Callus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS UJIAN

CALLUS

Disusun Oleh:

Edwin Setio
406151076

Dokter Pembimbing:

Dr. Hendrik Kunta Adjie, Sp. KK

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RS HUSADA JAKARTA
1

STATUS UJIAN
ILMU PENYAKIT KULIT& KELAMIN
RS HUSADA JAKARTA

Nama

: Edwin Setio

NIM

: 406151076

Tanggal Ujian :
Dokter Penguji :

A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. FS
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 36 tahun
Alamat
: Kebon Kosong 001/002, Jakarta Pusat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
B. ANAMNESIA
Autoanamnesa pada tanggal 26 Oktober 2016, pukul 10.30 WIB
Keluhan Utama : Benjolan di telapak kaki kanan
Keluhan Tambahan : Tidak nyaman
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli Kulit RS Husada dengan keluhan benjolan di telapak
kaki kanan sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya benjolan berukuran kecil, namun makin
membesar. Pasien mengatakan tidak nyeri saat berjalan. Pasien mengatakan belum
pernah mengobati benjolan tersebut sebelumnya.
Pasien mengatakan rutin bermain sepak bola dan memakai sepatu yang ketat.
Selain saat bermain sepak bola, pasien selalu mengenakan sandal. Pasien mengatakan
pernah mengalami benjolan serupa di jari tangan 2 tahun yang lalu, namun sudah
dibakar/ couter dan benjolan tidak tumbuh kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu
:
- Pasien pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya di telapak
-

tangan 2 tahun yang lalu


Riwayat hipertensi
Riwayat diabetes
Riwayat alergi obat

: disangkal
: disangkal
: disangkal
2

Riwayat Penyakit Keluarga :


C.

D.

E.

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.

STATUS GENERALIS
Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Suhu
:
Nadi
:
Tekanan darah
:
Pernafasan
:
Berat Badan
:

Baik
Compos mentis
Normal
86 kali/menit
120/70 mmHg
18 kali/menit
72 kg

STATUS DERMATOLOGIKUS
Regio
:
Distribusi
:
Efloresensi primer
:
Warna
:
Ukuran
:
Jumlah
:
Efloresensi sekunder
:
Konfigurasi
:

Telapak kaki (ibu jari kaki kanan)


Lokalisata
Nodusa
Hipopigmentasi
Numular
Soliter
-

PEMERIKSAAN PENUNJANG
3

Tidak dilakakukan.
F.

RESUME
Pasien Tn. FS dengan keluhan benjolan di telapak kaki kanan sejak 6 bulan yang
lalu. Awalnya benjolan berukuran kecil, namun makin membesar, tidak nyeri saat berjalan.
Benjolan belum pernah diobati. Pasien sering mengenakan sepatu ketat saat bermain sepak
bola. Pasien pernah mengalami benjolan serupa di jari tangan 2 tahun yang lalu, namun
sudah dibakar/ couter dan benjolan tidak tumbuh kembali.

G.

DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
Callus plantaris
Diagnosis Banding :
Clavus plantaris

H.

PENATALAKSANAAN
A. Nonmedikamentosa
Mengenakan alas kaki yang sesuai dengan ukuran kaki
Menjaga kebersihan kaki
Menggunakan kaus kaki yang cukup tebal
B. Medikamentosa
a. Topikal (asam salisilat salep 30%)
b. Eksisi

I.

KOMPLIKASI
- Clavus
- Infeksi sekunder

J.

PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam
Ad Sanationam
Ad Kosmetikam

: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam
: Ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
I.

Definisi 1,2,4
Kalus adalah kelainan kulit yang timbul berupa hiperkeratinosis yang merata, berbatas

tegas, dan tidak terdapat penetrasi dibagian tengahnya.


