Darin Fatia
Darin Fatia
Darin Fatia
Oleh:
DARIN FATIA
NIP: 199302132018012002
Disusun Oleh :
Darin Fatia
NIP. 199302132018012002
Mentor Pembimbing
Penguji
ii
ABSTRAKSI
OLEH:
DARIN FATIA, S.E.
Pembuatan monitoring dengan strategi 4DX dapat dijadikan untuk acuan untuk proses
monitoring dan evaluasi di direktorat industri dan distribusi BPKP. Dengan strategi 4DX
ini diharapkan monitoring dan evaluasi bulanan lebih optimal dan juga untuk menerapkan
manajemen risiko dalam mencapai tujuan dir.1.3 secara efisien dan efektif. 4DX (4
Disiplines of Execution) merupakan strategi untuk mengeksekusi suatu rencana menjadi
hasil nyata. Di dalam 4dx terdapat beberapa poin penting, yaitu pertama harus
memahami goal/ sasaran tujuan kita, fokus pada pengukuran hasil yang dikerja,
Menggunakan aplikasi untuk monitoring yang memotivasi seluruh anggota team dan
terakhir adalah menciptakan irama akuntabilitas, memastikan setiap anggota team
berkomitmen menyelesaikan tugasnya masing-masing dengan baik secara efektif dan
efisien. Dalam melakukan kegiatan aktualisasi ini, penulis menerapkan nilai-nilai dasar
profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme Etika Publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi (ANEKA)
iii
KATA PENGANTAR
Darin Fatia
NIP. 199302132018012002
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
9
Peraturan kepala LAN nomor 18 Tahun 2017 tentang penyelanggaraan
pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil Golongan III, ditetapkan bahwa salah satu
jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
profesional seperti tersebut di atas adalah pelatihan dasar. Oleh Karena itu sebagai
peserta diklat yang telah terbentuk dalam diklat pola baru ini maka perlulah membuat
laporan aktualisasi yang sesuai dengan tempat tugas masing-masing peserta diklat
sehingga peserta dapat lebih memahami nilai-nilai dasar profesi ASN. Nilai-nilai dasar
tersebut dikenal dengan “ANEKA”, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Setiap organisasi ingin mampu dan berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam konteks organisasi publik, keberhasilan pencapaian tujuan berarti
keberhasilan menjalankan misi pemerintah ikut serta menggerakkan roda
perekonomian bangsa. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, terdapat risiko yang
menghambat. Risiko dapat berasal dari internal maupun eksternal organisasi. Risiko
dipahami sebagai suatu kejadian yang dapat terjadi dan bila terjadi mempunyai
dampak merugikan serta memiliki kemungkinan terjadi. Munculnya risiko akan
mengganggu pencapaian tujuan organisasi sehingga penerapan manajemen risiko
merupakan hal yang mutlak karena diharapkan dapat mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang.
10
Penerapan manajemen risiko di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) khususnya Pasal 13 ayat
(1). Selanjutnya dari Peraturan Pemerintah tersebut dibuat Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di
Lingkungan Departemen Keuangan yang menyatakan bahwa pimpinan instansi
pemerintah wajib melakukan penilaian risiko.
B. TUJUAN
11
C. RUANG LINGKUP
12
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
13
penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah
serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk
badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan
atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta
akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
4. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan
tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan
pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan
yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga,
audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama
dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
14
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP;
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
15
6. Responsibel
Responsibel adalah sikap seorang yang mengakui adanya tanggung jawab yang
bermula pada dirinya (obligation to act). Ini adalah salah satu sikap yang dipercaya
merupakan komponen dari proses good governance.
2. Struktur Organisasi
16
B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
(ANEKA + WOG, MANAJEMEN ASN, PELAYANAN PUBLIK)
1. Akuntabilitas
17
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :Perencanaan
Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai
dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
18
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas,
nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan
sebagai negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali
dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi
keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan
bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang
positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan
alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua memiliki konsekuensi ke
dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia
dalam keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia
19
terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan
karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata. Selain
kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh semangat
gotong royong. Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu
unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang
mau didasari dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman
yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai
limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui
proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan universal, dengan
menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan. Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi.
Fungsi pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu golongan
atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi
semua pihak. Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada tiga prasyarat dalam pemerintahan yang
demokratis, yaitu : (1) kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah; (2)
kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup kuat
untuk dapat menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien. Secara garis besar,
terdapat dua model demokrasi, yaitu : majoritarian democracy (demokrasi yang lebih
mengutamakan suara mayoritas) dan consensus democracy (demokrasi yang
mengutamakan konsensus atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan demokrasi
konsensus berupa demokrasi permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa membawa
kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
20
5. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka mewujudkan
keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi
masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan
perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam
mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain :
a. perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan;
b. pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan;
c. proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan;
d. dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut (Catalano, 1991). Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada
perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok
berdasarkan nilai nilai dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu. Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang undangan dan etika
pemerintahan.
