka ini sudah memiliki merk, ijn usaha, dan label halal.
 Strategi harga yang ditetapkan oleh keripik nangka Bhineka yaitu harga jual
keripik nangka Bhineka ini sama dengan pesaing sebesar Rp. 120.000/kg.
 Strategi promosi pada Keripik nangka Bhineka ini baru menggunakan mulut ke
mulut belum adanya promosi penjualan lainnya.
 Tempat pemasaran produk keripik nangka di rumah produksi yang sekaligus
menjadi tempat tinggal pengrajin keripik Bhineka, konsumen langsung datang
ke rumah untuk membelinya, kemudia ada yang disalurkan ke konsumen
melalui pedagang besar.

E. STP (Segmentation, Targetting, Pisitioning)


1. Segmentation
Segmentation adalah kegiatan dalam membagi suatu kelompok pelanggan sesuai
dengan kebutuhan, kebiasaan, atau sikap yang serupa yang dapat diatasi melalui

8
pemasaran. Proses dari segmentasi ini, yaitu seleksi pasar, terapkan variabel segmentasi
pasar, tentukan nilai dan seleksi segmen untuk penargetan.
Produk keripik Nangka Bhineka merupakan sebuah produk yang diproduksi secara
langsung serta dijual langsung kepada konsumen. Segmentasi dari produk kami dilihat
dari atribut demografi yaitu untuk laki-laki dan wanita dengan usia 6 tahun ke atas.
2. Targetting

Analisis targeting atau analisis target pasar adalah dapat dilakukan dengan proses,
yaitu keputusan pemilihan segmen dan pilih strategi yang sesuai dengan segmen. Target
pasar yang baik adalah dapat diidentifikasi, besar pasar mencukupi, stabil, dan dapat
dimasuki.

Pemasaran keripik Bhineka target konsumen sasarannya adalah golongan


menengah ke atas, para penyuka cemilan keripik terutama keripik buah dan para wisatawan
yang datang ke kota Subang dan membeli oleh-oleh kota Subang.
3. Positioning
Menurut Don E.Schwitz, positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan
sekaligus menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran
konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan
konsumen dalam kategori tertentu.
Dalam menjalankan usahanya keripik Nangka Bhineka memiliki beberapa pesaing
usaha keripik lainnya, pesaing yang ada antara lain keripik nangka Ginanjar, keripik
nangka Arevi, keripik nangka Anugrah. Tetapi dari beberapa pesaing, keripik Bhineka di
Desa Belendung lebih awal mendirikan usaha keripiknya, masih menjadi yang unggul baik
dalam kualitas produk, harga dan cita rasanya,

9
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Analisis yang telah dilakukakan dalam pemasaran dan siklus hidup produk Keripik
Nangka Bhineka dapat ditaraik kesimpulan, 1) Produk yang dihasilkan keripik Bhineka
sudah memenuhi kriteria bagian penting dalam strategi pemasaran produk yaitu kualitas
produk yang baik dari bahan baku pilihan yang baik, sudah mempunyai merek, mempunyai
design kemasan, cita rasa produk. 2) Penentuan harga dalam usaha keripik Bhineka ini
sama rata-rat dengan pesaing. 3) Promosi yang dilakukan oleh pengusaha keripik Bhineka
dengan menggunakan pemasaran tradisional dengan metode promosi dari mulut ke mulut
(mount tomount) sehingga penjualannya belum maksimal. 4) Produk dipasarkan langsung
di tempat produksi dan ada juga yang disalurkan ke konsumen melalui pedagang besar.
Pada Siklus Hidup Produk (Life Cycle Product) hanya difokuskan pada tahap
pengenalan saja yaitu strategi harga yang ditetapkan oleh keripik nangka Bhineka yaitu
harga jual keripik nangka Bhineka ini sama dengan pesaing sebesar Rp. 120.000/kg.
Strategi promosi pada Keripik nangka Bhineka ini baru menggunakan mulut ke mulut
belum adanya promosi penjualan lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

N. Leni . (2017). Strategi Bauran Pemasaran Usaha Kecil Keripik Bhineka Di Desa
Belendung Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang (Online). Diakses 11 Mei
2018. https://journal.unnes.ac.id

S. Imam. (2016). Integrasi Analisis Product Life Cycle Dan Metode Ahp-Topsis Dalam
Perumusan Strategi Pengembangan Produk. Jurnal Teknologi Industri Pertanian 26
(2):227-235 (2016).

11

Anda mungkin juga menyukai