Geografi Pertanian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GEOGRAFI PERTANIAN
PENGARUH FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP PERTANIAN

OLEH :
KELOMPOK II
1. Rahma Dinda 17.1000.5531.010
2. Fela Yulita 17.1000.5531.005
3. Windi Prasetia 17.1000.5531.024

Dosen Pengampu : Heny Mariati, S.Pd, MSc

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADDANG
2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Faktor Geografis Terhadap Pertanian”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Geografi Pertanian.
Harapan penyusun semoga makalah ini bisa berguna bagi penyusun maupun pembacanya
dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi nantinya. Penyusun sadar bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan dalam makalah ini di masa depan. Akhir kata kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih.

Padang, Maret 2018

Penyusun

2
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………..2
Daftar Isi…………………………………………………………………….......3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….......4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman..……………………………………….5
2.2 Pengaruh tanah Bagi Pertanian..………………………………………........7
2.3 Peranan klim Pada Petanian………………………………………………..10
2.4 Jenis Tanaman Berdasarkakn Iklim………………………………………..11
2.5 pengaruh Kondisi geografis terhadap perikanan…………………………..11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….15
3.2 Saran……………………………………………………………………...15

Daftar Pustaka………………………………………………………………..16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa pertanian memiliki dua arti baik pertanian dalam arti sempit
maupun pertanian dalam arti luas, pertanian mencakup segala kegiatan manusia dalam
memanfaatkan dan membudidayakakn sumber-sumber daya alam dalam bentuk pertanian sawah,
perkebunan perikanan dan kehutanan. Kegiatan-kegiatan terssebut dalam pengusahaannya sangat
terpengaruh kondisi geografis tempat tersebut, misalnya iklim, topografi, cuurah hujan,
temperature, angin, tanah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik dan maksimal, serta muntuk mengetahui
bagaimana faktor geografi mempengaruhi pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam

makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh iklim terhadap tanaman pertaian ?

2. Bagaiamana pengaruh tanah terhadap bagi pertanian ?

3. Bagaimana peranan iklim terhadap tanaman pertanian ?

4. Bagaimana Jenis Tanaman Berdasarkakn Iklim ?

5. pengaruh Kondisi geografis terhadap perikanan ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Iklim Terhadap Tanaman

Tanaman dipengaruhi oleh fenomena geosfer, suatu lingkungan (geosfer) atau kawasan
sempit tempat tumbuhnya,suatu tunbuhan disebut habitat misalnya habitat daratan tinggi, daratan
rendah tebing dan lain-lain. Lingkungan merupakan aspek keruangan (tempat) yang melipputi
factor iklim, tanah (lahan), topografi yang menentukan kondisi dan situasi tempat hidup makluk
hidup.

1. Suhu
Suhu merupakan pengukuran intensitas cahaya. Dalam hubungannya dengan
kehidupan organisme, suhu yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan pertanian antara 15°
C sampai dengan 45º C. Dibawah atau diatas suhu tersebut pertanian akan menurun drastic.
Suhu untuk pertumbuhan tanaman akan dibedakan dalam tiga hal yakni suhu, suhu kritis dan
suhu termoperiodisme.
a. Suhu dimana tanaman tubuh dan berkembang sesuai dengan karakteristiknya.
1. Titik 0 bagi tanaman, pada suhu ini ppertumbuhan tanaman akan
berhenti. Setiap tanman memiliki tingkat pertumbuhan kecambah
yang berbeda-beda, misalnya tanaman gandum antara 0º C-3º C
sedangkan jagung membutuhkan suhu pertumbuhan yang baik
antara 9° C sampai 10° C (Sriyanto, 2005)
2. Suhu minimum bagu tanaman, tiap tanaman dapt berkembang pada
suhu di bawah minimal. Suatu tanaman menghedaki periode tertentu
untuk berkembangan, Contoh tanmamn jagung menghedaki suhu
minimal 10º C untuk berbunga.
3. Suhu optimal bagi tanaman, pertumbuhan tanaamn bergantubg dari
suhu yang dibatasi maksimal. Temperature untuk pertumbuhan
optimal jagung antara 24º-30º C (Sriyanto, 2009).
4. Jumlah suhu, sampai akhir pertumbuhannya tanaman memerlukan
jumlah suhu tertentu.