21
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
22
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk
menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai
dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Efektif.
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur
dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
23
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu :
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan
perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu
1. Jujur. Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli. Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
24
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab. Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras. Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan
daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana. Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan
utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
25
8. Berani. Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
26
7. Managemen ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil
negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar
maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan
profesionalitasnya.Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi
semakin profesional, agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas
bagi masyarakat.
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai, sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, diatur :
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. 3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah,
dan luar negeri, n amun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan
bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana,
sehingga kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
27
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan
c) Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pelayanan Publik
28
Standar pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam peyelenggaraan
pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan. adapun
standar pelayanan yakni meliputi sebagai berikut:
1) Prosedur pelayanan
2) Waktu peyelesaian
3) Biaya pelayanan
4) Produk pelayanan
5) Sarana dan prasarana
6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Syarat pokok petugas pemberi pelayanan:
1) Tingkah laku yang sopan
2) Cara menyampaikan
3) Waktu penyampaian
4) Keramah tamahan
b) Dasar Pelayanan
Dasar-dasar pelayanan terdapat sepuluh hal yang harus diperhatikan agar dapat
membuat penerima layanan menjadi aman, nyaman, dan menyenangkan, antara lain
seperti :
1) Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih.
2) Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyuman.
3) Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah mengenal
satu sama lain.
4) Tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan sikap pembicaraan.
5) Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
6) Bergairah dalam melayani nasabah dan menunjukkan kemampuannya.
7) Jangan menyela atau memotong pembicaraan.
8) Mampu meyakinkan nasabah serta memberikan kepuasan.
9) Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan.
10) Bila belum dapat melayani, beritahu kapan akan dilayani.
29
C. RANCANGAN AKTUALISASI
1. Identifikasi Isu
Sebagai langkah identifikasi isu di atas, pertama isu dianalisa dengan metode
penetapan isu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan). Aktual
artinya isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Problematik artinya
sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks harus segera dicarikan solusi
permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu berkaitan denga berbagai pihak yang
terlibat. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan
masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL, diperoleh hasil analisa isu seperti pada Tabel
2.1.
Kriteria Isu
No. Isu
A P K L
1. Pengumpulan dupak auditor yang masih sering
-
mengalami keterlambatan.
2. Jadwal penggunaan ruang rapat berbenturan dengan
direktorat lain.
3. Perencanaan anggaran kurang sesuai dengan
-
kebutuhan.
4. Penataan arsip masih menggunakan sistem manual
dan belum tertata dengan rapi.
30
5. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi bulanan.
Keterangan:
A: Aktual
P: Problematik
K: Kekhalayakan
L: Layak/Kelayakan
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL di atas, isu nomor (2) , (4)
dan (5) memenuhi semua kriteria APKL. Sedangkan isu nomor (1) tidak memenuhi
kriteria kekhalayakan dan isu nomor (3) tidak memenuhi kriteria aktual dan
kekhalayakan.
Isu nomor (1) Pengumpulan dupak auditor yang masih sering mengalami
keterlambatan memenuhi kriteria Aktual karena benar terjadi di lingkungan Direktorat
Industri dan Distribusi. Isu ini Problematik karena apabila auditor tidak mengumpulkan
daftar usulan penetapan angka kredit maka tidak bisa menduduki pangkat/ jabatan yang
lebih tinggi. Kelayakan karena dupak merupakan kelengkapan penilaian kinerja yang
penting. Tetapi isu ini tidak memenuhi kriteria Kekhalayakan karena isu ini tidak
berdampak pada banyak pihak.
Isu nomor (2) Jadwal penggunaan ruang rapat berbenturan dengan direktorat
lain. Aktual karena isu ini sering terjadi. Problematik karena dilihat dari banyaknya
keluhan dari pegawai mengenai penggunaan ruang rapat yang berbenturan.
Kekhalayakan karena isu ini berdampak pada semua kegiatan yang akan dilakukan
pada setiap pihak. Kelayakan karena mempengaruhi kinerja dari setiap pihak yang akan
menjalani rapat.
Isu nomor (4) Penataan arsip masih menggunakan sistem manual dan belum
tertata dengan rapi. Aktual karena benar terjadi di lingkungan Direktorat Industri dan
31
Distribusi jika dilihat dari penataan yang kurang rapi dan tidak ada back up file di
komputer. Isu ini Problematik karena menimbulkan dampak jika terjadi kehilangan arsip.
Isu ini memenuhi kriteria Kekhalayakan karena dengan hilangnya beberapa arsip, maka
akan berpengaruh terhadap kinerja bagian lain yang membutuhkan arsip tersebut. Isu ini
pula memenuhi kriteria Kelayakan karena dilihat dari fungsi arsip tersebut sangatlah
penting untuk keberlangsungan proses kegiatan sehingga harus segera diatasi.
