7277 20822 1 PB
7277 20822 1 PB
7277 20822 1 PB
ABSTRAK
Pulau Pari adalah salah satu pulau wisata di Kepulauan Seribu, Kepulauan Seribu Selatan,
DKI Jakarta. Kepulauan Seribu merupakan wilayah perencanaan dan pembangunan wisata
bahari di dalam RIPPARDA (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah)
berdasarkan Perda DKI Jakarta sebagai kawasan pariwisata yang dikembangkan dalam
Wonderful Indonesia. Pulau Pari memiliki keunikan pada fenomena pasang surut-nya yang
menjadi titik wisata menarik disana, dengan karakteristik pantai yang pasir kapur.Potensi
dan daya tarik lain juga ada di adat istiadat di kampung Pulau Pari, dimana warga banyak
yang dari luar pulau yang membawa adat istiadat mereka dan tercampur menjadi adat
istiadat perilaku yang unik.Penulis mengolah data dengan menggunakan analisis-analisis
yang menentukan penataan kawasan wisata di Pulau Pari mau dibawa kemana, dengan
menggunakan analisis kebijakan, analisis lokasi, analisis tapak, analisis konsep ekowisata,
analisis best practice, analisis kegiatan wisata, analisis pasar, analisis kebutuhan ruang.Yang
dari itu menghasilkan rencana penataan kawasan wisata Pulau Pari dengan konsep
ekowisata.Rencana tersebut juga menggunakan konsep ekowisata yang tentunya sesuai
dengan data dan analisis yang dilakukan penulis untuk mengembangkan Pulau Pari menjadi
lokasi wisata yang baik sebagai lokasi wisata unggulan Wonderful Indonesia. Penataan yang
berpotensi baik adalah penambahan rumah makan, restoran dengan konsep untuk
bersantai menikmati pemandangan pesisir utara Pulau Pari. Wisatawan harus memiliki
kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan yang hanya dapat dicegah dengan
kesadaran diri pengunjungnya, fasilitas sudah disediakan dengan baik, hanya
penggunaannya saja yang harus lebih lagi diperhatikan agar penataan Kawasan Wisata
Pulau Pari ini berhasil dengan baik.
ABSTRACT
Pari Island is one of the tourist islands in the Thousand Islands, Kepulauan Seribu Selatan,
DKI Jakarta. The Thousand Islands is a region of marine tourism planning and development
within the RIPPARDA (Planning Regional Tourism Development Master) based on the
Jakarta Regional Regulation as a tourism area developed in Wonderful Indonesia. Pari Island
is unique in its tidal phenomenon which is an attractive tourist point there, with the
characteristics of limestone sand beaches. Other potentials and attractions also exist in
customs in the Pari Island village, where many residents from outside the island carry
customs them and mixed into unique behavioral customs. The author processes the data
using analyzes that determine the arrangement of tourism areas on Pari Island where they
want to be taken, using policy analysis, location analysis, site analysis, ecotourism concept
analysis, best practice analysis, analysis tourism activities, market analysis, analysis of space
requirements. The results of this plan are the arrangement of the Pari Island Tourism Area
with the Ecotourism Concept. The plan also uses the concept of ecotourism which is certainly
in accordance with the data and analysis conducted by the author to develop Pari Island as
a good tourist location as a leading tourist site for Wonderful Indonesia. Potential
arrangement that is good is the addition of restaurants, restaurants with a concept to relax
and enjoy the view of the north coast of Pari Island. Tourism should have an awareness of
the importance of environmental sustainability that can only be prevented by the visitor's
self-awareness, facilities are well provided, only its use should be more more attention to
the arrangement of the Pari Island Tourism Region is successful.
