Stanley Ferdinandus PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANEKSI V0L 5, NO.

2, DESEMBER 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DESA PAPERU MENJADI DESA WISATA


DI KECAMATAN SAPARUA, KABUPATEN MALUKU TENGAH

Stanley Ferdinandus1)., Febiyola Wijaya2)


1,2)
Politeknik Negeri Ambon
1)
Email : [email protected]
2)
Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi pariwisata dan menciptakan strategi pengembangan desa
Paperu sebagai desa wisata berbasis masyarakat. Penelitian yang dilakukan di Negeri Paperu ini merupakan
penelitian kualitatif dengan melakukan survey dan wawancara dengan dengan masyarakat Negeri Paperu untuk
mengetahui potensi yang dimiliki, serta memetakan potensi tersebut untuk mengetahui strategi pengembangan
pariwisata negeri. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi pemerintah desa untuk
bisa mengatur dan lebih mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki Negeri Paperu, yang sekaligus akan
meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Negeri Paperu.

Kata kunci: Pariwisata, Strategi

1. PENDAHULUAN pendapatan masyarakat diluar aktifitas mereka sehari-


1.1. Latar Belakang hari.
Indonesia menempatkan pariwisata sebagai sektor Negeri Paperu (Tounusa Amalatu) merupakan
unggulan, karena pariwisata telah memberi dampak Negeri yang berada di Pulau Saparua Kecamatan
positif terhadap penyediaan lapangan kerja dan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Secara Geografis
perolehan devisa. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang Negeri Paperu membujur dari utara ke selatan dengan
secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat luas 1 Km per segi. Disebelah utara dari Negeri paperu
sehingga membawa berbagai dampak terhadap terdapat pantai waisisil yang hampir sudah dikenal
masyarakat setempat. Suwantoro (2002) seluruh dunia. Dibagian utara Negeri Paperu berbatasan
mengemukakan bahwa wisata alam adalah bentuk dengan kota Saparua – Tiouw, disebelah selatan Negeri
kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi Paperu berbatasan langsung dengan Negeri Booi,
sumberdaya alam dan tata lingkungan. Wisata alam disebelah timur berbatasan dengan teluk Saparua, dan
meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan disebalah barat berbatasan dengan Haria Gunung.
rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi Adapun luas wilayah pemukiman Negeri Paperu adalah
sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk sebesar 20.000m2.
asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia. Saat ini Negeri Paperu terkenal kedunia
Akibatnya tempat-tempat rekreasi di alam terbuka yang internasional dengan adanya “Cape Paperu Resort and
sifatnya masih alami dan dapat memberikan Spa” yang dikelola oleh pengusaha asing
kenyamanan sehingga semakin banyak dikunjungi berkebangsaan Swiss. Negeri Paperu memiliki potensi
orang (wisatawan). yang sangat baik dengan pariwisata yang berbasis
Merujuk paparan Ahmad Arison dalam Anonim lingkungan dan pelestarian budaya dan wisata
(2001), potensi desa wisata yakni adat istiadat pantainya. Keunggulan yang dimiliki meliputi
masyarakat setempat sebagai daya tarik wisata seperti: keindahan alam yang masih asri karena lokasi objek
kehidupan sehari-hari, upacara adat, rumah adat, budaya wisata pantai Pohon Batu dan Pantai Wallo yang
dan kesenian asli daerah, makanan minuman tradisional, langsung berhadapan dengan teluk Saparua, selain itu
kekayaan alam, dan lain-lain. Jadi peluang kondisi dan suasana di Negeri Paperu yang asri dan
pengembangan desa wisata sangat besar sebagai upaya tertata rapi dengan hamparan gunung yang menghijau
deversifikasi destinasi wisata dalam konteks subur merupakan paket wisata yang lengkap bagi
pengembangan pariwisata budaya. keluarga. Keramahan masyarakat Negeri Paperu juga
Saktiawan dalam Anonim (2010), mengungkapkan akan turut mendukung meningkatnya kunjungan
unsur penting dalam pengembangan desa wisata adalah wisatawan ke Negeri Paperu.
keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata Kemampuan daya tarik objek wisata ini belum
yang ada di desa tersebut. Masyarakat terlibat langsung begitu luas dikenal masyarakat luas karena pengunjung
dalam kegiatan pariwisata dalam bentuk pemberian jasa masih didominasi dari pulau Saparua dan sekitarnya
dan pelayanan yang hasilnya dapat meningkatkan serta turis manca Negara dari Negeri Belanda, selain itu
7
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

