Kontruksi Kain
Kontruksi Kain
Kontruksi Kain
Disusun oleh:
Muna Zahira 2106104010058
Nurkhunai Nabila 2106104010075
Salsabila Mulya Putri 2106104010097
Riska Amanda 2106104010035
Dosen Pebimbing:
Dr. Novita, S.Pd., MA.
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan ilmu yang bermanfaat sehingga pada kesempatan kali ini kami akhirnya
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Konstruksi kain : benang, tenunan,
rajutan, plastik, dengan Dosen kami Dr. Novita, S.Pd., MA..
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSTRUKSI KAIN
B. KONTRUKSI BENANG
a) Penomoran Benang
Untuk menyatakan kehalusan benang biasanya dibuat dengan
perbandingan antara panjang dengan beratnya. Semakin besar angkanya maka
diameter dari benang tersebut semakin kecil. Dan sebaliknya, semakin kecil
nomor benangnya maka diameter benang tersebut semakin besar. Hal ini juga
sangat berpengaruh pada kualitas kain dan membedakan konstruksi kain tersebut.
b) Tetal Benang
Tetal benang merupakan jumlah helai benang lungsi atau pakan untuk
suatu panjang tertentu dari kain, untuk benang lungsi kearah lebar dan benang
pakan kearah panjang.Tetal benang ini termasuk kerapatan dari benang lungsi
dan benang pakan. Jumlah helai benang dihitung setiap satu inch kain. Jumlah
helai benang tersebut juga termasuk unsur dalam perbedaan konstruksi kain.
2
C. KONTRUKSI TENUNAN
Kontruksi bahan tekstil yang dibuat dengan silang polos paling sedikit
terdiri dari dua benang lungsin dan dua benang pakan. Meskipun tenunan
polos sangat sederhana, namun dapat dikembangkan dalam berbagai variasi.
Pengembangan tenunan polos dapat dilakukan dengan memaksimalkan jenis
tenunan ini antara lain, belacu, bahan putih, poplin, berkolin zepir, lenan
kapas, laken, crape de chine, crape georgette, organdi dan batist.
Ada beberapa jenis turunan silang polos, antara lain alur lungsing (alur
lintang) dan alur pakan (alur bujur). Alur terjadi apabila benang pakan dan
benang lungsin pada tenunan yang tidak sama besar.
3
Alur Lungsin (alur lintang). Disebut alur lungsin atau alur lintang
karena benang lungsin lebih banyak terlihat diatas tenunan. Alur ini
terjadi apabila sehelai benang pakan besar atau beberapa helai benang
lungsin disatukan. Karena benang pakan lebih besar dari pada benang
lungsin maka terjadi alur yang melintang pada tenunan. Pada alur
lungsin, benang pakan sama sekali tidak terlihat.
Alur pakan (alur bujur). Disebut alur pakan atau alur bujur karena
alur benang lungsin lebih besar dari pada benang pakan, atau
beberapa benang lungsin disatukan. Karena benang lungsin lebih
besar maka terjadi alur membujur. Oleh sebab itu benang pakan yang
lebih banyak terlihat di atas, karenanya disebut alur pakan.
b. Silang Kepar
Pada bagian baik dari tenunan silang kepar terlihat alur yang arahnya
serong ke kiri atau ke kanan. Timbal balik silang kepar tidak sama, kecuali
pada kepar timbal balik. Pada bagian baik tenunan terlihat lebih berkilau
sedikit dari bagian buruk. Pada salah satu bagian lebih banyak terlihat benang
lungsin dari pada benang pakan, pada bagian yang lain sebaliknya. Apabila
pada bagian baik tenunan terlihat banyak lungsin, disebut kepar lungsin.
Apabila terlihat banyak benang pakan, disebut kepar pakan.