| 1137
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
1. PENDAHULUAN
Sektor Pariwisata adalah salah satu sektor yang paling gencar digunakan untuk
meningkatkan perekonomian negara-negara di dunia, maka dari itu Indonesia juga berupaya
untuk mengunggulkan sektor pariwisata sebagai peningkat perekonomian negara, apalagi
sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat
banyak dan beragam yang sangat potensial untuk dijadikan tempat-tempat rekreasi
pariwisata.Dari hutan, laut, pantai, gunung, semua dapat dijadikan tempat rekreasi, tidak hanya
sumber daya alam saja yang dapat dijadikan tempat rekreasi, tempat-tempat buatan manusia-
pun juga dapat dijadikan tempat rekreasi, seperti; peninggalan sejarah, lokasi-lokasi bersejarah,
wisata kuliner, dll. Hal tersebut bisa dibuktikan dari data pengunjung di Indonesia pada tahun
2017, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata di Indonesia meningkat dari
11.519.275 wisatawan (2016) menjadi 14.039.799 wisatawan (2017). Hal ini dijadikan
pertimbangan besar yang dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pemerintah Indonesia sudah berinisiatif untuk mengembangkan sektor ini, potensi yang
dihasilkan akan sangat besar, tergantung dari kerja sama pemerintah dengan masyarakat agar
Indonesia terus berkembang.Karena itu pemerintah Indonesia menetapkan 10 Destinasi
Pariwisata Prioritas yang terdiri dari Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Danau Toba (Sumatera
Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa
Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Baju
(Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Pulau Morotai (Maluku
Utara).Kesepuluh destinasi ini diharapkan akan membantu meningkatkan perekonomian
Indonesia dan terus berkembang sebagai awal mula berkembangnya sektor pariwisata di
Indonesia. (Media, 2019)
Salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas tersebut yaitu Kepulauan Seribu secara
keseluruhan yang juga sudah diusulkan dan diatur dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).Pada tahun 2015 salah satu pulau di pulau seribu masuk didalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
masuk dalam proyek pengembangan 3 pulau sekelas kepulauan “Maladewa” yaitu Pulau Pari
(Kepulauan Seribu), Pulau Anambas (Kepulauan Riau), Raja Ampat (Papua). (Media, 2019)
Banyak konsep yang dapat dimasukan untuk mengembangkan suatu pulau, salah satunya
dengan konsep Eco Tourism yang dengan sangat mudah diaplikasikan karena konsep yang
berkelanjutan yang berarti akan terus bertahan dalam jangka waktu yang panjang, tentunya
juga mempertahankan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kawasan pariwisata tersebut.Maka
dari itu Kementerian Pariwisata juga mengusulan untuk mengembangkan pariwisata dalam
konsep ini.
2. KAJIAN LITERATUR
Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah secara garis besar adalah perencanaan tata ruang, dari tingkat nasional
sampai, tingkat kota dan kecamatan.Perencanaan wilayah juga berpegang pada pengembangan
peningkatan nilai sosial, ekonomi, dan budaya dengan cara menganalisis potensi dari wilayah
tersebut dan merencanakan penataan wilayah yang baik.Perencanaan serupa yaitu
perencanaan sektoral juga melakukan hal yang sama dalam lingkup sektoral (Inskeep, 1991).
Dalam merencanakan suatu wilayah diperlukannya beberapa teori-teori yang dijadikan
sebagai dasar acuan dalam perencanaan wilayah. Teori perencanaan wilayah merupakan teori
yang menjelaskan bagaimana wilayah tersebut akan berkembang, faktor-faktor yang membuat
wilayah tersebut berkembang dan bagaimana proses perkembangannya.
Konsep Ecotourism
Eco Tourism atau Ekowisata mulai dibentuk ketika timbulnya dampak negatif pada kegiatan
pariwisata (Goodwin, 1997). Dampak negatif ini bukan hanya ditemukan dan dibuktikan oleh
para ahli lingkungan tetapi juga masyarakat dan pembisnis pariwisata itu sendiri. Dampak
| 1138
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
berupa kerusakan lingkungan, pengaruh terhadap budaya lokal secara tidak terkontrol,
berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam
lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat (Weber, 2006). Secara umum objek
kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, tetapi lebih menunjang
nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya khususnya secara
lingkungan dengan cara-cara berikut untuk menimbulkan kawasan wisata yang mencangkup
konsep pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan ketahanan jangka panjang yang
membutuhkan masyarakat – untuk mengelola sumber daya dengan cara yang memenuhi
kebutuhan ekonomi, sosial, budaya dan estetika sambil memastikan keberlanjutan budaya
lokal, habitat alam, sumber daya alam, dan sistem pendukung penting lainnya (Moore, 2005).