Kalus (callus), atau disebut juga sebagai kapalan, merupakan kumpulan sel-sel kulit
mati yang menebal dan mengeras pada kulit bagian atas (stratum korneum atau lapisan
keratin), sehingga terbentuk daerah penebalan yang datar. Terbentuknya kalus atau kapalan
merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap tekanan dan gesekan yang berlebihan.
Kalus atau kapalan bisa terjadi pada kaki atau tangan, dan bisa juga pada siku atau lutut, yaitu
pada bagian yang banyak mendapat tekanan. Umumnya kalus banyak ditemukan pada bagian
telapak kaki, bagian samping ibu jari kaki, dan tumit. Kalus pada tangan bisa terjadi misalnya
pada tukang kayu atau pemain tenis, dimana penebalan kulit yang terbentuk melindungi
tangan dari tekanan dan gesekan saat memegang kapak atau raket.
Sinonim : callus, kapalan

Gambar 1. kalus

II.

Epidemiologi 3,4
Setiap orang rentan mengalami klavus dan kalus, keculi bayi yang belum menumpu

berat badannya, karena kulit merupakan sesutau bagian dari tubuh yang selalu terpajan

dengan trauma mekanis. Klavus dan kalus terjadi dan telah ada pada manusia sejak dahulu
kala, terjadi pada semua jenjang sosial ekonomi.
Etiopatogenesis 2,4,5

III.

Tekanan yang terjadi secaa berulang dan berselang-selang dala waktu yang lama
mampu menimbulkan kalus. Ada beberapa faktor predisposisi, misalnya : bentuk kaki yang
abnormal, gaya berjalan, gangguan trofik, atau pemakaian sepatu yang terlampau sempit.
Tempat predileksinya adalah tempat penonjolan tulang, misalnya persendian. Berbagai jenis
pekerjaan dapat menimbulkan kalus pada tempat yang sesuai dengan tekanan yang terjadi
pada pekerjaan tersebut. Demikian pula pada jenis olahraga tertentu.
Secara rinci, penonjolan-penonjolan dari prominen sendi metacarpophalangeal dan
metatarsophalangeal sering kali menyebabkan suatu penekanan yang lebih besar terutama
saat menggunakan alas kaki yang keras. Seperti formasi kalus, gesekan terhadap alas kaki
memungkinkan untuk terjadinya suatu hiperkeratosis. Kelainan bentuk jari kaki, termasuk
kontraktur dan kaki berbentuk cakar, bentuk jari palu, dapat berperan untuk patogenesis.
IV.

Manifestasi Klinis 2,4,5


Lokasi yang sering terjadi, yaitu telapak kaki, daerah metatarsal, tumit, dan telapak

tangan. Secara klinis tampak hiperkeratosis setempatyang brbatas tegas, merata, dengan
ukuran, antara 1-3 cm. Kadang-kadang keainan ini dapat menghilang dengan sendirinya, bila
faktor tekanannya dihilangkan. Masalah yang sering dikeluhkan adalah gangguan rasa nyeri
pada waktu berjalan atau memakai sepatu.
V.

Penegakan diagnosis 5,6


Kapalan atau kalus dapat di diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Selain itu, mungkin

perlu diketahui informasi mengenai kebiasaan, hobi, pekerjaan, atau jenis sepatu yang
digunakan untuk melihat kemungkinan penyebabnya.
VI.

Diagnosis Banding 1,2,4,5


1) Klavus
Klavus adalah penebalan dari kulit karena tekanan yang berulang-ulang dan gesekan

yang kuat. Semua ini mengakibatkan hiperkeratosis secara klinis dan histologis. Penebalan
kulit yang luas ini menyebabkan nyeri yang kronis, terutama jika terdapat pada telapak kaki.

Gambar 2. Klavus
Lesi-lesi pada klavus berwarna kuning hingga kecoklatan dengan suatu inti sentral.
Klavus yang keras biasanya tampak agak mengkilap karena permukaannya yang halus.
Klavus yang lunak biasanya maserasi dan basah.
Klavus terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Klavus yang keras
Biasanya terdapat pada telapak kaki atau pada tumit.
2. Klavus yang lunak
Biasanya maserasi oleh karena keringat.
Secara klinis, lesi-lesi ini terlihat seperti hiperkeratosis atau penebalan dari kulit. Maserasi
dan infeksi sekunder dari jamur atau bakteri dapat terjadi sehingga menimbulkan penyulit
pada terapi. Letak yang paling sering dari klavus adalah di kaki, terutama pada daerah
dorsolateral dan plantar kaki.