promosi yang belum maksimal, pembangungan sarana 2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)
prasarana pariwisata di pantai-pantai paperu yang belum Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang
berjalan maksimal dan sedikitnya kurangnya perhatian yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya
pemerintah menyebabkan sedikitnya minat masyarakat untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali
untuk berkunjung ke Negeri Paperu sehingga kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
menghambat perkembangan objek wisata Desa ini. menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
Oleh karena itu untuk mengetahui penyebab 3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
sesungguhnya dan memperoleh solusi dalam mengatasi Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya
masalah ini perlu dilakukan analisis dengan memahami keinginan untuk mempelajari adat istiadat,
faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain,
tingkat kunjungan objek wisata di Negeri Paperu. Dari selain itu untuk mengunjungi monumen
uraian di atas, pertanyaan dalam penelitian ini sebagai bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu,
berikut : pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau
1. Bagaimana faktor-faktor eksternal objek wisata untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik,
dalam mempengaruhi kunjungan objek wisata di teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
Negeri Paperu? 4. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism)
2. Bagaimana faktor-faktor internal objek wisata Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
dalam mempengaruhi kunjungan objek wisata di a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan
Negeri Paperu ? karena adanya peristiwa-peristiwa olahraga
3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat besar seperti Olympiade Games, World Cup,
untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah dan lain-lain.
pengunjung objek wisata di Negeri Paperu ? b. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu
pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin
1.2 Tujuan Penelitian berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti
1. Menganalisis faktor-faktor eksternal objek wisata pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan
dalam mempengaruhi tingkat kunjungan objek di lain-lain.
Negeri Paperu. 5. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business
2. Menganalisis faktor-faktor internal objek wisata Tourism)
dalam mempengaruhi tingkat kunjungan objek Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional
wisata di Negeri Paperu. travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
3. Memformulasikan strategi pengembangan yang pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan
tepat yang harus dilakukan oleh pengelola objek kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan
wisata di Negeri Paperu untuk meningkatkan maupun pilihan waktu perjalanan.
jumlah pengunjung. 6. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention
Tourism)
2. TINJAUAN PUSTAKA Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan
2.1. Pengertian Pariwisata ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari
Menurut Spillane (1987), Pariwisata adalah di kota atau negara penyelenggara.
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, 2.1.2. Ciri-ciri Industri Pariwisata menurut Oka A.
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian Yoeti (2008) :
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam 1. Service Industry
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Masing-masing perusahaan yang membentuk
industri pariwisata adalah perusahaan jasa yang
2.1.1. Jenis-jenis Pariwisata masing-masing bekerja sama menghasilkan produk
Jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (1997) adalah barang maupun jasa yang dibutuhkan wisatawan
sebagai berikut : selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya
1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure pada suatu daerah tujuan wisata. Cara berproduksi
Tourism) semacam ini biasa disebut sebagai “product lines”,
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang masing-masing produk melengkapi produk yang
yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk lain untuk memberi kepuasan kepada wisatawan.
berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, Oleh sebab itu pariwisata dapat disebut sebagai
untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk industri jasa. Adapun faktor-faktor produksinya
mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat adalah :
sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan a. Kekayaan alam
alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan b. Modal
dan kedamaian di daerah luar kota. c. Tenaga kerja
8
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

