Fish Bone

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64

POIUYTDEVALUASI PROGRAM

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN LANSIA


DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN PETUKANGAN UTARA

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


]’[7

Pembimbing :

dr. Novia Indriani Sudharma, M.Epid.


dr. Wendy Damar Aprilano
dr. Ezzat Fajria Atsa

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 26 MARET - 2 JUNI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal “Upaya
Peningkatan Cakupan Kunjungan Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Petukangan
Utara.”
Evaluasi Program ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara periode 26 Maret - 2 Juni 2018.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan
dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Novia Indriani Sudharma, M.Epid. selaku pembimbing yang telah rela
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi
kepada kami.
2. drg. Ita Yuana selaku kepala puskesmas dan dr. Wendy Damar Aprilano dan
dr. Ezzat Fajria Atsa selaku pembimbing kami di Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara.
3. Kepada semua pihak di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh
karena itu segala saran dan kritikan yang membangun sangat diharapkan.

Jakarta, April 2018

Penyusun

ii
LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI PROGRAM
UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN LANSIA
DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN PETUKANGAN UTARA

Diajukan untuk memenuhi tugas


Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Trisakti
Periode 26 Maret - 2 Juni 2018
Di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara, Jakarta Selatan

Disusun Oleh:
I Gede Putu Arsa (030.10.128)
Marni Rosalina Silaban (030.12.158)
Nur Liza Septiani (030.12.298)

Jakarta, April 2018

Pembimbing Fakultas Pembimbing Puskesmas

dr. Novia Indriani Sudharma, M.Epid dr. Wendy Damar A. dr. Ezzat Fajria A.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara

drg. Ita Yuana

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

dr. Anang Kuncoro Adi, M.Kes

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 2
1.4 Manfaat Evaluasi Program ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanjut Usia .............................................................................................. 4
2.1.1 Definisi ............................................................................................ 4
2.1.2 Batasan usia lanjut .......................................................................... 4
2.1.3 Prevalensi penduduk lansia .............................................................. 4
2.1.4 Proses penuaan ................................................................................. 5
2.2 Posyandu Lansia ...................................................................................... 6
2.2.2 Definisi Posyandu Lansia ............................................................... 6
2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia .................................................................. 6
2.2.3 Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia ........................................ 6
2.2.4 Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia ................................................ 7
2.2.5 Sasaran Posyandu Lansia ................................................................. 8
2.2.6 Struktur Posyandu Lansia..................................................................8
2.2.7 Permasalahan yang ada di Posyandu Lansia......................................8
BAB III DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS
3.1 Data Umum Puskesmas ............................................................................ .9
3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas .................................................... 10
3.1.2 Data Demografi ............................................................................. 11
3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas ....................................................... 12
3.1.4 Program Pokok Puskesmas ........................................................... 20

iv
3.1.5 Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan ............................... 21
3.1.6 Data 10 Penyakit Terbanyak ......................................................... 22
3.2 Data Khusus Program .............................................................................. 22
BAB IV PERENCANAAN
4.1 Alur Pemecahan Masalah ......................................................................... 29
4.2 Identifikasi Cakupan Program .................................................................. 30
4.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Hanlon .................................. 31
4.4 Kerangka Pikir Masalah ........................................................................... 34
4.6 Penentuan Prioritas Masalah ..................................................................... 36
4.7 Urutan Prioritas Masalah .......................................................................... 37
4.8 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah.......................................... 40
4.9 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah................................................ 40
4.10 Penentuan Proritas Pemecahan Masalah Kriteria Matriks ...................... 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................43

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan kepengurusan Posyandu.........…….....................................……8


Gambar 2 Peta wilayah Kelurahan Petukangan Utara...........................................9
Gambar 3 Struktural Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara............................13
Gambar 4 Alur Pemecahan Masalah.....................................................................36
Gambar 5 Fishbone berdasarkan pendekatan sistem............................................38
Gambar 6 Pohon Masalah.....................................................................................39

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Luas Wilayah Kelurahan Petukangan Utara……………………...10


Tabel 3.2 Sarana Pendidikan di Kelurahan Petukangan Utara……………………10
Tabel 3.3 Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Petukangan Utara…………………...11
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Petukangan Utara Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Usia……………………………………………………….11
Tabel 3.5 Kelompok umur di Kelurahan Petukangan Utara……………………....12
Tabel 4.10 Analisis Kemunkinan Penyebab Masalah Cakupan faktor input.............39
Tabel 4.11 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Faktor Proses dan
Linkungan.................................................................................................39
Tabel 4.12 Analisis Penyebab Masalah.....................................................................40

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses penuaan merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dicegah dan
merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang diberi karunia umur panjang,
dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta
menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang.
Tidak semua lanjut usia dapat mengecap kondisi idaman ini. Proses menua tetap
menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial
ekonomi.1

Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. sion
Struktur ageing populaon merupakan cerminan dari semakin ngginya rata-rata Usia
Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Tingginya UHH merupakan salah satu
indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang
kesehatan. Sejak tahun 2004 - 2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia
Harapan Hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun
2030-2035 mencapai 72.2

Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak


positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam
keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia
menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada
peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan,
peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang tidak
ramah terhadap penduduk lansia. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan
tahun 2015, terdapat 21,68 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (8,49 persen) dari
populasi penduduk, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan
memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang
berusia 60 tahun keatas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen.3 Pada tahun 2015
angka kesakitan lansia sebesar 28,62 persen, artinya bahwa dari setiap 100 orang
lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan

1
tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan cenderung lebih baik
daripada lansia yang tinggal di perdesaan. Hal ini ditunjukkan oleh angka kesakitan
lansia perkotaan (26,89 persen) yang lebih rendah daripada perdesaan (30,14 persen).3
Peran puskesmas berada pada lini pertama pelayanan kesehatan di
masyarakat.Kemampuan untuk mendeteksi adanya suatu masalah (kesehatan) dan
kemampuan untuk menganalisa masalah berikut strategi pemecahannya berada pada
puskesmas.Untuk mencapai hal tersebut perlu usaha pendekatan sistemik yang
sistematis berbasis masyarakat. Pelayanan kesehatan dan sosial di tingkat masyarakat
adalah posyandu lanjut usia. Posyandu lansia merupakan pelayanan ujung tombak
dalam penerapan kebijakan pemerintah untuk pencapaian lanjut usia sehat, mandiri
dan berdaya guna. Oleh karena itu arah dari kegiatan posyandu tidak boleh lepas dari
optimalisasi peluang kesehatan, partisipasi dan keamanan untuk meningkatkan
kualitas hidup di masa tua.
Data lansia pada wilayah Kelurahan Petukangan Utara adalah 795 orang. Pada
Kelurahan Petukangan Utara hanya terdapat satu Posyandu Lansia di RW 003 yang
diadakan setiap sebulan sekali. Tiap bulan kunjungan lansia berubah, lansia kadang
datang bulan ini kadang bulan depan tidak datang. Dari jumlah lansia 795, hanya rata-
rata 50 orang yang datang ke Posyandu Lansia termasuk dengan lansia yang sama.
Posyandu lansia masih ada satu karena dekat dengan Puskesmas sehingga bisa
dijangkau. Lansia yang datang biasanya hanya perempuan saja, kegiatan dalam
Posyandu Lansia di Kelurahan Petukangan Utara juga monoton.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dengan demikian perumusan masalah
pada evaluasi program ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan kunjungan pada
kelompok lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Petukangan Utara?”.

1.3 Tujuan Diagnostik Komunitas


1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang penyebab serta menyusun rencana tindak
lanjut pemecahan masalah pada kegiatan Posyandu Lansia yang cakupan
kunjungannya masih rendah di Posyandu Lansia Kelurahan Petukangan
Utara Januari - Maret 2018.

2
1.3.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui frekuensi pelaksananaan kegiatan selama 3 bulan
di Posyandu Lansia periode Januari 2018 sampai dengan Maret 2018.
b. Mengetahui jenis kegiatan apa saja yang ada di Posyandu Lansia
Kelurahan Petukangan Utara.
c. Meningkatkan kesehatan dan kemampuan mandiri agar selama
mungkin lansia dapat produktif.
d. Mengidentifikasi masalah pada pelaksanaan pelayanan standar lansia
di Posyandu Lansia Kelurahan Petukangan Utara.
e. Menentukan prioritas masalah yang terjadi pada pelaksanaan
pelayanan standar lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Petukangan
Utara.
f. Meningkatkan peran serta masyarakat dan keluarga dalam program
Posyandu Lansia.
g. Menganalisa faktor-faktor penyebab hambatan yang membuat
kelompok lansia tidak datang pada Posyandu Lansia.
h. Merencanakan tindak lanjut dari pemecahan masalah terpilih dan
melaksanakan pemecahan masalah terpilih.
i. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap indikator pemecahan
masalah yang dilakukan.

1.4 Manfaat Evaluasi Program


1.4.1 Bagi Puskesmas :
a. Puskesmas memiliki target pencapaian dalam upaya peningkatan
pelayanan standar terhadap kelompok lansia.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari hambatan dalam pelaksanaan pelayanan standar kelompok
lansia.
c. Membantu Puskesmas dalam memberikan indikator penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
d. Puskesmas dapat lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan
dan kesehatan lansia.