Isu nomor (5) Belum optimalnya monitoring dan evaluasi bulanan. Aktual karena
belum adanya kegiatan monitoring dan evaluasi bulanan di lingkungan Direktorat Industri
dan Distribusi jika. Isu ini Problematik karena menimbulkan dampak terhadap
pencapaian tujuan visi misi dir.1.3. Isu ini memenuhi kriteria Kekhalayakan karena
menyangkut dengan semua tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakan pegawai di
dir.1.3. Isu ini pula memenuhi kriteria Kelayakan karena monitoring diperlukan untuk
memastikan apakah tugas dan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan sasaran kinerja
pegawai yang telah dibuat.
2. Prioritas Isu
32
Adapun analis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:
33
3. Pemecahan Isu
a. Alternatif Gagasan
Setelah menentukan prioritas isu yang akan dipecahkan, selanjutnya saya akan
menganalisis gagasan pemecahan isu dengan sebelumnya melihat faktor penyebabnya
terjadinya isu.
- pegawai kurang memahami tugas dan kegiatan yang menjadi sasaran kinerja
- pegawai kurang bisa mengatur target waktu untuk menyelesaikan tugas dan
kegiatan dalam perencanaan sasaran kinerja
- Pegawai kurang menganalisa manajemen resiko
- Kurangnya komunikasi antar pegawai di setiap bagian
- Belum adanya alat monitoring bulanan untuk motivasi pencapaian tujuan organisasi
- Belum adanya metode/ mekanisme yang efisien untuk mengkomunikasikan tujuan
organisasi.
Setelah melihat faktor – faktor penyebab belum optimalnya monitoring bulanan,
saya memberikan gagasan penyelesaian isu sebagai berikut :
1. Membuat aplikasi sistem monitoring yang bisa diakses melalui handphone.
2. Pembuatan monitoring dengan strategi 4DX.
3. Membuat form evaluasi bulanan pegawai.
Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah diatas, akan dilakukan analisis
menggunakan Tapisan Mc Namara sebagai berikut:
34
Pembuatan monitoring dengan strategi
2. 4DX 5 5 5 15 I
Keterangan:
Skor 5 : Sangat k,b,l
Skor 4 : k,b,l
Skor 3 : Cukup k,b,l
Skor 2 : Kurang k,b,l
Skor 1 : Tidak k,b,l
35
5. Membuat papan scoreboard
6. Mempersiapkan kegiatan diskusi pembahasan scoreboard
7. Mengevaluasi hasil komitmen dalam scoreboard
4. Rancangan Kegiatan
1. Mengumpulkan data kegiatan auditor sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai.
Tahapan Kegiatan dan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pada kegiatan ini, hal pertama yang akan saya lakukan adalah saya meminta
izin dari atasan terkait dengan kegiatan yang akan saya lakukan. Saya akan
menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dilakukan dengan penuh kerja keras
(Nasionalisme) dan berorientasi pada mutu (Komitmen mutu). Kemudian saya
akan mengidentifikasi surat tugas dari masing-masing auditor dari dir.1.3 dengan
penuh tanggung jawab (Akuntabilitas). Selanjutnya saya menyusun tugas dan
mengelompokannya berdasarkan jenis kegiatan seperti pengawasan, review atau
consulting. Dalam kegiatan ini diperlukan data yang transparan (Akuntabilitas)
sesuai dengan sasaran kinerja masing-masing auditor dengan adil (Anti korupsi).
Output/Hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan Mengumpulkan data kegiatan auditor
sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai adalah data dokumen seluruh kegiatan
auditor.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Mengumpulkan data kegiatan auditor diperlukan untuk memperoleh
informasi dan menganalis resiko kedepannya. sehingga sesuai dengan visi BPKP
untuk menghasilkan auditor internal yang berklas dunia dan meningkatkan
akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
Penguatan Nilai Organisasi
Profesional, dengan mengumpulkan data kegiatan auditor dilandasi
dengan pola pikir, pola kerja dan sikap menurut standar keahlian organisasi.
2. Menentukan target waktu pelaksanaan tugas auditor
Tahapan Kegiatan dan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pada kegiatan ini hal pertama yng akan saya lakukan adalah mengecek
apakah semua tugas auditor sudah terdata. Kemudian yang saya lakukan adalah
36
membuat tahapan-tahapan kegiatan tugas dengan penuh Tanggung Jawab (Etika
Publik). Setelah itu saya membantu membuat target penyelesaian tugas auditor.