3. METODE
Data-data yang dikumpulkan untuk menganalisis objek studi yaitu terdiri dari sejarah
perkembangan Pulau Pari, kebijakan pemerintah Pulau Pari, RDTR Pulau Pari, batas administrasi,
aksesibilitas, daya dukung wisata, jumlah penduduk, kondisi fisik, sarana, prasana,
infrakstruktur, persepsi dan preferensi pengunjung.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi atas metode
pengumpulan data primer dan sekunder. Untuk metode pengumpulan data primer dilakukan
dengan survei lapangan dan wawancara langsung. Untuk metode pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan dokumentasi dan dengan mempelajari jurnal-jurnal dan studi literatur.
Menggunakan metode deskriptif kualitatif, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis kebijakan terkait Pulau Pari, analasis lokasi sekitar Pulau Pari, analisis tapak Pulau Pari,
analisis konsep ekowisata yang dapat diterapkan di Pulau Pari, analisis best practice sebagai
contoh, analisis kegiatan wisata penerapan di Pulau Pari, analisis pasar kebutuhan dan keinginan
pengunjung, analisis kebutuhan ruang untuk menentukan efektivitas ruang di Pulau Pari.
| 1139
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Analisis Lokasi
Pulau Pari berada di Kabupaten Kepulauan Seribu Selatan, Kecamatan Pulau Pari, yang
dikelilingi oleh laut jawa. Pada bagian sebelah utara, timur, dan barat memiliki batas yang sama
yaitu laut lepas dan beberapa pulau-pulau kecil tidak berpenghuni. Untuk bagian sebelah selatan
yaitu adalah bagian baratnya Pulau Jawa yang berkegiatan sebagai Kota Administrasi Jakarta
Utara, Jakarta Barat dan Kabupaten Tangerang.
Cara untuk mencapai Kawasan Wisata Pulau Pari dan ditempuh melalui jalur laut
menggunakan kapal feri tradisional dari pelabuhan Muara Angke atau dapat menggunakan
speedboat dari pelabuhan Marina Ancol.Bilang ingin menggunakan kendaraan pribadi seperti
kapal pribadi, harus melaporkan tujuan keberangkatan pada pelabuhan-pelabuhan setempat.
Pelabuhan Muara Angke sebagai tempat peristirahatan kapal-kapal ke beberapa tujuan, yang
mayoritasnya menuju ke pulau seribu, untuk antar jemput masyarakat dan akses untuk
pengunjung menuju tempat-tempat wisata di Kepulauan Seribu.
Kawasan wisata Pulau Pari ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang ada di Pulau Pari,
puskesmas, musholla dan fasilitas-fasilitas lain dapat diakses dengan jarak kurang lebih sekitar
1-2 km dari Kawasan Wisata Pulau Pari.Untuk fasilitas lain seperti rumah sakit dan masjid tidak
ada di Kawasan Pulau Pari namun dapat diakses melalui pulau-pulau terdekat seperti Pulau
Pramuka, Pulau Tidung, Pulau, Lancang, dan Pulau Untung Jawa.Dalam radius 5 km hanya pulau-
pulau kecil tidak berpenghuni.
| 1140
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Analisis Tapak
Analisis tapak menjelaskan keadaan yang lebih bersifat mikro atau mendalam yang ada
dalam objek studi.Hal ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik objek studi agar
menghasilkan strategi dan solusi untuk penataan kawasan objek studi yang sesuai dengan
konsep yang akan diusung.
