Corduroy Rama
Corduroy Rama
Corduroy Rama
NPM : 16010054
Group : 3T2
Nandang S.,S.T.
BANDUNG
2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Dapat mengetahui dekomposisi kain anyaman berbulu pakan (corduroy) dengan
mengetahui tetal lusi, tetal pakan, tetal pakan bulu, mengekeret lusi dan pakan, nomor
benang lusi dan pakan, gramasi lusi dan pakan, selisih berat, cover factor serta
anyaman dari kain berbulu pakan (corduroy).
b. Tujuan
1. Dapat menentukan arah lusi dan pakan
2. Menghitung mengkeret lusi dan pakan
3. Menghitung nomer benang lusi dan pakan dalam Ne1, Nm, Td, dan Tex
4. Menghitung berat kain per m2
5. Menghitung selisih berat dari gramasi antara penimbangan dengan perhitungan
6. Menghitung cover factor
7. Menggambar anyaman kain berbulu pakan (corduroy)
Kain berbulu, yang dimaksud dengan kain berbulu (pile atau plush fabric) disini adalah kain
yang terdiri dari benang-benang yang menjulur keluar dari permukaan anyaman dasar dan
membentuk bulu atau jeratan (loop). Kain-kain ini termasuk kain khusus, yaitu kain yang
anyamannya tidak termasuk anyaman polos, keeper,satin dan turunan dari anyaman-
anyaman tersebut. Sebagian kain yang bulu-bulunya tidak dipotong tetap membentuk
jeratan (loop), seperti terlihat pada kain-kain handuk. Namun, sebagian kain lagi terdapat
kain yang dipotong bulunya, sehingga menghasilkan bentuk seperti bulu binatang. Ditinjau
dari macam benang yang membentuk bulu, secara garis besar kain berbulu dapat dibagi
atas dua macam yaitu kain berbulu lusi dan kain berbulu pakan.
Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang kain corduroy, kain ini berbulu yang
dibentuk oleh benang pakan, maka pada bahasan kali ini akan membahas kain berbulu
pakan. Kain ini terdiri dari satu seri benang lusi dan dua seri benang pakan yaitu pakan
dasar dan pakan bulu. Pakan dasar menganyam dengan lusi membentuk anyaman dasar,
sedang pakan bulu akan mengambang (kendor) atau menjulur dari permukaan membentuk
bulu (pile). Anyaman seperti ini dibuat pada mesin tenun biasa dan hasil tenunannya juga
seperti kain tenun biasa hanya permukaan kain penuh dengan benang-benang pakan yang
mengambang (float)yang kemudian dapat dipotong untuk membentuk bulu. Dari bawah kain
tersebut tampak seperti kain berefek rib, polos atau keeper sesuai dengan anyaman dasar
yang dipakai. Kain berbulu pakan biasanya diklasifikasikan sebagai kain velveteen polos
(rata) dan velveteen corded (berjalur) yang kebanyakan dibuat dari benang kapas. Apabila
bulunya sangat panjang disebut plush weft yang sering dibuat dari benang wol.
Velveteen polos (rata) adalah kain yang bulunya merata diseluruh permukaan kain. Agar
supaya menghasilkan bulu yang rapat maka tetal pakan per inch perlu diperbanyak. Ada
dua alasan mengapa dapat memperbanyak jumlah pakan sedemikian besarnya :
1) Tegangan lusi tingi dan benang-benangnya hamper-hampir lurus pada kain, yang
menyebabkan kebanyakan benang pakan melengkung. Keadaan ini menghasilkan
susunan dasar yang berbentuk sebagai anyman rib pakan, Karen jumlah pakan dasar
yang banyak dapat dibuat.
2) Sistem dimana anyaman bulu memberi kesempatan agar pakan-pakan bulu dapat
menumpuk satu sama lain, sehingga tiap baris pakan bulu hanya menduduki ruang yang
tidak lebih dari ruang untuk 1 pakan dasar.
Panjang bulu tergantung dari pada tetal lusi per inch dan jumlah lusi yang dilalui oleh efek
pakan. Penambahan panjang bulu dicapai dengan mengurangi jumlah lusi per inch, atau
dengan menambah jumlah lusi yang dilampaui oleh pakan bulu, dan sebaliknya panjang
bulu dapat dikurangi dengan menambah jumlah lusi per inch dan mengurangi jumlah lusi
yang dilalui pakan.
Kerapatan bulu tergantung kepada tebalnya pakan bulu, panjang bulu dan jumlah bulu tiap
ruangan. Makin tebal pakan cenderung bulunya kasar, tetapi makin padat. Makin panjang
bulu makin baik dalam menutup kain, dan memberikan kenampakan yang lebih baik dan
terasa lebih padat pegangannya dari pada yang berbulu pendek. Akan tetapi makin panjang
bulu makin sedikit jumlah bulu yang terbentuk, dan dengan jumlah pakan bulu per inch yang
sama, maka makin bertambah kerapatannya dengan makin panjang bulunya akan
diimbangi dengan pengurangan jumlah bulu (turf).