5
b. Suhu kritis, pada umumnya tanamantidak akan tumbuh lagi pada suhu di bawah
0° C, apabila suhu turun lagi maka tanaman akan mati. Apabila suhu diatas 50º
C juga di sebut suhu kritis bagi pertumbuhan tanaman.
c. Temperiodisme, yaitu tanaman memerlukan suhu tertentu pada saat tertentu.
Pada masa muda tanaman memerlukan suhu agak rendah, sdangkan pada masa
berbunga dan berbuah memerlukan suhu agak tinggi.
2. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi yang menyebakan tanaman dapat
membentuk gula (fotosintesis). Lamanya penyinaran sangat ditentukan oleh panjangnya hari (
tergantug dari daerahnya ). Daerah tropis akan berbedah dengan daerah subtropis, subtropis
akan berbeda dengan daerah sedang dan sebagainya. Beberapa hal yang menyebabkan sinar
matahari mempengaruhi tanaman, yaitu :
a. Terik atau kerasnya cahaya matahari, ssetiap tanaman memiliki daya tahan
berbeda-beda terhadap kerasnya sinar matahari. Ada tumbuh dengan baik di
alam terbuka atau sabaliknya ada yang tumbuh memerlukakn peneduh untuk
dapat tumbuh.
b. Lama atau panjang sinar matahari (fotoperiodisme) menurut reaksi tanaman
sesuai dengan oanjajngnya sinar matahari dapat dibedakan menjadi tiga yakni :
1). Tanaman yang memerlukan penyinat]ran yang panjang, misalnya padi-
padian. 2). Tanaman yang memerlukan penyinaran matahari. 3. Tanaman yang
netral terhadap sinar matahari.
3. Kelembaban Udara Dan Curah hujan ( Air )
Kelembaban udara sangat penting tunutk diketahui petani dapat memperhitungkan
atau dapat mengetahi kapan saat tanaman itu di panen. Taraf kelembaban udara dapat
ditentukan dengan perbandingan antara uap air dalam udara dan jumlah jumlah air maksial
yang dapat di tahan oleh udara pada suhu tertentu. Air merupakan salah satu unsu terbesar
bagi tanaman, kandungan air tiap jenis tanaman berbeda namun rata-rata berkisar natara 90%
untuk tanaman muda sampai kurang dari 10% untuk tanman padi yang sudah tua. Air memberi
pangaruh terhadap tanaman dalam bentuk tiga macam yaitu :

6
a. Kebutuhan tanaman akan air, air yang dibutuhkan tanama adalah air yang
erdapat di dalam tanah yng di tahan oleh butir-butir tanah, air hujan dau air
irigasi.
b. Masa-masa kritis, tanaman selalu membutuhkan air menurut masa vegetatifnya,
sebab pada masa itulah tanman terbentuk dan justru tanaman sendirilah yang
banyak mengandung air bukan bijinya. Ini menunjukan bahwa tanaman sangat
peka terhadap air ketika masa mudanya, masa seperti ini disebut masa kritis
yang tidak sama ntuk semua tanaman.
c. Pengaruh taraf hygrometris (kelembaban), kelembaban udara berfungsi
mengatur penguapan pada pemukaan tanah dan penguapan pdaa daun. Bila
kelembaban udara tinggi sangat menguntugkan tumbuhnya cendawan yang
berate merugikan petani. Tingkat kelembaban penting saat musim panas atau
tidak perlu kelembaban tinggi.
4. Angin
Angin merpakan unsur penting bagi tanman, angin mempunyai peranan dan fungsi
kaarena gesekan dengan permukaan tanah, batuan, sifat-sifat fisiografi utama dan massa
tumbuhan, maka angin cenderung meningkatkan kecepatannya dengan semakin tinggi dari
permukaan tanah. Secara umum ang ppenting bagi tumbuhan adalah cara bagaiman angin
meningkatkan kehilangan air (penguapan) dengan terus menerus membawa udara yang belum
jenuh dengan air sehingga bersenttuhan daundaun dan tunas-tunas muda.
Pengaruh utama angin terhadap tanaman pertanian adalah mengatur
penguapan/temperature, membantu penyerbukan terutama pada penyerbukan silang seperti
jagung, membawa uap air sehingga udara yang panas akan menjadi sejuk, membawa gas-gas
yang dibutuhkan oleh tanaman,