Kejelasan Target (Akuntabilitas) disini adalah faktor yang paling penting karena
untuk membiasakan disiplin (Nasionalisme) dalam bekerja dan agar setiap
pekerjaan yang dilakukan terukur dan terarah. Pelaksanaan kegiatan ini juga
dilakukam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Manajemen
ASN)
Output/Hasil
Hasil yang dicapai dari kegiatan menentukan target waktu pelaksanaan
tugas auditor ini adalah tahapan-tahapan kegiatan tugas dan target waktu
pelaksanaan tugas.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Menentukan target waktu pelaksanaan auditor bertujuan agar seluruh
kegiatan terukur dan terarah. sehingga sesuai dengan visi BPKP untuk
menghasilkan auditor internal yang berklas dunia dan meningkatkan akuntabilitas
dan pengelolaan keuangan nasional
Penguatan Nilai Organisasi
Responsibel, dengan adanya target waktu pelaksanaan berarti
mengakui adanya tanggung jawab yang bermula pada diri sendiri.
37
tingkat/ besarnya resiko dan membuat skala prioritas terhadap resiko. Manajemen
resiko ini diperlukan untuk mencegah terjadinya resiko dan menunjang keberhasilan
tugas yang akan dilaksanakan oleh auditor.
Output/Hasil
Hasil yang dicapai oleh kegiatan menganalisis manajemen resiko adalah
informasi dan perspektif kepada dir.1.3 tentang semua profil resiko, perubahan-
perubahan yang akan terjadi saat melaksanakan kegiatan tugas.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Menganalis manajemen resiko merupakan upaya untuk mitigasi resiko,
sehingga sesuai dengan visi BPKP untuk menghasilkan auditor internal yang berklas
dunia dan meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
Penguatan Nilai Organisasi
Integritas, menganalis manajemen resiko mengandung makna
gabungan dari kejujuran, obyektivitas konsistensi dan konsekuensi.
38
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung tata kelola
pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.
39
sesuai dengan visi BPKP untuk menghasilkan auditor internal yang berklas dunia
dan meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
40
Pada tahap ini yang akan saya lakukan pertama kali adalah membahas
keseluruhan tugas masing-masing auditor dan targetnya secara transparan
(Akuntabilitas) dan dapat mempertanggung jawabkan tindakan atas kinerjanya
(Etika publik). Kemudian yang akan saya lakukan adalah perbaikan (Komitmen
mutu) apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan scoreboard.
Selanjutnya melakukan pengambilan foto untuk dokumentasi tanpa diskriminasi
(Nasionalisme) kemudian menyimpulkan hasil akhir diskusi evaluasi dengan penuh
tanggung jawab (Anti korupsi).
Output/Hasil
Hasil yang dicapai dalam kegiatan evaluasi hasil komitmen dalam
scoreboard adalah laporan hasil evaluasi dan dokumentasi hasil kegiatan.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Evaluasi akhir yang dilakukan secara konsisten adalah kegiatan terpadu
dalam rangka pengendalian sehingga sesuai dengan misi BPKP yaitu Membina
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif.
Penguatan Nilai Organisasi
Profesional, dalam mengevaluasi hasil komitmen memperhatikan skill,
knowledge dan attitude.
41
BAB III
RENCANA AKSI
A. Jadwal Aktualisasi
Jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi tertera pada tabel di bawah ini. Berdasarkan pada tabel tersebut kegiatan-kegiatan aktualisasi dilaksanakan
pada tanggal 12 Maret hingga 13 Juli 2018.
Diklat JFA
Persiapan dan ujian JFA
Mengumpulkan data kegiatan auditor sesuai dengan
1
Sasaran Kinerja.
2 Menentukan target waktu pelaksanaan tugas auditor
3 Menganalisis manajemen resiko
4 Mengembangkan alternatif untuk menangani resiko
34
April Mei Juni Juli
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
35
B. Kendala dan Antisipasi
Berdasarkan saran dan masukan dari mentor serta rekan senior di Dir.1.3,
untuk pengerjaan pembuatan monitoring 4DX ini terdapat beberapa perubahan sesuai
dengan wawancara yang di lakukan di awal kegiatan. Perubahan tersebut adalah
dihilangkannya salah satu variabel (membuat papan scoreboard) yang ada di
perencanaan sebelumnya. Pembuatan scoreboard ini dinilai kurang efektif apabila
dilaksanakan di dir 1.3 karena banyaknya pegawai yang aktif di lapangan. Sehingga
solusi untuk monitoring di rubah dengan menggunakan aplikasi link dari google form.
Keunggulan dari aplikasi google form ini adalah anggota tim dapat melaporkan
langsung kepada atasan dimanapun dia berada meskipun tidak sedang di kantor.
Semakin majunya teknologi, google form (berbasis teknologi komputer dan internet)
dinilai lebih efektif karena fleksibel, sistem keamanan bagus, kemudahan pengguna,
penyajian pelaporan lebih mudah dan cepat diterima oleh atasan langsung.
