Kebijakan Pembentukan Komite Farmasi Dan Terapi
Kebijakan Pembentukan Komite Farmasi Dan Terapi
Kebijakan Pembentukan Komite Farmasi Dan Terapi
NOMOR : 179/RSQ/Dir-SK/XII/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI
RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT
BANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit dan melaksanakan Visi dan Misi
Rumah Sakit , maka dipandang perlu untuk dibentuk Komite Farmasi dan Terapi di Rumah
Sakit
b. Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, perlu ditetapkan dengan surat keputusan.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
TU : Membentuk Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit sebagaimana terlampir.
A : Semua pihak yang terkait dalam Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit tersebut wajib
melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
GA : Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit , mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Menyusun program kerja tentang farmasi dan terapi di RS. .
2. Melaksanakan usaha – usaha peningkatan mutu pelayanan farmasi dan terapi di RS.
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Wadir. Pelayanan & Medis.
PAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali.
MA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkandi : Tangerang
Tanggal : 30Desember2016
RUMAHSAKIT TANGERANG
Direktur
TEMBUSAN Yth :
1. Wadir Pelayanan Medis
2. Komite Medis
3. Seluruh Dokter di Rumah Sakit
4. Kepala Bagian Keperawatan
5. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
Pengertian
Komite Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara
para staff medis dengan farmasi sehingga anggotanya terdiri dari para dokter yang mewakili
spesialisasi – spesiliasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit,
serta tenaga kesehatan lainnya.
Ketua komite farmasi dan terapi dipilih dari dokter yang ada jika ada ahli Farmakologi
klinik maka sebagai ketua. Sekretaris Apoteker dari IFRS. Mengadakan rapat secara teratur
sedikitnya 2 (dua) bulan sekali. Untuk RS besar 1(satu) bulan sekali.
1. Tujuan
Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya.
Melengkapi staff fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan
dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebijakan
a. Mengatur penggunaan obat dirumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Memberikan rekomendasi pada pimpinan Rumah Sakit untuk mencapai budaya pengelolaan dan
penggunaan obat secara rasional.
c. Khusus untuk pasien kelas tiga agar menggunakan obat generik.
3. Landasan Hukum
a. KEPMENKES no. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi.
b. Peraturan Presiden RI no 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
c. KEPMENKES no. 631/Menkes/SK/IV/2015 tentang pedoman peraturan internal staff medis di
rumah sakit.
Ketua :
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Anggota :