2.2 Pengaruh Tanah Bagi Pertanian

Tanah merupakan tempat hidup makhluk hdup. Seperti halnya tanaman di mana tanaman
tumbuh dan berkembang biak. Tanah mempunyai nilai tersendiri yang dipengaruhi oleh kesuburan
tanha, fasilitas perairan, letak lahn terhadpa jaln, saran penghubung dan rencana pemerintah.
Pentingnya factor produksi tanahbukan hanya dilihat dari segi luas lahan, tetapi juga dari segi

7
lainnya sepeti aspek kesuburan tanah, dan toopgrafi ( tanah darata panati. Rendah. Dan daratan
tinggi).

1. Kesuburan tanah
Kesuburan lalhan pertanian menentukan produktivitas tanaman, lahan yang subur
akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari apda lahan yang tingkat kesuburannya
rendah. Kesuburan lahan pertaian biasanya dikakitkan dengan struktur dan tekstur tanah yang
pada akhirnya menentukan jenis tanah, misalnya liat, grumosol, alluvial, dan sebagainya.
2. Topografi
Topografi lahan menggambarkan penggunaan lahan pertanian yang didasarkan
pada ketinggian tempat. Untuk tanah-tanah di Indonesia, pembagian lahan menurut ketinggian
tempat yaitu di kategorikan sebagai lahan daratan pantai, daratan rendah dan daratan tinggi.
Pembagian topografi tersebut dilakukan untuk menggambarkan usaha petani yang diusahakan
oleh penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lokasi tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh junghuhn bahwa ketinggian suatu tempat akan
mempengaruhi persebaran jenis tanaman atau vegetasi khususnya untuk tanman pertanian.
3. Faktor Edafik
Faktor edafik merupakan factor-faktor yang bergantung pada keadaaan tanah,
kandungan air dan udara, organisme yang hidup didalamnya. Dalam penerapan praktek
pertanian, horticultural dan kehutanan. Perbedaan-perbedaan pad tanah sering merupakan
penyebab uutama terjadinya perubahan vegetasi dalam daerah iklim yang sama.
Tanah yang tidak terganggu oleh pertanian dan factor-faktor lain pada uumnya
menjadi berlapis-lapis menunjukan lapisan mendatar pada kedalalm yang berbeda-beda,
mempnyai komposisi yang sangat berbeda dan sifat-sifatnya yang berbeda pula. Pada tanah
dapat di tunjukkan adanya tiga horizon yaitu :
a. Mintakat atas, yaitu mintakat terjadinya penyerapan garam-garam yang larut
dan bahan-bahan yang berbutir halus.
b. Mintakat tengah yang merupakan tempat pemusatan.
c. Mintakat bawah, dimana tidak terjadi penyerapan maupun akumulasi yang
eksekutif sama sekali.
Tanah memiliki 2 sifat yang membedakan antara jenisnya, yaitu sifat fisik dan
kimia. Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur, kepadatan tanah, porositas, konsistensi,
8
warna, air tanah, temperature, dan aerasi. Sedangkan sifat kimia tanah mleiputi pH tanah,
koloid tanah, kapasita tukar kation (KTK), kejenuuhan basa tanah (%), kejenuhan bahan
organic tanah, kejenuhan alumunium tanah (%).
4. Fragmen Mineral
Berbagai ukuran fragmen mineral merupakan hasil disintegrasi bahan batuan akibat
pelapukan fisik atau kimiawi,bahan induknya dapat bersifat local ataupun bukan demikian pula
pelapukannya. Kontinen mineral inimerupaka kerangka anorganik dan jauh berbeda-beda
sesuai dengan sifat fisik dan kimiawi bahan indunya. Kondisi demikian berpengaruh terhadap
pertubuhan tanaman yang menyebabkan terjadinya variasi dalam air tanah dan aerasi, karena
kemampuan menahan air sangat di pengaruhi komposisi mekanik.
5. Bahan Organik dan Organisme hidup
Bahan organik yang berasal daari tumbuhan mati atau bagian-bagian tubuh pada
tmbuhan, hewan dan ditumbuuhkan ke dalam tanah dengan sengaja sebagai pupuk kandang,
merupakan penyusunan tanah yang sangat penting. Semua tanah yang ada vegetasinya
mengandng bahan organik yang telah mati, biasanya sedikit banayak telah terurai menjadi
bunga tanah, yang merupakan tempat utama mikroorganisme yang memnghasilkan zat atau
unsur-unsur hara tanah.
Organisme hidup bersama akar-akar dan bagian-bagian lain tumbuhan dibawah
tanah dari tumbuhan yang hidup diatas tanah mencakup penyusun penting lain dari tanah.
Organisme hidup itu meliputu flora dan fauna tanah yang bersifat mikroskopik dan kigiatan
hidupnya berpusat pada kandungan tanah yang berupa bunga tanah yang sering sangat peka
terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungannya yang terbatas. Organisme hidup
mempunyai arti penting dalam memelihara keseimbanagn ekologi dan kehidupan di bumi.
Organisma memunculkan berbagai zat hara esensial bagi tumbuhan, yang langsung dapat
digunakan yakni nitrogen.