d. Keterampilan hidup
2. Labor Intensive 2. Pentingnya Tenaga Kerja dan Penyediaannya
Yang dimaksud dengan labor intensive pariwisata 3. Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada
sebagai suatu industri yaitu banyak menyerap perluasan kesempatan kerja. Berkembangnya suatu
tenaga kerja. daerah pariwisata tidak hanya membuka lapangan
3. Capital Intensive kerj bagi penduduk setempat, tetapi juga menarik
Yang dimaksud dengan capital intensive adalah pendatang-pendatang baru dari luar daerah, justru
diperlukannya modal yang besar untuk investasi, karena tersedianya lapangan kerja tadi.
akan tetapi di lain pihak pengambilan modal yang 4. Pentingnya Infrastruktur/Prasarana
diinvestasikan itu relatif lama dibandingkan 5. Motivasi yang mendorong orang untuk mengadakan
dengan industri manufaktur lainnya. perjalanan akan menimbulkan permintaan-
4. Sensitive permintaan yang sama mengenai prasarana, sarana-
Industri pariwisata sangat peka sekali terhadap sarana perjalanan dan perhubungan, sarana-sarana
keamanan dan kenyamanan karena wisatawan akomodasi dan jasa-jasa, serta persediaan-persediaan
ingin mencari kesenangan dan tidak mau lain. Industri pariwisata memerlukan prasarana
mengambil risiko mati atau menderita dalam ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal,
perjalanan yang mereka lakukan. pelabuhan, lapangan udara. Di samping itu
5. Seasonal dibutuhkan pula prasarana bersifat public utilities,
Industri pariwisata sangat dipengaruhi oleh musim. seperti pembangkit tenaga listrik, proyek
Saat masa liburan, semua kapasitas habis terjual, penjernihan air bersih, fasilitas olahraga dan
namun saat masa liburan selesai masih banyak rekreasi, pos dan telekomunikasi, bank, money
kapasitas yang tersisa karena sepi pengunjung. changer, perusahaan asuransi, periklanan,
6. Quick Yielding Industry percetakan, dan banyak sector perekonomian
Dengan mengembangkan pariwisata sebagai suatu lainnya.
industri, devisa akan lebih cepat bila dibandingkan 6. Pentingnya Kredit
dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara 7. Faktor-faktor penentu dari pertumbuhan pariwisata
konvensional. Devisa diperoleh langsung pada saat adalah berbagai fasilitas (PMA, PMDN, Kredit
wisatawan menginjakkan kakinya di negara yang Bank, dan lain-lain) yang diberikan oleh pemerintah.
dikunjungi, karena saat itu wisatawan membayar
semua kebutuhannya, mulai dari akomodasi hotel, 2.2. Analisis SWOT
makanan, transportasi lokal, oleh-oleh, hiburan, Fred R. David (2006) mendefinisikan strategi
city sightseeing dan tours. Semuanya dibayar merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
dengan valuta asing, sehingga proses ini dikenal Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan
dengan istilah Invisible Export, yaitu suatu keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
kegiatan memperoleh devisa tanpa mengirim perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki
barang ke luar negeri akan tetapi devisa diperoleh konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta
dari pembelanjaan wisatawan. perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan
internal yang dihadapi perusahaan.
2.1.3. Penawaran Pariwisata
Menurut Spillane (1997), aspek-aspek penawaran 2.2.1. Klasifikasi Strategi
pariwisata terdiri dari : Berikut ini beberapa tipe strategi menurut Fred
1. Proses Produksi Industri Pariwisata R. David, 2006 :
Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai
industri, sebenarnya ditunjang oleh bermacam- 1. STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL
macam usaha yang perlu dikelola secara terpadu Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah
dan baik, di antaranya adalah : perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor,
a. Promosi untuk memperkenalkan objek wisata pemasok, dan/atau pesaing.
b. Transportasi yang lancar 1. Integrasi ke Depan: Strategi ini menghendaki agar
c. Kemudahan keimigrasian atau birokrasi mempunyai kemampuan yang besar terhadap para
d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang distributor atau pengecer.
nyaman 2. Integrasi ke Belakang: Strategi ini merupakan
e. Pemandu wisata yang cakap strategi terhadap pengawasan bahan baku.
f. Penawaran barang dan jasa dengan mutu 3. Integrasi Horizontal: Strategi ini mengacu pada
terjamin dan tariff harga yang wajar strategi yang mencari kepemilikan atau
g. Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang meningkatkan control atas pesaing perusahaan.
menarik 4.
h. Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan
9
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