Beberapa kegiatan tidak berjalan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan, ada
yang berlangsung lebih cepat dan ada yang lebih lambat, namun secara keseluruhan
kegiatan dapat terlaksanakan dengan baik.
Adapun kendala dan antisipasi yang ditemui dalam pelaksanaan aktualisasi ini,
antara lain bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
No Nama Kegiatan Kendala Solusi
1. Mengumpulkan data kegiatan Tidak ada kendala Melaksanakan tahapan sesuai
auditor sesuai dengan Sasaran rencana.
Kinerja.
5. Membuat papan scoreboard Banyak pegawai yang bekerja di Membuat google form dan
lapangan. Kesulitan dalam mengisi membagikan link kepada ketua tim
papan scoreboard untuk mengisi form dari aplikasi.
6. Mempersiapkan kegiatan diskusi Papan scoreboard kurang efektif Komunikasi kepada atasan
pembahasan scoreboard yang digunakan langsung tentang cara monitoring
dibuat. pegawai melalui aplikasi platform
google form.
7. Evaluasi hasil komitmen Tidak ada kendala Melakukan sesuai rencana
36
C. Jadwal Konsultasi
Agar ketujuh kegiatan mampu dipantau progressnya oleh coach dan mentor maka
disusun jadwal pelaksanaan konsultasi. Jadwal konsultasi tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
2. Coach
37
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Hasil Aktualisasi
Semua kegiatan telah dirancang sebelumnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Ringkasan realisasi dari masing-masing kegiatan ditampilkan pada Tabel 3.1
5. Membuat google form Kumpulan data survei di web Kumpulan data survei di web
6. Mempersiapkan Dokumen informasi hasil Dokumen informasi hasil
kegiatan diskusi survei dengan diagram dan survei dengan diagram dan
pembahasan google grafik grafik
form
7. Evaluasi hasil Laporan hasil akhir Laporan hasil akhir
komitmen.
38
3 Mengurutkan surat tugas Daftar surat tugas berdasarkan tanggal
berdasarkan tanggal dan no surat dan no surat tugas
tugas
39
Pelaksanaan kegiatan ini menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA. Realisasi
dari setiap nilai tersebut adalah:
Akuntabilitas: Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bentuk dari Kejelasan
target agar dilaksanakan dengan terukur dan terarah
Nasionalisme: Bersungguh-sungguh dalam menganalis urutan proses alur
kerja agar tercapainya target alur kerja yang baik.
Etika Publik: Bekerja sesuai dengan keahlian dan kompetensi dalam
pembuatan alur kerja.
Komitmen Mutu: Memperhatikan ketepatan tujuan dengan sumber daya
yang ada dalam pembuatan alur kerja.
Anti Korupsi: Kegiatan ini merupakan bentuk kedisiplinan dalam pelaksanaan
tugas
Pencapaian Penguatan Nilai- Nilai Organisasi:
Kegiatan ini dapat di terapkan dengan salah satu nilai PIONIR BPKP yaitu
Integritas, dikarenakan alur kerja merupakan fondasi penting di dalam proses
kegiatan yang memerlukan objektivitas dalam pembuatannya dan memiliki
konsekuensi keberlangsungan dalam keseleruhan kegiatan.
40
Akuntabilitas: Dalam menganalis manajemen resiko dibutuhkan partisipatif
dari seluruh auditor
Nasionalisme: Musyawarah merupakan wujud saling menghormati
Etika Publik: Kegiatan ini merupakan bentuk dalam peningkatkan efektivitas
Komitmen Mutu: Melaksanakan pembuatan alur data secara efektif guna
penggunaan data yang ada di sistem aplikasi menjadi tidak tumpang tindih.
Anti Korupsi: Bekerja keras agar menghasilkan kegiatan sesuai rencana
Pencapaian Penguatan Nilai- Nilai Organisasi:
Menganalis manajemen resiko merupakan upaya untuk mitigasi resiko,
sehingga sesuai dengan visi BPKP untuk menghasilkan auditor internal yang
berklas dunia dan meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
41
Komitmen Mutu: Dibutuhkan Kehandalan yang berorientasi mutu pada kinerja
Anti Korupsi: Berani memitigasi resiko
Pencapaian Penguatan Nilai- Nilai Organisasi:
Menganalis manajemen resiko merupakan upaya untuk mitigasi resiko,
sehingga sesuai dengan visi BPKP untuk menghasilkan auditor internal yang
berklas dunia dan meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
42
visi BPKP untuk menghasilkan auditor internal yang berklas dunia dan
meningkatkan akuntabilitas dan pengelolaan keuangan nasional
43
No Proses Kegiatan Bukti Fisik
1 Membahas keseluruhan hasil akhir Laporan hasil akhir
kepada atasan langsung
44
Analisis Dampak
No Kegiatan Nilai-Nilai ANEKA
Penerapan ANEKA Tanpa ANEKA
1 Mengumpulkan data Mengumpulkan data kegiatan auditor Data kegiatan tidak jelas dan tidak
Akuntabilitas:
kegiatan auditor secara bertanggung jawab. sesuai dengan sasaran kinerja
Tanggung jawab.
sesuai dengan masing-masing pegawai.