3
e. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan
Puskesmas.
1.4.2 Bagi Mahasiswa :
a. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
c. Meningkatkan pemahaman pentingnya data untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanjut Usia


2.1.1 Definisi
Pengertian yang dapat memberikan kemudahan dalam memahami beberapa
istilah dalam PERMENKES NO.25 TAHUN 2016 tentang Rencana Aksi Nasional
Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019. Lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Dengan bertambahnya usia, fungsi
fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan), sehingga
penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Selain itu proses degeneratif
menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular.4

2.1.2 Batasan Usia Lanjut


Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga
kelompok yakni :
- Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia
- Kelompok lansia (65 tahun ke atas)
- Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.5

2.1.3 Prevalensi Penduduk Lansia


Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2015, terdapat 21,68
juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (8,49 persen) dari populasi penduduk, hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era penduduk
menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun keatas
(penduduk lansia) melebihi angka 7 persen. Angka harapan hidup perempuan lebih
tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia
perempuan yang lebih banyak daripada lansia laki-laki. Persentase lansia perempuan
pada tahun 2015 sebesar 8,96 persen, sedangkan persentase lansia lakilaki sebesar
7,91 persen.3

5
2.1.4 Proses Penuaan
Ada beberapa teori tentang proses menua, yang banyak dianut diantaranya
adalah teori "Genetic Clock". Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik
untuk species-species tertentu. Di dalam nucleus (inti sel) tiap spesies telah ada suatu
jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi jika tidak diputar, jadi menurut
konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia. Meski tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit terminal. Konsep "genetic Clock" didukung oleh
beberapa pernyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa
spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat
dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan
pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-
obatan atau tindakan-tindakan tertentu. Selanjutnya teori Error Catastrophe adanya
faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik merupakan dasar
teori ini. Secara umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek
umur, sebaliknya menghindari terkena radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat
karsinogenik dan toksik dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadinya
mutasi yang progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya
penurunan fungsional sel tersebut. Menurut hipotesa "Error Catastrophe" menua
disebabkan oleh kesalahan-kesalahan beruntun selama kehidupan dalam proses
transkripsi (DNA/RNA), maupun proses translasi (RNA; protein/enzim). Kesalahan
tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah, sebagai reaksi dan kesalahan-
kesalahan lain yang berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan
terjadinya reaksi metabolisme yang salah, sehingga akan mengurangi fungsional sel.
Rusaknya sistem imun tubuh mutasi berulang atau perubahan protein pasca translasi
dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya
sendiri (self recognition). Sistem imun sendiri mengalami penurunan akibat proses
penuaan, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat
sesuai dengan meningkatnya umur. Kerusakan akibat radikal bebas ada yang
terbentuk di alam bebas juga di dalam tubuh jika fagosit pecah sebagai produk
sampingan dalam rantai pernafasan didalam mitokondria.6

6
2.2 Posyandu Lansia
2.2.1 Definisi
Posyandu lansia merupakan program puskesmas dengan sasaran adalah lansia
(≥ 60 tahun) dan pra lansia (45-59 tahun) dengan tujuan agar lansia siap menghadapi
usia lanjut dengan mandiri dan sehat. Pelayanan kesehatan di posyandu lansia
meliputi pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living),
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah,
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan laboratorium sederhana, pemeriksaan status
mental dan emosional, pengobatan sederhana dan upaya rujukan bila diperlukan.
Selain pelayanan kesehatan, dilakukan juga kegiatan sosial seperti wirid bulanan dan
senam lansia. Semua kegiatan di posyandu lansia dilakukan satu kali dalam sebulan.7

2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas bertujuan
untuk :8
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan di Puskesmas dan
sumber daya manusia lainnya dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Lanjut
Usia,

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam merujuk


pasien Lanjut Usia yang membutuhkan penanganan lebih lanjut di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat lanjutan,

c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Upaya


Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) bagi kesehatan Lanjut Usia,

d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia secara terkoordinasi dengan


lintas program, organisasi kemasyarakatan, dan dunia usaha dengan asas kemitraan.

2.2.3 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Posyandu lansia hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan
kegiatan sebagai berikut :9
a. Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat
badan.

7
b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seerti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.

c. Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.

2.2.4 Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis Pelayanan Kesehatan
yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti pemeriksaan aktivitas
kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti
makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya. 9
a. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit.

b. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan kemudian dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).

c. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta


penghitungan denyut nadi selama satu menit.

d. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

e. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus).

f. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.

g. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan


kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

8
h. Penyuluhan Kesehatan.

2.2.5 Sasaran Posyandu Lansia


Sasaran posyandu lansia dibagi dua yaitu :
1. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia
lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke
atas).
2. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas 9

2.2.6 Struktur Posyandu Lansia


Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada
saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan
kemampuan sumber daya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris,
dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari
beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan
lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang
keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu
tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk
organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing - masing
unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola Posyandu
bersama masyarakat setempat.
Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan sebagai berikut:

Kepala
desa/Kelurahan

unit /kelompok
pengelola
posyandu

posyandu A posyandu B posyandu C

Gambar 1. Bagan Kepengurusan

9
2.2.7 Permasalahan yang ada pada Posyandu Lansia
Posyandu lansia bertujuan untuk memelihara dan memberikan
pelayanankesehatan pada lansia yang bersifat preventif. Manfaat Posyandu lansia
antara lain untuk meningkatkan status kesehatan lansia, meningkatkan kemandirian
pada lansia, memperlambat proses penuaan, deteksi dini gangguan kesehatan pada
lansia, meningkatkan harapan hidup lansia.10 Untuk mencapai tujuan tersebut maka
kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktifitas sehari-
hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, pemeriksaan status mental,
pemeriksaan hemoglobin, pemberian vitamin, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan
diabetes mellitus, pengukuran tekanan darah, dan penyuluhan kesehatan. Oleh karena
itu diharapkan lansia selalu datang ke posyandu untuk mengontrol kesehatan, namun
kenyataannya belum semua aktif datang.11
Berbagai penelitian menunjukkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
minat lansia mengunjungi pos pembinaan kesehatan lansia antara lain umur, jenis
kelamin, pekerjaan, minat, pengetahuan, jarak, dukungan keluarga, tingkat
pendidikan, status perkawinan, sikap lansia dan peran kader.12
Posyandu lansia merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap terjadinya
penyakit.Kegiatan posyandu dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan rutin,
memberikan edukasi dan informasi tentang pencegahan penyakit dengan promosi
untuk mengajak lansia untuk menerapkan pola hidup sehat, bukan untuk pengobatan
bagi lansia yang sakit. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, digerakkan
oleh masyarakat dimana usia lanjut bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan
posyandu lansia menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.Posyandu lansia telah diselenggarakan
di setiap wilayah pada tingkat rukun warga, namun demikian masih ada kendala bagi
setiap lansia untuk aktif datang ke posyandu. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwakendala bagi lansia untuk aktif ke posyandu antara lain pengetahuan lansia
yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah ke lokasi posyandu, kurangnya
dukungan keluarga dan sikap yang kurang baik dari kader pelaksana dan juga
kebosanan terhadap kegiatan posyandu yang monoton atau kurang menarik oleh
lansia. 13

10
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS
PUSKESMAS KELURAHAN PETUKANGAN UTARA

3.1 Data Umum Puskesmas


3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas
1. Batas wilayah
- Utara : Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Pusat
- Timur : Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta
Selatan
- Selatan : Jalan Ciledug Raya, Kelurahan Petukangan Selatan,
Kecamatan Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan
- Barat : Desa Kreo, Ciledug, Kota Tangerang.
2. Luas wilayah
Kelurahan ini memiliki luas wilayah 299,24 Ha yang terdiri atas 11
Rukun Warga (RW) dan 121 Rukun Tetangga (RT). RW 11 merupakan
daerah yang paling luas yaitu sebesar 49,07 km2 dan yang terkecil adalah
RW 06 yaitu sebesar 9,34 km2. 14

Gambar 2. Peta wilayah Kelurahan Petukangan Utara.

11
3. Jumlah RW dan RT
Jumlah RW dan RT di kelurahan Petukangan Utara terdiri dari 11 RW
dan 121 RT, dengan jumlah RT terbanyak adalah pada RW 007 yaitu
sejumlah 15 RT dan jumlah RT terkecil adalah RW 006 dengan jumlah 6
RT.
Tabel 3.1 Data Luas Wilayah Kelurahan Petukangan Utara14
No Kelurahan Petukangan Jumlah
Utara RT Luas Wilayah (km2)
1 RW 001 13 42.5
2 RW 002 13 30.23
3 RW 003 14 31.75
4 RW 004 10 22.23
5 RW 005 9 20.2
6 RW 006 5 9.34
7 RW 007 15 22.87
8 RW 008 8 21.11
9 RW 009 10 12.07
10 RW 010 10 38.32
11 RW 011 14 49.07
Jumlah 121 299.69

4. Kondisi wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara membina
warga yang tinggal di Kelurahan Petukangan Utara. Kelurahan Petukangan
Utara merupakan daerah rawan banjir terutama pada RW 09 dan RW 04.
a. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah Kelurahan Petukangan
Utara adalah seperti tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Sarana Pendidikan di Kelurahan Petukangan Utara14

Sarana Wilayah RW
Jumlah
Pendidikan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
Paud/TK 6 4 3 4 2 1 1 3 1 7 5 37
SD 1 5 2 1 1 1 3 2 15
SLTP 1 2 1 1 4 7
SLTA 1 2 1 1 3 8
Perguruan
2 1 3
Tinggi
Pondok
1 1 1 3
Pesantren
Kursus
2 2
Ketrampilan

12
b. Fasilitas kesehatan

Tabel 3.3 Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Petukangan Utara14

Fasilitas Wilayah RW
Jumlah
Kesehatan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
Posyandu 4 4 3 1 1 1 1 1 2 3 4 25
Puskesmas 2 2
Poliklinik 1 1
Dokter
1 2 2 1 1 8 2 13 30
Praktik
Rumah
1 1 2
Bersalin
Bidan
3 1 2 1 2 1 10
Praktek
Apotik 1 4 2 1 1 1 2 12
Alternatif 1 3 1 5

Berdasarkan tabel diatas, jumlah fasilitas kesehatan yang berada di


Kelurahan Petukangan Utara meliputi 25 Posyandu, 2 puskesmas, 1 klinik,
30 dokter praktik, 10 bidan, 2 rumah sakit bersalin, 12 apotik.