Penguatan bulu, ini adalah faktor yang sangat penting dalam kain berbulu ini. Karena itu,
terutama pada bulu-bulu yang panjang, jumlah pakan dipertinggi. Apabila dimaksudkan untuk
membuat kain yang jumlah pakannya sedikit dengan bulu-bulu yang panjang, maka bulu-bulu
perlu lebih dikokohkan dengan cara memperbanyak silangan-silangan lusi bulu dengan lusi.
a. Alat
1. Loop
2. Jarum
3. Mistar
4. Timbangan dengan skala gram dan milligram
5. Gunting
6. Pensil
b. Bahan
1. Kain uji
1. Tentukan arah lusi dan pakan dengan berpedoman pada hal-hal berikut:
- Jika pada sample kain terdapat pinggiran kain, maka lusi selalu sejajar dengan
pinggiran kain
- Garis sisir yang mungkin terdapat pada kain, selalu sejajar dengan arah lusi
- Bila salah satu arah benang dalam kain adalah benang gintir maka benang gintir ini
biasanya lusi
2. Pada kertas pola tentukan yang mana mewakili lusi dan yang mana mewakili pakan.
14. Untuk mengetahui anyaman adalah dengan memakai kaca pembesar dan dibantu
dengan jarum, buka dan amati lusi pertama dan lihat efek anyamannya pada pakan
pertama, kedua, ketiga, dst. Untuk efek lusi beri tanda pada kertas pola.
15. Setetrusnya diamati lusi kedua seperti pada point 4
16. Apabila cara 4 sukar maka yang dibuka adalah pakan pertama dan diamati efeknya
terhadap lusi I, II, III, dst. Untuk efek lusi beri tanda pada kertas pola.
17. Apabila efek anyaman sudah berulang maka berarti satu raport anyaman telah dicapai
dan dari kertas pola lita dapat menentukan bagaimana raport anyaman kain tersebut.
V. DATA PERCOBAAN
Berat kain ukuran 10 cm x 10 cm = 2,6815 gram
Berat lusi 10 helai = 0,0360 gram
Berat pakan dasar 10 helai = 0,0392 gram
Berat 100 helai pakan bulu = 0,0292 gram
Jumlah pakan bulu dalam 10 cm = 19 x panjang bulu = 19 x 0,7 cm = 13,3 cm
Panjang 100 helai bulu = 0,7 x 100 = 70 cm
Tetal
Tetal (helail/inch)
No.
Lusi Pakan Pakan Bulu
72 35 105
1.
72 35 105
2.
73 35 105
3.
Panjang Benang
Panjang (cm)
No. Lusi Pakan
1. 10,1
10,3
2. 10,1
10,2
3. 10,2
10,2
4. 10,1
10,2
5. 10,2
10,3
6. 10,2
10,2
7. 10,1
10,3
8. 10,3
10,2
9. 10,1
10,2
10. 10,1
10,2
∑ 101,5 102,3
ẋ 10,15 10,23
VI. Perhitungan
1. Mengkeret
2. Nomor Benang
1000 9000
Nm (m/g) Ne1 (0,59 Nm) Tex ( ) Td ( )
Nm Nm
Pakan 0,7 m
= 23,97
1000 9000
0,0292 g
0,59 x 23,97 = 14,14 = 41,71 = 375,46
Bulu 23,97 23,97
3. Gramasi
a. Penimbangan
5. Cover Factor
1
nw= Tetal Lusi (hl/”) dw= diameter lusi ( dw = )
28√𝑁𝑒1
1
nf= Tetal Pakan (hl/”) df= diameter pakan ( df = )
28√𝑁𝑒1
1
nb= Tetal Pakan bulu (hl/”) db= diameter pakan bulu ( df = )
28√𝑁𝑒1
1
− cw = nw × dw = 72,33 × = 0,633
28√16,63
1
− cf = nf × df = 35 × 28 = 0,318
√15,39
1 1
− cb = nb × db = 105 × = 40 𝑥 = 0,9973
28√14,14 105,28
Cover Faktor = ((cw + cf + cb ) − (cw × cf × cb )) × 100%
= ((0,633 + 0,318 + 0,9973 ) − (0,633 × 0,318 × 0,9973)) × 100%
= 39,09%
6. Pola Anyaman
PD
PB
PB
PD
PB
PB
PD
VII. DISKUSI
Pada praktikum dekomposisi anyaman kain berbulu pakan (corduroy) didapatkan nilai
mengkeret lusi sebesar 1,47%, mengkeret pakan sebesar 2,34%, dan nilai mengkeret
pakan bulu sebesar 24,81 %, nilai mengkeret bisa dikatakan kecil karena kain yang diuji itu
terrbilang cukup kasar sehingga menyebabkan mengkeretnya kecil. Dan selisih berat yang
didapatkan sebesar 0,0358% dan hasil ini bisa dibilang sesuai, karena menurut literature
yang ada angka hasil yang baik dalam literature adalah 0 – 5%. Cover faktor yang
didapatkan yaitu sebesar 39,09% dan hasil ini dapat dikatakan bahwa kain anyaman
berbulu pakan yang saya uji memiliki daya ketahanan angin yg sangat baik karena
anyaman kain berbulu pakan ini memiliki 3 lapisan yg terdiri dari pakan dasar pakan bulu
dan pakan bulu, karenanya kainnya pun juga tebal sehingga memiliki daya tahan angina
yang sangat besar. Adapun cover faktor yang baik menurut literature adalah untuk kain
jarang lebih kecil dari 15%, untuk kain sedang berkisar antara 15% - 30%, dan untuk kain
yang rapat yaitu lebih dari 30%.
VIII. KESIMPULAN
Pakan
23,97 14,14 41,71 375,46
Bulu
Jumaeri, BK. Teks. Dekomposisi Kain Tenun, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
Lampiran