Sasaran Kinerja. Serius dalam melaksanakan kegiatan Terjadi kesalahan dalam
Nasionalisme :
agar terlaksana sesuai rencana dan pengumpulan data.
Kerja Keras dan disiplin
jadwal.
Sebagai bentuk profesionalitas ASN Pelaksanaan kegiatan akan sulit
Etika Publik:
sebagai abdi negara. dikarenakan tidak memiliki
Profesionalitas
kemampuan.
Sebagai bentuk komitmen bagi ASN Data tidak akurat sehingga
Komitmen Mutu : dalam menghasilkan kegiatan yang monitoring percuma untuk dilakukan.
Berorientasi mutu berorientasi mutu.
3 Menganalisis Dalam menganalis manajemen resiko Sulit melakukan analisis karena yang
manajemen resiko Akuntabilitas: dibutuhkan partisipatif dari seluruh masing-masing auditor lebih
Partisipatif auditor memahami tentang kegiatan dan
resikonya
Nasionalisme : Musyawarah merupakan wujud saling Kesalahpahaman dalam
Menghormati menghormati menganalisis resiko
Etika Publik: Kegiatan ini merupakan bentuk Tidak selesainya kegiatan sesuai
Efektif dalam peningkatkan efektivitas dengan rencana yang ditetapkan
Komitmen Mutu : Mewujudkan kerja yang efektif dan Terjadinya kesalahan seharusnya
Efektif efisien tidak diperlukan.
Anti Korupsi: Bekerja keras agar resiko dapat Resiko tidak dapat dimitigasi sejak
Kerja keras terdeteksi sejak dini dini.
4 Mengembangkan Alternatif untuk menangani resiko Resiko tidak dapat dimitigasi dan
alternatif untuk Akuntabilitas: dibuat secara jelas agar dapat menjadi lebih besar
menangani resiko Kejelasan dilakukan secara efektif
Nasionalisme : Kegiatan ini merupakan bentuk kerja Monitoring tidak dapat dilaksanakan
keras, kecintaan terhadap tanah air secara maksimal.
Kerja keras
yang menjunjung kepentingan
45
bersama
Anti Korupsi: Berani dalam menentukan langkah Proses kegiatan kegiatan terhambat
Berani untuk memitigasi resiko karena mengabaikan resiko
5 Membuat google Merupakan pertanggung jawaban Hasil kegiatan tidak sesuai dengan
form Akuntabilitas: terhadap rencana kegiatan yang perencanaan
Pertanggungjawaban disusun
Nasionalisme : Teliti melakukan pembuatan google Google form tidak sesuai dengan
Cermat form dari ini. kebutuhan
Etika Publik: Pembuatan google form ini dapat Google Form tidak dapat di mengerti
Bertanggungjawab diimplementasikan ke kenyataan. oleh pengguna.
Pembuatan google form Terjadinya duplikasi atau
Komitmen Mutu :
mempermudah proses monitoring penggandaan data di sistem.
Efektif
secara efektif
Anti Korupsi: Mandiri dalam pelaksanaan kegiatan Google Form hanya dipahami oleh
Mandiri beberapa orang sehingga data output
tidak lengkap
6 Mempersiapkan Akuntabilitas: Kegiatan evaluasi dilaksanakan Aplikasi google form yang dibuat
kegiatan diskusi Integritas dengan penuh Integritas tidak sesuai dengan kebutuhan
pembahasan google
form Nasionalisme : Musyawarah dan menghormati Susahnya mendapatkan mufakat
Musyawarah keputusan bersama dalam diskusi
46
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian capaian hasil aktualisasi maka dapat disimpulkan:
1. Seluruh nilai ANEKA dapat diterapkan pada semua kegiatan yang telah disusun.
2. Nilai-nilai ANEKA berkontribusi terhadap visi dan misi BPKP.
3. Nilai-nilai ANEKA berkontribusi terhadap nilai-nilai organisasi BPKP yaitu:
Profesional, Integritas, Orientasi pada pengguna, Nurani dan akal sehat,
Independen, dan Responsibel.
4. Berdasarkan analisis dampak yang telah di lakukan, dapat disimpulkan penerapan
nilai-nilai ANEKA pada setiap kegiatan akan meningkatkan pencapaian menjadi
lebih optimal.