2. STRATEGI INTENSIF Saparua, tepatnya si Negeri Paperu Kecamatan Saparua


Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif Kabupaten Maluku Tengah.
untuk meningkatkan posisi persaingan yang ada.
1. Penetrasi Pasar 3.2. Jenis dan Sumber Data
Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara
untuk produk/jasa saat ini melalui upaya langsung dari responden melalui daftar kuesioner
pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar yang diajukan kepada responden guna memperoleh
mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, data tanggapan responden mengenai faktor
meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan strategis eksternal dan faktor strategis internal.
promosi penjualan yang ekstensif, atau 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
meningkatkan usaha publisitas. Kantor desa dan kecamatan dan serta sumber
2. Pengembangan Pasar pustaka yang ada.
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan
produk atau jasa yang ada sekarang di daerah yang 3.3. Metode Pengumpulan Data
secara geografis merupakan daerah yang baru. 1. Wawancara , dalam penelitian ini dilakukan
3. Pengembangan Produk dengan bertanya langsung kepada wisatawan dan
Strategi ini bertujuan untuk mencari peningkatan pengelola objek wisata yang ada di Negeri Paperu.
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi 2. Observasi , dalam penelitian ini dengan cara
produk atau jasa saat ini. pengamatan secara langsung di daerah yang
bersangkutan yaitu objek wisata di Negeri Paperu.
3. STRATEGI DIVERSIFIKASI 3. Dokumentasi , dalam penelitian ini dilakukan
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah dengan menggunakan literatur-literatur dari
produk-produk baru. perpustakaan, informasi-informasi tertulis baik
1. Diversifikasi Konsentrik dari instansi terkait maupun berasal dari internet
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk yang berhubungan dengan penelitian untuk
atau jasa baru,tetapi masih saling berhubungan. memperoleh data sekunder.
2. Diversifikasi Horizontal
Strategi ini bertujuan untuk menambah produk 3.4. Alat Analisis
atau jasa baru, yang tidak saling berkaitan untuk 3.4.1. Analisis SWOT
ditawarkan pada para konsumen yang ada Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
sekarang. faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
3. Diversifikasi Konglomerat perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
Strategi ini bertujuan untuk menambahkan produk dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
atau jasa baru yang tidak berkaitan. (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
4. STRATEGI DEFENSIF (Threats) (Freddy Rangkuti, 2005).
Strategi bertahan ini bermaksud untuk melakukan Metode ini digunakan untuk mengetahui metode
tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang strategi pengembangan melalui analisis SWOT dengan
besar(kebangkrutan). cara menganalisis faktor-faktor eksternal (peluang dan
1. Retrencment atau Strategi Turnaround. ancaman) dan faktor-faktor internal (kekuatan dan
Strategi ini bertujuan untuk menghemat biaya agar kelemahan) dengan matriks EFE dan IFE. Matriks
keuntungan dapat dipertahankan. External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk
2. Divestasi menganalisis faktor-faktor yang berupa peluang dan
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual satu ancaman yang dihadapi. Data faktor eksternal dicari
divisi atau bagian dari suatu organisasi dalam untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan
rangka penambahan modal dari suatu rencana persoalan ekonomi, budaya, sosial, lingkungan,
investasi atau menindaklanjuti strategi akuisisi demografi, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan
yang telah diputuskan proses selanjutnya. persaingan pasar. Matriks Internal Factor Evaluation
3. Likuidasi (IFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
Strategi ini dilakukan dengan cara menjual seluruh berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Data
asset perusahaan, secara terpisah-pisah atau faktor internal dicari untuk menganalisis hal-hal yang
sepotong-potong untuk nilai riilnya. Likuidasi berkaitan dengan beberapa fungsional perusahaan,
adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya misalnya dari aspek manajemen, keuangan, sumber
dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional. daya manusia, pemasaran, sistem informasi, dan
3. METODE PENELITIAN produksi.
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah berlokasi di pulau
10
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