3.1.2 Data Demografi


Jumlah Penduduk di Kelurahan Petukangan Utara sampai dengan
Bulan Desember 2017 adalah 59.082 jiwa terdiri dari 31.426 laki-laki dan
27.656 perempuan.

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Petukangan Utara Berdasarkan


Jenis Kelamin dan Usia14

Umur Jenis Kelamin


Jumlah
(tahun) Laki-laki Perempuan
0-4 2.706 2.727 5.433
5-14 5.137 4.593 9.730
15-44 13.453 11.785 25.238
45-64 7.879 7.033 14.912
≥65 2.251 1.518 3.769
Total 31.426 27.656 59.082

13
jumlah penduduk laki−laki
Sex ratio = jumlah penduduk perempuan × 100
31426
× 100=
27656

= 113%
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan sex ratio yaitu
sebesar 113% artinya setiap 100 penduduk perempuan di Kelurahan
Petukangan Utara terdapat 113 penduduk laki-laki.

Tabel 3.5 Kelompok umur di Kelurahan Petukangan Utara14


Umur Jumlah Persentase
0-4 5.433 9,2%
5-14 9.730 16,5%
15-44 25.238 42,7%
45-64 14.912 25,2%
≥65 3.769 6,4%
Total 59.082 100%

Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 15-44 tahun merupakan


yang terbanyak, sedangkan penduduk usia ≥65 tahun merupakan jumlah
yang paling sedikit.
jumlah penduduk usia non−produktif
Dependency ratio = × 100
jumlah penduduk usia produktif
18.932
=40.150 × 100

= 47,15%
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan dependency ratio
yaitu sebesar 47,15% artinya setiap 100 penduduk usia produktif
menanggung beban 47 penduduk non produktif.

3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas


Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara memiliki luas tanah 464 m2 dan
luas bangunan 180 m2. Puskesmas kelurahan Petukangan Utara berdiri pada
tahun 1977 yang berlokasi di Jl. Masjid Darul Falah RT 04 RW 03.
a. Struktur Organisasi
Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara pada tahun 2017 memiliki
pegawai sebanyak 13 orang terdiri dari 4 pegawai PNS, 9 pegawai non-
PNS. pikiedepan dan tanggap terhadap perubah

14
Kepala Puskesmas
drg. Ita Yuana

Pelayanan Gigi Pelayanan KIA


Loket KB dan Imunisasi drg. Ita Yuana Bd. Rissanti
Ayi Sopandi Bd. Satyana Devi P. Weny Setyawati

Kamar Obat
Tata Usaha BPU dan R. Tindakan
Zaenal Lusmono
Ridwan Firdaus dr. Wendy Damar A dan dr. Ezzat F. Atsa

Pelayanan TB Paru
Romaini Muhammad

Koord. Promkes Koord. Kesling Koord. Gizi dan Koord. UKS, KA Tim KPLDH Koord. Penyakit Koord. Lansia
dan PTM dan Surveilance PSN dan Imunisasi dr. Satrio Bagoes P.W. Menular Tirzadewi Rouli
dr. Wendy Damar Dita Pamungkas Tirzadewi Rouli Nur Azazi Zr. Diska Agustin dr. Ezzat F. Atsa
Nur Azazi Bd. Satyani Devi P Dita Pamungkas Bd. Satyani Debi P Bd. Rosmala Dewi Romaini M.

Gambar 3.Bagan Struktural Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara14

15
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka ditetapkan tugas organisasi diatas
sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
Tugas pokok:
1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan
fungsi puskesmas Kecamatan
2. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas subbagian, kepala Satuan
Pelaksana dan Subkelompok Jabatan Fungsional
3. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas
Puskesmas Kelurahan
4. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD
dan/atau Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan
5. Mengupayakan peningkatan mutu dan penjaminan mutu
pelayanan
6. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
dan fungsi Puskesmas Kecamatan
Fungsi Kepala Puskesmas:
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan
2. Menyusun, melaksanakan serta mengevaluasi Rencana Kerja
dan Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
b. Dokter umum (termasuk dokter KPLDH)
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan
2. Melakukan tindakan medis bila diperlukan baik direncanakan atau
tidak direncanakan
3. Melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat di luar gedung
4. Melayani konsultasi dari luar
5. Melayani konsultasi dari dalam
6. Melakukan pembinaan kesehatan nakes & kader
7. Melayani pemeriksaan kesehatan
8. Melakukan kaderisasi dalam bidang kesehatan

16
9. Melakukan tugas lapangan bidang kesehatan
10. Melakukan kegiatan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
11. Melakukan kegiatan supervisi bidang kesehatan
12. Melaksanakan monitoring di Unit -unit Pelayanan
13. Membuat laporan kegiatan
c. Perawat (termasuk perawat KPLDH)
1. Menyiapkan dan menjamin alat kesehatan dan formulir pendukung
siap pakai
2. Memberikan asuhan keperawatan individu pada pasien yang
datang ke unit pelayanan
3. Melakukan rujukan pasien ke Rumah Sakit sesuai dengan
kebutuhan pasien
4. Melakukan koordinasi, komunikasi dan pelaporan kejadian secara
berkala.
5. Melakukan tindakan keperawatan bila diperlukan secara khusus
seperti perawatan luka atau inhalasi
6. Melakukan penyuluhan kesehatan pada pengunjung di Puskesmas
7. Menyusun laporan dan rekapitulasi jumlah kunjungan pasien di
system pelaporan elektronik.
8. Menyiapkan dan menjamin CHN kit dan formulir pendukung siap
pakai
9. Memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan risiko tinggi
(rawan kesehatan) di rumah pasien/keluarganya
10. Melakukan penyuluhan kesehatan pada kelompok khusus di
masyarakat seperti kelompok usia lanjut, anak usia sekolah, dll
11. Melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan di Posyandu
12. Melakukan penyegaran kader kesehatan, termasuk sosialisasi
program atau kegiatan
13. Melaksanakan tugas bantuan kesehatan lapangan seperti pada
situasi gadar dan bencana
14. Melakukan kegiatan surveillance kasus atau penyakit yang
berpotensi menjadi KLB
d. Dokter gigi
1. Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar

17
2. Melakukan Tindak medic gigi dan mulut dasar khusus
3. Melakukan tindakan medic gigi dan mulut spesialis
4. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain / masyarakat
5. Persiapan Pelayanan kesehatan gigi anak sekolah (UKGS)
6. Melakukan Asuhan pelayanan Kesgilut Pada Anak Sekolah
(UKGS)
7. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut
8. Menyusun Laporan Bulanan
e. Perawat gigi
1. Melaksanakan tugas sebagai asistensi pelayanan pemeriksaan
medik gigi dan mulut dasar umum.
2. Melaksanakan tugas sebagai asistensi tindakan medik gigi dan
mulut dasar.
3. Melaksanakan tugas sebagai asistensi tindakan medik gigi dan
mulut bedah dengan penyulit
4. Pemeliharaan dan perawatan Alat Kedokteran Gigi.
5. Persiapan Pelayanan asuhan kesehatan gigi anak pra sekolah
(UKGM TK)
6. Pelaksanaan Pelayanan asuhan kesehatan gigi anak pra sekolah
(UKGM TK ).
7. Persiapan Pelayanan asuhan kesehatan gigi anak sekolah
(UKGS).
8. Melakukan Asuhan pelayanan Kesgilut Pada Anak Sekolah
(UKGS).
9. Persiapan Pelayanan asuhan kesehatan gigi di Masyarakat.
10. Melakukan Asuhan Pelayanan Kesgilut di Masyarakat
11. Membuat Laporan
f. Bidan (termasuk bidan KPLDH)
1. Melakukan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
2. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana
3. Melakukan Tindakan Klinis pada pemasangan Kontrasepsi
4. Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak di masyarakat
(Posyandu).

18
5. Melaksanakan penyuluhan di masyarakat.
6. Melaksanaan Pembinaan Posyandu/Dasa Wisma.
7. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal.
8. Melaksanakan Asuhan Persalinan Tidak Normal.
9. Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.
10. Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Neonatus
g. Petugas gizi
1. Penimbangan Balita di Posyandu
2. Pemberian Makanan tambahan di Posyandu
3. Penyuluhan Gizi di Posyandu
4. Pemberian Vitamin A di Posyandu
5. Penataran/Pelatihan kader
6. Pencatatan dan Pelaporan
h. Asisten apoteker
1. Menata Obat
2. Menyiapkan obat Sesuai resep dokter
3. Menyerahkan obat ke pasien
4. Melaksanakan administrasi kefarmasian
i. Petugas kesehatan lingkungan (kesling)
1. Menyusun perencenaan dan evaluasi di unit kesling
2. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyehatan
lingkungan dan kesehatan kerja
3. Melaksanakan pengawasan limbah medis
4. Melaksanakan pembinaan sanitasi Tempat-tempat umum
5. Melaksanakan pembinaan sanitasi Tempat Pengolahan Makanan
6. Membuat laporan kegiatan tentang kesehatan lingkungan di
wilayah kerja
7. Melaksanakan pengambilan dan memeriksakan sampel air ke
Laboratorium Kesehatan
8. Melaksanakan Pengawasan sanitasi Pemukiman
9. Membuat laporan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan
berdasarkan kegaitan yang telah dilakukan agar dapat dievaluasi.
j. Tata Usaha
1. Loket :