B. Saran
Berdasarkan pada kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, penerapan
nilai-nilai ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi) dan memahami peran dan kedudukan ASN (whole of government,
manajemen ASN, dan pelayanan publik) sangat penting untuk diterapkan di setiap
kegiatan/aktivitas kantor agar output yang di hasilkan dapat menjadi lebih optimal dan
juga setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) harus benar-benar meresapi nilai-nilai
ANEKA dan menjiwai peran dan kedudukan ASN sehingga nantinya dapat
meningkatkan kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang Whole of
Goverment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
48
Nama : Darin Fatia
Unit Kerja : Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman. Direktorat Industri dan
Distribusi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Identifikasi Isu : 1. Pengumpulan dupak auditor sering mengalami keterlambatan
2. Jadwal penggunaan ruang rapat berbenturan dengan direktorat lain
3. Perencanaan anggaran kurang sesuai dengan kebutuhan
4. Penataan arsip masih menggunakan sistem manual dan belum tertata rapi
5. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi bulanan
Isu yang diangkat : Belum optimalnya monitoring dan evaluasi bulanan
Gagasan Pemecahan Isu : Monitoring dengan strategi 4DX.
1. Mengumpulkan data 1. Meminta persetujuan dari Data dokumen Akuntabilitas Mengumpulkan data Profesional, dengan
kegiatan auditor atasan Mengidentifikasi surat tugas dari kegiatan auditor mengumpulkan data
sesuai dengan 2. Identifikasi Surat Tugas dari masing-masing auditor dari dir.1.3 diperlukan untuk kegiatan auditor
Sasaran Kinerja. masing-masing pegawai di dengan penuh tanggung jawab. memperoleh informasi dilandasi dengan
dir.1.3 Nasionalisme dan menganalis resiko pola pikir, pola kerja
3. Menyususun tugas dan Pengumpulan data merupakan kedepannya. sehingga dan sikap menurut
kegiatan bentuk kerja keras dan disiplin. sesuai dengan visi standar keahlian
4. Mengurutkan surat tugas Etika Publik BPKP untuk organisasi
berdasarkan tanggal dan no Sebagai bentuk Profesionalitas ASN menghasilkan auditor
49
surat tugas sebagai abdi negara internal yang berklas
Komitmen mutu dunia dan meningkatkan
Sebagai bentuk komitmen bagi ASN akuntabilitas dan
dalam menghasilkan kegiatan yang pengelolaan keuangan
berorientasi mutu nasional
Anti korupsi
Merupakan bentuk pembagian
pekerjaan dengan adil dan tidak
diskriminatif.
2. Menentukan target 1. Mengecek surat Tugas Data target waktu Akuntabilitas Menentukan target Responsibel, dengan
waktu pelaksanaan masing- masing Auditor dan tahapan Pelaksanaan kegiatan ini merupakan waktu pelaksanaan adanya target waktu
tugas auditor 2. Analisis urutan proses alur pelaksanaan bentuk dari Kejelasan target agar auditor bertujuan agar pelaksanaan berarti
kerja dalam kegiatan kegiatan tugas dilaksanakan dengan terukur dan seluruh kegiatan terukur mengakui adanya
auditor auditor terarah dan terarah. sehingga tanggung jawab
3. Membantu menentukan Etika Publik sesuai dengan visi yang bermula pada
target penyelesaian Bekerja sesuai dengan keahlian dan BPKP untuk diri sendiri.
kegiatan auditor kompetensi dalam pembuatan alur menghasilkan auditor
kerja sistem. internal yang berklas
Nasionalisme dunia dan meningkatkan
Bersungguh-sungguh dalam akuntabilitas dan
menganalis urutan proses alur kerja pengelolaan keuangan
agar tercapainya target alur kerja nasional
sistem yang baik.
Komitmen Mutu
Memperhatikan ketepatan tujuan
dengan sumber daya yang ada
dalam pembuatan alur kerja.
Anti Korupsi
Kegiatan ini merupakan bentuk
kedisiplinan dalam pelaksanaan
tugas
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas sesuai
50
ketentuan perundang2an
3. Menganalisis 1. Analisis berjalannya alur Informasi & Akuntabilitas Menganalis manajemen Integritas,
manajemen resiko proses dalam kegiatan perspektif profil Dalam menganalis manajemen resiko resiko merupakan upaya menganalis
auditor resiko dan skala dibutuhkan partisipatif dari seluruh untuk mitigasi resiko, manajemen resiko
2. Membantu Identifikasi prioritas resiko auditor sehingga sesuai dengan mengandung makna
resiko-resiko yang bisa Etika Publik visi BPKP untuk gabungan dari
muncul. Kegiatan ini merupakan bentuk menghasilkan auditor kejujuran,
3. Pengumpulan data dalam peningkatkan efektivitas internal yang berklas obyektivitas
Nasionalisme dunia dan meningkatkan konsistensi dan
Musyawarah merupakan wujud saling akuntabilitas dan konsekuensi.