4. HASIL DAN PEMBAHASAN bagan (rumah ikan) untuk penangkapan ikan kecil untuk
4.1. Hasil Penelitian dijual kepasar maupun dijual sebagai umpan ikan untuk
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian penangkapan ikan di kapal-kapal besar. Adapun sistem
1. Kondisi Geografis Negeri Paperu. penangkapan ikan di Negeri Paperu pada umumnya
Negeri Paperu (Tounusa Amalatu) merupakan masih bersifat tradisional, dan sebagian besar hasil
Negeri yang berada di Pulau Saparua Kecamatan perikanan desa Paperu masih diperuntukkan untuk
Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Secara Geografis konsumsi rumah tangga, dan sebagian kecill yang dijual
Negeri Paperu membujur dari utara ke selatan dengan di pasar.
luas 1 Km per segi. Disebelah utara dari Negeri paperu
terdapat pantai waisisil yang hampir sudah dikenal Potensi Pariwisata Negeri Paperu
seluruh dunia. Dibagian utara Negeri Paperu berbatasan 1. Cape Paperu Resort and Spa
dengan kota Saparua – Tiouw, disebelah selatan Negeri Cape Paperu Resort and Spa adalah sebuah
Paperu berbatasan langsung dengan Negeri Booi, penginapan yang dimiliki oleh salah seorang warga
disebelah timur berbatasan dengan teluk Saparua, dan Negara asing yang menetap di Indonesia untuk
disebalah barat berbatasan dengan Haria Gunung. melakukan bisnis pariwisata. Pasar diving adalah salah
Adapun luas wilayah pemukiman Negeri Paperu adalah satu komoditi utama yang ditawarkan kepada para calon
sebesar 20.000m2. wasatawan. Sudah begitu banyak wisatawan dari
berbagai Negara yang mengunjungi Cape Paperu dan
2. Kondisi Demografis melakukan aktifitas Diving disana.
Jumlah penduduk Negeri Paperu adalah
sebanyak 1.202 Jiwa dengan 335 kepala keluarga. 2. Pantai Pohon Batu
Adapun mata pencaharian yang diusahakan penduduk Pohon Batu, seperti nama yang sudah diberikan
Negeri Paperu adalah pada sector PNS, TNI/POLRI, oleh masyarakat setempat pantai pohon batu ini
Swasta, Pertukangan Pertanian, dan Perikanan dengan merupakan lokasi yang sering dikunjungi oleh
perincian sebagai berikut; masyarakat yang berada di pulau saparua. Gugusan
karang besar yang berada disekitar lokasi Pantai Pohon
Tabel 4.1. batu memberikan pemandangan yang indah bagi setiap
Mata Pencaharian Penduduk Negeri Paperu pengunjung yang dating kesana. Pemerintah Negeri
No Mata Pencaharian Jumlah Paperu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
1 Pegawai Negeri Sipil 89 orang untuk membangun fasilitas jalan menuju lokasi Pantai
2 Pergawai Swasta 7 orang Pohon Batu, sehingga sekarang dengan menggunakan
3 TNI / POLRI 2 orang mobil atau sepada motor kita bisa langsung menuju
4 Pedagang 5 orang lokasi pantai pohon batu.
5 Pengusaha 5 orang
6 Petani 275 orang 3. Pantai Wallo
7 Nelayan 200 orang Negeri Paperu memberikan pelayanan yang luar
8 Tukang Batu/Kayu 25 orang biasa indahnya ketika kita berkunjung ke Pantai Wallo.
Pantai yang jaraknya tidak jauh dari pantai Pohon Batu
ini memiliki pasir putih yang lembut. Setiap wisatawan
3. Potensi Pertanin
yang berkunjung kesana akan merasa nyaman dan
Komoditi Unggulan sektor Pertanian Negeri
memilih untuk melungkan waktu yang lama di pantai
Paperu Cengkih, Keari dan Pala. Adapun system
pengelolaan atau budidayanya masih bersifat wallo karena suasana yang asri dan sejuh dengan
pepohonan yang tumbuh disekitar pantai wallo.
tradisional, dan diusahakan atau dikelola secara
individual maupun kelompok. Di Negeri Paperu
4. Budaya Adat Meja Gandong
terdapat beberapa kelompok tani yang secara bersama-
Ritual meja gandong adlaah salah satu acara adat
sama mengelola dan mengusahakan tanaman cengkih,
kenari dan Pala. Hasil Pertanian Cengkih dan Pala ini yang dimiliki oleh orang Paperu dan harus dilaksanakan
dijual langsung ke ibu kota kecamatan Saparua, dan oleh masyarakat Negeri Paperu. Acara ini dibuat oleh
orang tua-tua (leluhur) sejak dahulu kala sampai
sebagian besar langsung dijual ke Kota Ambon.
sekarang dan kapanpun. Adat ini dilakukan setelah
perkawinan disahkan oleh lembaga keagamaan maupun
4. Potensi Perikanan
sipil.
Potensi perikanan Negeri Paperu terdapat pada
perairan laut sekitar Negeri Paperu yang masih asri dan
bersih, dengan ekosistem dan jenis hasil laut yang 4.1.2. Analisis SWOT
Berdasarkan faktor-faktor lingkungan internal
cukup beragam, dari berbagai jenis ikan baik besar dan
dan eksternal desa wisata di Negeri Paperu, maka
kecil. Pada perairan pantai Paperu terdapat beberapa
dilakukan analisis SWOT (strength, weakneses,
11
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