19
a. Pelaksanaan Rekam medis di tempat penerimaan pasien baru/
Lama
b. Pelaksanaan Rekam medis melalui pencatatan / Registrasi
pasien rawat jalan
c. Pengelolaan Rekam medis
d. Penyusunan laporan rekam medis
e. Penyimpanan rekam medis
f. Pengelolaan rekam medis inaktif
2. Menandatangani pakta integritas
3. Menginformasikan kepada Ka.Sub.bag TU untuk melaksanakan
kegiatan
4. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
pimpinan baik tertulis maupun lisan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku agar kegiatan kedinasan dapat berjalan lancar
k. Perekam medis
1. Pelaksanaan Rekam medis di tempat penerimaan pasien baru/
Lama
2. Pelaksanaan Rekam medis ditempat penerimaan pasien baru dan
lama rawat inap.
3. Pelaksanaan Rekam medis melalui pencatatan / Registrasi pasien
rawat jalan.
4. Pengelolaan Rekam medis
5. Penyusunan laporan rekam medis
6. Penyimpanan rekam medis
7. Pengelolaan rekam medis inaktif

b. Sarana Fisik
Gedung Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara dibangun pada tahun 1977
dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Luas tanah : 464 m2
b. Luas bangunan : 180 m2
c. Daya listrik : 6.600 Watt
d. Kendaraan : 1 motor
e. Jaringan telepon : 1line

20
f. Fax : 1 line
g. Televisi : 1 buah
h. Komputer : 2 buah
i. Printer : 2 buah
j. Sumber air : Air tanah
k. Rehab terakhir tahun : 2008
l. Ruangan yang tersedia :
 tempat parkir kendaraan
 1 ruang kepala puskesmas
 1 ruang loket pendaftaran
 1 ruang apotek
 1 ruang gudang obat
 1 ruang poli gigi
 1 ruang poli umum, ruang tindakan
 1 ruang dapur
 1 ruang WC karyawan
 2 ruang WC pengunjung
 1 ruang poli MTBS, Imunisasi
 1 ruang poli KB, KIA,
 1 ruang tata usaha dan gizi
 1 ruang tunggu pasien
c. Sarana Medis
 Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
 Perlengkapan medik umum
 KIA-set dan KB
 Poliklinik-set
 IUD-set
 Sarana obat : obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis
terbatasdan dalam keadaan baik.
d. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan dalam gedung yang ada di Puskesmas Kelurahan Petukangan
Utara adalah:
 Poli Umum

21
 Poli Gigi
 Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
 Penyakit Tidak Menular (PTM)
 Poli DOTS
 Poli Gizi
 Poli Imunisasi dan MTBM
 Poli KB
 Poli KI/KA
 Apotek
3.1.4 Program Pokok Puskesmas
a. Visi
Puskesmas prima kebanggaan warga Jakarta
b. Misi
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan dinamis
2. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas untuk kepuasan pelanggan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar mutu berbasis
teknologi
4. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan
5. Menjalin kerjasama dengan lintas sektoral
e. Motto Puskesmas dan Kebijakan Mutu
1. Motto
Adapun motto dari Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara yaitu
“IKHLAS MELAYANI”. Melayani dengan senyum dan professional.
2. Nilai-nilai Organisasi Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara
Berdasarkan kesepakatan seluruh komponen pegawai di Puskesmas
Kelurahan Petukangan Utara maka ditetapkan Nilai-nilai Organisasi
dari Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara yaitu:
 Integritas
 Profesional
 Empati
 Sinergi
 Inovatif
f. Sumber Pendanaan

22
Sumber pendanaan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara berasal dari:
 Pendapatan Puskesmas
 Retribusi dan Biaya Pelayanan / Tindakan medis
 Dana puskesmas diperoleh dari :
o Dana dari BLUD untuk operasional meliputi gaji, sarana
dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana public
o Dana dari BPJS Kesehatan
o Bantuan Operasional Kesehatan
Bantuan ini merupakan bantuan pemerintah kepada
pemerintah daerah dalam melaksanakan SPM Bidang
Kesehatan untuk pencapaian MDGs tahun 2015 melalui
peningkatan kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

3.1.5 Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a) Promosi Kesehatan (Promkes) dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
b) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) / Keluarga Berencana (KB)
c) Kesehatan Lingkungan (Kesling)
d) Gizi
e) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
f) Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan

23
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang
telah ada yakni:
a) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
b) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3.1.6 Data 10 Penyakit Terbanyak


Tabel 3.6 Sepuluh Penyakit terbanyak di Kelurahan Petukangan Utara14
No Nama Penyakit Jumlah
1. ISPA 2.738
2. Gastritis 892
3. Hipertensi 644
4. Rhematik 326
5. Alergi 340
6. Diabetes Mellitus 301
7. Diare 246
8. Penyakit Kulit 222
9. Tuberculosis 147
10. Pneumonia 145

Dari data diatas, didapatkan penyakit terbanyak yang dialami di Kelurahan


Petukangan Utara adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

3.2 Data Khusus Program


3.2.1 UKM Esensial
Pelayanan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui
upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media
penyuluhan.Tujuan dari program promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Jenis kegiatan:
a. Melakukan penyuluhan kesehatan kelompok dengan sasaran
masyarakat umum, sekolah, dan posyandu
b. Mengikutsertakan masyarakat supaya berperan aktif dalam program
kesehatan khususnya dalam kegiatan promosi posyandu.

24
Tabel 3.7 Frekuensi Penyuluhan Kesehatan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara14
No. Program yang Penyuluhan Dalam Gedung Jumlah Penyuluhan Diluar Gedung Jumlah
ditunjang
(f) Tokoh Umum Sekolah (f) Tokoh Umum Sekolah
1 Kesehatan Ibu 29 1 396 0 397 24 8 311 0 319
dan Anak
2 Keluarga 30 2 387 0 389 24 7 308 0 315
Berencana
3 Gizi 25 1 351 0 352 22 7 298 0 305

4 Imunisasi 32 2 381 0 383 24 7 327 0 334

5 Diare 22 0 299 0 299 20 7 310 0 317

6 Demam 25 1 322 0 323 26 22 378 0 400


Berdarah
9 Ispa 30 2 369 0 371 22 7 350 0 357

11 Kanker 4 0 62 0 62 6 2 70 0 72

12 Penyakit 16 0 231 0 231 16 8 224 0 232


Degeneratif
13 Air / Kesehatan 16 0 222 0 222 22 15 322 0 337
Lingkungan
14 T B C 28 0 256 0 256 18 12 195 0 207

15 Kusta/ 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2
Frambosia
16 Kes Gigi dan 22 2 181 70 253 16 3 240 60 303
Mulut
17 Kesehatan 3 0 80 0 80 1 0 55 0 55
Mata
18 Kesehatan Jiwa 2 0 80 0 40 1 2 0 0 32

19 Kesehatan 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0
Kerja

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak (KI/KA)


Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian ibu bersalin, bayi dan anak, meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak prasekolah dan murid taman
kanak-kanak, serta meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga terlatih
khususnya tenaga kesehatan.

25
Tabel 3.8 Hasil pencapaian KI/KA14
No Jenis Kegiatan Satuan Sasaran Pencapaian Cakupan (%)
1. Kesehatan Ibu
-K1 Bumil 851 818 96
-K4 Bumil 851 738 87
- Pelayanan &/ rujukan Bumil 190 170 89,4
bumil resiko tinggi
- Pelayanan persalinan Bersalin 812 779 96
dengan tenaga
kesehatan
- Pelayanan nifas lengkap Bersalin 812 779 96
2. Kesehatan Bayi dan Balita
- Pelayanan kesehatan Neonatus 808 777 96
neonatus
- Penanganan &/ rujukan Neonatus 121 0 0,00
neonatus resiko tinggi
- Pelayanan kesehatan Bayi 808 773 96
bayi
- Pelayanan kesehatan Balita 5373 4943 92
balita
- Pelayanan Balita Sakit Balita 5373 1614 30
(MTBS)

Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah
anak telah mencapai yang dikehendaki. Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu: tujuan
umum untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS). Tujuan khusus yaitu agar dapat
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak, untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya memelihara kesehatan ibu dan
bayi selama kehamilan.

Tabel 3.9 Hasil Pencapaian KB14


Satuan Target Pencapaian Cakupan (%)
Keluarga Berencana aktif PUS 7415 5210 70

Pelayanan Kesling
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.

26
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau
hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana
dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan. Program kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kelurahan Bangka masih sebatas
monitoring dan belum menjangkau intervensi. Program tersebut meliputi
monitoring kepadatan (populasi nyamuk Aedes aegypti) dengan Gerakan PSN 30
menit dilakukan bersama tim penggerak PKK pada setiap Jumat Bersih.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Perumahan
2. Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum
3. Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan TP2M
4. Jamban Sehat
5. Akses Air bersih
6. Perilaku hidup bersih dan sehat

Tabel 3.10 Hasil Pencapaian Kesehatan Lingkungan14


No Jenis Kegiatan Satuan Sasaran Pencapaian Cakupan (%)
1. Penyehatan air
- Inspeksi sanitasi sarana Sarana 65 65 100
air bersih
2. Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
- Inspeksi sanitasi tempat Sarana 34 34 100
pengelolaan
- Pembinaan tempat Sarana 34 34 100
pengelolaan
3. Pengawasan sanitasi –
TTU
- Inspeksi sanitasi Sarana 48 48 100
- TTU penuhi syarat Sarana 48 48 100
4. Pengendalian vektor
- PSN Lokasi 24.635 24.268 98,5

Usaha Peningkatan Gizi


Tujuan program ini adalah meningkatkan gizi seluruh anggota masyarakat
terutama pada sasaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan yang
dilakukan antara lain pembinaan dan pelayanan gizi dengan jalan melakukan
monitoring status gizi masyarakat pada kegiatan Puskesmas dan di Posyandu, yang
meliputi penimbangan balita dan memberikan penyuluhan.