Gambar 3. Klavus dan kalus


7

2) Akantosis nigrikans
Akantosis Nigrikans adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan suatu penebalan
kulit, berwarna gelap dan halus disekitar persendian atau daerah yang banyak kerutan dan
lipatan, seperti di ketiak, payudara, siku, pangkal paha, lutut dan leher. Hal ini lebih sering
terjadi pada orang yang berkulit gelap. Akantosis Nigrikans dikenal sebagai suatu manifestasi
resistensi insulin yang terjadi di kulit. Inilah alasan mengapa kebanyakan orang yang
didiagnosa dengan kondisi ini cenderung memiliki kadar insulin yang tinggi.
Hal ini berhubungan dengan orang yang mengalami obesitas atau penderita diabetes,
tetapi ada penyebab lain yang juga memungkinkan termasuk efek samping obat-obatan,
penyakit kista polikistik dan limfoma. Akantosis Nigrikans tidaklah berbahaya juga tidak
menular dan sebagian besar adalah masalah estetik. Namun, kondisi ini dapat menunjukkan
adanya penyakit diabetes atau kanker lambung yang tersembunyi dan oleh sebab itu, lebih
baik diperiksa oleh seorang ahli kesehatan.

Gambar 4. Akantosis nigrikan dijari tangan


VII.

Penatalaksanaan 2,3,4
Bila tidak mengganggu biarkan saja, bila mengganggu pengobatannya adalah operasi.

Hanya calus akan tumbuh kembali bila faktor tekanannya tidak dihilangkan. Sebenarnya
pengangkatan clavus dengan operasi kecil merupakan cara cepat untuk menghilangkan nyeri.
Yang paling utama adalah menghilangkan faktor tekanan. Sebagai pengobatan lokal
dapat diberikan salap asam salisilat 20-40%, sebagai keratolitik. Dapat pula digunakan bahan
8

pelunak, yaitu campuran propilen glikol : air dengan perbandingan 2 : 1 dipakai secara
oklusif. Obat-obat oles yang dapat menipiskan lapisan kulit yeng menebal yaitu yang
mengandung urea, asam glikolat/malat/salisilat.
Untuk mengurangi nyeri, sementara dapat ditempelkan plester tebal pada calus. Harus
memperhatikan sepatu atau sandal yang dipakai selama ini. Apakah sudah nyaman atau
terlalu sempit. Jika perlu , gantilah alas kaki dengan bahan yang lebih lunak untuk
mengurangi gesekan dan tekanan pada kulit.
Terapi klavus dapat juga menggunakan larutan asam salisilat atau melakukan eksisi dengan
skalpel.
Teknik operasi
1. Lakukan tindakan aseptik.
2. Dreping dengan duk bolong.
3. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) dengan lidocaine HCl 2% .
4. Lakukan insisi tangensial
5. Tandai batas insisi yang akan dilakukan
6. Eksisi secara tajam bagian callus sampai subkutis (lemak subkutis bisa diidentifikasi).
7. Pegang ujung insisi dengan klem lalu diangkat.
8. Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa ke sekelilingnya.
9. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan di bagian bawahnya.
10. Perdarahan dirawat.
11. Jahit luka operasi dengan nylon 2-0 sampai 3-0
VIII.

Prognosis5
Prognosis penyakit ini baik, jika faktor tekanan dapat diminimalkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Siregar, RS. Atlas Bewarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2013
2. Aisah, siti. 2011. Reaksi kulit terhadap trauma mekanis. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
3. Rata IG. Tumor Kulit. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Keenam. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010
4. Delauro, Thomas., Delauro, Nicole. Corn and callus. Fitzpatricks Dermatology in
general Medicine, ed 7;2008
5. Nonci, AR. 2011. Klavus dan Kalus. Fakultas Kedokteran UNUD Denpasar

10

Anda mungkin juga menyukai