Variasi silang kepar antara lain, silang kepar timbal balik, kepar
diperkuat, kepar tulang banyak, kepar tulang ikan, kepar silang, dan kepar
biku. Silang kepar lebih kuat daripada silang polos, karena lebih banyak
benang yang dipergunakan untuk silang kepar juga lebih berat daripada
4
silang polos. Bahan tekstil yang dihasilkan ditenun silang kepar ialah: drill,
gabardine, bahan kasur, dan veterban.
c. Silang Satin
Membuat tenunan dengan silang satin paling sedikit memerlukan lima
gun, oleh karena itu disebut satin silang lima. Gambaran yang sekecil-
kecilnya dari silang satin ialah lima lungsin dan lima pakan. Satin itu disebut
satin lungsin apabila yang terlihat di atas bahan banyak benang lungsin.
Disebut satin pakan apabila yang terlihat di atas bahan banyak benang pakan.
Biasanya tenunan satin lima gun ditulis 4:1, artinya empat benang lungsin di
atas dan satu benang pakan di bawah. Kemungkinan yang lain 1: 4 artinya
satu benang lungsin di atas dan empat benang pakan di bawah.
Lompatan pada silang satin selalu lebih dari satu, tidak pernah jumlah
gun kurang satu, dan tidak boleh mempunyai pembagi yang sama. Untuk
satin lima gun lompatannya yang mungkin dua dan tiga, sebab kalau satu dan
empat akan terjadi silang kepar. Silang satu enam gun tidak mungkin dapat
dibuat, karena mempunyai pembagi yang sama dengan lompatan. Satin tujuh
gun yang mungkin dapat dibuat dengan lompatan dua, tiga, dan lima; bila
satu atau enam akan terjadi silang kepar, karena enam dapat dibagi dua dan
dapat pula dibagi tiga sehingga ada benang pakan dan lungsin yang tidak
terikat.
Keuntungan silang satin ialah untuk mendapatkan tenunan yang
berkilau, tenunan akan lebih kuat karena memerlukan lebih banyak
benang, mendapatkan tenunan berpori, benang yan kurang baik dapat
disembunyikan. Untuk membuat silang satin dapat digunakan benang
yang kurang baik, karena benang yang kurang baik ini dapat
disembunyikan dari permukaan tenunan itu.
5
Keburukannya ialah tenuna silang satin mempunyai benang bebas
yang panjang, oleh karenanya benang bebas ini lebih mudah
tersangkut dan putus. Bahan tekstil bahan yang ditenun silang satin
ialah: satiner, bahan kasur, damas, handuk berkotak, dan pellen.
Variasi silang satin ialah satin yang diperkuat dan satin dril.
Selain silang dasar ada tenunan silang istimewa, ada tenunan lain yang
dibuat dengan mesin khusus yaitu dengan mesin jacquard dan mesin dobby.
d. Tenunan Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis bernama Joseph Marie
Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini dibuat untuk mengatasi adanya corak
bahan tekstil yang terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang
bersilangan. Mesin ini sudah tidak lagi menggunakan gun, melainkan karton
yang diberi lubang. Karton itu dilubangi menurut motif yang akan dibuat.
Corak silang tenun istimewa bermacam-macam, tetapi sebagai dasarnya
adalah silang polos. Corak bunga bunga, daun, binatang atau tumbuh
tumbuhan dibuat dengan silang satin, sehingga motif-motif itu sangat
menarik dan kelihatan berkilau. Bahan ini ditenun dalam satu warna atau
lebih. Contoh bahan yang ditenun dengan mesin jacquard adalah bahan
damas yang dipakai taplak meja, serbet makan, bahan kasur, tirai pintu,
permadani, dan brocade.
D. KONTRUKSI RAJUTAN
Konstruksi rajutan pakaian ialah apabila kain itu tersusun benang-benang yang
membentuk jeratan-jeratan sedemikian rupa hingga sehelai benang membentuk
satu jeratan, dan benang-benang tersebut memanjang kearah lebar kain. Alur-alur
tersebut terbentuk oleh rangkaian jeratan yang disebut deret jeratan (course ).
Konstruksi rajutan pakan terdiri dari tiga macam yaitu;
6
a. Rajutan Pakan
1. Rajutan polos
Kain rajut polos dikenal dengan nama dengan rajut jersey, balbrigan.