27
Tabel 3.11 Hasil Pencapaian Usaha Peningkatan Gizi14
Jenis Kegiatan Satuan Target Pencapaian Cakupan (%)
Balita mempunyai buku KMS Balita 2648 2643 99,8
Balita yang ditimbang berat Balita 2648 1886 71,2
badannya
Balita ditimbang berat Balita 2648 929 35,0
badannya naik
Balita ditimbang yang tidak Balita 2648 957 36,1
naik berat badannya

P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)


Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang
telah dapat dikendalikan.

Tabel 3.12 Hasil Pencapaian Usaha P2P14


Jenis Kegiatan Satuan Target Pencapaian Cakupan (%)
1. TB Paru
- Pengobatan BTA + Orang 34 29 85,29
- Pemeriksaan status HIV Orang 34 2 5,88
2. Imunisasi
- HB-1 <7 hari Bayi 762 749 99,60
- BCG Bayi 762 750 98,42
- DPT 3 pada bayi Bayi 762 756 99,21
- Polio 4 Bayi 762 756 99,21
- Campak pada bayi Bayi 762 744 97,63
- Imunisasi dasar lengkap Bayi 762 744 97,63
3. DBD
- ABJ % 24268 23,930 98,60

Keperawatan Kesmas
Program Ketuk Pintu Layani dengan Hati adalah salah satu program yang
diharapkan dapat mengimbangi masalah kesehatan, yang dalam
penyelenggaraannya menggunakan pendekatan continuum of care, dengan prinsip
mengutamakan upaya promotif dan preventif, paradigma sehat, pertanggung
jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, dokter keluarga dan berbasis
komunitas serta kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program di wilayah
kerja.

28
Tim KPLDH Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara berjumlah 1 tim, terdiri atas
3 orang yang meliputi 1 dokter, 1 perawat, dan 1 bidan.

3.2.2 UKM Pengembangan


Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara
berupa penyuluhan kesehatan rutin, pengukuran BMI, pemeriksaan tekanan darah,
serta apabila terpenuhinya Swadaya dapat pula dilakukan pemeriksaan GDS, asam
urat, dan kolesterol.
Tabel 3.13 Daftar Penyakit yang Diderita Lansia Kelurahan Petukangan Utara14
No. Penyakit Jumlah
1 Hipertensi 144
2 Rhematik 36
3 ISPA 7
4 Gigi dan Mulut 147
5 Mata 1
6 DM 25
7 Anemia 14
8 Kulit 13
9 Gastritis 39

Upaya Kesehatan Sekolah dan Kesehatan Gigi Sekolah


Menurut Depkes RI, UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran
utama. UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan
derajat kesehatan yang optimal. Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara
umum untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan UKS mencakup penjaringan dan
penyuluhan kesehatan pada murid SD dan sederajat. Kegiatan penjaringan
kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan yang mencakup pengukuran tinggi badan
dan berat badan; Pemeriksaan penglihatan, pendengaran, dan gigi yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan Puskesmas. UKS terutama diarahkan untuk menanamkan
perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Pada sasaran anak usia SD lebih
diarahkan pada pembentukan dokter kecil di sekolah. Sedangkan pada siswa SMP

29
dan SMA dilakukan dengan pembentukan konselor sebaya untuk kesehatan
reproduksi.
Tabel 3.14 Hasil Pencapaian Upaya Kesehatan di Sekolah14
Jenis Kegiatan Satuan Target Pencapaian Cakupan
Pembinaan dokter cilik Sekolah 16 16 100
Pembinaan Palang Merah Remaja Sekolah 5 5 100
Screening kesehatan Sekolah 29 23 79,3
Pemberantasan sarang nyamuk Sekolah 73 56 76,7
Pembinaan kawasan bebas asap rokok Sekolah 73 56 76,7

Tabel 3.15 Hasil Pencapaian Upaya Kesehatan Gigi di Sekolah14


Jenis Kegiatan Satuan Target Pencapaian Cakupan
Pembinaan kesehatan gigi di Posyandu Posyandu 121 121 100
Pembinaan kesehatan gigi pada TK TK 18 18 100
Pembinaan dan bimbingan sikat gigi SD/MI 5 5 100
massal pada SD/MI
Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI SD/MI 5 5 100
Murid SD/MI mendapat perawatan Orang 945 945 100
kesehatan gigi

30
BAB IV
PERENCANAAN
4.1. Alur Pemecahan Masalah

kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan menggunakan


algoritma problem solving cycle di bawah ini :

Identifikasi Masalah
program di Puskesmas
Kelurahan Petukangan
utara

Penentuan proritas
Evaluasi masalah
puskesmas

Penentuan
Penentuan penyebab
masalah
rencana puskesmas
penerapan
Memilih
penyebab
masalah yang
Penetapan pemecahan paling dominan
masalah terpilih

Manganalisis dan
Menentukan alternatif
pemecahan masalah

Gambar 4. Alur Pemecahan Masalah

Studi ini dilakukan dengan panduan siklus pemecahan masalah seperti gambar
di atas, dimulai dari identifikasi masalah di Puskesmas Petukangan Utara. Untuk
mengidentifikasi masalah dapat dilakukan dengan melihat pencapaian program. Setelah
mengidentifikasi masalah, maka selanjutnya menentukan prioritas masalah

31
menggunakan metode hanlon kuantitatif. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan
prioritas masalah yang akan di evaluasi adalah upaya peningkatan pelayanan lanjut
usia melalui posyandu lansia, karena rendahnya kunjungan lansia serta sedikitnya
ketersediaan posyandu lansia. Setelah didapatkan prioritas masalah maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa hal-hal apa saja yang menjadi penyebab masalah
tersebut terjadi serta menentukan alternatif pemecahan masalah tersebut. Masalah
rendahnya kunjungan lansia ke posyandu dibuat dalam diagram fishbone Kemudian
penyebab masalah diidentifikasi melalui metode pendekatan sistem dan ditentukan
alternatif pemecahan masalahnya. penyebab masalah yang paling mungkin dilakukan
dengan wawancara dan observasi. Setelah itu setiap masalah dikaji untuk dicari
alternatif pemecahannya yang kemudian diurutkan sesuai prioritas menggunakan
kriteria Matrix. Rencana penerapan pemecahan masalah dituangkan dalam tabel POA
(Plan Of Action) yang akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara.

4.2 Identifikasi Cakupan Program


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara tahun 2017, hampir dari setiap
program komponennya belum mencapai hasil yang ditargetkan.
Komponen-komponen program tersebut yaitu:
Tabel 4.1 Identifikasi Program Kegiatan yang Tidak Memenuhi dan Melebihi Target15
No Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian
(%) 3 bulan Kegiatan Persenl(%) (%)
1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 100 292 274 94 94
2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 100 292 283 97 97
3. Cakupan Pertolongan Persalinan 100 292 272 93 93
oleh Tenaga Kesehatan
4. Kunjungan nifas 100 279 272 97 97
5. KB Aktif 100 3588 912 25 25
6. Balita ditimbang berat badannya 80 7295 3810 41 41
naik (N/D)
7. Balita mempunyai buku KMS 80 9003 9130 81 81
(K/S)
8 Cakupan Kunjungan Pos lansia 80 795 50 5 5

32
4.3 Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan Hanlon Kuantitatif
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif
Kriteria A: Besarnya masalah
Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Tabel 4.2 Besarnya Masalah15

No Indikator Pencapaian (%) Besar masalah


1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 94 6
2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 97 3
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh 93 7
Tenaga Kesehatan
4. Kunjungan nifas 97 3
5. KB Aktif 25 75
6. Balita ditimbang berat badannya naik (N/D) 40 60
7. Balita mempunyai buku KMS (K/S) 81 19
8. Cakupan Kunjungan Pos lansia 5 95

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:

k= 1 + 3,3 Log N

k = 1 + 3.3 log 9
k = 1+ 3.3 (0,95)
k = 4,14 ≈ 4

Langkah 3:
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah: terbesar : 95%
terkecil : 3%
Interval : Nilai terbesar – Nilai terkecil
K
: 95 – 3  23
4

33
Langkah 4.
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:

Tabel 4.3 Pembagian Interval Kelas


Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 3 - 26 1
Skala 2 27 - 50 2
Skala 3 51 - 74 3
Skala 4 75 - 98 4
Langkah 5: Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 4.4 Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas
Besar masalah terhadap presentasi pencapaian
No Masalah Nilai
3 - 26 27 - 50 51 - 74 75 - 98

1. Cakupan Kunjungan ibu X 1


hamil K4
2. Cakupan Kunjungan ibu X 1
hamil K1
3. Cakupan Pertolongan X 1
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
4. Kunjungan nifas X 1
5. KB Aktif X 4
6. Balita ditimbang berat X 3
badannya naik (N/D)
7. Balita mempunyai buku KMS X 1
(K/S)
8. Cakupan Kunjungan X 4
Posyandu Lansia

Kriteria B: Kegawatan masalah


Tabel 4.5 Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan

No Masalah
U S G P Jumlah
1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 1 1 1 3 6
2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 1 1 1 3 6
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 1 1 1 3 6
Kesehatan
4. Kunjungan nifas 1 1 1 3 6
5. KB Aktif 5 4 3 2 14
6. Balita ditimbang berat badannya naik (N/D) 1 1 1 4 7

34
7. Balita mempunyai buku KMS (K/S) 1 3 2 3 9
8. Cakupan kunjungan lansia 3 3 3 2 11

Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan


Tabel 4.6 Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan
No Indikator Nilai

1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 3


2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 3
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 3
Kesehatan
4. Kunjungan nifas 3
5. KB Aktif 3
6. Balita ditimbang berat badannya naik (N/D) 3
7. Balita mempunyai buku KMS (K/S) 4
8. Cakupan kunjungan lansia 4