9
2.3 Peranan Iklim Pada Pertanian
Nurhidayat (2007) melalui penelitiannya, “pengaruh iklim Terhadap produktivitas
Tanaman padi sawah” menunjukkan bagaimana iklim mempengaruhi produktivitas tanaman,
khususnya tanaman padi, yang notabene tanaman pangan mayoritas penduduk indonesia. Iklim
merupakan komponen ekosistemdan faktor produksi yang sangat dinamikdan sulit dikendalikan.

Oleh karena itu, diperlukan koordinasidan kerja sama yang baik antar instansi pengelola
dan pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara
keseluruhan. Walaupun setiap petani tidak mempelajari iklim secara ilmiah, namun secara
langsung iklim besar sekali pengaruhnya dalam usaha pertanian. Iklim mempunyai peranan dalam
kegiatan pertanian, peranan tersebut terwujud dalam bentuk:

1. Pemilihan kultur
Tanaman menuntut jenis iklim tertentu. Tidak semua tanaman dapat ditanaman
disembarang tempat pada iklim yang berbagai macam. Sebaliknya. Pada iklim tertentu (yang
sama) tidak semua jenis tanaman dapat hidup ditempat tersebut. Untuk dapat menyelesaikan
lingkaran atau siklus hidupnya, tanaman memerlukan jumlah panas dan air dengan
kebutuhannya. Setiap jenis dan varietas disesuaikan dengan iklimnya. Sebagai contoh tanaman
tembakau, akan lebih baik apabila ditanam didaerah tropis. Namun demikian, jenis asli daerah
(misal tembakau jawa an bali) menuntut iklim yang khusus lagi. Tembakau kedu tidak
mungkin ditanam disembarang tempat, lebih- lebih kalau cuca tidak menguntungkan.
Tembakau kedu tidak akan berhasil apabila cuaca tidak sesuai. Adanya perairan (rawa, danau,
sungai) hutan akan menentukan cuaca setempat.
1. Produktivitas Hasil Tanaman
Tempat yang memiliki jenis tanah dan cara pemeliharaan yang sama belum tentu
akanmenghasilkan produk yang sama besarnyadalam setahun. Kadang-kadang bahkan panen
bisa gagal total hanya akibat cuaca buruk, termasuk banjir, erosi, angin kencang, dan
sebagainya.
2. Pelaksanaan pekerjaan pertanian
Pada umunya petani atau pengusaha sudah mengetahui bahwa pekerjaan tertentu
dilakukan pada musim tertentu pula, misalnya pekerjaan membajak dan menanam tergantung
dari keadaan cuaca. Dalam hal pengobatan tanaman, juga harus memperhatikan kondisi iklim
atau cuaca. Jangan memberikan obat kepada tanaman ketika tanaman ketika hujan lebat atau
angin bertiup kencang karena kan terbawa air dan angin. Atau ketika kering karena bisa
mengakibatkan daunatau tanaman akan kering, terutama tanaman ataudaun yang muda.