Bentuk jeratan kain rajut ini terlihat jeratan kanan pada kain rajut polos
pada permukaan kain rajut polos bagian belakang, kain rajut polos
banyak diproduksi untuk pakaian dalam seperti singlet dan T-shirt,
umumnya menggunakan benang kapas garu atau sisir, dibuat pada mesin
yang kehalusannya 18 sampai 22 per inci dengan benang Ne I 40 kain
rajut seperti ini dapat dicelup dan dikelantang.
2. Rajutan purl
Kain rajut polos yang tampak sama pada kedua permukaan kain karena
pada tiap barisnya adalah jeratan kiri, kain yang dibuat dari jeratan purl
lebih mudah tertarik kearah panjang kain dari kearah lebarnya, karena itu
kurang cocok untuk dipakai sebagai bahan pakaian sweater, kaos dalam
dan sebagainya, yang memerlukan mulur yang mudah kearah lebar kain,
tetapi jika dari benang sintetik, akrilik sangat baik dipakai untuk baju
luar.
3. Rajutan rib
Kain rajut rib atau kain rajut pakaian rangkap, dibentuk oleh dua bagian
jarum dari bak jarum (two needle bed) pada saat yang bersamaan,
sehingga pada permukaan kain yang dihasilkan diperoleh dua jenis
jeratan atau lebih. Rib l X l, disebut demikian karena pada permukaan
kain terdapat satu baris jeratan kanan dan satu baris jeratan kiri berselang-
seling. Sifat kain rajut rib adalah sangat baik elastisitasnya kearah lebar
kain, cocok untuk kaos dalam seperti singlet, pakaian hangat, dan bagian-
bagian pakaian yang harus merapat pada tubuh seperti bagian
pergelangan, leher dan sebagainya. Kain rajut ini dibuat pada mesin rajut
bundar yang cutnya 14 X 14 per inci, dengan bahan benang kapas sisir
Ne Ii 32.
7
E. KONTRUKSI PLASTIK
Semua berawal dari menanam pohon kapas hingga akhirnya bunga kapas
dipanen dan dibersihkan. Kemudian, kapas tersebut dipintal hingga menjadi
beanng. Untuk menghasilkan warna, maka benang-benang tersebut harus
memulai proses pencelupan dan dikeringkan. Selanjutnya, masuk ke proses
penenunan hingga akhirnya menajdi kain.
Dari proses pembuatan plastic, kita analisis bahwa itu ramah lingkungan.
Dilihat dari mesin yang digunakan, yaitu bertenanga batubara, maka ada
disekitar 1,6 kg CO2 (karbon dioksida) yang dilepaskan ke atmosfer. Hal
tersebut menyebabkan polusi udara. Dan jumlah CO2 yang dilepaskan ke
atmosfer tersebut hamper setara dengan yang dihasilkan oleh sebuah mobil setiap
6 km perjalanan.
Jika dilihat dari jumlah karbon yang dihasilkan selama proses pembuatan,
maka untuk menghasilkan selembar tas kertas akan menyumbang sekitar 5,5 kg
CO2 di atmosfer. Sedangkan pada kain, untuk menghasilkan 1 lembar kain
katun, akan menghasilkan sekitar 272 kg CO2 di atmosfer. Tas kain merupakan
penyumbang terbesar gas CO2 di atmosfer dibandingkan dengan bahan tas
lainnya, yaitu plastic dan kertas.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara analogi sederhananya Konstruksi Kain adalah seperti adonan roti, bakso
atau empek-empek. Ketika kita membuat bakso kita bisa mengatur perbandingan
jumlah tepung dan daging nya mau dibuat berapa banding berapa dan mau
ditambah tapioka berapa banyak. Demikian juga hasil akhirnya mau dibikin
pedes, kecut, atau asin. Atau analogi yang lain adalah ibarat kita membangun
rumah campuran semen, pasir, kapur, serta batu splitnya mau berapa banding
berapa sesuai keinginan kualitas bangunan yang kita inginkan. Ujung-ujungnya
adalah untuk mengejar target HPP yg diinginkan ,tetapi rasanya masih bisa
diterima pasar.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bahankain.com/2020/06/18/apa-itu-konstruksi-kain
https://www.mikirbae.com/2016/08/konstruksi-tenunan.html
https://kursusjahityogya.blogspot.com/2015/03/kns.html
10