Melihat table diatas, dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah penggunaan lahan di
Pulau Pari adalah ruang terbuka hijau, yang juga sebagai daya tarik wisata sebuah pantai yaitu
pemandangan alam yang masih alami.Namun penggunaan lahan eksisting tersebut sedikit
berbeda dari penggunaan lahan yang dicantumkan di RDTR yaitu 50% untuk wisata, 40% untuk
perumahan, dan 10% untuk pemerintahan dan penelitian.
| 1141
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
| 1142
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
| 1143
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Sumber : Penulis,2019
Selain penggunaan lahan dan fasilitas di dalam Pulau Pari, profil bibir-bibir pantai juga perlu
diteliti agar penulis dapat menentukan pantai-pantai mana saja yang berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut.
| 1144
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Sambungan Tabel 3
Pantai -Sedikit pesisir Pantai yang digunakan
bagian -Kedalaman laut 0,5 m LIPI untuk dijadikan
barat -Penuh dengan tempat penelitian dan
daya tembakau tempat penyediaan
Pulau media penanaman
Pari tembakau untuk
pengunjung
| 1145
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Pantai-pantai yang mengelilingi Pulau Pari memiliki karakteristik yang sangat beragam,
dimana setiap bagian-bagian pantai memiliki kegunaannya masing-masing. Ada yang digunakan
untuk infrastruktur, ada juga yang digunakan untuk kepariwisataan, ada juga yang digunakan
untuk penelitian, dll. Hal ini menunjukan bahwa kawasan wisata Pulau Pari dapat digunakan
menjadi apa saja, yang menjadikan kawasan wisata Pulau Pari ini lebih baik lagi.
| 1146
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
dan keinginan wisatawan tentang apa yang akan dikembangkan. Penulis melakukan wawancara
kuisioner selama 4 hari, dibagi waktu 2 kali kunjungan ke Pulau Pari dengan responden yang
bervariasi. Diolah dengan menggunakan metode one sample test dan beberapa crosstabulasi
untuk menentukan kebutuhan dan keinginan pengunjung akan penataan kawasan wisata Pulau
Pari.
Dari diagram diatas dibagi menjadi kuadran-kuadran yang berarti seberapa penting sarana &
prasarana tersebut untuk dikembangkan lebih lanjut, berikut kesimpulan dari diagram cartesius
diatas:
Tabel 4 Analisis Diagram Cartesius Sarana & Prasarana
Klasifikasi Analisis
Dari survey wawancara, pengunjung merasa jaringan internet di Pulau Pari
hanya baik untuk beberapa provider internet seperti indosat dan telkomsel,
selain dari sangat buruk, maka dari itu pengunjung membutuhkan jaringan
internet yang lebih baik untuk semua provider.
Sambungan Tabel 4
Pengunjung merasa warung & rumah makan hanya sedikit, dan tidak
Kuadran A beroperasi sampai malam hari, beberapa pengunjung kesulitan disaat
mencari makan pada malam hari, karena biasanya
pengunjung selesai beraktivitas wisata sampai sore, dan butuh mencari
makan pada malam hari.
Pengunjung merasa air bersih di Pulau Pari masih kurang jernih, dari beberapa
pengunjung merasa bahwa air yang digunakan untuk mandi masih air payau,
hal tersebut masih menjadi masalah bagi beberapa pengunjung.
Kondisi jalan di Pulau Pari sudah cukup baik, menurut pengunjung harus
dipertahankan kondisi jalannya.
Kuadran B
Menurut pengunjung aktivitas wisata di Pulau Pari sudah baik, namun masih
sangat berpotensi besar untuk ditambahkan aktivitas-aktivitas wisata lainnya.
Aksesibiilitas menuju dan dari Pulau Pari masih sangat minim, hal tersebut
Kuadran C membuat pengunjung tidak memiliki banyak pilihan waktu dan hari untuk
pulang. Terbatas dari jadwal kapal yang sudah ditentukan.
| 1147
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Kesimpulan dari hasil kuisioner tentang penambahan fasilitas, mendapatkan semua fasilitas
memiliki cukup bukti bahwa wisatawan setuju tentang penambahan fasilitas-fasilitas
tersebut.Namun dapat dilihat yang memiliki rata-rata tertinggi adalah yang paling dibutuhkan
oleh wisatawan, yaitu penambahan kendaraan umum, penambahan rumah makan/ kuliner,
penambahan pusat souvenir, penambahan kualitas fasilitas telekomunikasi, penambahan
penyewaan olahraga air, dan penambahan lokasi gathering/co working space/ event.Fasilitas
dengan rata-rata tertinggi akan menjadi prioritas utama untuk dikembangkan di kawasan wisata
Pulau Pari.