10
2.4 Jenis Tanaman Pertanian Berdasarkan Iklim

Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor
linnkungan. Keberhasilan dalam pertaniandengan iklim sangat tergantung pda keberhasilan
interpretasi dan meramalkan iklim dengan ketelitian yang tinggi.

1. Tanaman Pertanian pada Daerah Tropika


Tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan baikpada iklim tropis. Namun
demikianjenis tanaman pertanian yang tumbuh didaerah tropislebih beragam dibandingkan
pada jenis iklim yang lain. Berikut adalah beberapa tanaman pertanian yang cocok untuk
daerah beriklim tropis.
a. Cokelat
b. Tebu
c. Kopi

2. Tanaman Pertanian pada iklim subtropik


Subtropik terdiri atas beberapatipe iklim, meliputi subtropik lembab, Cf,
mediteraniadengan musim panas kering (Cs) dan tipe marina barat (Cw). Berbagai macam
varietes tanaman pertanian dapat tumbuh dengan iklim tersebut, antara lain jeruk, olive,
anggur, sayur-sayuran, kapas, dan tanaman makanan ternak.
a. Kapas
b. Padi

3. Tanaman Pertanian pada Iklim Sedang


Untuk daerah yang bertipe iklim sedang, ada bebeapa tanaman pertanian dalam
jenis padi-padian yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman tersebut antara
lain jagung, dan tanaman perkebunan lain yaitu apel.
a. Jagung
b. Apel

2.5 Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Perikanan

Perikanan merupakan salah satu bagian dari pertanian dalam arti luas. Dalam
pengusahaannya, kegiatan ini juga sangat bergantung terhadap kondisi geografis suatu tempat.
Ada empat unsur atau syarat utama yang perlu diperhatikandalam pemilihan lokasi pembuatan
tambak, yaitu aspek biologis, aspek ekologis, aspek tanah, dan aspek sosial ekonomi.

1. Aspek Biologis
Pengusahaan atau budidaya perikanan harus memperhatikan aspek aspek biologis. Hal
ini untuk menjamin keberlangsungan organisme yang dibudidayakan. Aspek-aspek
biologis meliputi:
11
a. Sumber benih
Benih merupakan kegiatan yang sangat menentukan demi keberlangsungan
usaha tersebut. Penyediaan benih dapat dilakukan dengan cara melakukan
penangkapan dialam dan membeli ditempat pembenihan. Namun apabila benih
disediakan oleh petani tambak lain, harus memperhitungkan trasportasi. Hal ini
dilakukan untuk menekan biaya dan moralitas atau kematian yang sewaktu-
waktu dapat terjadi.
b. Sifat organisme
Sifat atau karakteristik benih harus diperhatikan dengan cermat. Sebagai
contoh adalah udang yang senang hidup didasar lumpur, maka tambak harus
dilengkapi dengan tempat berlindung untuk udang, dan tambak dibangun pada
tanah yang subur dan lunak.
c. Organisme lain
Pengetahuan terhadap organisme lain yang memungkinkan hidup pada
tambak atau kolom budidaya sangat penting. Organisme yang dimaksud adalah
dalam bentuk predator, kompetitor, atau lainnya. Sebagai contohadalaah
budidaya udang, maka organismeyang dapat menggangu atau sebagai predator
udalah udang kakap, belut, burung pemakan udang, dan barang-barang.
d. Vegetasi dan kelestarian lingkungan
Vegetasi menjadi faktoryang memegang peranan penting dalam hal
kelestarrian lingkungan. Untuk budidaya tambak, tanaman bakau menjjadi
unsur yang penting. Tumbuhan bakau dibiarkan bahkan menjadi hutan yang
bertujuan untuk mengurangi abrasi dan mengikis gempuran ombak.