Kriteria D: PEARL faktor


Tabel 4.7Kriteria D (PEARL FACTOR)
Hasil
No Masalah
P E A R L Kali
1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 1 1 1 1 1 1
2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 1 1 1 1 1 1
y3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh 1 1 1 1 1 1
Tenaga Kesehatan
4. Kunjungan nifas 1 1 1 1 1 1
5. KB Aktif 1 1 1 1 1 1
6. Balita ditimbang berat badannya naik (N/D) 1 1 1 1 1 1
7. Balita mempunyai buku KMS (K/S) 1 1 1 1 1 1
8. Cakupan kunjungan lansia 1 1 1 1 1 1

Penilaian Prioritas Masalah


Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula
nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas
masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D

Tabel 4.8 Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

35
Urutan
No Indikator
A B C D NPD NPT prioritas
1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 1 6 3 1 21 21 VIII
2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 1 6 3 1 21 21 VII
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh 1 6 3 1 21 21 VI
Tenaga Kesehatan
4. Kunjungan nifas 1 6 3 1 21 21 V
5. KB Aktif 4 14 3 1 54 54 II
6. Balita ditimbang berat badannya naik 3 7 3 1 30 30 IV
(N/D)
7. Balita mempunyai buku KMS (K/S) 1 9 4 1 40 40 III
8. Cakupan kunjungan lansia 4 11 4 1 60 60 I

Dari tabel diatas Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon kuantitatif diatas
maka dapat disimpulkan urutan prioritas masalah Puskesmas Kelurahan Petukangan
Utara berdasarkan metode Hanlon adalah:
1. Cakupan kunjungan lansia
2. KB Aktif
3. Balita mempunyai buku KMS (K/S)
4. Balita ditimbang berat badannya naik (N/D)
5. Kunjungan nifas
6. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
7. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1
8. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4

4.4 Kerangka Pikir Masalah


Masalah yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara adalah
rendahnya kunjungan lansia ke posyandu lansia yang perlu dicari pemecahannya.
Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan kerangka pendekatan sistem yang
terdiri dari input, proses, output dan lingkungan yang mempengaruhi input dan proses.
Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money (Pembiayaan), Material (Perlengkapan),
Method (Metode), Market (Masyarakat). Sedangkan dari proses terdiri dari
P1(Perencanaan), P2 (Penggerakan & Pelaksanaan.), P3 (Penilaian, Pengawasan

36
Pengendalian). Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap input dan proses
yaitu pengetahuan keluarga dan lansia mengenai pentingnya posyandu lansia
Setelah ditentukan penyebab masalah, maka selanjutnya menentukan alternatif
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik.
Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang dibuat dalam bentuk
POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah penerapannya sudah baik dan
apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.

INPUT PROSES OUTPUT


1. Man:Pemegang program, P1: perencanaan tertulis tercapainya target
Lintas Program (pedoman) mengenai kunjungan lansia
2. Money: Dana operasional mekanisme kegiatan oleh di posyandu lansia
untuk pelayanan, brosur, pemegang program
P2: alur konseling dengan
Kelurahan
dan kegiatan posyandu Petukangan Utara
wawancara, pemeriksaan
lansia dengan
lansia
3. Method: konsultasi, P3: evaluasi data pencapaian 5%
edukasi, pelayanan menggunakan buku
posyandu lansia pencatatan kunjungan
4. Material: pedoman pertahun & pelaporan serta
program, alat kesehatan, monitoring oleh
alat transportasi puskesmas

LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
1. 1. Kurangnya
Kurangnya pengetahuan
pengetahuan masyarakat
masyarakat mengenai
mengenai pentingnya
pentingnya posyanduposyandu
lansi lansi
2. 2. Penyelenggaraan posyandu lansia yang hanya 1 untuk 11 RW
Penyelenggaraan
3. 3. posyandu lansia
Masyarakat beranggapan bahwayang hanya 1lansia
posyandu untuksebagai
11 RWsarana untuk berobat
4. Kurangnya minat lansia untuk mengikuti posyandu lansia jika tidak diberikan
hadiah

Gambar 5. Kerangka Pikir Masalah

37
4.5 Penentuan Prioritas Masalah
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode brainstorming dengan pemegang
program.
Tabel 4.9 Penetapan Kriteria Prioritas Berdasarkan Hasil Brainstorming Pada
Kegiatan Program Upaya Peningkatan
No. Usulan Kriteria Kesepakatan Kriteria
1. Kesadaran, pengetahuan keluarga dan Kesadaran, pengetahuan keluarga dan
lansiaterhadap manfaat posyandu lansia lansiaterhadap manfaat posyandu lansia
2. Ketersediaan sumber daya Kurangnya pemyuluhan dan sosialisai
manusia/potensi mengenai pentingnya menghadiri
posyandu lansia
3. Kurangnya pemyuluhan dan sosialisai Anggaran dana
mengenai pentingnya menghadiri
posyandu lansia
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam Ketersediaan sumber daya
menjalankan kegiatan posyandu lansia manusia/potensi
5. Anggaran dana Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
menjalankan kegiatan posyandu lansia
6. Pedoman program Pedoman program

4.6 Urutan Prioritas Masalah


1. Kesadaran, pengetahuan keluarga dan lansia terhadap manfaat posyandu lansia
2. Kurangnya pemyuluhan dan sosialisai mengenai pentingnya menghadiri posyandu lansia
3. Anggaran dana
4. Ketersediaan sumber daya manusia/potensi
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam menjalankan kegiatan posyandu lansia
6. Pedoman program

38
INPUT
1.Kurangnya diskusi rutin untuk
1.evaluasi
Sulitnyakelanjutan lansiamenuju
mobilisasi lansia yang
posyandu lansia
1.Pembiayaan 2.tidak bisa hadirkegiatan di dalam
Kurangnya 1.kader kurang terampil
tidak di tanggung program posyandu lansia
2.Kurangnya penyuluhan rutin
3. Kurangnya partisipasi masyarakat 2.pemegang program
oleh masyarakat 1.kurangnya alat promosi
mengenai pentingnya
sekitar untuk posyandu
kemajuan program merangkap sebagai
sekitar atau kesehatan lansia seperti
lansia di masyarakat
posyandu lansia pelaksana program lain
(-)
instansi apapun poster, brosur, dll

MONEY METHOD MAN MATERIAL

Tidak tercapainya target


kunjungan lansia di
posyandu lansia
Kelurahan Petukangan
Utara dengan pencapaian
5%

P1 P2 P3

1. Belum adanya
perencanaan bagi 1.alurKurangnya promosi dan
konseling dengan Evaluasi kinerja monitoring
1. Kurangnya evaluasi 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
wawancara, pemeriksaan lansia, oleh puskesmas pentingnya posyandu lansi
lansia yang tidak informasi mengenai lansia yang tidak
meminta nomer hp keluarga 2. Penyelenggaraan posyandu lansia yang hanya 1
dapat hadir pentingnya mengunjungi datang dan tindakan
posyandu lansia lanjut dari puskesmas untuk 11 RW
2. Banyak lansia yang lupa 2. untuk lansia yang jauh
LINGKUNGAN
3. Masyarakat beranggapan bahwa posyandu lansia
jadwal sebagai sarana untuk berobat
dan akses susah sulit
4. Kurangnya minat lansia untuk mengikuti posyandu
PROSES diawasi oleh puskesmas
lansia jika tidak diberikan hadiah

Gambar 6. Fishbone berdasarkan pendekatan sistem

39
Kurangnya transportasi lansia Kurangnya kegiatan di dalam
untuk hadir di pelayanan Posyandu program Posyandu Lansia
Lansia

Kurangnya partisipasi masyarakat sekitar tentang Ketidakpedulian lansia terhadap Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi tentang
pelaksanaan posyandu lansia kesehatan diri sendiri pentingnya posyandu lansia

Pelaporan data ke pihak puskesmas masih kurang

Posyandu Lansia masih dianggap sebagai sarana berobat dan dikenakan biaya

Pelayanan standar Posyandu Lansia pada pasien Lansia tidak termasuk prioritas
di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara

Belum terdapat pedoman program mengenai pelayanan standar Posyandu


Lansia pada pasien Lansia

Gambar 7. Pohon Masalah


40
4.7 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan konfirmasi kepada koordinator, maka didapatkan penyebab yang
paling mungkin sebagai berikut:
1. Pelayanan standar kesehatan pada lansia tidak termasuk prioritas di Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara.
2. Rendahnya pengetahuan keluarga dan lansia tentang perlunya posyandu lansia
3. Kurangnya dana serta tidak adanya transportasi yang mendukung posyandu lansia
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk menentukan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di antara
anggota tim dengan didahului curah pencapat yang kemudian kesepakatan dicurahkan dalam
tabel pemecahan masalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.10 Analisis Kemunkinan Penyebab Masalah Cakupan faktor input
NO INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER
1. MAN -Jumlah kader -kader kurang Data puskesmas
lansia cukup terampil
-pemegang
program
merangkap
sebagai
pelaksana
program lain
2. MONEY Pembiayaan Pembiayaan Data kader
sumbangan dari tidak di tanggung posyandu lansia
pribadi kader oleh masyarakat
sekitar atau
instansi apapun
3. MATERIAL -Dapat -kurangnya alat Puskesmas dan
meminjam alat promosi kader
kesehatan dari kesehatan lansia
puskesmas seperti poster,
brosur, dll

41
4. METHOD -Tersedianya -Kurangnya Puskesmas
lembar diskusi rutin
pelaporan dan untuk evaluasi
pencatatan kelanjutan lansia
kehadiran lansia yang tidak bisa
hadir
-Kurangnya
penyuluhan rutin
mengenai
pentingnya
posyandu lansia
di masyarakat
5. MECHINE - - -

Tabel 4.11 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Faktor Proses dan Linkungan
No PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER
.
1 PLANNING 1. Jadwal 1. Belum adanya Puskesmas dan
perencanaan bagi kader
(Perencanaan) pelaksanaan
lansia yang tidak
posyandu tetap dapat hadir