opportunities, and threat) yang merupakan strategi berbagai permasalahan yang dimiliki oleh Negeri
alternatif pengembangan desa wisata di Negeri Paperu, Paperu sebagai berikut.
Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Matrik 1. Fasilitas jalan menuju daerah wisata yang kurang
SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif memadai membuat jalan menuju pantai wallo
pengembangan desa wisata sesuai dengan potensi dan harus ditempuh dengan berjalan kaki.
kondisi lingkungan internal dan kondisi lingkungan 2. Tidak adanya pasar agrowisata yang menjual
eksternal yang dimiliki Negeri Paperu. produk hasil pertanian pada saat musim panen.
Berdasarkan setiap strategi dapat dijabarkan dan 3. Kurang adanya kios yang menjual hasil kerajinan
diturunkan berbagai macam program pengembangan sebagai souvenir bagi wisatawan.
yang mendukung pengembangan desa wisata Negeri 4. Kurangnya manajemen pengelolaan.
Paperu. Matriks analisis SWOT desa wisata Negeri Selain penataan lingkungan strategi berikutnya
Paperu dapat dilihat pada Tabel 2. adalah pengelolaan kawasan Negeri Paperu. Dalam
Berdasarkan Tabel 3, strategi yang menggunakan pengelolaanya desa wisata ini kurang berjalan dengan
S-O adalah strategi yang memanfaatkan seluruh baik akibat kurangnya dana dan kesadaran masyarakat
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sehingga menghambat dalam pengembangan Negeri
sebesar-besarnya. Strategi yang perlu dilakukan adalah Paperu sebagai desa wisata. Negeri Paperu perlu
strategi pengembangan desa wisata, mempertahankan menjalin kerjasama dengan pemerintah maupun investor
daya tarik yang ada dan strategi promosi. Strategi dalam pengembangan sebagai desa wisata.
pengembangan desa wisata dilakukan dengan
merancang rute dan paket wisata. Merancang rute yang
dimaksud adalah peta jalan pada jalur tracking bagi
wisatawan. Sehingga wisatawan dapat menempuh
jauh/dekatnya jarak yang akan ditempuh.
Mempertahankan daya tarik yang ada pada kawasan
adalah tindakan pelestarian yang ada sebagai ciri khas
yang dimiliki oleh kawasan dengan beranekaragam daya
tarik yang dimiliki sehingga menarik wisatawan.
Strategi S-T adalah strategi penyuluhan kepada
masyarakat lokal sekitar kawasan Negeri Paperu dan
strategi meningkatkan dan mempertahankan keamanan
di lingkungan Negeri Paperu. Strategi ini muncul dari
adanya kekuatan yang digunakan untuk mengatasi
kelemahan. Strategi penyuluhan kepada masyarakat
lokal dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
bersifat negatif dari adanya pengembangan desa wisata
ini.
Strategi W-O adalah pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan, Strategi
dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana
yang mendukung pada Negeri Paperu dan
mempertahankan kemitraan yang baik. Sarana dan
prasarana yang dapat dikembangkan untuk mendukung
desa wisata pada daerah tersebut adalah dengan adanya
home stay atau rumah singgah, perbaikan jalan,
pembuatan jalur tracking, toilet, information center, pos
keamanan, tempat parkir, pasar agrowisata/ pasar
tradisional, loket, rest area, dan lain sebagainya yang
dapat menunjang kepariwisataan.
Strategi W-T adalah meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman, yang dapat dilakukan
dengan penataan kawasan dan pengelolaan objek serta
memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam
kaitannya sebagai pemandu lokal, dan penguasaan
bahasa asing. Penataan ini juga perlu dilakukan dengan