Fasilitas Fungsi
Toilet Umum Ditujukan untuk menunjang aktivitas yang dilakukan warga dan
wisatawan
Pusat Souvenir Ditujukan untuk memudahkan wisatawan untuk menemukan
souvenir khas Pulau Pari, baik berupa makanan atau produk lainnya
Alat ATM Ditujukan untuk memudahkan warga dan wisatawan untuk transaksi
didalam maupun diluar Pulau Pari
Rumah Makan Ditujukan untuk warga dan wisatawan agar rumah makan di Pulau
Pari lebih beragam dan lebih aktif hingga malam hari
Floating Stage Ditujukan untuk tempat dilaksanakannya event-event dan beberapa
kegiatan lain seperti co working space
Jembatan Ditujukan untuk menjadi tempat penyeberangan yang berguna
untuk spot foto sunrise dan sunset di titik lokasi yang sama
Lapangan Olahraga Ditujukan untuk penambahan aktivitas wisata olahraga untuk
interaksi warga maupun wisatawan
Kegiatan Wisata Air Ditujukan untuk wisatawan yang ingin melakukan wisata air
| 1148
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Setelah diperolah hasil rencana penataan fasilitas di Pulau Pari, penulis menggunakan
proyeksi pengunjung sampai dengan 10 tahun kedepan untuk menentukan kebutuhan ruang
untuk setiap fasilitas agar dapat digunakan sampai 10 tahun kedepan.Dengan rumus
perhitungan prediksi sebagai berikut
Pt = Po.(1+r)t
Prediksi jumlah wisatawan pada tahun terakhir 2029 mencapai 75.033 jiwa/tahun, yang
berarti mencapai 1.442 jiwa/minggu nya. Hal tersebut tentunya akan memaksa kawasan wisata
Pulau Pari terus berkembang untuk menampung demand pasar wisata Pulau Pari untuk
kedepannya.
Total kebutuhan ruang fasilitas-fasilitas penunjang wisata di kawasan wisata Pulau Pari
dibutuhkan 10.388 m2 atau sekitar 1 ha. Selain 1 ha fasilitas penunjang wisata, sisanya adalah
lapang pasir, pesisir, RTH dan objek-objek dekoratif lainnya.
| 1149
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
| 1150
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
Konsep yang akan dibentuk di Kawasan Wisata Pulau Pari sudah sepenuhnya sesuai dengan
prinsip-prinsip ekowisata. Tapi masih ada beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut
dengan bantuan atau kerja sama lebih dari pemerintah, seperti penggunaan biogas dan
pemaksimalan penggunaan
| 1151
Vol. 2, No. 1, ISSN 2685-5631 (Versi Cetak)
April 2020. hlm: 1137-1152 ISSN 2685-6263 (Versi Elektronik)
DAFTAR PUSTAKA
Goodwin. (1997). Terestrial Ecotourism. Planning Sustainable Tourism.
Inskeep. (1991). Tourism Planning. An Intergrated and Sustainable Development Approach.
Media, K. (2019, 10 23). Travel Kompas. Retrieved from Travel Kompas:
https://travel.kompas.com/read/2019/10/23/104726127/apa-itu-10-destinasi-wisata-
prioritas-tugas-lama-untuk-wishnutama?page=all
Moore, A. (2005). Ecotourism Development. A manual for conservation planners and managers.
Poernomosidhi. (2007). Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Tropis.
Rahardjo, A. (2008). Repository unpas. Retrieved from Repository unpas:
http://repository.unpas.ac.id/28995/1/BAB%20II%20Tinjauan%20Teori%20Jadi.pdf
Sandy, I. (1996). Pantai dan Wilayah Pesisir. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
dalam Perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Pesisir.
Weber, D. (2006). Perencanaan Ekowisata. Perencanaan Ekowisata dari teori ke Aplikasi.
| 1152