2. Aspek Ekologis
Dilihat dari kondisi ekologis atau lingkungan, keadaan alam, sumber air dan iklim
indonesia sangat menunjang usaha budidaya berbagai organisme perikanan. Untuk
menjamin keberlangsungan budidaya, secara ekologis perlu mempertimbangkan faktor-
faktor untuk menentukan tingkat kesesuaian lokasi tambak. Faktor-faktor dalam aspek
ekologis yaitu:
a. Iklim
Indonesia mempunyai iklim tropis yang sangat mendukung budidaya perikanan
(tambak) hal disebabkan cuaca atau musim yang cenderung sama setiap tahun. Dua
komponen iklim yang sangat terpengaruh terhadap budidaya tambak adalah angin
dan curah hujan.
1. Data curah hujan dibutuhkan untuk menentukan umlah hari hujan, bulan
basah, dan bulan kering untuk perhitungan persediaan, air tawar, air laut,
dan naik turunnya salinitas.
2. Data angin sangat juga sangat penting untuk menentukan bentuk dan arah
petakan tambak sehingga petakan tambak dibuat sejajar dengan arah angin.

12
3. Suhu sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
organisme dalam tambak, terutama uadang yang sangat sensitif terhadap
perubahan suhu.

b. Pasangan surut air


Pengetahuan tentang pasang surut air laut sangat penting dalam penentuan
lokasi tambak. Namun kisaran diluar itu masih dapat digunakan untuk budidaya
tambak tetapi memerlukan biya yang lebih besar. Toleransi pasang surut yang
mencapai 3 meter masih baik digunakan untuk usaha tambak. Pasang surut air laut
dipengaruhi oleh gravitasi bulan.

c. Arus air
Pengetahuan tentang arus air digunakan untuk peentuan lokasi dan stuktur
konstruksi tambak. Arus air yang terlalu kuat si lokasi sangat berbahaya karena
dapat merusak tanggul, pematang, pintu air dan dapat mengakibatkan
pendangkalan disekitar pintu air. Untuk memperkecil resiko atau kerugian, maka
sangat penting mempelajari pola perubahan angin dan arus yang terjadi sepanjang
tahun.

d. Kuantitas dan kualitas air


Suplai air merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dalam
pemilihan lokasi, sumber air yang digunakan untuk tambak harus tersedia
sepanjang tahun, baik air tawar maupun air laut. Jika memang air disekitar lokasi
tambak tidak dapat dipergunakan, sedangkan lokasi lain airnya cukup bagusmaka
cocok untuk lokasi tambak. Kualitas air terutama salinitas dan nilai pH menjadi
perhatianyang sangat penting. Hal ini karena organisme sangat sensitif terhadap
kondisi salinitas dan pH air. Untuk mengetahui salinitas suatu perairan dapat
dilakukan dengan pengukuran. Berikut beberapa organisme yang dibudidayakan
dan kisaran salinitas optimumnya.

e. Pola hujan
Tinggi rendahnya hujan merupakan faktor penting untuk pemilihan lokasi
tambak. Kondisi daerah aliran sungai dan aliran air permukaan perlu diketahui
karena erat kaitannya dengan penentuan lokasi. Pengetahuan pola hujan dan curah
hujan dapat membantu petani untuk melakukan kegiatan antisipasi beberrapa
masalah antara lain:
1. Rembesan yang terjadi pada pematang
2. Banjir
3. Menurunnya salinitas dimusim hujan dan suhu
4. Meningkatnya salinitas dan suhu pada musim kemarau
5. Persediaan air tawar yang cukup dimusim kemarau