2 ORGANIZING 1. Masyarakat 1. Kurangnya Kader


(Pengorganisasian) sukarela yang promosi dan
informasi
memenuhi syarat mengenai
kader menjadi kader pentingnya
mengunjungi
posyandu lansia posyandu lansia
2. Banyak lansia
yang lupa jadwal

42
3 P3 (penilaian, 1. Pendataan 1. Kurangnya evaluasi Puskesmas
pengawasan, dan lansia yang tidak dan Kader
pelaporan datang dan tindakan
pengendalian) kehadiran lanjut dari puskesmas
lansia 2. untuk lansia yang
langsung jauh dan akses susah
dapat diawasi sulit diawasi oleh
oleh puskesmas
puskesmas
kelurahan
5 Lingkungan 1. Tersedia lokasi 1. Kurangnya Puskesmas
pengetahuan
yang tetap masyarakat
2. Dekat dengan mengenai
pentingnya
puskesmas posyandu lansi
2. Penyelenggaraan
posyandu lansia
yang hanya 1
untuk 11 RW
3. Masyarakat
beranggapan
bahwa posyandu
lansia sebagai
sarana untuk
berobat
4. Kurangnya minat
lansia untuk
mengikuti
posyandu lansia
jika tidak
diberikan hadiah

Tabel 4.12 Analisis Penyebab Masalah


No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Sulitnya mobilisasi lansia  Menjalin kerjasama lintas program (poli lansia) untuk
menuju posyandu lansia pelaksanaan posyandu lansia seperti dengan posbindu di
setiap RW untuk bisa menjaring lansia terdekat yang
susah mendapatkan akses ke posyandu lansia

 Mengadakan pertemuan dengan kader lansia untuk


merundingkan mengenai masalah penyuluhan, dana dan
transportasi

43
2. Kurangnya kegiatan di  Menjalin kerjasama lintas program (poli lansia) untuk
dalam program posyandu pelaksanaan posyandu lansia seperti puskesmas keliling
lansia  Senam lansia
 Senam jari
 Mengadakan "one day" lansia pada hari lansia nasional
29 Mei 2018

3. Kurangnya partisipasi  Kerjasama dengan kegiatan masyarakat seperti


masyarakat sekitar untuk pengajian, dll
kemajuan program  Membuat brosur posyandu lansia
posyandu lansia

4. Kurang kader yang  Mengadakan pelatihan penggunaan alat medis untuk


terampil semua kader

5. Belum adanya perencanaan  Menjalin kerjasama lintas program seperti posbindu untuk
bagi lansia yang tidak dapat memonitor lansia terdekat yang tidak hadir saat
hadir dilaksanakannya posyandu lansia
 Kerjasama dengan ketua RT maupun RW untuk pelaporan
kondisi lansia yang tidak dapat hadir (terutama yang
disebabkan karena kondisi kesehatan lansia)

6. Banyak lansia yang tidak  Membuat grup WA


membawa KMS  Kerjasama dengan kegiatan masyarakat seperti pengajian, dll

7. Pendataan dan pelaporan  Pembuatan tabel pencatatan


kehadiran lansia  Kerjasama dengan posbindu jika ada lansia yang hadir untuk
dipisahkan pembuatan tabel kehadirannya
8. Evaluasi lansia yang tidak  Kerjasama dengan posbindu jika ada lansia yang hadir untuk
datang dan tindakan lanjut dipisahkan pembuatan tabel kehadirannya
dari puskesmas  Membuat grup WA
 Menjalin kerjasama lintas program seperti posbindu
 Kerjasama dengan kegiatan masyarakat seperti pengajian, dll
 untuk memonitor lansia terdekat yang tidak hadir saat
dilaksanakannya posyandu lansia
 Kerjasama dengan ketua RT maupun RW untuk pelaporan
kondisi lansia yang tidak dapat hadir (terutama yang
disebabkan karena kondisi kesehatan lansia)

9. Kurangnya pengetahuan  Membuat brosur posyandu lansia


masyarakat mengenai pentingnya  Membuat blog tentang posyandu lansia
posyandu lansia  Membuat grup WA
 Mengadakan pertemuan dengan kader lansia untuk
merundingkan mengenai masalah penyuluhan, dana dan
transportasi

44
Penggabungan Alternatif pemecahan masalah
1. Mengadakan penyuluhan
Kurangnya partisipasi
masyarakat sekitar untuk kemajuan program kepada masyarakat dengan
posyandu lansia membuat brosur dan
mengadakan One day lansia 2
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
pentingnya posyandu lansia kali setahun di puskesmas
disertai penyuluhan mengenai
pentingnnya posyandu lansia
Sulitnya mobilisasi lansia
menuju posyandu lansia

2. Mengadakan pertemuan dengan kader


Kurang kader yang terampil
lansia untuk merundingkan mengenai
masalah, dana, transportasi dan
Belum adanya
perencanaan bagi lansia Mencari sponsor untuk kegiatan
yang tidak dapat hadir Posyandu Lansia

3. Menjalin kerjasama lintas program


Kurangnya kegiatan di dalam untuk pelaksanaan posyandu lansia
program posyandu lansia

4. Mengadakan kegiatan senam jari/senam


lansia dan arisan di posyandu lansia

Evaluasi lansia yang tidak datang dan tindakan


lanjut dari puskesmas

Banyak lansia yang tidak membawa KMS 5. Memastikan lansia yang datang ke
posyandu memiliki KMS
Pendataan dan pelaporan kehadiran lansia

45
4.10 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus (M x I x V) / C.
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Dengan nilai 1-5, dimana
semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah. Dengan nilai 1-5, dimana semakin
pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah. Dengan nilai 1-5, dimana semakin
sensitifnya cara penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan. Dengan nilai 1-5,dimana semakin kecil biaya
yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.
Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai
berikut:
A. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dengan membuat brosur dan mengadakan
One day lansia 2 kali setahun di puskesmas disertai penyuluhan mengenai pentingnnya
posyandu lansia
B. Mengadakan pertemuan dengan kader lansia untuk merundingkan mengenai masalah,
dana, transportasi dan Mencari sponsor untuk kegiatan Posyandu Lansia
C. Menjalin kerjasama lintas program untuk pelaksanaan posyandu lansia
D. Mengadakan kegiatan senam jari/senam lansia dan arisan di posyandu lansia
E. Memastikan lansia yang datang ke posyandu memiliki KMS

Tabel 4.11 Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Penyelesaian Nilai Kriteria Hasil akhir


Urutan
Masalah M I V C (M x I x V) / C
A 4 3 4 2 24 I
B 3 5 5 5 15 IV
C 4 4 3 3 12 V
D 4 4 4 4 16 II
E 4 4 4 4 16 III

46
Setelah penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab
kendala yang dihadapi oleh Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dengan membuat brosur dan mengadakan
One day lansia 2 kali setahun di puskesmas disertai penyuluhan mengenai
pentingnnya posyandu lansia
2. Memastikan lansia yang datang ke posyandu memiliki KMS
3. Mengadakan kegiatan senam jari/senam lansia dan arisan di posyandu lansia
4. Mengadakan pertemuan dengan kader lansia untuk merundingkan mengenai masalah,
dana, transportasi dan Mencari sponsor untuk kegiatan Posyandu Lansia
5. Menjalin kerjasama lintas program untuk pelaksanaan posyandu lansia

47
BAB V
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

5. 1 Rancangan Diagnostik Komunitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan mendeskripsikan
serta menganalisis data dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran mengenai suatu
gambaran secara objektif.
1. Data Kuantitatif : Data kuantitatif diperoleh dari dokumen Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara.
2. Data Kualitatif : Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan Lansia dan
keluarga di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara.

5.1.1 Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan berupa metode survei dengan tujuan membuat
penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaran suatu program dan hasilnya digunakan
untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut sehingga diharapkan tujuan dari
program tersebut tercapai kepada masyarakat.

5.2 Indikator Keberhasilan


Indikator target pencapaian kunjungan posyandu lansia mencapai 80% dari total
keseluruhan jumlah lansia pada Kelurahan Petukangan Utara. (KEMENKES)

5.3 Lokasi dan Waktu


Lokasi : Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Kelurahan Petukangan Utara (Puskesmas,
Posyandu lansia, Posbindu)
Waktu : April 2018 – Mei 2018 dengan megevaluasi program Posyandu Lansia di wilayah
Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara

5.4 Target sasaran evaluasi program


5.4.1 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Consecutive Sampling, dengan :

48
a. kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Warga laki-laki dan perempuan yang berumur >60 tahun
2. Bertempat tinggal tetap di Kelurahan Petukangan Utara
3. Bersedia diwawancara
b. kriteria eksklusi
1. Warga dengan usia kurang dari 60 tahun
2. Warga yang menolak diwawancara

5.4.2 Besarnya sampel


Untuk memperkirakan banyaknya sampel yang diperlukan maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut

𝑍𝛼 2 × 𝑝 × 𝑞
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑓𝑖𝑛𝑖𝑡𝑒 → 𝑛0 =
𝑑2
𝑛0
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑖𝑛𝑖𝑡𝑒 → 𝑛 = 𝑛
(1 + 𝑁0 )

Keterangan:
𝑛0 : jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
𝑍𝛼 : tingkat kemaknaan dikehendaki adalah 95%, dengan nilai 1.96
𝑝 : presentase program Posyandu Lansia di kelurahan Petukangan Utara 5% (0,05)
𝑞 : 1 − 𝑝 didapatkan 0,95
𝑑 : kesalahan absolut yang dapat diterima, berdasarkan pustaka yang ada pada studi ini
digunakan 5% (0,05)
N : Jumlah populasi ditempat penelitian. Berdasarkan data yang di dapat dari Puskesmas,
didapatkan jumlah penduduk usia >60 tahun.
𝑍𝛼2 ×𝑝×𝑞
𝑛0 = 𝑑2
= (1,96)2 x 0,05 x ( 0,95)
0,052
= 0,185269
0,0025
= 74
𝑛0
𝑛= 𝑛0
(1+ )
𝑁

49
= 74
1,092

= 67

Dengan perkiraan drop out 20%, jadi besar sampel yang di butuhkan adalah:
n = 67 x 20 = 13
100
Dengan demikian maka besar sampel minimal adalah 13 orang.

