Geografi Kota Solok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

HIRARKI DAERAH KOTA SOLOK

A. Geografi Kota Solok


Kota Solok merupakan salah satu kota yang berada di Sumatera Barat,
Indonesia. Lokasi kota Solok sangat strategis, karena terletak pada
persimpangan jalan antar provinsi dan antar kabupaten/kota. Dari arah Selatan
jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi
Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk menuju Kota Padang
sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang jaraknya hanya sekitar 64 Km
saja. Bila ke arah utara akan menuju Kota Bukittinggi yang berjarak sekitar 71
Km untuk menuju kawasan Sumatera Bagian Utara. Dulunya Kota ini
merupakan Ibu kota Kabupaten Solok. Kota Solok terletak pada posisi 0º32" LU
- 1º45" LS, 100º27" BT - 101º41" BT dengan luas 57,64 km² (0,14% dari luas
Provinsi Sumatera Barat). Wilayah administrasi Kota Solok berbatasan dengan
Kabupaten Solok dan Kota Padang. Kota Solok memiliki peran sentral di dalam
menunjang perekonomian masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok pada
umumnya. Topografi Kota Solok bervariasi antara dataran dan berbukit dengan
ketinggian 390 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun.
Terdapat tiga anak sungai yang melintasi Kota Solok, yaitu Sungai Batang
Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang Air Binguang. Suhu udara
berkisar dari 26,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari jenis tanah, 21,76% tanah di
Kota Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 78,24% berupa tanah kering

Gambar 1. Posisi Kota Solok pada wilayah Sumatera Barat


Sumber: wikipedia
Gambar 2. Peta Administrasi Kota Solok
Sumber: nawasis.info

B. Batas wilayah
Utara Kecamatan Nagari Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir
Kabupaten Solok
Selatan Kecamatan Nagari Gaung, Panyakalan, Koto Baru, Selayo
Kabupaten Solok, Nagari Muaro Paneh dan Kota Padang
Barat Kecamatan Nagari Selayo, Koto Sani Kabupaten Solok
Timur Kecamatan Nagari Saok Laweh, Guguk Sarai dan Kecamatan
Gaung Kabupaten Solok

C. Sejarah Kota Solok


Kota Solok dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dilingkungan Daerah
Sumatera Tengah junto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970
tentang Pelaksanaan Pemerintah Kotamadya Solok dan Kotamadya
Payakumbuh. Kota Solok diresmikan tanggal 16 Desember 1970 oleh Menteri
Dalam Negeri yang pada saat itu dijabat oleh Amir Mahmud. Dengan
terbentuknya Kotamadya Dati. II Solok maka dikeluarkanlah Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor Pemda 7/9–10-313 tanggal 23 November 1970
mengangkat Drs. Hasan Basri sebagai Pejabat Kepala Daerah yang pertama.
Pelayanan publik Pemerintah Kota Solok mulai secara resmi dibuka
pada tanggal 21 Desember 1970 di Kantor Balaikota Solok dan mulai saat itu
Pemerintah Kotamadya Solok secara bertahap melaksanakan peningkatan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur, bagi kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan.
Wilayah Kota Solok berasal dari salah satu wilayah adat yaitu Nagari
Solok berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1966,
ditambah Jorong Laing dari bagian Nagari Guguk Sarai di wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Solok. Dalam usaha penyempurnaan dan kelancaran
pelayanan publik di Pemerintahan Daerah Tk. II Kotamadya Solok, maka
dikeluarkanlah Surat Keputusan Nomor 21/Desth/Wako/71 tanggal 10 Maret
1971 tentang Pembentukan 13 Resort Administrasi yaitu :
1. Resort Tanah Garam
2. Resort Enam Suku
3. Resort Sinapa Piliang
4. Resort IX Korong
5. Resort Kampai Tabu Karambie (KTK)
6. Resort Aro IV Korong
7. Resort Simpang Rumbio
8. Resort Koto Panjang
9. Resort Pasar Pandan Airmati
10. Resort Laing
11. Resort Tanjung Paku
12. Resort Nan Balimo
13. Resort Kampung Jawa
D. Pemerintahan
Pemerintah Kota Solok saat ini dipimpin oleh Walikota yang saat ini
dijabat oleh H. Zul Elfian, SH, M.Si dengan Wakil Walikota Reinier Dt. Intan
Batuah, ST, MM. Wilayah Kota Solok secara administrasi terdiri dari 2
kecamatan dengan 13 Kelurahan
1. Kecamatan Lubuk Sikarah
a. Jumlah Penduduk : 32.605 Jiwa.
b. Luas Kecamatan : 35 Km².
Terdiri 7 Kelurahan, yakni :
a. Kelurahan Tanah Garam.
b. Kelurahan VI Suku.
c. Kelurahan Sinapa Piliang.
d. Kelurahan IX Korong.
e. Kelurahan Aro IV Korong.
f. Kelurahan Kampai Tabu Karambie.
g. Kelurahan Simpang Rumbio.
2. Kecamatan Tanjung Harapan
a. Jumlah Penduduk : 26.712 Jiwa.
b. Luas Kecamatan: 22,64 Km².
Terdiri atas 6 Kelurahan, yakni :
a. Kelurahan Koto Panjang.
b. Kelurahan Pasar Pandan Airmati.
c. Kelurahan Tanjung Paku.
d. Kelurahan Nan Balimo.
e. Kelurahan Kampung Jawa.
f. Kelurahan Laing.