menghormati pengelolaan keuangan
Komitmen Mutu nasional
Mewujudkan kerja yang efektif dan
efisien
Anti Korupsi
Merupakan bentuk kerja keras
4. Mengembangkan 1. Analisis penyebab data alternatif Akuntabilitas Mengembangkan Orientasi pada
alternatif untuk terjadinya resiko untuk Alternatif untuk menangani resiko alternatif untuk pengguna, upaya
menangani resiko 2. Menyusun rencana strategi mengantisipasi dibuat secara jelas agar dapat menangani resiko sesuai untuk menangani
pengendalian terhadap resiko yang sudah dilakukan secara efektif dengan misi BPKP untuk resiko yang
resiko diukur dan Etika Publik Menyelenggarakan dilakukan
3. Menentukan bagaimana dihitung Berdaya guna dan berhasil guna pengawasan intern merupakan untuk
menangani resiko Nasionalisme terhadap akuntabilitas kebutuhan pihak
(menghindari, mengurangi, Kegiatan ini merupakan bentuk kerja pengelolaan keuangan auditee.
memindahkan atau keras, kecintaan terhadap tanah air dan pembangunan
menerima) yang menjunjung kepentingan nasional
bersama
Komitmen Mutu
Dibutuhkan Kehandalan yang
berorientasi mutu pada kinerja
Anti Korupsi
51
Berani memitigasi resiko
5. Membuat google 1. Menyiapkan daftar Scoreboard Akuntabilitas Membuat papan Independensi, berarti
form pertanyaan di dalam google Merupakan pertanggung jawaban scoreboard untuk dalam mengisi
form terhadap rencana kegiatan yang memotivasi auditor untuk google form netral
2. Menuliskan daftar ketua tim, disusun melaksanakan tugasnya tidak berpihak
tanggal surat tugas dan Etika Publik sesuai dengan apa yang kepada pihak
perihal surat tugas. Sportifitas dan mendorong tertulis di scoreboard. manapun
3. Salin dan tempel link URL keseteraan dalam pekerjaan sehingga sesuai dengan
google form Nasionalisme visi BPKP untuk
Saling menghormati dan disiplin menghasilkan auditor
Komitmen Mutu internal yang berklas
Membangun komitmen pegawai dunia dan meningkatkan
untuk jangka panjang akuntabilitas dan
Anti Korupsi pengelolaan keuangan
Mandiri dalam pelaksanaan kegiatan nasional
6. Mempersiapkan 1. Membuat konsep diskusi Jadwal dan Akuntabilitas Kegiatan diskusi Nurani dan akal
kegiatan diskusi 2. Melakukan komunikasi, Konsep diskusi Kegiatan evaluasi dilaksanakan dilakukan untuk evaluasi sehat, diskusi yang
pembahasan google konsultasi, review dan dengan penuh Integritas terhadap komitmen yang dilakukan
form pemantauan kepada atasan Etika Publik dibuat di scoreboard, menghindari dari
langsung. Santun dalam berkomunikasi sehingga sesuai dengan praktik evaluasi yang
Nasionalisme visi BPKP untuk berlebihan.
Musyawarah dan menghormati menghasilkan auditor
keputusan bersama internal yang berklas
Komitmen Mutu dunia dan meningkatkan
Membangun kerjasama kolegial antar akuntabilitas dan
pegawai yang dilandasi kepercayaan pengelolaan keuangan
Anti Korupsi nasional
Dalam pelaksanaan kegiatan
dilakukan secara transparan, bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme
Pelayanan publik
52
Partisipatif
7. Evaluasi hasil 1. Membahas keseluruhan Laporan Hasil Akuntabilitas Evaluasi akhir yang Profesional, dalam
komitmen. hasil akhir kepada atasan Evaluasi dan Membahas hasil akhir kepada atasan dilakukan secara mengevaluasi hasil
langsung dokumentasi hasil langsung dengan jelas konsisten adalah komitmen
2. Perbaikan apabila terdapat kegiatan Etika Publik kegiatan terpadu dalam memperhatikan skill,
kekurangan Mempertanggung jawabkan tindakan rangka pengendalian knowledge dan
3. Menyimpulkan hasil akhir dan kinerja sehingga sesuai dengan attitude.
Nasionalisme misi BPKP yaitu
Berkerja sama dengan user agar Membina
user memahami cara penggunaan penyelenggaraan Sistem
google form dan dapat diselesaikan Pengendalian Intern
sesuai dengan pemahaman user Pemerintah yang efektif.
yang menggunakan ini nantinya.
Komitmen Mutu
Selalu melakukan perbaikan mutu
Anti Korupsi
Dibutuhkan Tanggung jawab dalam
evaluasi
Manajemen ASN
Memberikan informasi secara benar
53
LAMPIRAN 2
MEMBANGUN KOMUNIKASI DENGAN MENTOR
liv
LAMPIRAN 3
MEMBANGUN KOMUNIKASI DENGAN COACH
lv
lvi