5.5 Analisis Komunitas


Data hasil kegiatan yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan kemudian
dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Masalah pada evaluasi program ini
merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang dari 100% ataupun lebih dari 100%
berdasarkan SPM. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan dengan
menerapkan metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah dilakukan identifikasi
masalah selanjutnya ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon
Kuantitatif. Dari beberapa masalah tersebut, kemudian diambil salah satu program bermasalah
dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan dengan pendekatan sistem yang diawali dari input yang
meliputi 5M, yaitu man, money, method, material, market, kemudian dilanjutkan dengan proses
yang meliputi fungsi manajemen (P1, P2, P3) yang terangkum dalam Fish Bone Analysis,
sehingga didapatkan output. Input dan proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data
kemudian diolah untuk mengidentifikasi dan mencari penyebab masalah lalu ditentukan
alternatif pemecahan masalah. Metode kriteria matriks (MIV/C) digunakan untuk membantu
menentukan prioritas pemecahan masalah. Setelah pemecahan masalah terpilih, dibuat rencana
kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action) dan diaplikasikan pada subjek penelitian.

50
Tabel ??. Plan Of Action

No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Jenis Kegiatan Tolak ukur
Pelaksanaan Kegiatan
1  Kader Setiap bulan Tidak ada
 Dokter
Muda
 Tenaga
Kesehatan
2  Dokter Setiap bulan
Muda
 Kader

3  Dokter Setiap bulan


Muda
 Kader

51
BAB VI
HASIL DIAGNOSTIK KOMUNITAS

6.1 Evaluasi Data Kualitatif


Pada tanggal 15 Mei 2018, telah dilaksanakan plan of action berupa penyuluhan dan
wawancara mengenai Posyandu lansia dan Penyakit yang berkaitan dengan di posyandu Lansia
RW 03 yang berada dalam kawasan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara. Responden yang
diambil sebanyak ? orang yang terdiri dari Lansia. Dari responden tersebut sebagian besar
berusia ? tahun (), sisanya berusia ? tahun (). Sebagian besar responden adalah perempuan (),
sisanya laki-laki (). Sebagian responden tidak bersekolah (), sisanya tingkat pendidikan
responden adalah SD (), SMP (), SMA (). Kegunaan wawancara ini adalah untuk mengetahui
seberapa pentingnya kunjungan Posyandu Lansia untuk pemeriksaan kesehatan dan untuk
mengetahui pengetahuan tentang penyakit penyerta yang sering terjadi pada Lansia.
Usia Jumlah Persentase (%)
(tahun)
Laki-laki
Perempuan
Total
Tabel 33 Karakteristik jenis kelamin
responden

Usia Jumlah Persentase (%)


(tahun)

Total
Tabel 34. Karakteristik umur responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
(PT)
Total
Tabel 35. Karakteristik tingkat pendidikan responden

52
Dari wawancara dengan partisipan, dapat diketahui bahwa sebagian partisipan tidak
banyak yang mengetahui tentang posyandu lansia sehingga menurut para partisipan lansia tidak
harus memeriksakan kesehatannya. Contohnya adalah seperti kuotasi partisipan di bawah ini :

( dimasukin contoh jawaban dari lansia yang sudah diwawancara)

6.2 Evaluasi Intervensi Kegiatan

53
BAB VII
REKAPITULASI HASIL

Angka Kunjungan Lansia tahun 2018 di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara sebesar
5%. Angka ini lebih rendah dari target Puskesmas yaitu 80%. Setelah dilakukan pemilihan
prioritas masalah didapatkan program Kunjungan Posyandu Lansia adalah prioritas utama
masalah yang harus diselesaikan di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara. Telah dilakukan
evaluasi program Kunjungan Posyandu Lansia secara menyeluruh dan telah dilakukan juga
intervensi komunitas. Intervensi kegiatan yang telah dilakukan adalah ?????.
Kurangnya pengunjung pada Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Kelurahan
Petukangan Utara disebabkan oleh karena banyak faktor. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kurangnya pengunjung yaitu faktor dari masyarakat, faktor dari pihak kader, maupun faktor dari
sistem Posyandu Lansianya sendiri.
Faktor dari masyarakat yaitu ?????
Kemudian ditinjau dari pihak kader yaitu kurangnya sumber daya manusia atau tenaga
kerja, karena menjadi kader Posyandu Lansia merupakan pekerjaan sukarela sehingga tidak
banyak kader yang mau menjalankan kegiatan tersebut, kemudian skill kader dalam hal
konseling dan hal menjelaskan manfaat dan tujuan dari Posyandu Lansia ke masyarakat juga
masih kurang. Sosialisasi seperti pemberitahuan tentang adanya kegiatan Posyandu Lansia,
seperti lokasi, dan waktu pelaksanaan juga masih kurang. Karena kegiatan Posyandu Lansia
berbasis masyarakat, maka memang harus melibatkan banyak pihak dan juga kesadaran dari
masing-masing warga.
Jika dilihat dari sistem nya sendiri juga masih kurang, karena hanya beberapa kader yang
masih menjalankan kegiatan Posyandu Lansia secara rutin. Masalah yang paling mendasar
adalah tentang pembiayaan dari Posyandu Lansia itu sendiri. Karena kegiatan tersebut
memerlukan beberapa alat kesehatan. Serta kurangnya koordinasi dari setiap kadernya juga
merupakan faktor yang mempengaruhi konsistensi kegiatan Posyandu Lansia.
Saran
Berdasarkan hasil observasi selama melakukan evaluasi program, beberapa hal yang dapat
kami sarankan demi kemajuan dan peningkatan dari program ini adalah:
-

54
6.1.2 Data Univariat Responden

Wawancara Dengan Responden


Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh responden, didapatkan beberapa alasan
mengapa responden tidak berkunjung ke posyandu lansia.
Alasan pertama, responden merasa tidak mendapat informasi bahwa terdapat posyandu
lansia di RW03“Maaf, saya tidak tahu kalo ada posyandu lansia tiap bulannya, setahu saya
hanya ada di puskesmas.”
Kedua, responden merasa sudah mendapatkan informasi tentang posyandu lansia, namun
pasien tidak dapat berkunjung karena sibuk dengan pekerjaannya. “Iya posyandu yang di
mushola RW 3 dibelakang bukan? Iya saya tahu tapi saya harus jaga toko di rumah saya.”
Ketiga, responden mendapatkan informasi, namun karena lokasi sangat jauh responden
malas untuk datang. “saya tahu tapi rumah saya jauh dan tidak ada yang mengantar”
Keempat responden tidak dapat datang karena sibuk untuk mengurus cucu, “Maaf
dirumah anak saya kerja dan saya harus mengurus cucu.”
Dilihat dari keempat alasan tersebut maka pihak kader dan puskesmas dapat mengetahui
masalah kekurangan kunjungan lansia ke posyandu lansia

Wawancara dengan Petugas puskesmas (Dokter)


Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas puskesmas dan dengan lansia yang
berkunjung didapatkan poin-poin sebagai berikut :
1. Petugas sudah memberikan informasi mengenai pelayanan lansia, pelayanan posyandu
lansia,pengurus dan kegiatan posyandu lansia.
2. Didapatkan respon lansia yang beragam diantaranya ada yang tertarik datang bulan
depan, ada yang menolak karena pekerjaan, dan ada yang sudah bersedia namun masih
memikirkan transportasi.
3. Belum terdapatnya kegiatan tambahan yang beragam untuk menarik lansia datang.

55
6.2 Evaluasi Intervensi Kegiatan
6.2.1 Inovasi penyampaian informasi (Konseling

DAFTAR PUSTAKA

56
1. Anis Ika Nur, et al. Kualitas Hidup Lanjut Usia. Jurnal Keperawatan, 2015, 3.2.
2. Pusat Data RI, Informasi Kementerian Kesehatan. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di
Indonesia. 2016.
3. Badan Pusat Statistik. Statistik penduduk lanjut usia. Jakarta (ID): BPS, 2015.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 tentang rencana aksi nasional kesehatan lanjut usia
tahun 2016-2019. 2016.
5. Wijayanti. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Lansia di RW 03 RT
05 Kelurahan Tegalsari Kecamatan Candisari. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan
Permukiman, 2008, 7.1: 38-49.
6. Dien GA. Pengukuran Aktfitas Fisik pada Usia Lanjut. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 2008, 3.1: 38-42.
7. Mulyadi, Yullie. Pemanfaatan posyandu lansia di Kota Pariaman. Kesmas: National
Public Health Journal, 2009, 3.5: 224-228.
8. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67
tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
9. Depkes RI. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan.
Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga. 2006
10. Notoatmodjo. S. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.2010
11. Pertiwi, Herdini W. Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kehadiran lanjut
usia di posyandu lansia. Jurnal Bidan Prada, 2013.
12. Wahyuni, Indah Dwi; AINY, Asmaripa; RAHMIWATI, Anita. Analysis of Elderly
Participation in Health Development Activities at the Working Area of Puskesmas Sekar
Jaya Ogan Komering Ulu. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2016. 7.2: 96-107.
13. Kusumawati, Yuli. PENGEMBANGAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA
ANTHURIUM DI SURAKARTA. Warta LPM, 2017, 19.2: 125-133.
14. Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara 2017
15. Laporan Bulan Januari sampai Maret Puskesmas Petukangan Utara 2018

57

Anda mungkin juga menyukai