E. Logo dan Semboyan Kota Solok


Berdasarkan pasal 3 dan pasal 4 peraturan daerah kota solok no 6 tahun
2003 tentang lambang daerah kota solok , terdiri dari :

Gambar 3. Loga Kota Solok


Sumber: Koleksi Foto Daerah

Makna dari logo Kota Solok:


a. PERISAI PERSEGI LIMA, warna dasar kuning dan merah letaknya tegak
dan sama besar, melambangkan Pancasila sebagai falsafah hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia
b. QUBAH MESJID DAN PAYUNG ADAT warna kuning emas,
melambangkan kehidupan masyarakat beragama yang memegang adat
c. TANGKAI PAYUNG, warna hitam melambangkan keteguhan
d. DUA TANGKAI PADI, warna kuning mencerminkan khas daerah
e. JUMLAH ENAM BELAS BUTIR PADI disebelah kiri dan DUA BELAS
BUTIR PADI disebelah kanan serta TUJUH PULUH HELAI JUMBAI
pada payung adat, melambangkan bahwa peresmian kota Solok pada
tanggal 16-12-1970.
f. LUBUAK NAN TIGO (LUBUAK SIMAUNG, LUBUAK SIPUNAI,
LUBUAK SIKARAH) warna biru muda yang melambangkan satu kesatuan
mufakat, LUBUAK SIKARAH merupakan unsur utamanya.
g. SUNGAI, warna biru muda melambangkan tenaga dan dinamika
CARANO, warna biru muda melambangkan sifat keramahan, terbuka dan
memuliakan tamu..
h. Slogan “LUBUK SIKARAH” dengan melambangkan tempat “SIKARAH”
untuk memperoleh kata sepakat sesuai dengan kehidupan demokrasi yang
dimiliki masyarakat.
Semboyan lubuak nan tigo mengambarkan bahwa masyarakat selalu
mengutamakan musyawarah dalam mencapai kata mufakat. Sebagaimana yang
telah menjadi adat turun temurun di minangkabau (Sejarah koto piliang dan Bodi
Caniago). Dalam sistem kelarasan bodi caniago (salah satu suku asli Kota solok)
memakai sistem nan bambusek dari tanah, nan tumbuah dari bawah. Kaputusan
buliah dibandiang. Nan luruih buliah ditenok, nan bungkuak buliah dikadang"
Maksudnya; segala keputusan ditentukan oleh sidang kerapatan para penghulu.
Keputusan boleh dibanding, dipertanyakan dan diuji kebenarannya. Bila
persoalan timbul pada suatu kaum, kaum itu membawa persoalan kepada Datuak
nan Batigo di Limo Kaum.
Karena itu dalam kelasan (sistem) ini hirarkinya adalah sebagai berikut;
kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka
mupakaik, nan bana badiri sandirinyo (kemenakan belajar kepada paman,
paman belajar kepada penghulu, penghulu berpatokan pada kesepakatan
(mufakat), kebenaran akan berdidiri sendiri).

F. Daftar pustaka
https://www.balailamo.blogspot.com/2015/01/tigo-lareh-diminangkabau.html
(diakses pada tanggal 22 November 2016)
https://www.gosumbar.com/berita/baca/2016/05/09/melawan-lupa-beginilah-
sejarah-berdirinya-kota-solok (diakses pada tanggal 22 November 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Solok (diakses pada tanggal 22 November
2016)

Anda mungkin juga menyukai