Lapkas-Clavus
Lapkas-Clavus
Lapkas-Clavus
CLAVUS
Oleh:
RIYANI RADIYUS
10101028
Pembimbing :
Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah
dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “clavus” yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti KKS Ilmu
Kulit dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan kepada dokter pembimbing
yaitu dr. Imawan Hardiman, Sp.KK yang telah bersedia membimbing penulis,
sehingga laporan kasus ini dapat selesai pada waktunya.
Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
Sumber lain mengatakan bahwa clavus ini adalah semacam tumor jinak
yang biasanya tumbuh pada kulit permukaan kaki. Bentuk mata ikan itu sendiri
biasanya bulat dan berwarna putih persisi seperti mata ikan beneran. Ada juga
yang berpendapat clavus merupakan pertumbuhan semacam “kapalan” dimana
hanya terlokasi hanya pada satu sisi dan menimbulkan rasa sakit tertekan yaitu
pertumbuhan sel-sel tanduk yang tidak normal.
Gambar 1. Clavus
Klavus sering terjadi pada pemakaian alas kaki yang keras dan aktivitas
yang berulang, misalnya seperti berlari. Pengerasan yang berlebih akan
mengakibatkan nyeri kronis. Pada keadaan tertentu dapat timbul ulkus. Klavus
bisa menjadi suatu tanda dasar neuropati yang disebabkan oleh karena DM atau
neuroborreliosis, atau karena kelainan radang sendi rheumatoid. Di dalam kasus
penyakit saraf, suatu klavus dengan ulkus yang tersembunyi dapat menandakan
adanya vaskularisasi yang abnormal pada kaki. Pada radang sendi rheumatoid,
klavus dapat meningkatkan rasa nyeri pada persendian yang mengalami
deformitas.
Bentuk dari tangan dan kaki penting dalam formasi klavus. Secara rinci, penonjolan-
penonjolan dari prominen sendi metacarpophalangeal dan metatarsophalangeal sering kali
menyebabkan suatu penekanan yang lebih besar terutama saat menggunakan alas kaki yang
keras. Seperti formasi klavus, gesekan terhadap alas kaki memungkinkan untuk terjadinya
suatu hiperkeratosis. Kelainan bentuk jari kaki, termasuk kontraktur dan kaki berbentuk cakar,
bentuk jari palu, dapat berperan untuk patogenesis. - See more at:
http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/227#sthash.9j9QgqEB.dpuf
Secara klinis, lesi-lesi ini terlihat seperti hiperkeratosis atau penebalan dari
kulit. Maserasi dan infeksi sekunder dari jamur atau bakteri dapat terjadi sehingga
menimbulkan penyulit pada terapi. Letak yang paling sering dari klavus adalah di
kaki, terutama pada daerah dorsolateral dan plantar kaki, yaitu daerah yang paling
sering mendapat tekanan yang kronis.
Tapi jika ingin cara tanpa operasi, dapat dicoba dengan mengoleskan salep
keratolik pada mata ikan, memberikan obat-obat oles yang dapat menipiskan
lapisan kulit yeng menebal yaitu yang mengandung urea, asam
glikolat/malat/salisilat.
Terapi klavus dapat juga menggunakan larutan asam salisilat atau melakukan
eksisi dengan skalpel.
Teknik operasi
1. Lakukan tindakan aseptik.
2. Dreping dengan duk bolong.
3. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) dengan lidocaine HCl 2% .
4. Lakukan insisi tangensial sampai terlihat inti sentral dari klavus.
5. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, berbentuk elips hanya seluas inti
sentral. Bukan seluas seluruh klavus.
6. Eksisi secara tajam bagian dasar klavus sampai subkutis (lemak subkutis
bisa diidentifikasi).
7. Pegang ujung insisi dengan klem lalu diangkat.
8. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa ke sekelilingnya.
9. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan di bagian bawahnya.
10. Perdarahan dirawat.
11. Jahit luka operasi dengan nylon 2-0 sampai 3-0
Awalnya penebalan kulit tersebut sedikit dan kecil dan tidak terasa
sakit, namun semakin lama menjadi besar dan sakit jika berajalan.
Gambar : Clavus
Awalnya penebalan kulit tersebut sedikit dan kecil dan tidak terasa sakit,
namun semakin lama menjadi besar dan sakit jika berajalan. Pasien tidak pernah
mengeluh seperti ini sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga pasien yang
memiliki keluhan serupa. Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
1. Siregar, RS. Atlas Bewarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta:
EGC; 2013
2. Handoko RP. 2011. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Keenam. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
3. Shenefelt P D. 2011. Non Genital Warts. Available from: URL:
http:// emedicine.Medscape.com/ article/1133317-overview#a0101.
4. Rata IG. Tumor Kulit. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010
5. Sjamsoe E.S, Daili, Menaldi Sri Linuwih, Wisnu I Made. Veruka Vulgaris
(kutil). Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Jakarta Pusat: Medikal
Multimedia Indonesia: 2010.
6. A. Guerra, E. Gonzalez, C. Rodriguez. Common Clinical Manifestations of
Human Papilloma Virus (HPV) infection in The Open Dermatology Journal
Vol. 3. Bentham Open; 2009.