12
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

Tabel 4.2.
Matriks SWOT
FAKTOR INTERNAL
Kekutan (S) Kelemahan (w)
1. Keindahan sumber daya 1. Sarana dan Prasarana pendukung
alam pariwisata yang kurang
2. Keunikan sumber daya 2. Pertumbuhan infrastruktur informasi yang
alam terbatas dan lamban
3. Kelestarian sumber daya 3. Tidak tersedianya pusat informasi
alam pariwisata
4. Adanya atraksi wisata 4. Ketidak trampilan masyarakat berbahasa
5. Kondisi lingkungan yang asing
sejuk 5. Lemahnya manajemen pengelolaan
6. Aksebilitas 6. Dukungan dana yang kurang
7. Sikap masyarakat 7. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
8. Keamanan lingkungan 8. Kurangnya pemanfaatan SDM sebagai
9. Masyarakat yang ramah pemandu wisata
9. Kurangnya penataan lokasi wisata.
Peluang (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Kunjungan wisatawan • Strategi Pengembangan • Strategi Peningkatan Sarana dan
mancanegara dan Negeri Wisata dan Prasarana Pendukung
nusantara Mempertahankan daya • Mempertahankan kemitraan yang baik
2. Letak strategis dengan Tarik Wisata.
objek wisata lainnya. • Strategi Promosi. 1.Membangun pusat informasi pariwisata.
3. Kepastian hukum 2.Meningkatkan mutu sumberdaya manusia.
4. Konsep pengembangan 1. Membangun Jaringan 3.Mendatangkan ivenstor
pariwisata alami
FAKTOR EKSTERNAL

informasi dan komunikasi 4.Membangun infrastruktur dan fasilitas


5. Suatu kebutuhan wisata Wisata dengan obyek- pariwisata guna menunjang aktifitas
alternative obyek wisata lainnya di wisatawan.
6. Dearah tujuan wisata di Indonesia, terkhususnya
pulau Saparua di Kota Ambon.
7. Terjadinya kerjasama 2. Bekerjasama dengan
Pemerintah, Investor, agen-agen perjalanan baik
Masyarakat, Nelayan dan yang ada di didalam
Petani. Negeri atau diluar Negeri.
8. Dukungan pelaku wisata 3. Meningkatkan kerjasama
9. Otonomi daerah yang antara pemerintah Negeri
diberlakukan dan Pemerintah
10.Nilai budaya masyarakat Kabupaten dan Provinsi.
setempat 4. Membuat website khusus
11.Perkembangan teknologi untuk promosi pariwisata
informasi dan komunikasi di Saparua.

Ancaman (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


1. Persaingan dengan • Strategi penyuluhan • Strategi penataan lingkungan dan
Negeri/Desa lainnya atau kepada masyarakat pengelolaan kawasan wisata
kecamatan lain dalam Negeri Paperu • Strategi pelatihan berbahasa asing dan
pengembangan wisata. • Strategi meningkatkan pemandu wisata kepada masyarakat lokal.
2. Berubahnya pola pikir dan kemanan di lingkungan • Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
perilaku masyarakat. Negeri Paperu dan pentingnya lingkungan & wisata
3. Adanya investor asing Kecamatan Saparua. berkelanjutan.
yang mengabaikan • Meningkatkan • Membangun kerjasama dengan pemerintah
kepentingan masyarakat pemahamanmasyarakat pusat untuk memelihara keamanan

13
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

4. Adanya penduduk akan manfaatketahanan


pendatang sosial budaya.
5. Tercemarnya lingkungan • Mempertahankan
6. Masalah keamanan yang keragaman &menambah
sering terjadi di keragaman atraksi.
kecamatan saparua. – • Mempertahankan
Pertikaian antar kampong. imagekawasan.