13
3. Aspek Tanah
Kualitas tanah memegang peranan penting dalam penentuan kelayakan lokasi.
Menentukan kualitas tanah adalah topografi, tekstur tanah, pH tanah, unsur hara kandungan
organik. Topografi biasanya digambarkan dalam bentuk peta, berupa garis-garis yang tidak
berpotongan satu sama lain. Garis-garis ini menghubungkan tempat atau titik yang
mempunyai ketinggian yang sama disebut garis kontur. Mempertimbangkan topografi,
diperoleh lokasi pertambakan yang sesuai sehingga memudahkan pengelolaan air serta
perawatan tambak.
a. Tekstur tanah
Tanah merupakan unsur yang ikut menentukan keberhasilan budidaya tambak.
Tanah yang dipilih haruslah yang kedap terhadap air dan tidak mudah bocor.
Kekedapan erat kaittannya dengan keadaan tektur tanah, yang cocok untuk tambak
antara lain:
1. Lempung berpasir liat
2. Lembung liat (clay loam)
3. Lempung berpasir (sandy loam)
4. Lempung berlumpur (silty loam)
Diantara keempat jenis tanah tersebut, lempung berlumpur memiliki
kualitas yang paling baik. Hal itu dikarenakan jenis tanah tersebut
mempunyai sifat subur, kedap air, dan kuat jika dibuat pematang.

b. pH tanah
pH menjadi persoalan dalam pemilihan lokasi untuk tambak atau kolam. Tanah
yang cocok untuk lokasi usaha tambak/kolam adalah yang memiliki tingkat pH
antara 6,5-8,5 terdapat tiga tingkat kesamaan tanah , yaitu berkisar antara tanah,
yaitu berkisar antara:
1. pH dibawah 4,5 (tanah bersifat sangat asam),
2. Ph antara 6,6-7,3 (tanah netral),
3. Ph antara 7,9-8,4(tanah agak basa).

4. Aspek Sosial Ekonomi


Pertimbagan sosial ekonomi juga sangat diperlukan dalam penentuan lokasi tambak
atau kolam. Aspek sosial ekonomi yang mempengaruhi keberhsilan budidaya ditambak
/kolam antara lain: status lahan dan perizinan, trasportasi, tenaga kerja, ketersediaan alat
dan bahan, ketersediaan pasar, dan dukungan pemerintah. Aspek-aspek sosial ekonomi
tersebut saling terkait dan saling mendukung. Ketidakadaan satu unsur diatas akan
menjadikan usaha budidaya kolam atau tambak akan mengalami ganguan dan tidak akan
mencapai hasil yang maksimal.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kita mengetahui bahwa pertanian memiliki dua arti baik pertanian dalam arti sempit
maupun pertanian dalam arti luas, pertanian mencakup segala kegiatan manusia dalam
memanfaatkan dan membudidayakakn sumber-sumber daya alam dalam bentuk pertanian
sawah, perkebunan perikanan dan kehutanan. Kegiatan-kegiatan tersebut dalam
pengusahaannya sangat terpengaruh kondisi geografis tempat tersebut, misalnya iklim,
topografi, cuurah hujan, temperature, angin, tanah, dan sebagainya.

Geografi memiliki pengaruh yang besar atas keberagaman jenis tanaman pertanian,
sehingga hasilnya terciptalah jenis tanaman pertanian yang beragam. Pada umumnya pengaruh
yang besar tersebut disebabkan oleh iklim, topografi, curah hujan, temperature, angina dan
tanah.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa yang mengetahui tentang pengetahuan bahwa geografis juga sangat
berpengaruh terhadap tanaman pertanian, kita diharapkan membaritahukan kepada para petani
di Indonesia tetntang pengaruh geografis terhadap jenis tanaman pertanian terutama bagi para
petani ynag mengerti tentang prosedur bertani.

15
Daftar Pustaka

1. Banowati,Eva dan Sriyato.2013.Geografi Pertanian.Yogyakarta:Ombak

16

Anda mungkin juga menyukai