5. PENUTUP 1. Dalam pengelolaan desa wisata, Negeri Paperu


5.1. Kesimpulan perlu kebijakan pengelolaan yang cepat dan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terarah, termasuk didalamnya masyarakat
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini pemilik lahan sebagai pengelola yang
adalah: bekerjasama dengan pemerintah Negeri. Agar
1. Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan masyarakat tidak semata-mata hanya dijadikan
analisis faktor eksternal di identifikasikan objek melainkan sebagai subjek. Sehingga dalam
potensi yang dimiliki desa wisata di Negeri pengelolaannya hanya ada satu pintu
Paperu ditinjau dari ; manajemen.
(a) Kekuatan (keindahan SDA, keunikan SDA, 2. Potensi pariwisata yang dimiliki baik berupa
Kelestarian SDA, atraksi wisata, kondisi pesona alam, aktraksi budaya, kerajinan dan
lingkungan yang sejuk, aksebilitas, sikap sejarah harus tetap dijaga dan dilestarikan
masyarakat, pengamanan pihak aparat), keberadaannya.
(b) Kelemahan (sarana dan prasarana, layanan 3. Menciptakan dan meningkatkan rasa sadar
pegawai pemda, keterampilan masyarakat wisata serta rasa memiliki diseluruh lapisan
dalam berbahasa inggris yang fasih, masyarakat di Negeri Paperu, sehingga Negeri
manajemen pengelolaan objek, dukungan Paperu selalu indah dan nyaman untuk
dana, kebersihan lingkungan, pemanfaatan dikunjungi.
SDM sebagai pemandu wisata, dan penataan
lingkungan), DAFTAR PUSTAKA
(c)Peluang (kunjungan wisatawan, letak strategis Arison, Ahmad. 2001. Desa Wisata. [Artikel On-Line].
dengan objek wisata lain, adanya kepastian http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata.
hukum, konsep pengembangan pariwisata Diunduh Tanggal 24 Juli 2011..
alami, lahan pertanian yang dijadikan objek David, Fred R. 2002. Strategic Management. Person
wisata, kebutuhan wisata alternatif, daerah Education Asia Pte.Ltd, Edisi Bahasa
tujuan wisata di Pulau Saparua, terjalinnya Indonesia. Jakarta : PT.Prenhallindo.
kerjasama, dukungan pelaku wisata, otonomi Hasan, M. Iqbal.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi
daerah yang diberlakukan pemerintah, nilai Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia
budaya masyarakat setempat), : Jakarta.
(d) Ancaman (persaingan dengan daerah lain Igunawati, Diana. 2010. Analisis Permintaan Obyek
dalam pengembangan desa wisata, Wisata Tirta Waduk Cacaban, Kabupaten
berubahnya pola pikir dan perilaku Tegal.Skripsi Fakultas Ekonomi Undip,
masyarakat, adanya pedagang acung, adanya Semarang.
penduduk pendatang, dan tercemarnya Iijina, Marina and Linda S. 2004. Analysis of the
lingkungan). Current Situation Inbound Conference
2. Berdasarkan kesimpulan dari matriks SWOT, Tourism in Latvia and its Future
maka prioritas yang dapat dilakukan adalah Development Possibilities. www.google.com.
mengembangkan desa wisata berbasis partisipasi Lundberg, Donald E.,dkk. 1995. Tourism Economics.
masyarakat dan mempertahankan daya tarik Canada.
dengan mempersiapkan paket wisata, Maharani, Dewi Ayu. 2009. Analisis Faktor-Faktor
mempersiapkan rute/peta tracking, dan penataan Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisata
kawasan. Umbul Sidomukti Di Kabupaten Semarang.
Skripsi Fakultas Ekonomi Undip, Semarang.
5.2. Saran Marzuki. 2005. Metodologi Riset (Panduan Penelitian
Adapun hal yang dapat disarankan dari Bidang Bisnis dan Sosial Edisi Kedua).
penelitian ini adalah Yogyakarta : Ekonosia.
Muhammad, Suwarsono. 2004. Manajemen Strategik.

14
JURNAL MANEKSI V0L 5, NO. 2, DESEMBER 2016

Yogyakarta : UPP AMP YKPN.


Nazir, Moh. 1988. Pengantar Metode Penelitian.
Rajawali Press : Jakarta.
Pao, Jay W. 2004. Recent Developments and Prospects
of Macao’s Tourism Industry. www.
Google.com
Pearce/Robinson. 2008. Manajemen
Strategis(Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Saktiawan, 2010. Pentingnya Membangun Partisipasi
Masyarakat dalam Pengembangan Desa
Wisata.[Artikel On-Line].
http://buletinbetungkerihun.wordpress.com.
Diunduh 26 Mei 2012
Sinclair, M Thea and Mike Stabler. 1997. Economics of
Tourism. Routledge, London.
Sobari, Moch. Prihatna,dkk. 2006. “Analisis Permintaan
Rekreasi dan Strategi Pengembangan Wisata
Bahari Pantai Kalianda Resort, Kabupaten
Lampung Selatan”. Buletin Ekonomi
Perikanan Vol VI No. 3 Tahun 2006.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2008. “Metodologi
Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis”.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Spillane, James J.1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah
dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius

15

Anda mungkin juga menyukai